Miong yang Peduli
Miong berjalan gundah. Ekor matanya masih menangkap bayangan Bunda. Ini pertemuan kesekian, tapi sangat tak dinikmatinya. Bunda selalu berlalu dengan gegasnya. Padahal Miong hanya ingin curhat. Miong bukannya mau manja-manjaan, ia anak yang mandiri dan tidak cengeng. Walau Bunda tak pernah memberi tahu siapa Ayahnya, Miong rela. Baginya ini suratan hidupnya. Setelah adik-adiknya lahir dari Ayah yang berganti Miong tetap menjaga hubungan baik dengan Bundanya. Bunda selalu mengingatkan agar Miong tidak mencuri. Pilih saja sisa makanan yang layak dimakan, pesan Bunda yang selalu diturutinya.
Saat Miong mengais di Kompleks elite, ia bertemu Vyro. Seorang anak laki-laki baik hati kelas 6 SD. Vyro mengajak Miong tinggal dirumahnya. Vyro kesepian, hanya Mbah pengasuh yang menemaninya. Orangtuanya selalu pergi. Tapi sejak Mbah sakit-sakitan lalu dipecat, pengasuh barunya seorang yang professional melarang Vyro merawatnya. Adalah Miong sudah terbiasa hidup mandiri, ia justru kasihan pada Vyro. Vyro jadi tak betah di rumah, pulang sekolah les alasannya, padahal Vyro ke warnet. Vyro punya teman-teman baru yang mempengaruhinya untuk membuka situs porno. Rasa ingin tahu Vyro menemukan muaranya, karena kedua orangtuanya tak bisa dijadikan sandaran. Miong ingin menolongnya sebelum Vyro terlanjur jauh.
Inilah yang ingin dibaginya dengan Bunda, Miong yakin Bunda selalu punya solusi. Tapi mengapa Bunda tak pernah bisa diajak cerita, Miong sangat sedih. Miong tak sadar saat ada motor melintas dan langsung menyambarnya. Sepintas Miong masih bisa melihat Vyro di sebrang jalan. Vyropun langsung menghampiri, ia menyaksikan Miong sekarat. Miong ingin berteriak, ini kecelakaan, tidak seperti yang pernah mereka tonton dulu, tentang seorang yang anak mengakhiri hidupnya, sengaja menabrakkan diri kearah mobil yang sedang melaju gara-gara dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya yang super sibuk, saat ia tak lulus ujian SD lantaran kecanduan situs porno hingga lupa belajar.
***
Sejatinya ini Naskah untuk ikutan lomba FF tentang Fabel, yang ada batasan kata, tapi karena aku tahu hari terakhir, jadi tak sempat lah yau edite besar-besaran. Tapi kok aku merasa sayang aja dipendam, jadi ya diposting aja ke blog ini. Awalnya kuberi judul Miong yang Malang.
2 komentar:
singkat tapi pesannya sampe Mba..
Aah.. kenapa "Miong" Mba... jadi inget almarhum ipusku... :-(
Iya tapi lebih dari 200 kata, jadi gak sesuai kreteria :) Mau diedite dah ngak sempet. Mau disimpen kok sayang, hehe
Iya ya....masalahnya Miong yang kepikir waktu itu :)
Pernah pelihara kucing ya?
Posting Komentar