Ini memang bukan dalam rangka mereview, tapi judul ini aku ambil dari
buku karya Asma Nadia yang berisi beragam kisah menyentuh sekaligus
menggetarkan tentang perjuangan seorang perempuan yang berstatus sebagai istri
menghadapi berbagai prahara dalam rumah tangga. Buatku pribadi buku ini mampu
menjadi satu perenungan panjang betapa kisah nyata para istri di luar sana
sangatlah berliku, membuatku sepenuhnya tersadar bahwa pada
kenyataannya banyak perempuan sebagai seorang istri harus jatuh bangun mencari kekuatan untuk
melanjutkan laju rumahtangga.
Akupun diajak menjadi saksi betapa semua kesulitan dan ketabahan
harus selalu beriringan dengan perjuangan dan ternyata sungguh panjang jalan
menuju sebuah keikhlasan. Berkaca pada perjalanan rumahtanggaku yang memasuki
sepuluh tahun, sungguh banyak nikmat dan anugerah tak ternilai buatku sebagai
seorang istri. Sehingga mematri hatiku pada satu sikap, sebagai seorang
istri aku harus senantiasa pandai bersyukur. Jangan menunggu ada badai baru tersyungkur menyesal dulu tak bersyukur.
Diantara sekian banyak kisah bernuansa perselingkuhan dan beraroma
poligami dalam buku ini, ada satu episode dalam buku tersebut yang membuatku
tercenung. Yaitu pada kisah ‘perempuan istimewa di hati Aba Aqil’ berisi tulisan seorang
anak (yang juga sudah menjadi istri) tentang Ayahnya yang tak mau menikah lagi
sepeninggal Ibu mereka. Hal ini dikarenakan betapa sang Ayah yang mulai sepuh, tak
sanggup mengantikan figur almarhumah istrinya dihati beliau. Achhh,
sebuah romantisme yang aku rasa sangat disukai oleh banyak perempuan, membuat
hati tersanjung.
Tapi bukan sekedar pilihan untuk tidak menikah laginya seorang
suami sepeninggal istri. Bukan, sangat jelas dalam siroh, bahwa Rasulullah
junjunganpun menikah lagi sepeninggal Syaidinna Khodijah, ra. Walau memang
sosok istimewanya tak mampu digantikan oleh wanita lain. Pilihan untuk menikah
ataupun tidak lagi tersebut tentu melewati serangkaian pertimbangan panjang
dari seorang suami. Faktor usia juga sangat menentukan bukan? Aku sangat berbaik
sangka pada para suami yang menikah lagi justru untuk menjaga dirinya dari serangan
fitnah dan godaan. Yang artinya juga mengikuti sunnah nabi.
Jadi sekali lagi bukan soal pilihan menikah atau tidak menikah
lagi, disini aku lebih menggarisbawahi pada faktor keridhoan suami, saat
seorang istri telah tiada. Karena syurga hakiki buat seorang perempuan bisa didapat
bila suaminya ridho saat kehidupan berakhir, entah suami atau dirinya yang
lebih dulu tiada. Membuat harapku membumbung, semoga keridhoan suami selamanya bisa kuraih. Tak harus menunggu salah satu tiada baru sibuk memulung ridho.
Lain lagi garis hidup yang dialami sepupuku, usianya lebih muda beberapa bulan dariku, ia menikah tahun 2001. Saat hamil anak kedua tahun 2004, suaminya berpulang dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Dan sepupuku membuktikan ketegarannya, sebagai seorang bidan ia optimis membesarkan kedua anaknya meski single parent. Tapi Allah punya skenario lain, tahun 2007 seorang laki-laki yang sudah beristri melamarnya. Tentu dengan persetujuan istrinya. Aku turut menjadi saksi, bahkan sebelum mereka menikah aku sempat berkenalan dengan sang istri, sebut saja namanya Rahmi. Usianya 3 tahun diatasku. Mbak Rahmi pasti punya alasan, tapi maaf tak bisa kubagi disini. Yang pasti bukan perkara anak, karena dari pernikahnya saat itu mereka sudah dikarunia 3 orang anak.
Curhat Mbak Rahmi berlanjut, beliau mengeluhkan sikap suaminya yang selalu mesra pada sepupuku sementara padanya cuek. Bahkan saat bersamanya, sang suami kerap memuji sepupuku. Sepupuku yang penuh pengertian, perhatian dan pandai merayu. Bahkan soal cara menghidangkan makanan dimeja, seduan tehnya yang mantap tak luput dibeberkan suaminya pada Mbak Rahmi. "Mengapa justru sekarang aku dibandingkan", kata Mbak Rahmi meradang. Selama ini suaminya selalu nrimo, bahkan saat harus nyeplok telur sendiri ia tak keberatan. Tapi semua berubah setelah kehadiran sepupuku.
Lain lagi garis hidup yang dialami sepupuku, usianya lebih muda beberapa bulan dariku, ia menikah tahun 2001. Saat hamil anak kedua tahun 2004, suaminya berpulang dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Dan sepupuku membuktikan ketegarannya, sebagai seorang bidan ia optimis membesarkan kedua anaknya meski single parent. Tapi Allah punya skenario lain, tahun 2007 seorang laki-laki yang sudah beristri melamarnya. Tentu dengan persetujuan istrinya. Aku turut menjadi saksi, bahkan sebelum mereka menikah aku sempat berkenalan dengan sang istri, sebut saja namanya Rahmi. Usianya 3 tahun diatasku. Mbak Rahmi pasti punya alasan, tapi maaf tak bisa kubagi disini. Yang pasti bukan perkara anak, karena dari pernikahnya saat itu mereka sudah dikarunia 3 orang anak.
Singkat cerita sepupuku akhirnya menikah. Dan selang setahun ia melahirkan anak ketiga dari pernikahan keduanya. Lengkap sudah kebersamaan
mereka. Kedua anaknya dari pernikahan pertamapun tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan tidak
kehilangan keceriaan. Semua tampak baik-baik saja, seperti yang juga kulihat.
Sampai suatu hari sekitar pertengahan tahun 2010, Mbak Rahmi menelfonku sambil
berurai air mata. Beliau curhat tentang sikap suaminya. Sekarang jadi jarang
pulang ke rumahnya, padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan pembagian hari. Komunikasi
yang aku sarankan. Mudah kalau hanya bicara, nyatanya beliau mengaku sudah
melakukannya dengan berbagai cara.
Curhat Mbak Rahmi berlanjut, beliau mengeluhkan sikap suaminya yang selalu mesra pada sepupuku sementara padanya cuek. Bahkan saat bersamanya, sang suami kerap memuji sepupuku. Sepupuku yang penuh pengertian, perhatian dan pandai merayu. Bahkan soal cara menghidangkan makanan dimeja, seduan tehnya yang mantap tak luput dibeberkan suaminya pada Mbak Rahmi. "Mengapa justru sekarang aku dibandingkan", kata Mbak Rahmi meradang. Selama ini suaminya selalu nrimo, bahkan saat harus nyeplok telur sendiri ia tak keberatan. Tapi semua berubah setelah kehadiran sepupuku.
Klimaksnya Mbak Rahmi menelfonku, meminta agar aku memberikan solusi.
Ooohhh… Saran sudah kulakukan, meski mungkin tak sesuai kebutuhan atau bahkan tak tepat sasaran. Lalu pada
sepupuku, apa yang sebaiknya aku katakan? Bercerita bahwa Mbak Rahmi menelfonku
sambil berurai air mata? Memintanya untuk mengurangi kualitas pelayanan pada sang suami? Kurasa itu bukan wewenangku , adakah salah tindakannya pada suaminya? Semua tentu berhak punya pendapat. Adapun tindak lanjut yang kuambil saat itu meminta
suamiku berbicara dari hati ke hati pada suami sepupuku yang sekaligus suaminya
Mbak Rahmi. Sampailah pada satu kata laki-laki, adil itu tak semudah yang
dibayangkan.
Dan buatku, ini satu pelajaran berharga, terkadang sebagai seorang
istri aku lupa untuk meningkatkan pelayanan prima pada suami disemua
sektor, apalagi bertemu dengan suami yang penyabar, penuh pengertian. Ngelunjak
kalau orang bilang, suka semaunya. Astaghfirullah... Padahal suami lebih dari
sekedar atasan di kantor yang berhak mendapatkan kerja terbaikku. Aku bertekad untuk selalu sibuk berbenah, tak harus menunggu ada saingan dari luar.
Makin salut aku pada banyak perempuan sebagai seorang istri yang suaminya pemarah, suka
mukul, neko-neko dan bermasalah tapi mereka tetap bersabar. Berjuang
dengan baktinya sebagai seorang istri. Mereka maknai betul satu hadist yang
menegaskan bahwa seandainya sesama manusia boleh bersujud, maka akan
diperintahkan seorang istri bersujud pada suaminya. Aku bagai disentil-Nya untuk
terus memperbaiki diri lagi, bukan karena takut cinta suamiku berpaling, tapi
lebih dari itu, bukankah sebagai seorang muslim kita memang harus selalu lebih
baik dari hari ke hari.
Selamat berjuang untuk semua istri hebat diseantero
jagad, semoga cinta dan ridho suami mampu mengantarkan kita pada keridhoan
Illahi Robby.
34 komentar:
subhanallah ... no komen deh, mba :)
btw, sukses ya kontesnya.
bagus sekali tulisannya mbak, mengingatkan kita para istri untuk lebih berbakti kepada suami....sukses GA nya ya mbak...
subhanallah...
semoga aku bisa jadi isteri yang shalehah itu,yang berbakti pada suami^^
Menyentilku juga nih mbak... agar lebih memperbaiki diri terhadap suami tak harus menunggu adanya saingan dari luar. Terima kasih utk tulisannya semoga sukses kontesnya mbak :) salam
aamiin..yra.
suka dengan kata motivasinya ke : "Selamat berjuang untuk semua istri hebat diseantero jagad, semoga cinta dan ridho suami mampu mengantarkan kita pada keridhoan Illahi Robby.".
smg sukses kontesnya...
Wah..ikutan mengucapkan selamat berjuang para istri hebat. DI samping (maaf saya kurang suka menggunakan istilah di belakang) lelaki yang hebat/sukses ada sosok istri yang luar biasa...
BUku2nya Asma Nadia mmg membumi...daily banget jd seringkali membuat kita langsung bertanya " wah, kok ini mirip saya..ya?"
Sipp, TFS ya Mbak:) dan semoga sukses GAnya.
Subhanallah..
Subhanallah...hampir menitikkan air mata...terima kasih atas partisipasinya yaaa, *terhary, dan sudah aku masukkan ke list inspirasiku :)
memang tanggung jawab seorang istri itu besar sekali dan banyak godaannya
perlu pendidikan atau pengetahuan untuk calon istri seblum menikah supaya tidak teradi hal hal yang tidak diinginkan
memang sangat berat perjuangan seorang istri, harus tetap sabar ya buat para istri ^^
subhanalloh....terharu :(
huhuhu.....tulisan ini benar2 inspiratif bgt Mbak, tentang pernikahan, poligami, dll. Sukses GA nya ya mbak
Hmm. semoga tulisan ini bisa direnungkan oleh para lelaki tentang apa itu sebuah poligami.. terlihat mudah dilakukan, tapi ada syarat yang sangat berat harus kita penuhi di dalamnya.. bisa adil enggak antar istri satu ke lainnya
sukses giveawaynya Yundo
bagus bnget tulisannya :D
subhanallah...wanita memang mulia, jadi pengen segera jadi seorang istri dan wanita mulia..^________^
nais tulisannya jadi inget ibu ku :D
wanita memang kerennnn~
sukses mb' buat GAnya :D
"Dan buatku, ini satu pelajaran berharga, terkadang sebagai seorang istri aku lupa untuk meningkatkan pelayanan prima pada suami disemua sektor, apalagi bertemu dengan suami yang penyabar, penuh pengertian. Ngelunjak kalau orang bilang, suka semaunya."
Mbaaaaakkk.. itu aku bangetttt..hiks..hiks... Aku yang nggak pernah melayani suami dng baik (disegala sektor). Terima kasih sudah menyentilkuuu.. *hug*
Aku berjanji akan memperbaiki diri. Amit-amit, Jangan sampai ada saingan. Naudzubillah..
Gudlak buat GA-nya ya Mbak...
terima kasih sharingnya mbak, jadi ikut instrokspesi dan meningkatkan pelayanan juga
....
_smoga sukses ya GAmya mbak... _
Ane salut sama ketegaran sang istri yang tabah menghadapi segala prahara rumah tangga. Meskipun terkadang harus meneteskan air mata. Ane paling suka yang berbaik sangka terhadap suami yang berpoligami, suami berpoligami untuk menjaga fitnah jauh lebih mulia dari pada selingkuh. Apalagi istri pertama meridhoinya subhanallah.
Tapi harus bisa adil tentunya.
Subhanallah :D
Aku mencintai Ibuku.. :D #eh
Salut bagi semua istri...
Saya sudah meyakini bahwa sebenarnya ketika isteri menyatakan " ikhlas " ketika suami minta ijin menikah lagi sebenarnya tak sepenuhnya ikhlas.
Bersikap adil sesungguhynya sangat susah dilaksanakan. Jika laki-laki bisa membuatkan rumah beserta isi persis sama untuk dua atau tiga isterinya, barangkali itu bisa dilakukan. Tetapi berbagai perasaan secara adil tidaklah mudah.
So, kepada kaum lelaki,cintailah isteri kalian dengan tulus. Sebelum anda memtuskan untuk menikah lagi , pandangi anak-anakmu, lihat mata mereka. Adakah mereka juga ikhlas ketika bapaknya akan menikah lagi?
Terima kasih book review yang sangat bagus.
Salam hangat dari Surabaya
iya ya mba, kdg kita lupa bahwa sifat manusia termasuk suami atau kita sendiri bisa berubah, jd jgn menunggu badai itu datang baru kita berbenah diri, inilah saatnya ketika masa2 romantis itu masih ada kita mengikat hatinya,
dan semoga itu tidak terjadi sebagaimana sepupu mba jalani sekarang, mudah2an cpt segera teratasi masalah keluarga beliau ya mba
yundaa.. apa kabar? speechless baca tulisan ini. bingung harus komentar apa. kasian juga ya sama mb Rahmi> memang seharusnya sang suami bisa bersikap adil. anyway setuju setiap hari harus lebih baik ;-)
Suatu nasehat dalam memberikan pencerahan Mba, semoga dapat saling mengingatkan untuk kita semua.
Sukse selalu
Salam
Ejawantah's Blog
bermanfaat bgt mbak, semoga aku juga menjadi wanita solehah.. amien
Hati memang begitu mudah terbolak balik. Detik ini sedih sedetik kemudian bs gembira.
Biar bgmnpun, pernikahan harus diperjuangkan. Oleh istri maupun suami. Jk istri berkekurangan, bimbingan suami sgt dibutuhkan. Jk tak mampu membimbing, kursuskanlah. Toh skrg bnyk kursus2 ketrampilan. Dlm menata rumah, memasak, parenting, kepribadian, dlsbgnya.
Suamipun, tetaplah belajar menjadi pemimpin yg baik di keluarga. Sbg suami & sbg Ayah.
Bnyk suami sukses di karir, tp gagal di rmhtgg. Kehilangan respek dari istri & anak2nya.
Intinya, rumahtangga butuh perjuangan. Satukan visi & misi, lalu berjuanglah bersama.
semoga dalam lindungan Allah SWT.
kunjungan sore
Sangat insviratif dan bermanfaat untuk saya baca Terimakasi suda membaerikan informasi.
Masuk balik blog saya juga .,
istri yang sholehah
Tulisan yang bermanfaat. Salam kenal mbak.
berita yg ndak berimbang.. hny yg gagal poligami yg di post.. banyak juga yg berhasil kok.. masalah adil tuh ibarat sholat yg khusuk. kalo manusia ndak bisa adil itu memang benar. tp berbuat adil bukan unt ditinggalkan, tapi berusaha untuk adil. ibarat sholat, ndak bisa sholat yg khusyuk bkn berarti ndak perlu sholat. tetep harus sholat walo g bisa khusyuk. tapi hrs maksimal unt mbuat sholat yg khusyuk.
kalo menilik cerita diatas, bisa jadi istri pertama terlalu cemburu pd suaminya. ato juga, pelayanan ke suami ndak maksimal jadinya suami berat sebelah..
Insya Alloh dg mempererat komunikasi, jln keluar bisa di dapatkan.
so, monggo kita masuk ke dlm Islam secara Kaffah.. jng pilah pilih ayat di Al Qur'an hny yg enak dikerjakan.
Ingat, semakin berat tantangan kita mengerjakan perintah Alloh, maka semakin dekat kita dg Syurga Nya
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/hanya-2-jam-mengemis-modus-ngesot-di.html
http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/djalal-sih-pencipta-lagu-selamat-jalan.html
http://detik206.blogspot.com/2017/06/nah-ini-dia-4-alasan-lakukan-masturbasi.html
http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/kejam-ternyata-suami-bunuh-dan-bakar.html
HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683
Posting Komentar