Tanggal 02 Oktober 2011 lalu Kloter pertama Sumatera
Selatan telah berangkat. Dan sejak pekan lalu juga banyak sekali undangan untuk
Walimatul Syafar yang sekarang mulai umum dilaksanakan bagi mereka yang
mau berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji. Dari keluarga juga jiran
tetangga. Aku termasuk yang sangat antusias menghadiri acara semacam ini.
Entahlah, ada gairah dan semangat tersendiri rasanya. Bertemu, bersilaturahim
dan bermaaf-maafan dengan calon tamu Allah.
Dokumentasi Pribadi. |
Menunaikan ibadah haji itu adalah rukun islam
yang kelima. Redaksi yang sudah kita hafal sejak SD adalah naik haji
bila mampu. Mampu disini meliputi semua bidang, baik fisik maupun mental, baik financial
terlebih niat. Dan jangan salah, haji diwajibkan atas kaum muslimin yang
mememenuhi syarat satu kali seumur hidup. Maka aku sangat mendukung peraturan
terbaru dari pemerintah yang mendahulukan calon jama’ah haji yang belum pernah
berangkat haji dan sudah lanjut usia. Ada kesan membatasi mereka yang ingin berhaji berulang kali. Ya
walaupun ini hak semua muslim yang mampu tapi fenomena antrian yang makin
panjang dari tahun ke tahun seolah memaksa adanya pembatasan ini.
Adapun syarat wajib haji adalah sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seseorang sehingga dia diwajibkan untuk melaksanakan haji, dan barang siapa yang tidak memenuhi salah satu dari syarat-syarat tersebut, maka dia belum wajib menunaikan haji. Syarat-syarat tersebut ada lima perkara: Islam, berakal, baligh, merdeka dan mampu.
Ibnu
Qudamah (dalam Al-Mughni 3/218 adn Nihayah Al-Muhtaj 2/375) berkata: “Kami
tidak melihat adanya perbedaan pendapat mengenai lima perkara tersebut“.
“Islam”
dan “Berakal” adalah dua syarat sahnya haji, karena haji tidak sah jika
dilakukan oleh orang kafir atau orang gila.
“Baligh”
dan “Merdeka” merupakan syarat yang dapat mencukupi pelaksanaan kewajiban
tersebut, tetapi keduanya tidak termasuk syarat sahnya haji. Karena apabila
anak kecil dan seorang budak melaksanakan haji, maka haji keduanya tetap sah
sesuai dengan hadits dari seorang wanita yang -pada saat melaksanakan haji
bersama Rasulullah shallallahu alayhi wasalam- mengangkat anak kecilnya
kehadapan Nabi dan berkata: “Apakah ia mendapatkan (pahala) haji ?”
beliau shallallahu alayhi wasalam menjawab: “Ya, dan kamu pun mendapatkan pahala“(Shahih
HR Muslim 1336, Abu Dawud 1736, dan an-Nasa’i 5/120).
Akan
tetapi haji yang dilakukan oleh anak kecil dan budak tidak menggugurkan
kewajiban hajinya sebagai seorang Muslim, menurut pendapat yang lebih kuat,
berdasarkan hadits:
“Barang
siapa (seorang budak) melaksanakan haji, kemudian ia dimerdekakan, maka ia
berkewajiban untuk melaksanakan haji lagi, barang siapa yang melaksanakan haji
pada usia anak-anak, kemudian mencapai usia baligh, maka ia wajib melaksanakan
haji lagi“(Dishahihkan oleh Al-Albani HR Ibnu Khuzaimah 3050, Al-Hakim
1/481, Al-Baihaqi 5/179 dan lihat Al-Irwa’ 4/59).
Adapun
“mampu” hanya merupakan syarat wajib haji. Apabila seorang yang “tidak
mampu” berusaha keras dan menghadapi berbagai kesulitan hingga dapat
menunaikan haji, maka hajinya dianggap sah dan mencukupi. Hal ini seperti
shalat dan puasa yang dilakukan oleh orang yang kewajiban tersebut telah gugur
darinya. Maka shalat dan puasanya tetap sah dan mencukupi. (Al-Mughni 3/214).
Aku
tak bermaksud membahas tentang fiqih haji secara lengkap disini, kutulis lebih jelas
tentang syarat wajib haji ini untuk menekankan, bahwa memang ukuran “mampu” saat
ini sangatlah relatif. Ada yang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk memampukan dirinya agar bisa
berangkat haji dan ada juga yang sebenarnya mampu tapi belum juga mau berangkat. Padahal
dengan adanya fasilitas "dana talangan haji" yang menjamur sekarang ini maka
otomatis antrian untuk berangkat haji semakin panjang.
Dulu,
kalau mau berangkat haji harus setor sejumlah dana (mencapai puluhan juta) baru
bisa dapat kursi atau kepastian berangkat haji. Tapi sekarang dana talangan
haji membuat seorang hanya perlu setor dana 2-5 juta dan langsung bisa dapat
kursi. Asalkan bisa melunasi sisanya dalam masa 2 tahun. Ini sitem dana
talangan haji yang tersebar sekarang ini. Terlepas ini masih kontroversi tapi
jelas inilah yang menyebabkan antrian haji makin paaaanjang dan laaaama * kayak iklan
ya
Bayangkan di Palembang kalau kita daftar (dana talangan atau bukan) beberapa bulan lalu itu antriannya sudah sampai tahun 2017 lho… Menyikapi situasi dan kondisi ini akupun menemukan fenomena beragam, ada yang mengambil kesempatan. Langsung buru-buru daftar sebelum antrian makin panjang, aku temui beberapa orang kerabat yang seperti ini. Ada juga yang justru lesu, kok lama banget ya… Akhirnya mundur dan berharap bisa ikut yang ONH-plus. Nach mana yang bagus? Menurutku semuanya bagus. Tergantung niat dan disesuaikan dengan kemampuan. Kalau sekiranya ONH-plus yang 2x lipat (bahkan lebih) ONH biasa bakal ngos-ngosan alias tak kuat, ya mending ikut sistem antrian dulu kan?
Dan
jangan takut, ketika kita sudah berniat haji dan sudah mengusahakannya dengan
seluruh upaya dan segenap kemampuan kita sebagai manusia, maka hanya Allah yang
kuasa, membuat seseorang berangkat haji atau belum. Tak peduli dapat antrian
tahun berapa, kalau Allah sudah menghendaki maka tahun inilah seseorang bisa
berangakt naik haji. Ada banyak contoh dilapangan. Seperti yang kutemui dan
kudengar kisahnya, maka sekarang akan kubagi disini jadi jangan kemana-mana ya, hehe...
***
Kampung kelahiran suamiku. |
Adalah
Nenek Salma, masih bibi sepupu jauh Ayah mertuaku, kalau orang Palembang bilang
tuturannya mentelu. Kami cukup akrab karena ada anak Nenek Salma yang
pernah ikut tinggal di rumah kami, bahkan ikut momong Yunda waktu bayi.
Mardiana namanya, anak-anakku memenggilnya Cik Mar, alumni Fakultas Pertanian
UNSRI. Kisah tentang Cik Mar akan kutulis dikesempatan yang lain, Insya Allah
Aku sudah lama mendengar Nenek Salma dapat antrian haji tahun 2016. Maka saat Cik Mar mengabariku pada jum’at (30/09) bahwa Nenek Salma akan berangakat haji tanggal 02 Oktober 2011, sungguh aku sangat surprise. Kok bisa ya? Ternyata itulah kehendak Allah, Nenek Salma yang memang sudah daftar haji diusia senja, memgetahui antrian hajinya masih 2016 sering berdo’a pada Allah agar diberi umur supaya bisa menunaikan ibadah haji, bahkan saat kutemui, sambil berkaca-kaca beliau menuturkan bahwa do’anya untuk bisa segera berangkat haji sampai terbawa mimpi. Bahagia aku dan suami bisa menjumpainya dirumahnya, 5 Ulu yang sekaligus juga merupakan tanah kelahiran suamiku. Sebuah kelurahan yang letaknya dipinggir sungai Musi di Kecamatan Kertapati yang padat penduduknya, sehingga bisa dikategorikan kawasan kumuh di Kota Palembang.
Aku sudah lama mendengar Nenek Salma dapat antrian haji tahun 2016. Maka saat Cik Mar mengabariku pada jum’at (30/09) bahwa Nenek Salma akan berangakat haji tanggal 02 Oktober 2011, sungguh aku sangat surprise. Kok bisa ya? Ternyata itulah kehendak Allah, Nenek Salma yang memang sudah daftar haji diusia senja, memgetahui antrian hajinya masih 2016 sering berdo’a pada Allah agar diberi umur supaya bisa menunaikan ibadah haji, bahkan saat kutemui, sambil berkaca-kaca beliau menuturkan bahwa do’anya untuk bisa segera berangkat haji sampai terbawa mimpi. Bahagia aku dan suami bisa menjumpainya dirumahnya, 5 Ulu yang sekaligus juga merupakan tanah kelahiran suamiku. Sebuah kelurahan yang letaknya dipinggir sungai Musi di Kecamatan Kertapati yang padat penduduknya, sehingga bisa dikategorikan kawasan kumuh di Kota Palembang.
Nenek Salma dan Perlengkapan hajinya. Foto ke-4 Cik Mar dan anaknya, Azzam. |
Tak ada yang dilakukannya selain berdo'a seperti itu.
Mau lobby minta maju antrian tapi kemana, tak tahu tempatnya. Takut juga merebut antrian orang,
bisa dzolim kan? Tapi Allah sebaik-baiknya tempat melobby. Sebulan yang lalu,
Nenek Salma dipanggil pihak Bank tempatnya menyetor ONH, ditanya kalau
berangkat tahun ini bagaimana, apa siap? Sebab ada jama’ah yang batal
berangkat. Allahu Akbar!!! Tergugu Nenek Salma menangis, sungguh ini sesuai do’anya.
Dan akhirnya beliau jadi berangkat kemarin, sayang kami tak bisa ikut mengantar sampai
Asrama Haji.
***
Satu
kisah lagi, kudapat lewat percakapan telfon. Bu Hasna atau aku lebih akrab
menyapanya dengan Bu Zarkasih. Mengabari kami para petugas sekloternya bahwa
beliau berangkat haji lagi tahun ini. Haaaa, kok bisa? Tanyaku tak bisa
menyembunyikan keheranan. Bu Zarkasih adalah satu dari sekian banyak sosok jama’ah
kloter 31 JKG yang akrab denganku. Tahun 1431 H yang lalu Bu Zarkasih dan suaminya (Alm.) berangkat haji dalam kondisi suami beliau yang sakit gagal ginjal, aku pernah cerita singkat
tentang ini di Sebuah Organ Bernama Ginjal.
Pak Zarkasih (Alm.) didampingi istri, saat wukuf Arafah 1431 H. |
Bu Zarkasih sosok istri yang full sabarnya, beliau
mendampingi suami yang sakit dengan sepenuh cinta dan keikhlasan, walau harus
ketinggalan ibadah sunnah selama di Tanah Suci. Aku ingat Bu Zarkasih jadi
jarang, hampir tak pernah bisa lama di Masjidil Haram, bahkan saat di Madinah beliau lebih banyak
berada di RS daripada di Masjid Nabawi, bahkan ke Raudhah cuma sekali. Aku
salut dengan semua yang beliau lakukan untuk mendampingi sang suami, bahkan air mukanya selalu ceria walau
letih semalaman begadang karena sakitnya sang suami. Dan pada Februari 2011
selang 2 bulan setelah pulang haji Pak Zakasih meninggal dunia.
Sosok Bu Zarkasih
luar biasa tabahnya, sambil mengabari via telfon beliau minta maaf sudah banyak merepotkan
kami petugas kloter dulu (padahalkan itu memang tugas kami ya ) dan beliau
minta dido’akan bisa berangkat haji lagi, beliau bahkan baru mendaftar lagi dan
dapat antrian tahun 2016. Aku salut habis pokoknya pada beliau ini. “Ibu ingin
ke Raudah lagi”, begitu suara paraunya.
Dan ternyata Allah justru memajukan
antriannya dengan tak disangka-sangka. Selang sebulan setelah beliau mendaftar, beliau
dipanggil oleh Bank tempatnya menyetor ONH, ditanya “Bu, kalau Ibu bisa
melunasi ONH dalam waktu sebulan ini, Ibu bisa berangkat haji tahun ini. Sebab
ada calon jama’ah haji yang meninggal dan kami sudah menelfon beberapa orang tapi
mereka tidak siap berangkat tahun ini”
Subhanallah… Jadi karena
kesabarannya mendampingi sang suami yang sakit dulu saat berhaji, Allah beri
balasan spesial ini. Naik haji tak pakai antri.
Oleh
dari itu sahabat, siapa bilang naik haji tergantung antrian? Naik haji itu
tergantung panggilan-Nya semata. Labaik Allahumma labaik, labaik la sharika laka labaik in al-hamd wa al-ni'amatu laka wal-mulk, la sharika laka... Maka tanamkanlah niat berhaji, lakukan semua usaha yang bisa kita
lakukan sebagai manusia. Termasuk mendaftar. Kalau soal berangkatnya tahun
berapa itu tergantung do’a kita. Bukan soal antrian yang semata dibuat manusia.
Allah sebaik-baiknya pemilik antrian, Sang Pembuat Keputusan.
11 komentar:
tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah ya mbak. tetangga saya seharusnya berangkat 2 tahun lagi tapi nyatanya sudah bisa berangkat tahun ini
Terharuuu banget mbak, baca dua kisah diatas... sungguh rezeki Allah tak terduga ya..
Subhanallah banyaknya calon jamaah haji... mnrt Discovery Channel.. Islam is the fastest growing religion on earth... Subhanallah...
Subhanallah...
Bila Allah telah berkehendak, apapun bisa terjadi ya, Mbak :)
Insya Allah ibu saya akan berangkat haji tahun ini dengan rombongan kloter 19 dari Balikpapan. Beliau mendaftar sudah sejak tahun 2006.
Mohon do'anya juga untuk beliau ya, Mbak :D
merinding bacanya.. entah kenapa selalu merinding kalo denger orang akan pergi ke tanah suci..
semua kembali lagi ke niat ya mbak. asal niatnya bener, Allah pasti tahu kok mana hamba-Nya yg bersungguh2....
selalu gerimis di hati setiap membaca postingan tentang haji... hiks...
assalamualaikum:
peraturan terbaru dari pemerintah yang mendahulukan calon jama’ah haji yang belum pernah berangkat haji dan sudah lanjut usia<---mendukung dgn pemerintah tuk yg ini,,krn seperti tdk etis y kalo yg di beri kesempatan hanya yg berduid sj,,salam sahabat mbak minta izin folllow kalo berkenan di follow balik y..wassalam
Assalamualaikum....
Tidak ada yang tidak mungkin...
Kedekatan kepada Allah dan doa yang terus mengalir akan berbuah juga....
Saya juga request kayak kang kahfi...
Izin follow, bila suka blog saya...silahkan folback
terima kasih..
Wassalam
Ummmiiii...aku jd panas dingin ginih, subhanalloh, betul2 ya Allah Sang Maha Segala. Semoga suatu saat saya juga bisa berhaji, Aamiin..
Itulah rahsia allah yang kita tidak ketahui...bila kata ia pergi makan pergilah, bila kata ia tidak bila kita sudah mantap pun kita tidak mendapatkan kesempatan itu.
Membaca tulisan ini mb sambil dengerin lagu Opik - Rapuh, jadi apa yang dirasakan oleh mereka terasa sekali dalam hati ini.
Hmmm sempet ngelus dada...., moga ibu Salma dan Ibu Zakarsih diberi kesehatan hingga bisa menunaikan haji dengan lancar dan kembali ketanah air dgn selamat dan sehat.Amin
All:
Semua niat, semua do'a yang diperjuangkan dengan usaha maksimal untuk menjadi tamu Allah di Baitullah semoga dilancarkan dan dimudahkan Allah ya...
Terima Kasih sudah berkunjung ;)
Posting Komentar