Minggu, 01 Juli 2012

Pesona Tari Pagar Pengantin

Tari Pagar Pengantin, adalah tarian khas daerah Palembang. Tarian yang biasanya ditampilkan saat resepsi pernikahan. Tari ini dijadikan simbol melepas masa lajang bagi pengantin wanita. Dilakukan bersama saudara perempuan lainnya, bisa berjumlah 3, 5 atau 7 orang. Sang pengantin wanita menari ditengah sebuah nampan besar (dulang, bahasa Palembangnya) disaksikan oleh mempelai pria. Hal ini mengambarkan bahwa sang pria siap menjaga sang istri.

Meski tari ini terkenal namanya, tapi sekarang jarang ditampilkan oleh mempelai wanita di daerah Palembang. Padahal setahuku Tari Pagar Pengantin ini terkategori unik, karena tak semua daerah di Nusantara memilikinya. Berbeda dengan Tari Gending Sriwijaya yang dilakukan untuk menyambut tamu sebagai simbol penghormatan, masing-masing daerah ada tari serupa ini, walau dengan nama yang berbeda. Sebut saja Tari Sembah di daerah Lampung, maksud dan tujuannya sama-sama untuk menghormati tamu.

Sementara Tari Pagar Pengantin, kekhasan maksudnya belum kutemukan selain di Palembang. Pertama kali menyaksikan Tari Pagar Pengantin saat menghadiri resepsi pernikahan Kakaknya sahabatku. Zaman masih kuliah dulu. Sempat bertanya juga, apakah semua pengantin wanita Palembang harus menari seperti ini? Kesimpulanku saat itu, tidak harus. Repot juga kalau dijadikan syarat, batinku. 

Dan dulu saat resepsi pernikahanku meski memakai busana adat Palembang, aku bersyukur tak diminta mertua untuk belajar Tari Pagar Pengantinp ini, seandainya dulu diagendakan tak terbayang bagaimana harus berlatih. Tak akan sempat, sebab dulu aku sedang padat stase di Rumah Sakit Jiwa. 

Setelah menikah dan sering menghadiri acara resepsi pernikahan sahabat juga kerabat, ternyata Tari Pagar Pengantin bukanlah salah satu tari yang sering kusaksikan. Bisa dibilang jarang atau hanya sesekali. Diantara banyaknya sepupu suamiku yang menikah dengan orang asli Palembang, hanya 1 yang mengikuti tradisi menampilkan tarian khas ini. Tarian Pagar Pengantin ini seolah mulai dilupakan.

Maka aku salut pada seorang Siti Ruby Aliya Radjasa yang mau sengaja melatih dirinya selama kurang lebih 3 bulan untuk menampilkan Tarian Pagar Pengantin pada acara resepsi pernikahannya (munggah, dalam bahasa Palembang) di Istana Cipanas, November 2011 lalu. 


Asal gambar, Klik disini.
Gambar lainnya bisa lihat disini. 

Tak ayal lagi Tari Pagar Pengatin sempat menjadi buah bibir kala itu. Resepsi pernikahan Aliya dengan Ibas, putra Presiden SBY makin terasa eloknya. Pasalnya tarian khas yang cenderung langka ini jadi salah satu agenda yang ditunggu banyak pihak, kapan lagi bisa melihat pengatin wanita menari. Hanya memang ramainya acara munggah tersebut belum bisa menandingi pesta pernikahan Pageran William di Negerinya.

Selanjutnya tak berlebihan kiranya bila akupun berharap Tari Pagar Pengantin ini bisa terpelihara sebagai kekayaan khasanah budaya bangsa, bukan hanya agar tak dicaplok bangsa lain. Tapi karena tari ini memang pantas dijadikan sebuah kebanggaan, betapa kayanya budaya kita. Pengantin mana di dunia ini yang bisa gemulai menari dengan balutan busana pengantin lengkap, kalau bukan di Negeri kita. Apa nama tarinya? Tak lain dan tak bukan, itulah Tari Pagar Pengantin yang mempesona.



Artikel ini diikutsertakan dalam Jambore On the Blog 2012 Edisi Khusus 
bertajuk Lestarikan Budaya Indonesia

26 komentar:

Una mengatakan...

Jadi ditarikan sama yang nikah gitu ya... Baru tau nih aku mbak...

Mami Zidane mengatakan...

unik juga ya mbak tari pagar pengantin ini.

sayangnya saya belum pernah menyaksikannya secara langsung, padahal penasaran juga nih pengen lihat pengantin wanita menari.

monda mengatakan...

keponakanku (mamanya orang Palembang) setahun lalu menarikan tari pagar pengantin ..
cantik dan gemulai menari di atas nampan..., di Jakarta masih sering pengantin menarikan ini atin...

Tarry Kitty mengatakan...

Kalau tari pagar pengantin diwajibkan, pasti ribet ya mbak kalau mau jadi pengantin :). Tapi kalau ga dilestarikan, bisa2 tarian ini terlupakan

Millati Indah mengatakan...

udah grogi pas nunggu ijab kabul, ditambah grogi mau nampil nari pagar pengantin. ribet juga jadi penganten :D tapi, buat yang nonton mah seru itu :)

srulz mengatakan...

hmm..
jadi pengen melihatnya,... D

kalau adat betawi, pernah menyaksikannya sekali, pas acara lamaran.. :D lucu, plus ngeri.. :D

nh18 mengatakan...

Apapun kata orang ...

upaya yang dilakukan oleh anak mentri ini ... yang sekaligus sang menantu presiden ini ...
Harus mendapatkan apresiasi yang tinggi ...

Ini bisa menjadi contoh generasi muda lainnya ...

Salam saya Bu

Shohibul Jambore On the Blog Edisi Khusus mengatakan...

Terima kasih atas partisipasi sahabat
salam hangat dari Surabaya

mama kinan mengatakan...

Wah jadi begitu yah mbak tradisi tari pagar pengantin...hmm ribet juga yah seandainya harus diminta menarikan itu saat menikah...paling tidak harus belajar dan berlatih :)
sukses kontesnya mbak :)

Lidya Fitrian mengatakan...

dari acara pernikahan itu jadi makin dikenal orang tari pagar tanaman ini semoga saja makin dilestarikan budaya tarian indonesia

Mugniar mengatakan...

Mirip di daerahnya ibu saya, mbak. DI Gorontalo, ada juga tarian seperti ini tapi sekarang jarang yang melakukannya lagi. Ibu saya dulu dipaksa menari seperti ini (ibu saya gak mau sebenarnya hehehe). Orang Gorontalo bilang "BATIDI".

Orang Sulawesi (daerah bapak saya : Bugis dan ibu saya: Gorontalo) pny adat yang mirip Melayu. Misalnya pakaian laki2, ikat kepalanya miri lho. Dlm adat pernikahan juga mirip, mempelai laki dan perempuan tak duduk berdampingan. Saat akad nikah, yang perempuan "disimpan" di dalam kamar. Setelah ijab-kabul baru laki2nya dibawa masuk ke dalam kamar.

Mugniar mengatakan...

Mirip di daerahnya ibu saya, mbak. DI Gorontalo, ada juga tarian seperti ini tapi sekarang jarang yang melakukannya lagi. Ibu saya dulu dipaksa menari seperti ini (ibu saya gak mau sebenarnya hehehe). Orang Gorontalo bilang "BATIDI".

Orang Sulawesi (daerah bapak saya : Bugis dan ibu saya: Gorontalo) pny adat yang mirip Melayu. Misalnya pakaian laki2, ikat kepalanya miri lho. Dlm adat pernikahan juga mirip, mempelai laki dan perempuan tak duduk berdampingan. Saat akad nikah, yang perempuan "disimpan" di dalam kamar. Setelah ijab-kabul baru laki2nya dibawa masuk ke dalam kamar.

Hany Von Gillern mengatakan...

Baru tahu aku mbak, makasih infonya ya ...

Andy mengatakan...

model adat pernikahaan kaya betawi ya mba,ada tarian penutup & pembuka disetiap acara nikahan ?

Anonim mengatakan...

kalau biasanya sang pengantin yang disuguhin tarian, ini malah pengantinnya yang menari ya, Mbak?

Kalau tidak dijaga, bukan tidak mungkin tarian ini bakal diakui negara tetangga.

Evi mengatakan...

Iya, tarian pagar pengantin ini unik sekali Mbak Keke..Seingatku di Minangkabau gak ada..Semoga calon-calon pengantin Palembang membaca postingan ini ya, dan terinspirasi menampilkan hal serupa dalam resepsi pernikahan mereka. Mumpung jadi ratu sehari gituh..:)

Wury mengatakan...

Sukses untuk GA-nya, Bun.
Kalau di Jawa, khususnya tempatku, aku belum pernah menemukan acara nikahan yang ada tariannya. Atau memang sebenarnya ada tapi udah mulai luntur yah, Bun?
Semoga budaya Indonesia tidak pernah luntur :)

Keke Naima mengatakan...

salut deh buat para pengantin yang bisa menari ketika menjadi pengantin.. kan pastinya deg2an bgt tuh ya.. Dan semoga tari ini tetap lestari.. :)

jeny mengatakan...

sukses ya buat kontesnya,,,mudah2an menang...aamiin

HP Yitno mengatakan...

Aku malah baru denger tarian tari pagar pengantin sob. Meski dilestarikan dan di catat dalam kesenian tari sob. Biar nggak hilang di telan zaman, apalagi diakui bangsa lain.

komuter mengatakan...

yuks menari....

Della mengatakan...

Mbak Kekeeeeeeeeeeeeeee.. kami berempat kakak-beradik dulu waktu nikah pakai acara nari ini, lho. Kakak dan adikku malah beruntung, mereka sempat latihan. Aku latihan pas hari H, di sela-sela make up buat pesta. Mana pas lagi acara melentikkan jari terlalu semangat, jadi kuku emas palsunya yang panjang-panjang itu kelempar ke penonton, aaaaaaaaaahhh.. maluuuuuuuuuuuuuuu..
Trus bukannya kapok, aku malah tetep nari. Alhasil beterbanganlah itu jari-jemari. Trus berhubung nggak banyak yang ngerti ya, dikira orang-orang itu semacam lempar bunga gitu, jadi yang dapet kukunya akan nikah berikutnya. Akhirnya sempat terjadi kehebohan ngerebutin kuku, ah parrraaahhh.. bener-bener nggak terlupakan :)
Aku mau tarian ini nggak hilang. Insya Alloh, aku bener-bener berharap kelak Nadya nikah pakai adat ini :)

karyakuumy mengatakan...

hallo bunda.. hehe
Jadi sedikit menambah pengetahuan tentang tari2an yang ada di Indonesia nih.. kalo saya dapet orang palembang nantinya kaya gini juga enggk ya nantinya?hehe

prih mengatakan...

Trim mbak Keke, selama ini saya baru menikmati keindahan gerakannya setelah membaca postingan ini bertambah dengan falsafah nilai luhur budayanya. Semoga tetap lestari ya.

Bintang mengatakan...

Ternyata tarian ini namanya Tari Pagar Pengantin...saya baru lihat di pernikahan Ibas-Aliya yang ditayangkan di televisi itu, Yunda, seandainya bisa lihat langsung pasti aura pengantinnya bakal lebih terasa ya!

obat panas lambung mengatakan...

semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal

NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .