Definisi:
Shilah = صِلَةٌ, bentuk mashdar (gerund) dari kata وَصَلَ - يَصِلُ, yang berarti sampai, menyambung. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata: “وَصَلَ – الْاِتِّصَالُ “ yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” (Al-Mufradat fi Gharibil Qur`an, hal. 525)
• Rahim الرحم artinya hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut. رحيم - kasih sayang (Lisanul ‘Arab)
• Sedang Rahmi رحمي artinya rasa nyeri yang diderita para ibu ketika melahirkan, tali uterus/pusar
• Silaturahim = menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab.
• Silaturahmi = menyambung rasa sakit nyeri .
• Itu sebabnya kebencian, kedengkian dan konflik masih saja ada meski silaturahmi terus terjalin. Sebab, yang kita sambung adalah rasa nyeri para ibu kita ketika melahirkan tadi.
Makna Silaturahmi:
QS 4:36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh [294 : Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim], dan teman sejawat, ibnu sabil [295 : Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
“Bukanlah penyambung adalah orang yang hanya membalas. Tetapi penyambung adalah orang yang apabila diputus rahimnya, dia menyambungnya.” {HR. Al-Bukhari, Kitabul Adab bab (15) Laisal Washil bil Mukafi, no. 5991}
Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).
Motivasi:
• Syurga Bagi Yang Menyambung Silaturahim Dan Dianggap Sebagai Orang Yang Berakal (13:19-22)
• Shodaqohnya Bernilai Ganda
• Dari Salman bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dari Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata: “Shadaqah kepada orang miskin itu satu shadaqah. Dan shadaqah kepada kerabat itu dua shadaqah; shadaqah dan penyambung silaturahim.” (HR. At-Tirmidzi no. 685, Abu Dawud no. 2335, An-Nasa`I 5/92, Ibnu Majah no. 1844. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan. Ibnu Hibban menshahihkannya)
• Memiliki rizki yang lapang dan panjang umur
• Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahimnya.” (HR. Al-Bukhari 10/348,Muslim no. 2558, Abu Dawud no. 1693)
Ancaman:
• Laknat Allah Dan Neraka Tempat Kembali Bagi Yang Memutus Silaturahim (13:25)
• Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’imradhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan.”
• Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu mengatakan dalam riwayatnya: “Maksudnya, orang yang memutuskan tali silaturahim.” (HR. Al-Bukhari10/347 dan Muslim no. 2556)
• Dibuta tulikan penglihatan dan pendengaran bagi yang memutus silaturahim (47:22-23)
• Artinya terputus rahmat dan hidayah Allah terhadapnya
• Termasuk kelompok disegerakan azabnya di dunia dan diulangi diakhirat
• Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan (hukuman) yang disimpan untuknya di akhirat, daripada kezaliman dan pemutusan silaturahim.” (HR. Ahmad, 5/36, Abu Dawud, Kitabul Adab (43) no. 4901, dan ini lafadz beliau, At-Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah no. 1513, dan beliau mengatakan hadits ini shahih, Ibnu Majah dalam Kitab Az-Zuhd bab Al-Baghi, no. 4211)
Ayo isi liburan juga dengan silaturahim, dalam nyata ataupun maya, agar barokah dan pasca liburan makin cerah ceria :)
10 komentar:
aamiin..
saya bersilaturahim ke rumah ibu lewat blog ini saja.. smoga berkah,, aamiin... :D
karena itulah saya kesini bersilaturahim ....
liburan saya kesini aja deh mbak ...
Pak Mabrur, Bu Sukma dan Ibu Dey:
Terima kasih sudah bersilaturahim kemari, juga sudah mengingatkan bahwa lewat sms, BW dll kitapun bisa bersilaturahim.
Jadi sedih dalam beberapahari ini belum bisa silaturahim ke blognya sahabat, sedang di Sukabumi, sinyalnya hilang-hilang...
aku lg bersilaturahmi ke rumah mayanya Mba Kekeee.... Assalamualaikuuuumm... :-D
Aku blm bisa silaturahmi ke rumah benernya, soalnya Vania belom mau naik pesawat... hihihi
Tia:
Wa'alaikumsalam warohmatullahiwabarokatuu...
Thanks ya silaturahimnya ke blog ini,
Vania ditunggu ya liburan ke Palembangnya ;)
silaturahmi atau silaturahim ? Apapun namanya itu memang perlu di kehidupan nyata + maya.
Silaturahim antar blogger, meski hanya di dunia maya, namun tetap erat.
Semoga ini awal kedekatan dan silaturahmi kita, ya?
Robin:
Betul, setuju banget, dalam nyata dan juga maya ;)
Thanks silaturahimnya...
Mbak Susi:
Aamiin, iya Mbak semoga makin barokah ya...
Thanks juga dah nyempetin silaturahim kemari ;)
sama-sama mbak.
Posting Komentar