Kamis, 05 Mei 2011

Air Putih Jangan untuk Bayi

Mbah, nanti tolong kalau aku terlambat pulang kasih air putih ya adeknya,” urai Wiwis kepada sang pengasuh sembari menidurkan bayinya yang berusia 3 bulan. Toch iya ngajar sampai jam 10, hanya dua pelajaran hari ini, dan ia memang tak ingin mengenalkan bayinya dengan susu formula. Terlebih sejak ramainya kasus tentang si Sakazakki itu.

Lalu mengapa air putih Bu?
Tahukah Bu, di balik kebiasaan memberikan air putih ternyata tersimpan bahaya yang dapat mengancam si buah hati, utamanya bayi di bawah usia 6 bulan.

ASI, Sudah Cukup!

Air putih bermanfaat bagi kesehatan anak-anak dan orang dewasa memang benar, tapi TIDAK untuk bayi.
“Pemberian air putih tidak disarankan, khususnya pada bayi usia < 6 bulan, karena kegunaannya tidak ada,” buka dr. Yulia Lukita Dewanti, M. Ked. Ped, SpA dari RS Sari Asih Serang.

Pada bayi usia tersebut, pemberian ASI eksklusif tanpa pemberian cairan lain sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi sesuai dengan perkembangannya.

Secara alamiah, komposisi ASI –mengandung 88 persen air- yang diproduksi akan mencukupi kebutuhan cairan bayi.

Begitu pun dengan bayi yang minum susu formula, lebih dari 80 persen komposisi susu formula adalah air. Mengingat tingginya kadar air dalam ASI maupun susu formula, bayi kurang 6 bulan tak perlu diberikan tambahan cairan lain apapun secara langsung –termasuk air putih, teh manis, atau jus buah.

Artinya, bayi tidak akan kekurangan cairan sejauh bayi mendapatkan ASI atau susu formula cukup setiap harinya. Bayi akan selalu ‘meminta’ ASI/susu formula bila ia merasa haus (on demand).

3 Alasan Air Putih Dilarang

Lantas, mengapa air putih tak baik diberikan pada bayi?

Ginjal Bisa Rusak

“Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, semua organnya belum berfungsi laiknya orang normal pada umumnya. Nah, organ yang langsung berhubungan dengan metabolisme cairan adalah ginjal. Jika bayi diberi banyak air putih, maka ginjal yang belum siap menyaring –kecuali ASI- ini dapat rusak,” papar dokter penyuka novel ini.

Ya, ginjal bayi belum mampu mengeluarkan air dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan timbunan air dalam tubuh yang dapat membahayakan bayi (keracunan air).

Keracunan air

Kelebihan air di atas akan menyebabkan kandungan elektrolit dalam darah menjadi tidak seimbang, misalnya sodium (natrium). Kelebihan cairan tersebut akan melarutkan sodium dalam darah dan akan dikeluarkan tubuh, sehingga kadar sodium menjadi rendah yang dapat memengaruhi aktivitas otak.

Awalnya ditandai dengan iritabilitas (merengek-rengek), mengantuk dan gejala penurunan kesadaran lainnya yang kadang luput dari kewaspadaan orangtua. Gejala lainnya adalah penurunan suhu tubuh, bengkak di sekitar wajah dan jika dibiarkan dapat menjadi kejang.

Jika si kecil sampai mengalami kejang, kemungkinan terjadi gangguan perkembangan di masa depannya namun bergantung pada frekuensi dan durasi kejang tersebut terjadi.
 
Kebutuhan gizi tidak terpenuhi


Selain keracunan air, memberikan air putih setiap kali bayi menangis adalah salah. Bayi yang menangis tidak selalu berarti lapar. Bisa saja ia BAK (Buang Air Kecil), BAB (Buang Air Besar), kurang nyaman, sakit atau lainnya.

Bayi yang diberikan air setiap ia menangis akan menjadi kenyang. Sehingga keinginan bayi untuk menyusu akan menurun. Akibatnya, asupan gizi dalam tubuh menurun pula.

Padahal tiga tahun pertama adalah golden period (masa keemasan) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan sangat bergantung pada asupan gizinya saat itu. Oleh karena itu, Moms harus mengonsumsi makanan yang bergizi agar kualitas ASI terjaga.

Diare, Tetap Berikan ASI


Bagaimana bila bayiku diare, apa boleh diberikan air putih? “Untuk bayi usia kurang dari 6 bulan, tetap berikan ASI saja. Memang, kebutuhan akan cairan saat diare akan meningkat, namun pemberian ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Semakin sering si ibu menyusui maka semakin banyak pula ASI yang diproduksi, sehingga Ibu tidak perlu khawatir ASI-nya tidak cukup,” saran dr Yulia.

Ingat, kandungan ASI sudah lengkap, termasuk kandungan elektrolitnya. Sehingga, pemberian cairan elektrolit khusus bayi tetap tidak disarankan.

Boleh Diperkenalkan lebih dari 6 Bulan


Pemberian air putih mulai dapat dilakukan saat bayi memasuki usia di atas 6 bulan, dimana MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai diperkenalkan. Selain itu pada usia lebih dari 6 bulan, organ bayi dianggap ‘siap’ untuk mencerna makanan dan minuman selain ASI.

Selain itu, ada beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada kasus tertentu -seperti cuaca panas atau konstipasi- pemberian air pada bayi diperbolehkan.

Namun, pemberian air itu cukup berkisar satu sendok makan setiap pemberiannya. Sebaiknya, gunakan sendok, bukan dot/botol guna menghindari kehilangan kontrol berapa banyak air putih yang sudah diminum bayi, jangan sampai kebanyakan.

Misalnya yang terjadi di John Hopkins Children’ Center, sebuah rumah sakit di Amerika, seperti dikutip dari situsnya. Pada musim panas, banyak bayi yang dibawa ke ruang gawat darurat oleh orangtua yang panik karena bayi mereka kejang. Belakangan diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh asupan air putih yang terlalu banyak.
Hmm, Anda tak mau hal itu terjadi pada si kecil, bukan?

Air Tajin, Tak Dianjurkan!


Pemberian air tajin (air rebusan beras) masih jamak ditemukan di masyarakat. Menyikapi hal ini, dr Yulia menegaskan bahwa air tajin tetap tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan.

Banyak ibu-ibu memberikan air tajin bila anaknya terserang diare guna mengatasi dehidrasi. Banyak pula yang mencampurkan air tajin pada makanan bayinya saat si kecil berusia lebih dari 6 bulan.

Dikatakan dr. Yulia, komposisi air tajin tidak lain hanyalah karbohidrat. Memang, air tajin lebih baik dibandingkan dengan air putih yang tidak mengandung zat gizi dan hanya beberapa jenis elektrolit.

Walau begitu, bagi bayi lebih dari 6 bulan yang selalu diberikan air tajin, yang akan terpenuhi hanyalah kebutuhan karbohidratnya. Hasilnya, bayi bisa menjadi gemuk tanpa ada ‘isi’nya. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dibutuhkan bukanlah karbohidrat saja. Protein, lemak, serat, zat gizi makro dan mikro pun berperan penting.

Jadi, bijaklah dalam memilih makanan/minuman untuk dikonsumsi si kecil dalam masa tumbuh kembang-nya.  
Sumber: Tabloid Mom/Kiddie

Untuk Ibu bekerja biasakan memeras ASI untuk persiapan selama bayi ditinggalkan, pakai pompa manual, pompa electrick atau malah yang terbaik pakai i jari-jartangan saja, karena sesungguhnya ASI bisa disimpan. 

Pernah dengar kisah Irfan Hakim dan istrinya yang meninggalkan bayi mereka yang sedang ASI Ekslusif untuk ibadah haji? Ya, ternyata si bayi tetap bisa terus minum ASI Ibunya yang sudah dikumpulkan dalam 2 kulkas besar.

Aku Hamas, Aku Anak ASI lho.....
seperti Yundaku :)
Aku Tsabitta, aku juga anak ASI.
Kami berdua bangga jadi anak ASI. ASI memang HEBAT.
Nyaingi iklan susu formula :) 
Aku pribadi punya pengalaman ini, saat aku prajabatan Hamas masih ASI Ekslusif, Alhamdulillah bisa tetap sukses pelaksanaannya. Tak lain dan tak bukan karena adanya  simpanan ASI yang sudah kukumpulkan dan yang utama adalah Breastfeeding Father. Jadi Ayah, peranmu sungguh sangat berarti! Adapun saat Yunda lahir, aku sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan stase akhir coass-ku, sebenarnya suami sangat mendukung, tapi pengetahuannku tentang tata cara menyimpan ASI belum ada, ternyata ilmu itu penting ya.....so, siapkan dirimu sejak saat kehamilan dengan ilmu seputar LAKTASI.


Yang bisa dilakukan Ayah untuk membantu Ibu selama menyusui :
1.  Mengendongkan bayi ke Ibu saat ingin menyusui.
2.  Menggantikan popok.
3.  Menyendawakan bayi.
4.  Memandikan bayi.
5.  Bermain, menggendong dan mendendangkan bayi.
6.  Menyiapkan asupan makanan bergizi bagi ibu.
7.  Membantu pekerjaan RT, agar Ibu cukup istirahat.
8.  Memijat bayi.

Simak ilmu tentang penyimpanan ASI :
1.  ASI yang simpan diudara kamar/luar tahan 6-8 jam pada suhu 26°C / lebih rendah
2.  ASI yang disimpan didalam termos berisi es batu tahan 24 jam
3.  ASI yang disimpan dilemari es ditempat buah dibagian paling dalam ditempat yang terdingin tahan 2-3x24 jam(4°C/lebih rendah)
4.  ASI yang disimpan di freezer dengan satu pintu tahan 2 minggu
5.  ASI yang disimpan di freezer dengan pintu terpisah tahan 3 bulan
6.  ASI yang disimpan di deep freezer (-18°C / lebih rendah tahan selama 6-12 bulan.
Jadi tak ada alasan memberi bayi air putih atau susu formula untuk para Ibu yang bekerja. 

Untuk Ibu, menyusui juga sangat besar manfaatnya, antara lain adalah :

1.  Mengurangi Perdarahan pasca melahirkan (Postpartum Hemorrhage). 
2.  Mengurangi Kurang Darah karena kurang kadar zat besi (Anemia Fe Deficiency)
3.  Mengurangi resiko Kanker Payudara (Ca Mamma)& Kanker Indung Telur (Ca Ovarium)
4.  Mengurangi Keropos Tulang dan diabetes
5.  Metoda KB paling aman, LAM
6.  Ekonomis & Menghemat waktu
7.  Berat Badan & Rahim (Uterus) lebih cepat kembali normal
8.  Tidak repot ,Portable, Membahagiakan orang tua


Sumber : Materi Management Laktasi di Puskesmas

7 komentar:

Arif Bayu Saputra mengatakan...

Wah disini lengkap baget pengetahuan tentang bayi... ini bisa jadi inspirasi buat saya... terima kasih bun.......:)

Anonim mengatakan...

Berguna banget Mba... ku save yah... mudah2an suatu hari nanti perlu lagi :-D

warsito mengatakan...

makasih bu infonya soalnya ane lagi punya bayi di bawah 6 bulan

Artineke A. Muhir mengatakan...

Bayu:
Semoga bermanfaat untuk bekal jadi Breastfeeding Father demi suksesnya program pemberian ASI Ekslusif, semoga lebih baik :)

Tia:
Mau tambah anak ya? Iya donk kan baru 1 :)
Semoga ya....

Warsito:
Langsung praktek kan ya.... sebarkan juga boleh kok pak....

Unknown mengatakan...

oh baru tahu nih,mbak. jadi air putih itu malah gak baik toh utk bayi

Sugeng mengatakan...

Kalau sang ibu tidak bisa memberi ASI karena tidak keluar bagaimana mbak ?? saya dan istri bukan tidak mau memberi ASI namun karena tidak keluar dengan terpaksa kami memberinya susu formula. Mahal sih, tapi mau bagaiman lagi karena kalau tidak begitu dedeknya tidak dapat asupan susu. Dan yang jelas pemberian susu formula itu sangat merepotkan :(

Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

Jual sepatu online mengatakan...

Tsabitta ngegemesin banget sih >,<