Selasa, 02 Desember 2014

Yang Bersama Terus Berbenah

Ini kejadian beberapa hari yang lalu saat aku berkesempatan mendengarkan curhat seorang 'adik'. Begini kisahnya, cieee  

Dijeda sebuah pelatihan, aku membaca sebuah pembaharuan dari seorang Ust.Cahyadi Takariawan (beliau baru sepekan lalu dinobatkan sebagai Kompasioner Terfavorit pada penghargaan Kompasiana Awards 2014) yang memang pemberitahuannya rutin masuk ke fb-ku dan biasanya kerap kubaca, seringnya sambil senyum-senyum.

Dan kali ini, demikianlah isi status beliau:
Sekedar menelpon, atau sms, atau ngobrol via BBM atau WA, untuk menanyakan kondisi dan aktivitas masing-masing, adalah sesuatu banget bagi pasangan suami istri.....
Jangan menelpon atau mengontak hanya karena ada sebuah kepentingan yang khusus. Tidak perlu ada sesuatu kepentingan tertentu. Usahakan terus terhubung dan nyambung. Bahkan untuk sekedar "iseng" atau hal-hal yang sepertinya tidak penting.... 
Justru ini menjadi penting dalam rangka menyatukan hati dan jiwa suami istri.
Agar mereka selalu nyambung dan terhubung....

********

Istri : Sudah makan Bang?
Suami : Sudah Dek....
Istri : Makan apa Bang?
Suami : Makan siang Dek...
Istri : Ooh aku kira makan nasi Bang...
Suami : Kalo kamu udah makan Dek?
Istri : Udah Bang...
Suami : Makan apa Dek?
Istri : Makan ati Bang....
Suami : Ooh... kirain makan nasi...

***********
Isinya cuma iseng dan gak penting kan? 

Karena yang penting adalah selalu terhubung dan nyambung.... 
Isi chatting tidak terlalu penting....
Selamat siang sahabat semua.......


Seperti biasa akupun langsung mesem-mesem sendiri. Ternyata peserta pelatihan disebelahku, yang juga kawan sekamarku selama pelatihan kali ini memperhatikan dan langsung bertanya. "Baca apaan sich Mbak?" Serta merta aku menyodorkan hp-ku, dia membacanya dengan seksama. Aku kembali khusyuk dengan materi pelatihan yang mulai serius lagi. Barulah saat istirahat sholat dzuhur, Bunga (bukan nama sebenarnya) menggenggam tanganku erat. "Mbak, aku telat membaca tulisan bagus seperti tadi, sebenarnya aku punya pengalaman pahit seputar kehidupan berumahtangga". Dan akhirnya mengalirlah kisah berharga darinya tanpa kupinta. 

Sepuluhtahun lebih berubah tangga, Bunga merasa mereka hidup dalam keharmonisan, masuk dalam gambaran keluarga SAMARA. Suaminya adalah seorang pengusaha yang mulai menanjak, selain itu ia juga terkenal sebagai orang yang faham agama, bahkan banyak yang menyebutnya Ustadz. Sementara Bunga sendiri bekerja paruh waktu sebagai dokter PNS di Dinas Kesehatan sebuah kota. Kehidupan mereka sangat ideal dengan kehadiran 2 orang anak, yang sulung sudah kelas 4 SD sementara yang kedua masih balita. Saat Bunga ke kantor, dirumah ada asisten rumah tangga dengan Ibunya Bunga yang sudah menjanda dan memang sudah sejak lama tinggal bersama mereka. Bunga merasa sangat beruntung memiliki suami yang sangat menyayanginya dan keluarga, masuk kriteria tipe suami idaman. 

Sampai suatu ketika tanpa sengaja Bunga melihat percakapan mesra di inbox suaminya dengan seorang wanita muda yang bahkan masih mahasiswi. Bagai disambar petir disiang bolong, Bunga melolong, dunianya seperti runtuh. Apa salahnya sampai suaminya tega mengkhianatinya sedemikian rupa. Dialog yang penuh emosipun tak terelakkan lagi, rupanya kejadian ini baru seminggu, sejak Bunga sibuk merawat Ibunya yang sedang sakit, perhatian yang sebagian lagi tercurah untuk kedua buah hatinya dan pekerjaan di kantor yang sedang padat. Bunga memang sempat lalai memperhatikan suaminya, Bunga merasa suaminya baik-baik saja, memaklumi semua keadaan daruratnya. Tapi ternyata Bunga keliru, suaminya merasa kesepian, butuh kawan ngobrol dan merasa Bunga mengabaikan hak biologisnya yang sedang menggebu, layaknya pria yang hampir memasuki usia 40 tahun, sebagai dokter Bunga sebenarnya faham itu.

Yang disesalkan Bunga, mengapa suaminya tak mengkomunikasikan secara terbuka seperti yang biasanya mereka lakukan. Alasan suaminya, ia tak tega melihat Bunga yang kelelahan. Ketika Bunga menggali lebih dalam, suaminya mengakui bahwa seandainya diizinkan memang ia ada niat menikahi mahasiswi tersebut, asal Bunga memang ikhlas menerima keputusannya berpoligami. Bunga benar-benar tepuruk, tak menyangka akan mengalami tikaman sedahsyat ini. Sambil terisak-isak Bunga menegaskan bahwa ia tak sanggup diduakan dan kalau suaminya mau melanjutkan niatnya Bunga memilih bercerai. Bukannya Bunga menentang ayat poligami, tapi menurutnya ia belum sanggup kalau harus membagi hati, takut ia tak ikhlas sebagai istri yang akhirnya malah menjauhkannya dari syurga.

Singkat cerita akhirnya suaminya minta maaf dan berjanji tak akan menyakiti hati Bunga lagi. Meski berat, Bunga bersedia menerima maaf suaminya. Tapi ternyata si mahasiswi tak terima, dia merasa terdepak dan dengan segala cara masih mencuri-curi kesempatan untuk menyambungkan hati dengan suami Bunga, berbagai alasan dibuatnya dari minta nasehat sekaligus minta kasihani sebagai gadis yang tak bahagia karena terlahir dari orang tua yang bercerai. Sampai-sampai si mahasiswi membuatkan akun palsu atas nama 'Donald Duck' untuk suami Bunga agar mereka masih bisa chatt, dasar mahasiswi ganjen perusak rumah tangga orang. Suami Bunga juga masih menanggapi dengan alasan empatik. Syukurnya, lagi-lagi Bunga segera tahu, hatinya yang belum lagi sembuh dari luka kembali berdarah-darah. Perih seperti diiris sembilu, alangkah tega suaminya menghianatinya sampai bertubi-tubi. Kalaupun Bunga bersalah, tetap tak layak suaminya berlaku dzalim sepert itu. Bunga sampai stress berat, berhari-hari tak bisa tidur dan tidak ada nafsu makan, anak-anaknya terlantar, Ibu Bunga sampai merasa bersalah membuat anaknya kelelahan mengurusinya sakit. Pada suaminya Bunga benar-benar mati rasa, sampai terpikir mau bercerai, tapi anak-anak pasti menderita. Suami Bunga adalah Ayah terhebat dimata anak-anaknya. Bunga tahu anak-anak tak mungkin bahagia bila berpisah dari Ayahnya.

Disaat seperti itu, Bunga benar-benar limbung. Hanya pada Allah tempatnya bercerita, Bunga tak mungkin curhat pada kawan atau saudaranya, itu sama saja membuka aib suaminya, Bunga merasa emosinya masih begitu meraja, yang ada dalam ingatannya kala itu hanya kejelekan dan kesalahan suaminya saja. Hapus semua kebaikannya selama ini. Bunga trauma pada banyak hal, setiap suaminya memegang hp rasa curiganya kembali meluap-luap. Kota Bandung tempat mahasiswi ganjen itu tinggal adalah sebuah tempat yang terlarang untuk didatangi suaminya. Melihat boneka atau kata-kata 'Donald Duck' mampu membuatnya meneteskan air mata. Bagi Bunga inilah ujian terberat dalam hidupnya. Saat-saat sulit masa kecilnya sebagai anak yatim tak pernah dirasakan Bunga sebagai suatu derita. 

Suami Bunga sampai kehabisan kata untuk minta maaf. Bunga benar-benar berjuang melawan egonya demi anak-anak. Apalah artinya kebahagiaannya bila dibandingkan kebahagiaan anak-anak mereka. Akhirnya Bunga tak mau berlarut-larut, mereka berdamai. Meski manusiawi saja sampai saat ini kebencian Bunga pada mahasiswi penggoda itu masih membara. Dengan sadar Bunga diam-diam membuka akunnya dan sampailah pada satu kesimpulan memang dia kerjanya begitu, tebar-tebar pesona pada banyak laki-laki. Berharap dijadikan yang kedua. Syair lagi "Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia" kerap diulangnya sebagai status fb-nya. Bunga juga membuka list pertemanan dan siapa saja yang rajin berkomentar, rata-rata adalah para lelaki yang tampaknya 'mapan' dan 'baik-baik'. Jauh dari kesan 'urakan', meski Bunga tak tahu siapa-siapa sajakah mereka itu, karena Bunga tak mau terlalu jauh. Cukup baginya untuk tahu siapa mahasiswi ganjen itu, ternyata tipe perempuan yang mau senangnya saja, tak mau berjuang merintis hidup susah dari bawah sehingga yang diincar adalah para pria yang sudah mapan. 

Saat ini Bunga memang sudah pulih, makanya ia memilih membagi kisahnya untuk dijadikan pelajaran, Bunga tahu aku suka menulis dan punya banyak kenalan. "Semoga bisa diambil hikmahnya Mbak", begitu pesan Bunga.

Bungapun mengakui, dulu sebelum kejadian itu. Bunga tak merasa perlu menghubungi suaminya disela-sela jam kerja, untuk sekedar bertanya keadaannya. Toch semuanya baik-baik saja. Bunga mengaku bahwa dirinya memang termasuk tipe perempuan mandiri, tegas dan tergolong kaku. Dalam hal bercinta Bunga juga tak merasa perlu beromantis ria, dulu Bunga juga nikah sama suaminya tak perlu pacaran, hanya dijodohkan saja. Itulah mengapa Bunga merasa rumah tangga mereka baik-baik saja selama sepuluh tahun lebih ini sampai prahara itu datang. Suaminya Bunga benar-benar bertaubat, dan sebagai istri yang baik Bungapun terus berbenah memperbaiki diri, belajar bahkan memaksa diri untuk bisa romantis pada suaminya. Sekarang Bunga makin meyakini bahwa kehidupan rumahtangga itu perlu diperjuangkan, agar bisa khusnul khotimah. 

Bahkan untuk urusan 'ranjang' Bunga sampai berani bilang kepada suaminya "Kapanpun Ayah meminta Bunda siap memberikan pelayanan terbaik, mau berapakali sehari juga oke. Kalaupun Bunda ogah-ogahan karena lelah, Ayah boleh paksa Bunda. Ayah jangan diam saja, sok nrimo, padahal mendongkol. Bunda lebih baik 'diperkosa' daripada diduakan". Aku sampai mesem geli mendengar komitmen Bunga. 

Aku peluk Bunga erat, banyak pelajaran yang dapat kuambil dari kisah seorang Bunga. Saat ini diluar sana memang makin banyak perempuan yang tak punya malu, mereka sudah kehilangan harga dirinya, mengoda dan merayu suami orang dengan cara yang tidak pantas. Para suamipun makin banyak yang kurang menyadari kewajibannya sebagai imam, hanya mengedepankan haknya saja. Ayat tentang poligami dijadikan andalan tanpa memahami syaratnya yang harus dipenuhi. Belum lagi era tekhnologi canggih zaman sekarang seringkali membuat orang terpedaya. Jadi teringat pernyataan seorang teman yang sampai enggan beli android, biar dech pakai hp jadul saja, alasannya takut terjerumus pada tipu daya dunia maya katanya. Menurutku, semuanya berpulang kepada kita, bagaimana kita mengambil manfaat dari tekhnologi, jangan justru sebaliknya tekhnologi yang mengendalikan kita. 

Adapun intinya dari kisah Bunga yang aku garis bawahi bahwa kita hidup diakhir zaman, rumah tangga kita sangat jauh bila hendak disandingkan dengan rumah tangganya Rasulullah, SAW dengan Bunda Khodijah, banyak sekali cacat celanya. Sebagai sepasang suami istri selayaknya kita bisa saling melengkapi, menguatkan dan mengingatkan. Terus belajar, terus berbenah memperbaiki diri. Silakan ikut pelatihan-pelatihan keluarga SAMARA atau baca-baca buku panduan tips meraih keluarga SAMARA. Berusaha selalu menjalin komunikasi aktif dengan pasangan, jangan hanya menunggu. Buat agenda liburan keluarga, hangatkan kembali suasana kebersamaan dalam keluarga. Jangan terjebak pada rutinitas, merasa berada di zona nyaman. Adalah salah bila membandingkan dengan kehidupan keluarga orangtua kita dulu yang baik-baik saja meski tak perlu bumbu-bumbu romantis ataupun penyegaran. Analoginya begini, sekarang kita hidup di bumi yang sudah makin banyak polusinya, jadi imunitas kita juga harus ditingkatkan. Jangan samakan dengan kondisi bumi zaman dulu yang semuanya masih serba segar alami, tanpa polutan berbahaya. Bila kita tidak mau meningkatkan imunitas, itu artinya kita akan dilibas polutan yang mengganas.


Jumat, 26 September 2014

Cerita si Kabut Asap

Kabut asap sedang pekat-pekatnya, sampai mata perih dan nafaspun terasa sesak. Sejak awal pekan ini makin parah saja, udara pengap dimana-mana. Anak-anak sampai kuwanti-wanti selama di Sekolah jangan main di halaman dan perbanyak minum putih. Za kecil pun sudah lama *hampir 1 bulan tak menikmati jalan-jalan pagi lagi bersama Abinya, padahal ini rutinitas yang amat disukainya. Za yang hari ini tepat 11 bulanpun harus merasakan merananya menghirup udara berjelaga. Acchhh, mataharipun redup diselibuti jelaga. Entah sampai kapan. 

Dikantor kami yang memang konsentrasinya tentang kesehatan lingkungan dan pengendalian peyakit sebenarnya sudah heboh sejak Agustus lalu. Dari pemantauan kepekatan kabut asap sampai ke OKI, berkoordinasi dengan bagian kesehatan MATRA di P2PL Pusat sana juga sudah. Para ahlinya juga sudah turun tapi entah sampai hari ini belum juga ada pencerahan, malah makin pekat saja, hikksss

Dan hari ini kantor kamai BTKL PP Kelas I Palembangpun turun ke jalan, setelah kemarin pembagian masker ke DINKES Kota di sekitaran Wilker. Hari ini semua warga kantor turun ke jalan-jalan bagikan masker gratis kepada para pengendara motor dan pejalan kaki disekitaran kantor sampai ke lapu merah terdekat. Laris manis. Semoga ada manfaatnya. Meski sepintas tadi masker yang dibagikan tak langsung dipakai oleh beberapa pengendara motor, dimasukkan ke kantong jaket. Ya semoga nanti dia pake dech, kan sayang ;)

Masih disekitaran kantor.

Depan KODAM, depan kantor kami.

Simpang SEKIP
Semoga kabut asap cepat berlalu. Dan matahari kembali bersinar cerah. 
*Rindu ngeBlog

Rabu, 11 Juni 2014

POSBINDU SALIMAH PLAJU

Masalah PTM yang kian meningkat dan mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Masyarakat kurang menyadari tentang PTM dan faktor risiko untuk timbulnya PTM di  masyarakat  Fasilitas yankes yang ada belum memadai untuk pencegahan & penanggulangan PTM. Kegiatan Pencegahan & Penanggulangan PTM masih terkotak kotak & belum terkoordinasi secara terpadu. perlu reformasi pelayanan kesehatan & perencanaan yang komprehensif dan berbasis masyarakat. Dengan memperhatikan masalah PTM di masyarakat maka dapat dilihat bahwa morbiditas & mortalitas tinggi dan faktor risiko ptm tidak memberikan gejala. Dengan itu maka dapat menggunakan sumberdaya masyarakat, memberdayakan Potensi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan budaya & kebiasaan masyarakat maka dapat dibentuk Posbindu PTM, dimana posbindu pptm berbasis masyarakat dengan mengutamakan fungsi koordinatif dan konsultatif dimana Pemerintah hanya sebagai motivator,  fasilitator   dan kendali mutu pelayanan kesehatan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu tetap dilaksanakan Posbindu PTM seperti yang telah dirintis pada tahun 2014 lalu. Dan untuk memperlancar pelaksanaannya diharapkan ada kader-kader POSBINDU terlatih. Untuk itu maka dalam pelaksanaan POSBINDU PTM kali ini BTKL PP Kelas I Palembang berkerjasama dengan SALIMAH.


SALIMAH hadir berupaya membawa harapan untuk dapat menjadi salah satu komponen bangsa yang  berkontribusi dalam mencari jalan keluar bagi berbagai problematika bangsa dengan program-program yang mendorong pemberdayaan perempuan, pengokohkan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak. Salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat pada saat ini adalah masih rendahnya kualitas kesehatan perempuan dan ibu Indonesia. SALIMAH sebagai sebuah ormas yang ingin tetap terus beramal ingin terlibat langsung dalam pelaksanaan POSBINDU PTM, karena memang struktur organisasi SALIMAH yang sudah mengakar di level kecamatan diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.



Selasa, 10 Juni 2014

Palaksanaan POSBINDU PTM BTKL PP Kelas I Palembang

Saat ini pola penyakit telah mengalami transisi epidemiologi, yamg ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (non-communicable disease). Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Kecenderungan perubahan ini juga tekah terjadi di Indonesia, sehingga menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan di bidang kesehatan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang utama adalah kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit kronik obstruktif telah mengalami peningkatan jumlah kasus, khususnya di negara berkembang. Kondisi ini berdampak pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. WHO memperkirakan pada tahun 2020, penyakit tidak menular akan menyebabkan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di dunia. 2 dari 3 kematian setiap tahunnya terjadi karena penyakit tidak menular. 9 juta kematian terjadi pada usia kurang dari 60 tahun. 90% kematian akibat penyakit tidak menular terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Lebih dari  70% penderita penyakit tidak menular tidak tahu kalau dirinya sakit dan 30%nya tidak berobat secara teratur di Indonesia. Milyaran Rupiah hilang terbuang  percuma akibat penyakit tidak menular dan memperburuk kemiskinan.
Masalah PTM yang kian meningkat dan mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Masyarakat kurang menyadari tentang PTM dan faktor risiko untuk timbulnya PTM di  masyarakat  Fasilitas yankes yang ada belum memadai untuk pencegahan & penanggulangan PTM. Kegiatan Pencegahan & Penanggulangan PTM masih terkotak kotak & belum terkoordinasi secara terpadu. perlu reformasi pelayanan kesehatan & perencanaan yang komprehensif dan berbasis masyarakat. Dengan memperhatikan masalah PTM di masyarakat maka dapat dilihat bahwa morbiditas & mortalitas tinggi dan faktor risiko ptm tidak memberikan gejala. Dengan itu maka dapat menggunakan sumberdaya masyarakat, memberdayakan Potensi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan budaya & kebiasaan masyarakat maka dapat dibentuk Posbindu PTM, dimana posbindu pptm berbasis masyarakat dengan mengutamakan fungsi koordinatif dan konsultatif dimana Pemerintah hanya sebagai motivator,  fasilitator   dan kendali mutu pelayanan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu tetap dilaksanakan Posbindu PTM seperti yang telah dirintis pada tahun 2014 lalu. Dan untuk memperlancar pelaksanaannya diharapkan ada kader-kader POSBINDU terlatih. Untuk itu maka akan dilaksanakan pelatihan kader-kader POSBINDU sebanyak 1 kali yang berlokasi di kantor BTKLPP Kelas I Palembang.

Secara umum Posbindu PTM BTKL PP Kelas I Palembang sendiri bertujuan untuk :
1.      Membudayakan Gaya Hidup Sehat  (berperilaku CERDIK) dalam lingkungan yg kondusif di rutinitas kehidupannya.
2.      Faktor risiko PTM yg kurang menimbulkan gejala secara bersamaan dapat terdeteksi & terkendali secara dini.
3.      Metodologis dan bermakna secara klinis dimana kegiatan dpt dipertanggung jawabkan secara medis dan dilaksanakan oleh kader khusus dan bertanggung jawab yg telah mengikuti pelatihan metode deteksi dini atau edukator PPTM
Dengan memperhatikan tingkat ekonomi masyarakat Indonesia maka Posbindu PTM ini termasuk fasilitas kesehatan yang murah dimana dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dgn biaya yg disepakati/sesuai kemampuan masyarakat. Selain itu Posbindu PTM mudah dijangkau karena diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal masyarakat/ lingkungan tempat kerja dgn jadual waktu yang disepakati

Distribusi peserta berdasarkan jenis kelamin dari 2 kali pelaksanaan POSBINDU PTM. Adapun peserta yang mengikuti POSBINDU PTM pertama berjumlah 56 orang dan POSBINDU PTM kedua berjumlah 50 orang dan yang menjadi catatan bahwa secara keseluruhan peserta tersebut bukan orang yang sama. Adapun distribusi hubungan umur dengan gula darah pada POSBINDU PTM pertama dapat terlihat bahwa umur 18-44 tahun dan 44-54 tahun tidak ada yang gula darahnya >200 mg/dl dan pada umur 55+ lebih gula darahnya lebih cenderung meningkat, bahkan ada 1 orang yang > 200 mg/dl. Dan dari 56 peserta yang mengikuti POSBINDU PTM pertama hanya 37 orang saja yang diperiksa kadar gula darah sewaktunya bisa terlihat bahwa tidak ada peserta yang gula darahnya > 200 mg/dl. Dan dari 50 orang peserta yang mendikuti POSBINDU PTM kedua hanya 30 orang saja yang diperiksa kadar gula darah sewaktunya.

Foto Kegiatan POSBINDU Ke I di BTKL PP Kelas I Palembang.
  


Laporan eeeuuyyyy...

Kamis, 08 Mei 2014

Waspadai Peningkatan PTM

PTM alias Penyakit tidak menular, belakangan makin jadi sorotan di dunia kesehatan baik Nasional maupun Internasional. Pola hidup yang berubah, dari kebiasaan menyantap makanan siap saji, kebiasaan oleh raga yang makin minimalis, apa-apa dilakukan pakai mesin makin mendukung ledakan kasus PTM.

Sebenarnya pemerintah lewat dinas kesehatan  sudah melakukan banyak hal untuk mengatasinya, dari penyuluhan sampai melakukan pemeriksaan gratis untuk tekanan darah dan bahkan sesekali dilakukan pemeriksaan gratis terkait gula darah sewaktu (GDS) karena memang kasus DM tipe II makin banyak saja. Banyaknya obesitas pada anak juga harus jadi perhatian.

Dalam hal ini kita tak bisa bekerja sendiri, harus melibatkan banyak pihak. Ahhh terlalu muluk ya kedengarannya, sayapun belum melakukan dengan baik padahal tugas saya di kantor yang berkutat di masalah Penanggulangan Penyakit Tidak Menular ini, lah bagaimana ya, masyarakat kita masih sulit sekali diajak melakukan pemeriksaan berkala. Lebih sering sudah ada keluhan baru ribut cari obatnya.

Sering menganggap segala sesuatu hal kecil, sepele. Contoh kasus saja, ini saya tampilkan data terbaru dari Puskesmas Makrayu, sebuah Puskesmas yang ada di Kota Palembang. Coba perhatikan, ini data kasus baru PTM dari Januari - Maret 2014. Focus di hipertensi saja.




Saat data ini saya tampilkan tak sedikit yang berkomentar, cuma sedikit kok, itu Januari cuma 1 orang. Hallo!!! Kalau 1 orang tiap bulan di setiap Puskesmas yang ada 16 di Kota Palembang saja sudah 16 orang. Tambahkan dengan kasus lama yang memang sudah ada. Gabungkan dengan Kota lain. Di Sumsel saja ada 17 kota, kalau masing masing ada 16 Puskesmas saja artinya sudah ada 17 x 16 orang di Sumsel. Belum di Propinsi lainnya. Indonesia raya ini luas, Propinsinya ada 33. Alangkah banyaknya. Jadi waspadalah.

La trus kita bisa bantu apa?

O iya pasien hipertensi yang sadar dirinya itu hipertensi hanya 70 % lho, dan dari yang sadar itu hanya 30 % saja yang mau rajin kontrol, padahal hipertensi itu penyakit kronis, yang memang tak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan dan dicegah akibat lanjutannya seperti stroke dst.

Jadi sebagai individu tugas yang bisa kita lakukan:

1. Menjadi pribadi dan pelopor untuk melakukan cek kesehatan secara berkala, jangan tunggu ada keluhan.
Ingat pesannya Imam Syahid Hasan Al Banna, Kewajiban Muslim pada point Ke - 3.
Hendaklah engkau melakukan general check up secara berkala.
Segera berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu.
Di samping itu perhatikanlah faktorfaktor
penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, dan hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.

2. Jauhkan asap rokok dari lingkungan tinggal dan kantor kita, sebab perokok pasif juga berbahaya.

3. Menjadi pribadi dan penggerak keluarga untuk rajin beraktivitas. Jangan dikit-dikit naik lift, naik ojek. Kalau memungkinkan buat jadwal berolah raga bersama keluarga. Idealnya 3 kali seminggu selama 30 menit tiap periodenya.

4. Menjaga pola makan diri dan keluarga untuk ikuti Menu Sehat Beragam dan Seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori.

5. Upayakan istirahat yang memadai. Ikuti anjuran sunnah untuk tidur yang sehat.

6. Pandai-pandailah mengelola stress, kuncinya iman dan takwa.

Ini sesuai dengan pola hidup CERDIK sesuai arahan Direktorat PPTM.







C  CEK KESEHATAN BERKALA

E ENYAHKAN ASAP ROKOK

R RAJIN AKTIVITAS FISIK

D DIET DENGAN KALORI SEIMBANG

I ISTIRAHAT YANG CUKUP

K KELOLA STRESS


Ya semoga ada manfaatnya, mengisi blog sambil buat laporan di kantor.
Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil dan yang penting, mulailah sekarang juga.

Rabu, 07 Mei 2014

Izinkan Aku Jadi Bidadarimu

Aku ingin menjadi wanita yang menyejukkan pandanganmu
Aku berusaha menjadi wanita yang bertutur kata santun
Aku mau menjadi wanita yang berderma dengan harta halalmu
Aku adalah wanita yang siap menjaga kehormatan dalam balutan iman

Maka ajari aku untuk menjauhi maksiat
Jangan kenalkan aku pada jalan yang sesat
Naungi aku hanya dengan rahmat
Agar selamanya aku tidak menjadi wanita jahat

Yang aku ingin tak hanya menjadi pendamping
Tapi aku juga butuhkan dirimu sebagai pembimbing
Aku butuh cintamu untuk raih cinta-Nya

Aku perlu ridhomu untuk menapak ke Syurga-Nya

Tegurlah bila aku salah
Ingatkan aku ketika khilaf

Tapi jangan lukai hatiku, apalagi menghukumku
Bimbinglah aku ke jalan-Nya agar selamanya aku makmum yang baik


Mencintamu adalah anugerah dari-Nya
Dicintamu sempurnalah anugrah-Nya

Izinkan hanya aku bidadarimu, selamanya


Aamiin ya Rabbal'alamin...





Selamat bertugas ya Abi, do'a kami menyertaimu.
Semoga Allah selalu menjagamu, bahkan dalam lelap tidurmu.

(Jelang Milad Pernikahan ke-12, 07072014)

Rabu, 30 April 2014

Menemukan Buku Little Stories

Bertemu bukunya Rin dkk disuatu sore, beberapa hari lalu, mengusik rinduku untuk kembali Ngeblog.

Ahaaa semoga sebuah pertanda aku bisa menyempatkan diri menulis lagi, setelah sekian lama vakum. Saat De' Za juga sudah 6 bulan, masa ASI Ekslusifnya berlalu sudah.

Akhirnya kumenemukan buku ini :)
Ceritanya baru ini saja. Sekedar mengobati rindu.

Jumat, 10 Januari 2014

Perawatan 180 System


Nu Skin 180 Anti-Aging Skin Therapy System

Kulit lebih muda dengan hanya seminggu. Sistem yang terbukti ampuh ini mampu menghapuskan garis halus dan kedutan, memperbaiki tekstur kulit, menratakan tona kulit agar kelihatan muda dan remaja.

Setiap produk dalam rangkaian ini mempunyai manfaat tertentu yang telah terbukti secara klinikal dapat melawan penuaan.

Untuk masalah : Sensitif, Kusam, Kekenyalan (kendur), Kehalusan(Pori- pori besar), Alergi.
Usia : Mulai dari 30 tahun




NU SKIN 180°® FACE WASH
Membersihkan tanda-tanda penuaan yang diakibatkan oleh efek lingkungan. Mengatasi diskolorasi (warna kulit tidak merata), mengencangkan kulit, sSerta mendorong produksi kolagen. Mengandung 10% bahan vitamin C.



NU SKIN 180°® SKIN MIST
Kulit yang lebih sehat esok hari. Melindungi dari terbentuknya kerutan dan kulit kendur di masa mendatang. Mengandung di-peptide dan tri-peptide dari hidrolisa protein padi. Ekstrak jamur secara eksklusif memperbaiki dan mengencangkan pori-pori, serta HMW Complex untuk menyejukan, menenangkan dan melindungi kulit.

NU SKIN 180°® CELL RENEWAL FLUID
Membalik Waktu - Tanpa Iritasi. Mengandung 15% konsentrat yang sangat kuat dari PHA(polyhydroxy acid) dan gluconolactone, berfungsi untuk menanggulangi efek-efek penuaan.

NU SKIN 180°® UV BLOCK HYDRATOR SPF 18
Perlindungan dan kelembaban sempurna. Merupakan teknologi paling maju untuk perlindungan tabir surya. Diformulasikan dengan photosome yang diaktifkan oleh cahaya. Memberi pertahanan yang sempurna dari paparan sinar matahari serta menangkal efek dari sinar UVA dan UVB.
NU SKIN 180°® NIGHT COMPLEX
Bangun dan terlihat lebih muda di pagi hari. Formulasi kaya akan vitamin yang akan mendorong perbaikan DNA. Melawan kerusakan akibat radikal bebas, serta memperkuat sekat proteksi kulit.


NU SKIN 180°® AHA FACIAL PEEL AND NEUTRALIZER
Menghapus kesuraman kulit (dalam menit). Memanfaatkan 10% larutan lactic acid menghilangkan penampakan penuaan dan kerusakan akibat paparan sinar matahari. Merupakan facial peel yang sangat efektif menstimulasi pembaharuan sel dan sisntesis kolagen untuk menghasilkan kulit yang lebih halus.


Untuk konsultasi bisa menghubungi saya di 081377650320