Tentang Aku

Seorang perempuan biasa yang bercita bisa membuat kebijakan dalam bidang kesehatan dan mempunyai banyak mimpi yang masih terus berusaha untuk digapai. 

Impian besar yang selalu membuat letihku tak terasa adalah aku ingin freedom financial dan juga freedom time diusia 40 tahun. Agar bisa lebih maximal beribadah pada-Nya dan memberkan manfaat sebanyaknya pada sesama. Aku ingin memberikan dampak pada Negeri ini dan juga semesta raya. Dengan menggalakkan pengobatan herbal dan juga sedang belajar menjadi konsultan anti aging.

Bahagia terlahir dari keluarga terutama orangtua yang sangat mengerti bahwa ilmu itu penting. 


Atas izin-Nya bersuamikan seorang praktisi hukum yang berjuang di blantara carutmarutnya negeri dengan nurani yang tak mau tercemar, yang kommit berkarya di jalur yudikatif. Seperti kebanyakan orang, aku percaya bahwa  menikah itu ibadah. Menikah juga adalah sunah Nabi, mewujudkannya adalah menggenapkan setengah agama. Ada banyak potensi baik yang melejit pada diri seseorang setelah ia menikah. 

Menurutku lucu dan sangat tak beralasan saat seorang laki-laki menunda niatnya untuk menikah hanya karena tak pede dengan penghasilannya yang pas-pasan, khawatir tak bisa menghidupi istri dalihnya. Padahal, siapa yang berhak menyimpulkan demikian? Akan tetapi pada seorang perempuan, hal ini tentu berbeda. Sesungguhnya ada banyak kisah sukses seseorang justru dimulai saat sudah menikah. Setelah menikah, suami adalah qowwam. Tapi seperti apa keluarga yang akan dibangun bukan berarti hanya urusan sang qowwam. Ada besar peran istri menyertai, melengkapinya dan mendukung suksesnya sebagai seorang suami. Tak ada maksud apa-apa saat menuliskan ini, selain berharap semoga abadi jadi do'a agar diri menjadi istri yang bisa mendukung suami. Demikian pula kepada semua yang berkesempatan membacanya.

Dipercaya-Nya menjadi ibu dari anak-anak sholeh yang multitalent, Hamasah bersaudara.

"Ingin terus menempa diri untuk selalu tegar, bersemangat, tangguh, sabar, ikhlas dan semua karakter yang melekat pada diri seorang pejuang".

 

Selanjutnya pengalaman saat bertugas sebagai dokter kloter adalah yang paling berkesan buatku sepanjang sejarah menjalani tugas keprofesian. Dan berangkat dari itu semua, sepenuh hati aku menghimbau kepada semua sahabat agar meniatkan diri untuk bisa berangkat haji selagi masih muda. Selanjutnya usahakan mendaftar sesegera mungkin sesuai dengan kemampuan. Jangan menunggu ada kelebihan rezky baru mendaftar, tapi sebaliknya dengan mendaftar haji, Inshaa Allah akan diberikan keluasan rezky. "Karena tugas kita adalah menjalankan serangkaian proses memantaskan diri untuk menjadi tamu-Nya di Baitullah. Sempurnakan do'a-do'a kita untuk menuju kesana. Soal giliran tahun berapa kita akan berangkat haji, serahkan hanya pada-Nya"