Sudah 30 April ya? Artinya sudah dihari terakhir bulan April dong...
Baru nyadar ternyata aku di Blogger sejak bulan April 2010, sudah masuk 2 tahun. Alhamdulillah, walau aktivitas BW baru kukenal sejak 2011 lalu lewat Thia-Bundanya Vania, artinya setelah setahun ngeBlog ^^
Banyak sahabat di maya yang sudah memberiku warna, semuanya membuat hariku makin berseri seindah pelangi, semoga dimasa mendatang jalinan persahabatan ini bisa tetap terpelihara dengan baik, harapanku selalu semoga kita bisa saling memberi energi positif lewat tulisan.
Dan akupun ingin berbagi bahagia, dengan mengadakan sebuah kuis ringan, hadiahnya 2 buah buku, Diary Bunda: Ketika Buah Hati Sakit.
Pertanyaannya mudah saja kok, simak baik-baik ya...
1. Siapa nama lengkap anak sulungku dan kapan hari lahirnya?
2. Siapa nama lengkap anak keduaku, kapan juga hari lahirnya?
Jawaban ditunggu selama 24 jam kedepan, artinya sampai besok, Selasa (1/5) jam 14.45 WIB.
Bila jawaban masuk lebih dari 2 yang benar, maka pemenangnya akan diundi dengan kebijakan mutlak ditangan penyelengara, tak diperkenankan protes, baik langsung ataupun lewat surat kaleng, hehe...
Ditunggu ya...
Jawaban sengaja tak dimoderasi, secara hasil diundi juga :)
Kuis ini terselenggara untuk mengungkapkan rasa syukur, bukankah orang yang pandai bersyukur nikmatnya makin bertambah tak terukur ^^
Awalnya Hamas sempat tak mau ikut lomba Kartini-an
Baju adat Palembang rumbainya bikin gatel dan bajunya bikin gerah, alasannya
Tapi setelah Nyai turun tangan membujuk, Hamas akhirnya mau juga
Memilih busana daerah Jawa Tengah (?) yang paling ringkas
Hamaspun PeDe ke sekolah, saat itu masih TK A=TK Nol Kecil
Ini tampangnya sebelum berangkat, kecut tapi tetap macho
Akhir April 2010
Ternyata berhasil menjadi juara ke III
Tak disangka-sangka, meski blangkon Hamas kekecilan
Pulangnya wajah Hamas berbinar ceria membawa hadiah dan piagam
Tapi bajunya sudah dilepas, jadi tak ada fotonya saat sumbringah berbusana daerah
Hamas memang anak sholeh yang sungguh membanggakan
Do'akan ya Hamas mau jadi hafidz dan profesor yang hobby main bola
Moment ber-Kartini-an bukan soal mencontoh penampilan fisik
Karena kalau demikian Hamas tak akan bisa ikutan
Disana ada sebentuk keteladanan pada semangat dan juang seorang R.A Kartini
Hal ini bisa diikuti siapa saja, juga Hamas cilik yang seorang laki-laki sejati
Hamas memang bukan Kartono apalagi Kartini
Tapi tingkahnya selalu sesuai dengan namanya, Hamasah artinya SEMANGAT
Edisi bermain pasir di Bukit Berahu. Sebuah pantai nan elok di Belitong.
Waktu yang diperlukan ke sana dari tempat kami menginap sekitar 20 menit, dekat ya... Khasnya pantai ini harus melewati tebing yang curam sejumlah 93 anak tangga... Kapan-kapan kulanjutkan ceritanya ya, mau siap-siap ke Bandara dulu :)
Hari ketiga di Belitong. Perjalananpun dilanjutkan ke Kabupaten Belitong Timur. Sebuah kabupaten pemekaran dengan Manggar sebagai Ibukotanya. Manggar? Pernah dengar kan ya... Itu lho tempat Ikal ditugasi Ibu Mus membeli kapur di film Laskar Pelangi. Di Pulau Belitong hanya ada 2 kabupaten, BBelitong dan Belitong Timur. Adapun Belitong ibukotanya Tanjung Pandan. Dari Tanjung Pandan-Manggar dapat ditempuh 1,5 jam dengan kecepatan sedang.
Apa yang bisa kuceritakan tentang Manggar? Sebab kemarin aku tak banyak bisa berpetualang disana. Manggar yang dulu kota kecamatan sekarang sudah jadi kota Kabupaten. Kompleks perkantoran dan bangunanan perumahan baru dimana-mana. Sementara perumahan exs. Perusahaan Timah juga menyebar dibanyak penjuru, memburuk tak terpakai. Kasian ya... Aku sempat lewat dan ditunjuki pasar ikan lokasi syuting Laskar Pelangi, SMA Nasional yang dulu disulap jadi SMA Negeri Manggar tempat sekolahnya Ikal dkk.
Saat melintasi 2 taman kota di Manggar yang ada patung kudanya, aku jelas heran dong... Membuatku bertanya pada Pak Kusir Sopir, apa di Manggar ada kuda? Jawabnya ternyata tak ada. Di Manggar adanya Pelanduk atau sejenis Rusa. Nach lho, mana ada Rusa mirip Kuda, hehe... Waktu teramat sempit untuk melanjutkan tugas menuju Gantung, 30 menit waktu tempuh dari Manggar. Gatung atau Gantong, tempat SD Muhammadiyahnya Laskar Pelangi.
Awalnya aku membayangkan, serunya perjalanan Manggar-Gantong serasa meyusuri jejak Laskar Pelangi. Tapi semua tak bisa berjalan sesuai yang kita impikan, tugas tetap tugas, itu yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Semua harus dinikmati walau dengan aroma rasa yang berbeda *edisi menghibur diri...
Masih ceritaku dari Belitong. Setelah sepanjang pagi kami mengadakan wawancara, sekedar penyuluhan dan pengampilan sample di Puskesamas dan SMA, tibalah waktunya kami menunaikan hak fisik untuk bersantap. Untuk itu kami menyerahkan pada petugas dari DINKES setempat. Ikut saja, dijamin euunaak, kata hatiku ngidem.
Dan benar saja. Siang kemarin (24/4) kami dibawa ke Berage *bacanya pakai E taling ya jangan e pepet... Tahu artinya? Aku juga baru tahu kok...
Berage artinya menghidangkan, kalau bahasa Palembangnya 'besaji'
Tempatnya unik, paling tidak menurutku lho ya...
Coba lihat dech...
Gambar apanya coba? Ini plafonnya lho, berbatik ria, senada dengan tempat tissue dan lain-lainnya. Masakannya? Ooohhh, rasanya memang memuaskan, khasnya merasuk sukma *jiiiaaaahhh...
Kenalkan, ini tokoh utamanya, sebut saja GANGAN.
Gangan Khas Belitong^^
Satu porsi seperti ini Rp. 115.000,-
Gangan dan kawan-kawannya di Berage.
Ada cumi goreng juga^^
Ikan Bulat Bakar, harga satuannya Rp. 35.000,-
Gangan itu ternyata mirip-mirip pindang tapi beda, serupa LEMPA KUNING kalau di Bangka. GANGAN bisa dibuat dari ikan apa saja, tapi khasnya pakai kepala ikan krakap. Lezatnya sangat, harganya lumayan juga, satu porsinya bisa dimakan berempat atau berlima. Berbeda dengan harga makanan yang lainnya, jauh dibawah.
Kawan makan GANGAN bisa macam-macam tergantung selera. Ada yang namanya sambal sereh. Mantap. Pokoknya siang kemarin memang waktu makan yang langka buat kami, ingat cerita seorang sahabat kalau di Belitong makan ikan lauk nasi, berbeda dari biasanya makan nasi lauk ikan, hohoo... Jadi kalau suatu saat bertandang ke Belitong, mampirlah ke Berage dan cicipi masakan khasnya, GANGAN dari kepala ikan krakap, yaaammm....
Sampailah aku di pulau ini. Pulau cantik yang makin tersohor sejak syuting film 'Laskar Pelangi'. Aku ya baru pertama kali kemari. Dan perjalanan dinas ini mengantarkanku dan 2 orang rekanku kemari, dari Senin sampai hari Jum'at pagi. Perjalanan dinas pedana di kantor baruku. Senang dong...
Kami sampai di Bandara Tanjung Pandan jam 12.35 WIB setelah menempuh perjalanan dengan Sky Air selama lebih kurang 1 jam 10 menit. Adapun Sky Air, sebuah pesawat yang kecil hanya bermuatan sekitar 60 orang, jadwal penerbangannya hanya ada 2 kali dalam 1 pekan. Mungkin karena pesawatnya kecil, jadi kemarin aku agak kaget juga saat merasakan guncangan yang lumayan keras, maklum baru pertama kalinya naik pesawat serupa ini.
Dan saat sampai di bandara kami langsung dijemput menuju ke Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, seperti yang tertulis dalam surat tugas kami. Tapi sepanjang jalan, papan nama yang kubaca tertulis Belitong lho, hmmm... jadi ingat yang dikisahkan dalam Laskar Pelangi, Andrea Hirata menyebut tempat ini dengan nama Belitong, bukan Belitung.
Apapun namanya, namun yang kutangkap secara fisik kota ini sangatlah damai, tentram tapi panas. Kalau saja kemarin diukur suhunya mungkin mencapai 39 lebih. Kalau hujan suhu bisa terasa dingin yang menggigit. Sebuah kondisi suhu yang tergolong ekstrim. Tentang kondisi lalu lintas, kota kecil ini sangat anti macet, ya iya lah... tapi apa penyebabnya? Salah satunya di kota ini tak ada angkot. Hanya ada ojek, itupun jarang, tak tampak juga pangkalan ojek resmi. Katanya dulu angkot pernah ada, tapi hanya bertahan sebentar, sepi. Ndak laku, karena penduduk Belitong rata-rata punya kendaraan pribadi.
Singkat cerita selesailah prosesi lapor-melapor kami di pada Senin siang (23/4), sedangkan ke lokasi akan dilanjutkan hari ini, Selasa (24/4). Kamipun berburu mencari hotel, syukurnya dapat yang murah persis di bibir Pantai Tanjung Pendam, masih di kisaran pusat kota. Mau cari makan atau jajanan semuanya dekat. Pas dech pokoknya. Ba'da ashar kamipun diajak jalan ke sebuah pantai yang dulu pernah dipakai syuting Laskar Pelangi itu lho...
Arah keluar kota, sekitar 30 menit waktu yang kami butuhkan untuk mencapainya. Terletak di desa Tanjung Tinggi, inilah juga yang membuat pantai ini dikenal juga dengan nama Pantai Tanjung Tinggi. Sebenarnya sepanjang jalan banyak juga pantai lainnya, ada yang namanya Tanjung Kelayang, Bukit Berahu. Tapi mungkin, lagi-lagi karena promosi berbau 'Laskar Pelangi' kami langsung saja dibawa ke Tanjung Tinggi.
Kamipun disambut oleh sebuah panorama senja yang sulit kulukiskan dengan kata-kata. Apalagi dengan foto-foto yang aku ambil hanya dengan kamera hp ini, sangat tak mewakili. Aku tahu. Tapi ya itu, aku hanya ingin bercerita. Aku bahagia. Serasa bermimpi aku bisa sampai ke tempat ini. Segala puji hanya bagi-Mu... Semoga suatu saat bisa liburan keluarga ke pantai semenawan ini. Teringatku kata Bang Andrea di Endensor "Tuhan akan memeluk mimpimu", maka jangan pernah berhenti bermimpi...
Dulu, saat masih kecil, tanggal 21 April aku sering diingatkan akan istimewanya sosokmu, lewat berbagai lomba busana kebaya, sanggul juga konde. Seiring bertambahnya umurku, aku mulai membaca tentang sosok agungmu. Ternyata betapa parsialnya orang melukiskan luhur pribadimu.
Kini, hari ini pada 21 April 2012 setidaknya ada 3 hal yang membuatku ingin menuliskan tentang dirimu. Sosok yang merindu cahaya ditengah gulita. Sungguh cahaya tak pernah salah memilih tempatnya untuk bersinar. Ulasan akan hal ini tersaji apik disini. Adapun 3 tentangmu dimataku adalah:
Sosok yang Gemar Menulis.
Semua orang yang suka menulis pasti senang membaca bukan? Inilah yang nyata membuatmu berbeda dengan kebanyakan perempuan dimasa itu. Hingga tak mengherankan dirimu hidup abadi melebihi usia hidupmu. Untuk ini semoga makin banyak perempuan yang mewarisi tradisi menulis sepertimu. Dan aku ingin menjadi salah satunya. Mari perempuan Indonesia, menulislah lewat media apa saja, tentang apa saja yang bisa menebar semangat baik seperti R. A. Kartini dimasanya. Aku juga pujikan pada semua pihak yang mengadakan lomba menulis di hari Kartini, sebuah cara mengenang sosokmu tak hanya sebatas tampilan fisik saja.
Sosok penuh Karya yang patuh pada Orangtua.
Sebuah beasiswa ke Belanda dikau lewatkan karena bakti pada orangtua. Tapi justru di sini juga sosok perkasamu berhasil membuktikan bahwa 'gerak' tak bisa terhenti. Bahkan menikahpun tak lantas membuat 'diam' sosokmu. Berbagai kerja berhasil terwujud atas dukungan suami dan keluarga. Salah satunya dengan mendirikan sekolah gratis buat para perempuan di lingkunganmu. Sebuah kerja penuh manfaat sudah dilakukan oleh R. A. Kartini, bagaimana dengan kita?
Sosok Mulia Seorang Ibu, Berjuang Melahirkan Generasi.
Seperti yang tergores dalam sejarah lebih dari 100 tahun lalu bahwa seorang R. A. Kartini meninggal karena komplikasi saat melahirkan anak pertamanya dalam usia 25 tahun, salah satu sebabnya adalah preeklamsia. Semua memang takdir-Nya, tapi yang tak bisa dipungkiri dirimu sudah menunaikan tugas sebagai seorang Ibu, berjuang melahirkan generasi. Dan saat inipun, di Indonesia tahun 2012 angka kematian Ibu (AKI) masih tinggi, bahkan preeklamsia dan eklamsia menduduki peringkat kedua penyebab kematian ibu melahirkan di Indonesia.
Bukan R. A. Kartini ^^
Artinya AKI masih menjadi PR bagi bangsa ini, termasuk aku sebagai petugas kesehatan. Semoga dimasa mendatang AKI mencapai titik terendahnya. Tentu butuh dukungan banyak pihak.
Dan hari ini, yang juga ingin kutegaskan bahwa R. A. Kartini dimataku adalah sosok perempuan bermartabat yang mampu mengobarkan semangat untuk terus berbuat, menebar manfaat.
Kemarin adalah kontrol ke 3 atas 'gangguan' jantung yang dialami Papaku. Artinya sudah masuk bulan ke 4 sejak keluhan yang beliau rasakan. Alhamdulillah semuanya sudah membaik. Beliau memang termasuk seseorang yang sangat patuh minum obat dan mengikuti semua saran dari dokternya. Untuk yang satu ini, aku memang salut sejak dulu.
Yang juga membuatku lega, Papaku merasa 'KLIK' dengan Prof. dr. yang menanganinya. Ramah, bersahabat dan ahli dibidangnya, begitu beliau menilai sosok guru besar jantung yang ada di RSMH. Maka kalau obatnya habis, Papaku akan segera datang ke Palembang, tak peduli harus sabar menunggu lama, antriannya panjang, padahal Papaku selalu 'terdaftar' sebagai pasien pertama, karena ada sahabat kami diruang Graha Jantung tersebut. Tapi ya sang Prof memang tetap mendahulukan yang 'darurat', makanya kamipun rela mengalah.
Sebenarnya aku mau cerita banyak, tentang RSMH yang sudah banyak berubah. Tentang aku yang tak bisa mendampingi Papaku untuk kontrol kemarin, bla dan bla... Tapi maaf cuma segini yang bisa kusajikan. Intinya Papaku sudah sangat membaik, walau kadang aku masih suka sedih mendengar pertanyaan beliau, "Sampai kapan Papa harus minum obat?" Acchhhh.....
Jadi inget Pu, Nia dkk yang sekantor dan sama-sama suka ngeblog, seruuu... Sayangnya si Ayuk belakangan lagi sibuk jadi belum sempat buka blog untuk sementara ini.
2. Kawan se Kampung, ada 2 orang.
Sebut saja namanya Najhan, sebenarnya sudah lumayan lama punya blog http://aikenyana.blogspot.com, tapi baru bisa aktif lagi sekarang, semoga dech...
Hamas adalah putra keduaku, tak akan kehabisan kata bila aku ingin
bercerita tentangnya. Hamas yang pemberani, imajinasinya membumbung tinggi,
rajin menghafal ayat-ayat Al Qur’an dan juga hadist-hadist pilihan, romantis saat ungkapkan cinta, lebay saat sedang bernarsis-ria, sosok yang sayang pada saudara, unik, lucu dan
kerap sok
dewasa. Pokoknya sangat mengemaskan. Gayanya smart, bakat
kepemimpinannya sudah tampak, tapi kadang saat emosinya meluap, amat menyebalkan, sekaligus mengingatkanku pada diri sendiri bila
sedang ‘bertanduk’ atau panik, ada saja yang menurun dari Ummimu ini ya Nak…
Sering kali dalam canda atau kesal, lontaran tanya mewarnai. Hamasku, dikau memang sangat kritis. Sejak kecil selalu saja
banyak yang ingin ditanyakannya, bahkan sejak masih belum lancar bicara. Kalau
dicatat semua, niscaya sudahberlembar
kertas yang terisi. Sayang tak semuanya berhasil kurekam. Kini usianya hampir 7
tahun, kelas 1 SD. Bulan Juni 2011 lalu dirinyapun telah dikhitan. Ach Nak,
semakin besar dirimu, makin kusadari perlunya menjawab semua ingin tahumu
dengan ilmu.
Artinya juga saat
7 tahun pertama dalam hidupnya hampir berlalu, aku bermaksud menanamkan disiplin padamu, sebagaimana
yang sudah lebih dahulu diberlakukan pada Yunda, sulungku. Dan tampak sekali
kalau Hamas sangat berbeda. Berawal saat Hamas mulai rajin protes mengapa jam nonton TV makin dikurangi, hanya hari libur dan
itupun hanya boleh maksimal dua jam. Dulu juga maksimal 2 jam, tapi boleh tiap
hari, saat belum SD, dimana waktu di rumahmu masih banyak sekali.
Dikesempatan lain, saat aturan sholat 5 waktu mulai sering aku
kumandangkan, sebelumnya hanya ngajak sembari lewat. Atau saat pisah kamar
kuterapkan. Saat bangun lebih pagi, bahkan saat mengaji disore hari dirutinkan.
Hamas nyaring mencoba protes.
“Ummi kenapa kok semuanya diatur?” Ada kalanya dengan nada penuh kedamaian, biasanya saat baca cerita sebelum
tidur. Atau suatu kali dengan
nada heran, “Mengapa banyak sekali
peraturan yang Ummi buat?” Yang lebih keras membahana
adalah saat kau berteriak, “Ummi banyak aturan!”
Ya Nak, tak mengapa berteriak, dirumah kita semua berhak marah,
semua boleh kesal.
Yang tak boleh adalah menyakiti dan merusak.
Menanggapi tanyanya dalam banyak kemasan, akupun menjawabnya dengan
tampilan yang berbeda-beda pula. Pernah lewat perumpamaan tata surya, dimana
perputaran matahari, bulan, bumi dan planet lain sudah diatur oleh Sang
Pemilik. Saat lain tentang peraturan lalu lintas. Bagaimana bila rambu-rambu
tak ditaati. Mudah difahami, karena imajinasimu ikut bermain. Pernah juga saat kita sedang berekreasi, dan melihat ada orang
yang buang sampah sembarangan. Bahasanku tentang pentingnya punya kebiasaan baik, dan mentaati peraturan harus dibiasakan sejak kecil.
Lain waktu kitapun
berdialog tentang tertib dan adab dalam sholat. Dimulai dengan wudhu, sholat dari Allahu Akbar sampai salam. Saat salam akhir dengan menoleh ke kanan lalu ke kiri. Tanyaku jenaka, “bolehkah saat
salam kita menolehnya ke kiri dulu?”
Langsung saja kau sambar dengan mantap, “Ya Ummi, gimana sich, kan udah ada
peraturannya. Jangan semaunya dong” Begitulah, kini kaupun spontan
menyadari bahwa memang semuanya akan ‘indah’
justru bila diatur. Peraturan dunia dan akhirat akan membuat hidup kita bahagia berseri ya Nak…
**Maaf ya masih seputar Hamas :P
Mentang-mentang hari ini Hamas numpang tenar di BlogCamp, hehe...
Hamas lagi, Hamas lagi. Mana kali ini full pujian pula, maklum aku kan Emaknya, ya pasti muji anaknya dong, dilarangprotes.com Sebenarnya ini tulisan lama untuk acara 1001 pertanyaan ananda, judul aslinya "Mengapa banyak Peraturan?"
Hari ini Pemenang Giveaway The Fairy and Mediumumkan, walau tak menang dan tak dapat hadiah pulsa tapi aku ikut senang kok, apalagi Maya tetap berbaik hati mempersembahkan award yang ciamik. Maya banget dech pokoknya
Segera memacang award, sebuah cara ungkapkan riang
Sekaligus sebuah cara menambah postingan dengan curang
*istilah siapakah ini, pernah baca diblognya siapa gitu, lupa ;P
Sabtu dan Ahad adalah hari liburnya anak-anakku, termasuk aku. Kalau tidak keluar rumah, melakukan ragam aktivitas bersama adalah acara favorite kami. Belakangan Hamaspun mengalokasikan jatah nonton TV hari liburnya untuk nonton pertandingan sepakbola. Ya tampak dia sudah bisa menikmati. Entah menurun siapa, Abinya bahkan tak pernah hobby nonton bola.
Sore kemarin Hamas menyaksikan PERSISAM vs PERSIRAM, riuh teriakannya saat GOL pertama dari PERSISAM. Coba kuusik dengan tanya,
Ummi : "Hebat ya Eka . R yang mengolkan?"
Hamas belum bergeming. Aku mulai lagi,
Ummi : "Aach bukan, ternyata yang hebat pelatihnya"
Hamas mulai menoleh.
Hamas : "Semuanya hebat Mi, yang buat gol tak bisa main sendiri. Pelatih juga, tak bisa hebat kalau tak ada yang lain"
Aku mesem.
Ummi : "Ohhh gitu ya!!!"
Belagak baru tahu.
Saat yang sama tampak dilayar TV para pemain cadangan.
Ummi : "Wach ini yang jadi cadangan nggak main, berarti ndak hebat dong"
Hamas : "Bukan karena tak hebat mereka jadi cadangan, tapi belum waktunya mereka main. Semua mereka hebat kok Mi, makanya sudah dipilih masuk tim"
Ummi : "Ooo..."
Obrolan terhenti, aku ya kagum juga mendengar penuturan Hamas. Berarti sejauh ini begitu ya pemahamannya, syukur dechhh...
Kami sekeluarga menghadiri resepsi pernikahan seorang sahabat kala itu. Pulangnya sudah masuk waktu dzuhur, secara kebetulan ada masjid disekitar lokasi, maka sholatlah kami di masjid tersebut. Tempat wudhunya bagus, mukenanya bersih, sajadah dan semua yang ada di dalamnya sangat terawat baik. Bikin betah. Saat keluar, barulah aku baca nama masjidnya, Al Anshor. Langsung mengingatkanku pada satu generasi sahabat yang kisah kebaikannya terukir abadi dalam Al Qur'an. Ingat siapa mereka? Ya betul, merekalah kaum anshor.
Kaum Anshor adalah muslimin yang sejak awal tinggal dikota Madinah. Kaum Anshor artinya kaum yang penolong, karena mereka menerima dan memberi tempat tinggal serta menolong keperluan kaum Muhajirin saat mereka hijrah ke Madinah.
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (At Taubah : 100)
Rasulullah SAW sering memuji keutamaan golongan Anshor. Mereka adalah kaum yang suka menolong saudaranya meski mereka dalam kondisi kekurangan sekalipun. Pada awalnya kabilah kabilah yang ada di Madinah suka bersiteru satu dengan lainnya. Mereka terlibat bentrok berkepanjangan. Suku yang terkenal di Madinah waktu itu adalah suku Aus dan Khadraj. Tapi ketika Islam datang dan dakwah Rasulullah mulai diterima, perlahan namun pasti mereka bisa disatukan. Selanjutnya merekapun hidup rukun dan damai. Bahkan persaudaraan diantara mereka lebih kuat dari hubungan saudara kandung.
Bagaimana dengan kita, apakah kita bisa meneladani kaum Anshor?
Kemarin Hamas dapat tugas Bahasa Indonesia menuliskan slogan dengan tema BELAJAR. Membuatnya diatas selembar kertas, boleh dikreasi dan silakan diberi warna. Aku jadi penonton saja, tak hendak mengomentari, biarlah Hamas berekspresi.
Hamaspun membuat 2 lembar.
Lembar pertama, tulisannya :
"Belajar itu menyenangkan.
Tidak belajar itu tidak menyenangkan"
Hatiku bersorak, bisa juga nich si Akang, walau menurutku tulisannya kekecilan jadi sedikit sulit dibaca. Gak papa dech, yang penting Hamas PeDe
Nach dilembaran satunya lagi, Hamas menulis :
"Belajar YES.
Tak belajar NO"
Aku mulai geli, nich anak lucu juga ya, membuat dengan sepenuh hati dan dengan keyakinan yang sempurna, tampa noleh kiri kanan. Dan pada kertas kedua tulisannya lebih jelas, warna juga lebih menyala.
Sorenya, dengan riang Hamas bercerita padaku. Bunda gurunya memuji slogan belajar yang dibuat Hamas dan kawan-kawan sekelasnya. Yang bikin aku spontan tertawa saat Hamas bilang,
"Yang paling bagus punya Nindy *nama disamarkan, takut tenar ;P Warnanya keren, tulisannyapun sangat rapi. Tapi kata Bunda sayangnya kok beda sama tema, sebab yang diminta tentang BELAJAR, sedangkan Nindy nulisnya tentang SHOLAT"
Tak mampu kusembunyikan gelakku, ada-ada saja, namanya juga anak-anak
Yang aku rekam, ternyata Hamas mengingat kejadian ini dengan caranya, tak ada nada ngenyek atau apalah. Dunia mereka memang selalu indah ya...
Entah kapan pertama kali aku makan pecel lele, tapi yang kuingat sejak zaman hamil Yunda tahun 2003 lalu, aku sepertinya termasuk yang keranjingan makan pecel lele. Dari mulai yang kelas resto sampai yang warung tenda. Malah lebih seringnya yang diwarteng kaleee... Bahkan menu favorite di rumahpun ya sering juga pecel lele ala kadarnya, hehe...
Maka tak heran saat Lele LELA hadir di Palembang, kami sekeluarga termasuk yang bersegera kesana. Icip-icip lah, membandingkan dengan yang kubuat sendiri. Ternyata memang 'sesuatu' ya, sebab ada beberapa menu olahan lele yang bisa jadi pilihan. Dasarnya mungkin selera Emak ya bakal menurun juga ke anaknya, tebukti Yunda dan Hamas hobby banget makan dengan lele.
Lele LELA di daerah Kampus, katanya cabang ke 36.
Silakan pilih menu ^^
Lele Original,
Seleraku, dan Yunda.
Alternatif menu pilihan Abi,
Ayam Bali ^^
Lele Cabe Ijo
Salah satu menunya Abi ^^
Sesi makan bersama di Lele LELA. Ini foto ekslusifnya, Hamas dan Yai tampak serius pilih menu...
Nach sekarang Lele LELA Palembang nambah satu cabang lagi, di daerah PTC Jl. Basuki Rahmat, khabarnya cabang ke 62. Aku salut pada cara promosinya, sampai pasang iklan dimana-mana, membuat paket gratis makan untuk yang ulang tahun dan bernama Lela, ada lomba foto unik "Espresi Makan Lele". Bahkan foto-foto saat Lele Lela masuk istana di undang Pak SBY juga mereka pamerkan.
Slogannya untuk membuat "Lele makin mendunia bersama Lele LELA" memang mereka sertai dengan usaha nyata. Sucses lah pokoknya, semoga aja tulisanku ini juga dibaca mereka dan dianggap ikut berpromosi, jadi dapat voucher makan gratis dech,ngerep.com
Aku sebenarnya sudah lama juga mau posting tentang Lele LELA ini, sejak Januari lalu, terhitung sejak pertama kali membaca postingan Della di Diary Bububil Lele Lela Petamburan. Lama buanget ya baru kesampaian. Maklumlah segala sesuatu yang diolah dalam blog ini sangat tergantung pada suasana hatiku ^^
Secara keseluruhan, keluarga merupakan orang yang paling berharga dalam hidupku. Kedua orangtua adalah orang yang paling berjasa membesarkan, mendidik dan menorehkan segenap warna dalam bentang kenangan masa lalu, saat ini dan selamanya. Mereka tak akan tergantikan. Tak akan mampu kubalas meski seluruh waktu sudah kuhaturkan untuk mengabdi dan mendampingi mereka.
Ketika sudah menikah, Allah hadirkan seorang suami tempatku berbagi rasa, merajut cita dan merangkum segenap taat dalam keridhoan-Nya. Selanjutnya, sebuah karunia maha besar juga mengiringi, hadirlah anak-anak penyejuk mata, pewaris generasi yang hingga kini selalu kunikmati setiap proses menjadi ibu buat mereka.
Begitu pula semua saudara-saudara yang tulus mencintaiku, mereka menempati posisi tersendiri dalam hatiku. Terasa hangat bila mengenang betapa berharganya mereka buatku. Demikian halnya para sahabat yang selalu mengingatkanku dalam kebaikan, termasuk sahabat maya yang belum pernah bersua raga, betapa aku bangga memiliki mereka, bersama mereka terasa makin berseri dunia.
Berikutnya adalah guru-guruku, sejak pertama aku mengenal pendidikan formal di luar rumah ataupun kehadiran orang-orang yang tampa mereka sadari secara tak langsung sudah memberiku ilmu. Semuanya aku posisikan sebagai deretan orang yang teramat berharga dalam hidup.
Dan saat ini, selagi masih ada sempat, ada 'guru-guru' yang ingin aku pahat dalam ingatan. Ya mereka yang seringkali terlupakan, meski hanya untuk sekedar menyampaikan terima kasih, padahal sedari dulu dan sampai kapanpun, mereka telah hadir dan memberi banyak manfaat pada 'tumbuh'ku. Mereka adalah guruku. Karena aku menyepakati satu anggapan bahwa,
"Setiap pasienyang kami temui sejatinya adalah guru bagi kami".
Kalau meresapi hal ini, seringkali ada haru dalam hatiku. Betapa banyak orang yang hadirnya hanya sesaat tapi sesungguhnya mereka telah menjadi sumber ilmu, pancarkan hikmah bagai cahaya yang menerangi langkahku. Jujur tak mampu lagi kucatat siapa saja mereka, nama apalagi alamatnya tak banyak yang kuingat. Bahkan wajahnya tak bisa lagi kubayangkan satu persatu. Tapi dalam kesempatan ini, aku ingin mengungkapkan,
Buat mereka yang hadirnya sesaat
Maafkan bila aku lalai mencatat
Hingga alfa tak mampu mengingat
Semestinya, terima kasih kupahat
Untukmu juga kuhaturkan segenap munajat
"Siapapun adanya dirimu, dimanapun dan seperti apapun keadaanmu saat ini, izinkan kuucapkan terima kasih banyak. Setulus hati, kudo'akan semoga berkah hidupmu. Semoga saat kembali pada-Nyapun selalu dalam kemuliaan. Dan mampu meraih khusnul khotimah sehingga mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya". Aamiin YRA...
Berawal dari tugas prakarya Yunda, kreasi kotak pensil berbahan kain flanel. Ternyata kawan-kawan sekelasnya banyak yang kepincut. Jadi pada pesen dech...
Akhirnya jadilah Yunda dan Hamas seru berdagang kotak pensil dari kain flanel yang diberi nama sesuai pesanan. Boleh pilih warna, harga satuannya Rp. 5.000,- Hanya saja ada beberapa kawan yang menawar Rp. 4.000,-
Kalau dihitung sudah 4 kali penjualan yang masing-masing berkisar 7 sampai 10 buah. Masih jauh dari bisnis menggiurkan sich, tapi bisa dikatakan ini semacam kegiatan mengasah jiwa dagang pada ananda, semoga dimasa depam mereka menjadi pebisnis-pebisnis handal
Pada intinya bekam kecantikan sama saja dengan bekam secara
umum yang bertujuan untuk mengeluarkan darah kotor (bertoksin) dengan tujuan
untuk kesehatan. Hanya saja untuk bekam kecantikan, dikhususkan pada daerah wajah
disertai dengan tekhnik yang mendukung estetika.
Tujuan bekam dari sisi kecantikan, diantaranya:
1.Untuk mengangkat kelebihan minyak dan lemak yang
menyumbat
2.Mengangkat bakteri yang berkembang di dalam
darah
3.Mempercepat proses penyembuhan bila terjadi
peradangan
4.Meregenerasi sel-sel kulit yang mati
5.Melancarkan predaran darah yang kaya oksigen ke
daerah wajah dan kepala, sehingga kulit sehat dan tampak bercahaya
6.Mengembalikan elastisitas kulit sehingga bisa mengurangi kerutan di
wajah
1.Bersihkan wajah sampai benar-benar bersih dari
sisa kosmetik, minyak/kotoran kulit. Langsung dikeringkan.
2.Kompres wajah dengan air hangat terlebih dahulu
atau bila ada steam dengan alat dulu, agar suhu kulit hangat dan peredaran
darah lancar.
3.Selanjutnya untuk tahap penyedotan dilakukan
berulang, jadi tidak berlama-lama. Sedot
dengan satu kali tarikan, lepas ditusuki lancet, sedot sesaat, lepas,
sedot lagi, lepas dan sedot lagi sampai darah benar-benar berhenti. Ini
bertujuan untuk menghindari lebam atau bekas bekam yang biru dan menjendol.
4.Tidak dilakukan bekam bila kulit sedang meradang
hebat,
5.Kondisi kulit bukan pasca dichemical peeling..o
6.Pemasangan alat bekam bukan di titik berjerawat,
tapi harap dilewatkan area yang berjerawatnya.
7.Lakukan penusukan pada titik berjerawat dan
berkomedo.
8.Pasca bekam segera diolesi dengan Habbasauda
aktive gel
9.Pasca bekam hindari terkena air sampai minimal 1
jam pertama, dan basuh pertama kalinya dengan menggunakan air hangat.
*Jangan dilakukan
sendiri bila belum mempelajari ilmunya secara utuh atau bila tidak didampingi
ahlinya, uraian ini dimaksudkan untuk pengetahuan umum saja, bahwa bekam cantik
itu BISA dan sangatlah memungkinkan untuk kita lakukan sebagai seorang
perempuan, sekalian diniatkan nyunnah yaa...
Waktu berbekam
Umumnya sama dengan bekam kesehatan
1.Utama pada tanggal 17, 19 dan 21 tiap bulan hijriah.
Ada hadist dan penellitian ilmiah yang membuktikan bahwa inilah periode terbaik
untuk berbekam.
2.Usahakan pada saat siang hari saat matahari
sedang terik, sekitar jam 12-15.00 WIB
3.Tidak sedang hujan
4.Tidak sedang haid ataupun hamil
5.Lakukan bekam cantik seminggu sekali untuk
therapy dan satu bulan sekali untuk perawatan.
Saat pelatihan bekam cantik 1 April 2012 lalu, disertai
dengan ulasan lengkap tentang titik-titik bekam serta titik lifting di wajah
dan tekhik melakukan facial dan pemijatan wajah. Seru dan menyenangkan, sebab
dilakukan dengan sepenuh hati oleh instruktur berpengalaman, Ibu Nenang dari klinikcantik
bogor. Menurut beliau yang sudah menekuni bekam cantik ini sejak 2001 lalu,
faedah bekam cantik ini mengungguli tekhnik atau metode kecantika apapun.
Beliau mengibaratkan 1x bekam wajah=4x facial. Subhanallah yaaa...
Bagaimana, tertarik
untuk mencoba di bekam cantik? Mari sini kunjungi aku di Palembang, heheee...
Walau sama-sama tinggal di Bumi Sriwijaya dan kami belum pernah Kopdar, tapi bersamanya aku berasa punya adik 'yang pacak seiyo, sekatoan',
.::Blogger Manis di *91’91*::.
Dari Mbak Susindra untuk acara GA Aku sayang saudaraku Aku menghaturkan banyak terima kasih pada Mbak Susi yang sudah mengadakan GA ini, memberiku kesempatan mengungkapkan rindu dan cinta pada keempat adikku lewat tulisan^^
Award dari si Cantik Maya saat GA Kemilau cahaya Emas Bersama award ini, aku juga dapat buku 'Kemilau Cahaya Emas' yang dibubuhi tanda tangan Maya, makasih ya Say...