Jumat, 27 Maret 2015

Waspadai Penanda Cinta

Awas hati-hati! Penanda cinta haram tegangan tinggi
by. Rahmat Idris

Pernahkah anda terdiam dan menangis ketika mendengar sebuah lagu jaman baheula karena mengingatkan cinta lama anda?
Pernahkah anda merindukan seseorang ketika melewati sebuah bangunan, kota, atau propinsi?
Pernahkah anda tersentak dan terdiam untuk beberapa saat ketika bertemu dengan wajah yang dulunya pernah akrab di masa silam?
Pernahkah anda tanpa sadar mengetik nama seseorang di akun search fesbuk anda demi mencari tahu kabar seseorang dari akun tersebut?
Bila pernah dan saya yakin banyak orang pernah mengalaminya, maka anda baru saja menemukan salah satu penanda cinta dalam hidup anda. 
Penanda cinta adalah suatu kondisi dimana anda merasa kembali kemasa lalu anda disaat anda pernah merasakan cinta di dada begitu kentaranya ketika mendengar, melihat, atau kontak langsung dengan suatu hal.
Penanda cinta itu adalah hal yang wajar dan sangat manusiawi sekali. Setiap manusia mungkin memilikinya. Terkisah dalam sirah, di madinah pada masa Umar Radhi Allahu Anhu meminta Bilal untuk melantunkan azan pemanggil shalat. Maka Semua penduduk madinah menghentikan kegiatannya dan keluar dari rumahnya dengan menangis. Umar pun menangis. Mengapa mereka menangis?
“Sungguh setiap kali engkau melantunkan azan wahai Bilal, seolah-olah kami berada dimasa Rasulullah masih anda disekitar kami. Sungguh kami merasa beliau masih ada.”
Itulah penanda cinta para shahabat Rasulullah dan penduduk madinah yang terberkati.
Di kisah lain, banyak shahabat menyimpan beberapa benda peninggalan rasulullah, sebahagian menyimpan pedang Rasulullah, ada yang menyimpan baju miliknya, ada pula yang menyimpan helai rambutnya, demi penanda cinta mereka kepada Rasulullah.
Berbeda lagi dengan para pemuka ilmu selayak ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud serta shahabat unggulan lainnya, Mereka meletakkan penanda cintanya pada perkataan atau hadist Rasulullah. Ada shahabat yang ketika meriwayatkan hadist mereka tersenyum simpul hingga menampakkan gigi serinya. Ketika ditanya kenapa mereka tersenyum ketika meriwayatkan hadist tersebut. 

Mereka menjawab: “Aku mendapati Rasulullah menyampaikan hadist ini sembari tersenyum dan kami tersenyum pula mendengarnya. Maka aku menyampaikannya selayak rasulullah menyampaikan.”
Itulah penanda cinta kaum shalih-shalihin, mereka yang Allah janjikan syurga.
Penanda cinta adalah salah satu hal yang sangat menentukan sikap kita dalam melihat cinta tersebut. Bila penanda cinta berada dijalan keharaman dan maksiat. Boleh jadi seumur hidup kita akan tergugah untuk hal-hal haram. Sebaliknya bila penanda cinta berada dijalan ibadah dan kebaikan, sangat mungkin kita akan selalu tergugah dalam melakukan hal-hal yang baik pula.
Maka tidak heran bila kemudian kita menemukan banyak yang menangis ketika mendengar lagu romantis dan malah tidak pernah menangis ketika mendengar bacaan Al Qur'an ataupun kisah sirah nabawiyah. Hal ini adalah normal, karena dulu sekali, penanda cinta diletakkan pada lagu-lagu tersebut.
Tidak aneh juga bila kemudian kita menemukan banyak jiwa yang kemudian tergugah melihat mini drama 10 menit buatan produk tertentu yang sejatinya hanya cara perusahaan demi melariskan dagangannya karena awal pertama sekali dia mengenal cinta dimulai dari drama yang diputar 12 tahun lalu.
Tentunya sebaik-baik penanda cinta adalah manusia yang meletakkannya di hal-hal yang dekat dengan Allah. Bukan sebaliknya. dan bilapun kita pernah khilaf meletakkan penanda cinta di tempat yang salah, berjuanglah sekuat tenaga untuk melupakannya.
Percayalah, di setiap keinginan kita menjauhi keburukan, disana terdapat keberkahan dan pencatatan amal yang mulia.

Selamat berjuang duhai jiwa.


Jumat, 20 Maret 2015

Jauhilah Mantan

|Bertemu 'sang mantan'? Maka jauhilah|
by Rahmat Idris

'Sudahlah.. itu kan masa lalu..saat ini kita sudah berbeda. kita sudah menginsafinya. kita jadi teman saja ya.'
Begitu indah kalimat pembuka dari seorang lelaki atau perempuan yang mulai berinteraksi kembali dengan mantannya. Namun sungguh saya merinding membayangkan betapa mudah kata 'menjadi teman saja' mengalir dari para mantan-mantan tersebut. seolah dosa masa lalu tidak akan dipertanggung jawabkan, seolah perbuatan maksiat tidak akan masuk dalam catatan amal, seolah perbuatan dzalim tidak memberi efek apapun.
Padahal tidak seperti itu yang seharusnya kita lakukan. dalam urusan dosa khalwat, maka taubatnya adalah tidak melakukan komunikasi apapun lagi setelah bertaubat kecuali hubungan tersebut telah di ikat dengan akad pernikahan.
Tercatat satu kisah, seorang pemuda shalih yang dulu punya keinginan kuat untuk berkhalwat dengan seorang gadis cantik yang menawan. sang gadis itu adalah gadis gampangan yang menawarkan dirinya kepada siapapun demi sejumlah dinar. Maka dengan tekat kuat disebabkan hasrat berbalut cinta, dia bekerja keras untuk mencari prasyarat dekat dengan sang gadis.
Qadarullah, dia mendapati sejumlah dinar dan menuju ke gadis tersebut. ketika dia ditawarkan untuk merapat, belum sempat dia menyentuh sang gadis tersebut, tubuhnya mengigil, lututnya melemah, tangannya bergetar. lalu dia menyerahkan dinar tersebut cuma-cuma dan berlari keluar. Dia menyesal telah melakukan dosa khalwat hingga dia memutuskan diri untuk meninggalkan kota tersebut.
Gadis yang melihat peristiwa aneh tersebut itu pun kemudian bertaubat karena hidayah dari Allah dan memutuskan untuk mencari pemuda shalih itu serta meminta agar dia bersedia menjadi tempat labuhan jiwanya terakhir.
Namun apa yang terjadi? Setelah mencari kesana kesini hingga sampailah sang gadis di kediaman sang pemuda, kedatangan sang gadis yang sudah bertaubat dan berharap mendapatkan kebaikan dalam keinsyafannya itu tidak seperti yang dibayangkannya.
Bukan mendapatkan sambutan hangat nan membahagiakan, sang pemuda shalih tersebut malah terkejut serta menjerit kuat ketika melihat kedatangan sang gadis. dia menjerit karena melihat kedatangan sang penanda dosanya dimasa lalu. seketika itu dia meninggal dunia dan Insya Allah dalam keadaan khusnul khatimah.
Wahai para lelaki atau perempuan yang sudah menikah serta memiliki sejarah khalwat di masa lalu, ambillah ibrah dari kisah diatas. Begitulah seharusnya kita bersikap bila berhadapan atau bertemu dengan pasangan khalwat haram kita di masa lalu. 

Walau tidak berteriak ketakutan, setidaknya jauhilah mereka sejauh-jauhnya sedapat mungkin. tutup pintu-pintu hasrat yang dapat di susupi oleh syaithan. jangan memberi pembelaan seolah masa lalu sudah berakhir dan kita akan baik-baik saja.
Sedapat mungkin tidak usah membalas kontak via bbm, email, telepon, bahkan permintaan bertemu langsung. karena sungguh-sungguh ini dapat menjadi awal dari bencana besar. kalau bisa malah kita menghapus atau tutup segala bentuk hubungan komunikasi yang dapat membuat kita atau mereka berhubungan kembali.
Karena sering terjadi perselingkuhan bahkan perzinaan, banyak dimulai dari komunikasi seseorang dengan 'sang mantan' mereka dimasa lalu. jangan anggap enteng kehadiran mereka karena kelak anda dan mereka akan saling dihadapkan dengan depan Allah dan ditanyakan alasan mengapa anda bermaksiat dengan mereka. 

Bagaimana, masih menganggap remeh temeh hubungan dengan 'sang mantan?' 
Berpikirlah kembali hingga 100 juta kali.

Mari saling mengingatkan.