Sabtu, 14 Januari 2012

Kasir bukan Mesin

Adakah yang belum kenal mesin kasir? Kalau aku kenal sejak SMP era tahun 80-an akhir, saat itu ada Mini market didekat asrama tempat tinggalku. Tapi rupanya mesin kasir jadul, manual. Kode pada barang yang akan kita beli masih harus diketik dulu. Itu saja sudah membuatku kagum, maklum di Kampungku kala itu Toko terbesarnya hanya pakai kalkulator sederhana, namanya kalkulator dagang untuk menghitung total harga pembelian. Zaman terus berbenah, tekhnologi makin canggih. Sekarang mesin kasir yang barcode ada dimana-mana, di Supermarket dekat rumahkupun ada. Tapi entah kapan tepatnya aku kenalan sama mesin kasir yang barcode ini, lupa.  

Yang aku ingat adalah aku dibuatnya senang sekaligus berdecak kagum dengan alat ini, bagaimana tidak, mesin kasir yang barcode sangatlah cekatan, sang kasir tak lagi perlu mengetik kode pada barang yang kita beli, tapi cukup didekatkan saja dengan mesin kasir maka monitor akan menampilkan harga barang yang sesungguhnya. Secara jujur. Kalau mesinnya masih waras, dijamin tak akan ada kesalahan, terlebih korupsi.

Lalu pertanyaan berikutnya, apakah semuanya berlaku mudah dan cepat seperti itu? Ternyata pengalamanku membuktikan tidak selamanya mendung itu kelabu begitu, sebab beberapa kali aku pernah menemukan barang tak barcode, sehingga tugas sang kasirlah yang harus memasukkan kodenya dengan cara mengetik. Pernah suatu kali, saat ada barang tak berkode sang kasir bingung tak mengerti apa yang harus dilakukannya, clingak-clinguk bertanya pada rekannya yang ada di mesin kasir terdekat, mengetik kode dengan keraguan yang nyata. Akhirnya 'atasan'nya datang, sedikit marah tampaknya. Ooo... kasir baru rupanya. Akunya sich tetap pasang senyum, ngapain marah atau jutek, namanya belajar. Butuh proses kan ya... Betul? Betul dong!

Bahkan satu waktu aku juga pernah bertemu dengan kasir yang sedang magang, kerjanya dibawah pengawasan senior. Ikut senang kala menyaksikan ada senior yang dengan sabar menurunkan ilmu, tapi pernah miris juga melihat senior yang galak bin judes, kasian kasir magangnya. Kalau aku pasti tak nyaman. Bukankah, kita semua tahu, proses belajar itu akan berjalan sucses kalau kedua belah pihak dalam keadaan bahagia ya..


Untuk mahir kita tentu butuh belajar, dalam belajar tentu juga perlu kesempatan. Dan dalam kesempatan itu perlu ada kepercayaan. Kesempatan dalam kepercayaan, untuk tetap mencoba walau salah. Sebuah proses trial and error yang indah. Pernah juga bertemu dengan sesama pembeli yang ngomel-ngomel sama kasir magang, tidak profesional katanya. Sekali lagi menurutku, untuk profesional butuh kesempatan, butuh dukungan kepercayaan. Ya berilah sebisa yang bisa kita lakukan, karena kita bukan bosnya yang sudah memberinya kesempatan kerja jadi kasir, ya paling tidak kita hargai kesempatannya untuk belajar. Bagaimana menurutmu?

Pengalaman lain saat belanja di Hypermart, aku beli buah terus lupa menimbangnya dulu, hingga sampai di depan kasir tanpa barcode, sehingga asisten kasir (petugas yang mendampingi sang kasir) harus berlari-lari menimbangnya dulu. Saat seperti itu aku biasanya ngobrol atau sekedar bertukar sapa pada sang kasir, bila antrian panjang pernah juga aku membatalkan pembelinya. Berlalu setelah meminta maaf. Tak ada unsur kesengajaan sama sekali. Karena lupa salah satu tabi'at manusia. Maklumlah aku sangat jarang beli buah di Hypermart, Super market, juga Mini market. Biasanya ini jatah belanja pinggir jalan, atau pasar tradisional. 

Suatu kali, aku pernah membayangkan, bagaimana bila kelak, mesin kasir jenis barcode yang ada sekarang berubah menjadi mesin canggih yang melayani dirinya sendiri seperti vending machine. Vending machine atau mesin penjual otomatis adalah  mesin yang dapat mengeluarkan barang-barang seperti makanan ringan, minuman ringan seperti minuman soda, permen, produk konsumen dan bahkan emas dan permata untuk pelanggan secara otomatis.  Mesin ini akan mengeluarkan barang yang kita inginkan setelah kita membayar dengan cara memasukkan uang kedalamnya. Hingga tak lagi memerlukan penjaga yang bernama kasir. Bisa kah suatu saat terjadi? 


 Kasir yang bisa tersenyum ^_^

Ach fenomena mesin yang menggantikan peran kita sebagai manusia makin banyak saja. Mungkin dari segi kepraktisan, kemungkinan kecurangan atau peluang korupsi akan jauh berkurang.  Ada satu hal yang juga aku yakini, saat itu tentu akan semakin banyak pengguran. Bersamaan dengan itu tak akan adalagi senyum, sapa juga salam nan ramah dari para kasir seperti saat ini. Padahal s3(senyum, sapa dan salam) tersebut sangat aku sukai, mampu menghangatkan hati. Tak akan bisa digantikan oleh mesin tercanggih sekalipun. Hmmm, aku belum pernah bertemu dengan mesin yang bisa tersenyum, bagaimana denganmu?


Kasir dan mesin yang diajak bernarsis-ria,
*bedanya mesin kasir tak bisa tersenyum...

Kasir: "Sampai belanja kembali". Senyum, kliiiik ^^

Senyum, sapa dan salam tetap akan selalu disukai siapapun dan dimanapun.  Pun saat kita berbelanja di tempat-tempat yang sudah ada mesin kasir lengkap dengan barcode. Sejauh ini memang kita masih bertemu dengan sosok bukan mesin yang bisa tersenyum itu. Yups karena kasir bukanlah mesin, yang bisa kita ajak saling bertukar senyum dan sapa. Siapapun kita pasti akan senang bertemu seorang kasir yang murah senyum juga ramah. Begitu pula mereka. Ditengah aktivitas mereka yang lekat dengan mesin kasir bahkan harus bermesraan dengan yang namanya barcode, sang kasir tentu senang kita sapa atau minimal kita beri senyuman yang tulus. Senyuman yang bisa menghangatkan hari. 

Pertanyaan penutup, sudah pernahkah berkenalan dengan sang kasir, si penjaga mesin kasir yang barcode itu? Kalau belum, cobalah lakukan. Rasakan sensasinya. Semoga menyenangkan, karena mereka bukan mesin yang tak pandai tersenyum. Mereka adalah kasir yang bisa kita ajak berbagi cerita.

bannerkontes bannerkontes


Artikel ini diikutsertakan dalam Kontes Cerita Unik Belanja di BloggerPemula.Com.

32 komentar:

Nchie mengatakan...

Met Wiken Mba keke..
Bersama orang tersayang terntunya..

Kasiir juga manusia,punya rasa punya hati..*nyanyi dulu*

ooh aku sangat dekat sekali dengan kasir,waktu aku kerja dulu sering berhubungan langsung,ngobrol menanyakan merchandise yang aku titipkan untuk hadiah.

terkadang dilema buat seorang kasir,pembeli adalah raja,harus melayani dengan senyuman,pokoknya aku salut sama kasir ..
memang kasir bukan mesin Mba..

Anonim mengatakan...

cantik2 ya kasirnya.. kenalan dong :D

Lidya Fitrian mengatakan...

kasir mini market aku kenal mbak, karena sering bawa anak2 kesitu , kalau ketemu dijalan juga suka menyapa

risa mengatakan...

aku cuma bisa berkomentar, sukses ya dengan kontesnyaaa ;p

Tarry Kitty mengatakan...

Ada juga kasir yg ga senyum ama pembeli. Tp yg sering sich senyum dan ramah hehe. Kalo kenalan kayaknya ga pernah dech... lain kali di coba aja :)

Oh iya mbak, blm kirim alamat ke saya ama milih buku lho. Nanti tali asihnya di kasih orang lain lho :)

Artineke A. Muhir mengatakan...

Met Wiken juga Teh ^_^
Semoga menyenangkan bersama keluarga tercinta ;)

Siip, kasir punya hati ya Teh ;)

Pokoke senyum, sebab mesin tak akan bisa menggantikan senyuman ;)

Artineke A. Muhir mengatakan...

Baru nyadar blogspot bisa koment berbalas, makin keren aja ;)

Perdana ini Teh nyobainnya ^^

Artineke A. Muhir mengatakan...

Moggo Mas, silakan ^^

Artineke A. Muhir mengatakan...

Mantap Mbak Lid emang ramah di maya juga di nyata ;)

Artineke A. Muhir mengatakan...

Terima kasih yaa...

Artineke A. Muhir mengatakan...

Sudah aku kirim ya Mbak, maaf sebelumnya, tadi emang agak bermasalah sama hp ;(

Artineke A. Muhir mengatakan...

Sempat cemas tadi Mbak, ojo dialihkan to, ke tokonya Mbak Fanny juga belum bisa, entar kucoba lagi ;)

Unknown mengatakan...

halo, sudah dibooking ya buku pesanannya. makasih ya, mbak.

Unknown mengatakan...

kasir itu memang harus ramah dan murah senyum, kalo gak pembeli pada kabur. hehee

yayats38 mengatakan...

terima kasih atas partisipasinya. Sudah saya catat sebagai peserta ke 27
Salam hangat n sukses selalu :)

Alaika Abdullah mengatakan...

mba... aku juga belum pernah ketemu mesin yang bisa senyum.... mungkin kalo ketemu, aku akan kaget dan panik, kuatir mesin2 ini akan mampu menggantikan kita sebagai manusia... hehe...

Aku juga suka banget dengan kasir-2 yang ramah dan penuh senyum walau jelas mereka telah lelah melayani customers...

sukses untuk kontesnya yaa......

octarezka mengatakan...

jangn dong dganti vending machine, jadi bkurang deh lapangan kerja buat orang2
btw, gut laak ya mbak buat k0ntes ny, mg sukses!
=D

Unknown mengatakan...

Hal ini mengingatkan setiap saya belanja saya selalu menyapa si kasir dengan sebutan selamat pagi, siang atau pun malam dan dilanjut saya selalu memuji rambutnya. Namun yang selalu saya lihat mereka rata-rata langsung tersenyum dan semangat melayani para pembelinya Mba. He....x9

Semoga menag dalam kontesnya ya Mba !

Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

Evi mengatakan...

Kasir yg bisa di sapa dan tersenyum ini bukan tak mungkin suatu saat akan di ganti juga Bu Yunda. Saat ada saja otak-otak kreatif yang menemukan cara agar semuanya efisien, misalnya dengan menemukan robot yg seli scanning tahu jumlah belanjaan kita. Dan membayarnya entah dengan kartu anggota dari toko tersebut, kartu atm, kartu kredit, atau memakai point atau entah apa lagi..Aku yakin suatu saat masa itu akan datang, tapi entah kapan :)

Jiah Al Jafara mengatakan...

kalo kasirnya suka senyum gitu, pembelinya senengggg
sukses buat kontesnya ^^

Andy mengatakan...

aku lebih suka sama kasir yang jujur mba dibanding senyum,soalnya pernah dulu pas beli sesuatu harga di barcode rak sama di meja kasir beda
aku sempet bingung + nnya,akhirnya atasan menghampiri aku & minta maaf

Hany Von Gillern mengatakan...

dikampung saya disini sudah ada self check out mbak, tp kami biasanya tetap menuju regiter girl/boy yg selalu nyapa "Hi, how are you today? Did you find anything you need?" :)

Lyliana Thia mengatakan...

wah mbak Keke sampe foto sama kasirnya juga.. hihii.. kasih alamat blog mbak, kali2 aja dia mampir... :-D

good luck kontesnya ya mbak Keke.. :-D

kakaakin mengatakan...

Paling menjengkelkan kalo ada yang lupa menimbang sayur/buah2an. Lama nunggunya. Hehe...
Ciee... si kasir ternyata bakat narsis juga :D

Orin mengatakan...

eyampun, Ummi iseng jg yaa putu2 sm mba kasir hihihihi

umahnya fityanakifah mengatakan...

Mba aku masih gak bisa meninggalkan komentar dokolom komentar yg ada jd disini sj ya. ini kontes lagi ya? mmm telat lg deh...hehehe padahal tdkdijadwalkan jd nya selalu trlewat.

o ya aku udah bikin PR nya, terus blog anak sdg dlm perbaikan ^^tunggu tgl lounching nya ya ^^

Della mengatakan...

Kasir tempat aku biasa belanja juga selalu tersenyum dan ramah, Mbak. Jadi tambah adem belanja di sana, hehehe..

Ririe Khayan mengatakan...

Iya neh, kalau kasir gak senyum bikin males Mbak. Apalagi yg klo ngasih kembaliannya di ganti permen...hemmm

dhenok habibie mengatakan...

hahahaa.. besok2 kalo nak beli buah di hypemart ajak2 dhe makonyo yundo.. tapi sudahnyo kito langsung naik ke pucuk, traktir nonton.. :p

Dav Dmilano mengatakan...

Saleum,
Liat senyum mbak kasir itu, serasa copot jantungku, hahahaa...
semoga sikses kontesnya mbak yun....
saleum dmilano

Zulfadhli's Family mengatakan...

Kalo gw kenalannya sama kasir yang 1/2 Mba 1/2 Mas (alias bences). Dia kasir di Giant. Dan baeeekkk banget suka senyum2, apalagi sama Om Zul *gaswat hehehe*

Semoga kita sukses yah Mba di kontes yang ini :-)

Una mengatakan...

Wihihihi itu foto sama kasir untuk kontes ini ya mbak?
Sukses kontesnya ^^