Selasa, 10 Mei 2011

Kurikulum 3 Kemampuan Dasar


Salah satu ungkapan Khalifah Umar bin Khattab RA. adalah : bahwasanya berkuda, berenang, dan memanah merupakan tiga kemampuan  dasar yang setidaknya harus dikuasai anak-anak muslim, generasi penerus risalah Islam.


Tentu ada alasan kuat mengapa Umar bin Khattab menyuruh para orang tua bijak mengajari anak-anaknya keterampilan-keterampilan khusus tersebut. Bagi masyarakat di padang pasir, berkuda dan memanah adalah barang yang lumrah. Naik kuda ataupun naik unta merupakan keseharian mereka. Binatang-binatang itulah yang menjadi tunggangan dan peliharaan masyarakat Arab. Memanahpun demikian, siroh banyak berkisah tentang bayaknya para sahabat yang jago memanah. Sebut saja Sa’ad bin Abi Waqqash, salah satu sahabat yang telah dijamin syurga, beliau terkenal sebagai ksatria gagah perkasa dengan anak panah yang selalu tepat sasaran.


Adapun tentang berenang? Ini luar biasa, sangat mengherankan. Orang Arab tidak terlalu suka air. Kolam renang adalah hal yang sulit ditemukan. Kalaupun kolam, itu berbentuk oase atau wadi. Dan kebanyakan dipakai sebagai sumber minum. Bukankah, air sangat sulit ditemukan di daerah padang pasir. Tapi Umar meminta para orang tua muslim mengajarkan anak-anak berenang. Tentu ada hal yang jauh di luar jangkauan pemikiran masyarakat muslim 15 abad lalu. Bisa berenang memang sangat perlu. Ketika tsunami menerjang, orang yang bisa berenang tentu lebih dimudahkan untuk menyelamatkan diri. Dan tentu banyak sekali hikmah yang bisa kita dapat dari kemampuan berenang ini. Betapa ilmu kedokteran sudah membuktikan bahwa renang sangat baik untuk therapy berbagai penyakit. Ada asthma, masalah tulang belakang atau hal-hal yang berhubungan dengan ketidak seimbangan hormone sangat baik diselesaikan dengan rajin berenang.

***

Jujur aku begitu memimpikan adanya satu kurikulum pendidikan yang bisa memfasilitasi dikuasainya ketiga kemampuan dasar ini, keterampilan darat dan air yang harus dimiliki anak -anak tangguh. Semoga….

“Sekarang ya untuk sementara kita upayakan sendiri saja”, ini prinsip suamiku yang sangat aku setujui.

Belajar berkuda. Perlu juga ya…. kita kenalkan. Agar mereka tak takut pada kuda bahkan sampai pada tahap berani menungganginya. Sejauh ini kami, aku dan suami belum terlalu maksimal berusaha untuk ini. Bagaimana cara menyetop laju kuda, bagaimana belok ke sebelah kiri atau belok ke kanan. Ini belum. Secara harfiah memang anjuran berkuda itu, ya mengajarkan berkuda. Tapi sesungguhnya tak cuma berkuda ini yang harus dipelajari dan dikuasai. 

Mengenal KUDA, belum belajar BERKUDA.
Menunggang kendaraan lain juga harus bisa. Dalam konteks kekinian, tentu naik mobil, motor, bahkan pesawat, yang harus pula dikuasai. Dalam tahap ini Akang baru beberapa minggu yang lalu bisa naik sepeda roda 2, masih perlu latihan lagi agar sampai pada tahap mahir, tapi paling tidak Akang sudah berani,  tanpa roda bantu lagi. Yunda mulai bisa bersepeda roda 2 awal naik kelas 2 SD dulu, tapi Yunda langsung rajin sepedaan. Yunda mencoba sepeda-sepeda besar milik sepupunya atau saat liburan di Sukabumi dulu Yunda bahkan sudah bisa naik sepeda ontel. Subhanallah …. 
Tak akan ada ruginya bisa mengendarai segala macam kendaraan. Dan yang paling penting, adalah mengenalkan kekuasaan Allah SWT pada anak-anak. Bahwa setiap kendaraan, apapun itu, tidak akan mungkin bisa berjalan tanpa izin Allah SWT. 

Serunya bersepeda ala Yunda Akang dari masa ke masa.

Akang dibonceng Yunda, Kambang Iwak.
Akang dengan sepeda kenangan, sekarang roda bantu sudah dilepas.
Gaya Yunda bersepeda, di GOR kenangan yang sudah jadi Hotel.
Ber-ontelria di Sukabumi, Puskesmas yang penuh kenangan.



Begitu pula dengan berenang, mengenalkan anak pada air sejak diri tentu lebih bagus. Selanjutnya kemampuan berenang ini pun harus dikuasai agar tidak hanya keterampilan di darat saja yang dikuasai, tapi juga keterampilan di air. Untuk yang satu ini kami sekeluarga sudah berusaha mengoptimalkannya. Sejak anak-anak kecil mereka sudah akrab dengan kolam renang, awalnya dipegangi, terus seru pakai pelampung sendiri sampai akhirnya sekarang sudah bisa berenang kecipak-kecipuk sendiri, walau masih harus diawasi dan belum sepenuhnya mengikuti kaidah renang yang professional, tapi paling tidak sudah ada kemajuan untuk berenang sendiri. 

Saat sudah bisa berenang dengan gaya khas masing-masing.

Yunda dengan hobby renangnya.
Gaya renang ala Akang.


Ini zaman masih pakai pelampung, saat mengenalkan renang pada anak-anak, sejak usia mereka sekitar 2 tahunan. 




Ini berendem atau berenang?
Apapun namanya, dengan air Yunda Akang pasti suka.
Kegiatan renang yang selalu diminati oleh anak-anakku, bahkan sejak mereka belum punya baju renang sendiri. PeDe saja berenang pakai kaos oblong, hingga sekarang baju renang pertama Yunda sudah kekecilan dan ganti yang baru. Begitulah, dulu waktu anak-anak belum bisa berenang, mereka sampai minta sering-sering diajak renang, penasaran sendiri. Aku sich senang banget, mengingat Yunda Akang ada bakat asthma turunan dariku, jadi renang memang sangat dianjurkan. Selain itu, dampak yang begitu kurasakan, biasanya sehabis renang, Yunda Akang akan lebih lahap makan dan tidurnya makin pulas, sehat dech pokoknya….
Di sekolah TKIT dan SDIT Bina Ilmi juga ada program renang, pertiga bulan sekali. Lumayan buat seru-seruan, tapi kalau ingin bisa ya harus tambah buat program sendiri.

Serunya renang, liburan kemana-mana yang diburu acara berenangnya.

Acara liburan, The Jungle Adventure Waterpark Bogor.
 
Sabda Alam Waterpark, di Garut. Akang, Abi dan Athor.

Lembah Hijau, Bandar Lampung.

Yunda bareng Zahra dan Tata di Waterpark Metro.

Abi-Yunda, Baba-Avig, Jidah-Akang di Pantai Mutun, Lampung.

Di Palembangpun begitu, tak ada tempat wisata yang menarik hati Nanda, jadi Weekend-pun lebih baik berenang.

OPI Waterpark, sejak dibuka selalu ramai.

Lumban Tirta Swimmingpool, sekarang sedang direnovasi.
Yunda belajar dengan Ohtie dan Ammahtie, Garuda Swimmingpool

Bersama para sepupu di Hotel Horison.

Ada permainan gelembung sabun sambil renang, Swimmingpool sewaan. 
Bersama anak-anak sejawat.
Salah satu tekhnik Akang belajar renang, serius.com
Swarna Dwipa Hotel, berguru dengan Abi sebagai perenang sungai Musi.

Novotel, Akang dilatih renang langsung oleh Abi, guru renang idola.

Senang dan seru setiap acara renang, sampai kamipun berniat ingin punya kolam renang sendiri di rumah. Semoga suatu saat, agar bisa mengajak saudara yang lain renang gratis. Hoho....dendam positif karena kalau renang selalu bayar :)

***

Sementara memanah pun tak berhenti dengan bisa memanah saja. Memanah disini menurut banyak ahli termasuk keterampilan olahraga beladiri. Karena memanah bisa untuk mempertahankan diri, juga berperang. Jadi maksudnya memanahpun bisa berarti anak-anak muslim harus menguasai beberapa alat untuk mempertahankan diri. Ajarilah anak-anak kita ilmu bela diri: silat, karate, kungfu, yudo, dan sebagainya. Semuanya bertujuan senada, mempertahankan diri. Walaupun saat ini anak-anakku belum ada yang ikut salahsatunya, baru sebatas niat, nati kalau sudah masuk SD Akang ingin ikut ekskul karate yang ada di sekolahnya, dan Yundapun sudah sepakat untuk ikutan.


Menurutku, tak ada ruginya mengajarkan tiga kemampuan dasar  itu pada anak-anak kita. Semoga semua bisa bermanfaat untuk kehidupan mereka kelak. Aamiin.


~ Sebuah catatan dokumenter, tentang kurikulum pendidikan impiaN~

10 komentar:

W i e d e s i g n a r c h mengatakan...

ih seru2 banget itu foto.. hehehehe....
sayangnya aku masih saja takut air .... gimana ini.... ^___^

warsito mengatakan...

jaman sekarang mungkin susah untuk bisa 3 kemampuan dasar tersebut yang sekarang masih ada kurikulum di sekolahan hanya ada satu yaitu renang

Artineke A. Muhir mengatakan...

Mbak Wied:
Wach rugi lho takut air, jadi gak bisa berenang dong....Buruan Mbak masih ada waktu buat melawan takutnya :)

Pak Wsito:
Iya Pak, renang di sekolahpun biasanya untuk dapat nilai, bukan supaya benar-benar bisa.
Ayo Pak kita buat sekolahnya....

Anonim mengatakan...

saya ndak bisa berenang :(

Lyliana Thia mengatakan...

Waaah seruuu... Mba, Vania udah mau 3 tahun blm aku ajak berenang... baru mau siih.. mudah2an dia nggak takut sama air... hehehe...

Mba,... itu pake baju renang muslimah yah? aku klo berenang nggak pernah pake baju renang muslimah, pakenya training sama kaos aja, lama2 berat... kalo baju renang muslimah nggak berat yah?

RIo Saputra mengatakan...

Saya TUrut Mendoakan Mb, semoga Impian itu segera terwujud dan Akan membawa perubahan dan dampak kepada Bangsa kita...

Salam Kenal dari Bengkulu

Artineke A. Muhir mengatakan...

Bundamahes:
Akan bisa dengan belajar....Semangat :)

Thia:
Selalu seru Thia....
Ayo buruan, Vania pasti suka lho...
Iya, baru juga pakai baju renang muslimahnya, karena ada beberapa hotel yang mengharuskan pakai baju renang muslimah, jadi ya mesti pakai baju renang dech...lebih ringan dong, ternyata harganya juga ndak terlalu mahal juga, di Tanah Abang cuma Rp. 115 ribu. Hoho
Tadinya cuma pakai baju kaos dan training aja kok :)

Artineke A. Muhir mengatakan...

Rio:
Aamiin YRA...thanks do'anya Broo ....
Salam kenal juga dari kami sekeluarga di Palembang.

Bajusenamgrosir mengatakan...

Subhanallah,,bagus mbak artikelnya,,ceritanya seru euyyy :)
FYI Kami jual baju renang nih,,kunjungi toko kami ya baju renang anak

Rahmat Fajri mengatakan...

Izin share. Cek gu