Sabtu, 08 Oktober 2011

Book Review: Think Dinar!

Image from Google
Judul buku  : Think Dinar!
Pengarang   : Endy J. Kurniawan
Penerbit       : AsmaNadia Publishing House
Tebal buku  : 320 hal/hvs
Harga          : Rp. 57.000,-

Banyak yang mengira ketika bicara Dinar, kita bicara tentang Emas atau uang Emas semata. Padahal ketika bicara Dinar, kita bicara investasi, ekonomi dunia, kebijakan politik, kesejahteraan umat manusia dan segala aspek kehidupan. Di masa kini bisa dipastikan mereka yang Think Dinar! (berpikir Dinar) akan lebih sejahtera dari mereka yang berpikir investasi dan finansial secara konvensional.

Dan banyak juga yang mengira bahwa untuk memulai menabung Dinar Emas kita harus kaya dulu, harus mapan dan harus berpenghasilan besar, termasuk anggapanku selama ini. Pendapat setelah membaca buku ini jelas menyesatkan. Karena justru menabung emas akan membuat orang yang penghasilannya minim atau biasa-biasa akan sejahtera di masa depan. Sebaliknya jika tidak mulai menabung Dinar emas mungkin nasibnya tidak akan berubah selamanya. Maka dari itu akupun berminat menabunglah Dinar Emas dari sekarang, merintis rencana  investasi Dinar Emas mulai hari ini, semoga bisa terlaksana tanpa ditunda-tunda. 

Tentu saja muncul pertanyaan, bagaimana mungkin membeli emas jika penghasilan pas-pasan? 
Kudapatkan kuncinya dalam buku ini: 
disiplin, berpikir jangka panjang dan selektif atas biaya konsumtif. 
Sebuah lompatan selalu diawali dari langkah-langkah kecil. Memiliki emas dengan jumlah berapapun, dengan dana yang kita punyai saat ini adalah cara terbaik mengawali tabungan Dinar Emas kita, baik berupa Emas batangan maupun Dinar. Sungguh, investasi emas adalah model investasi paling mudah sekaligus menguntungkan *ini baru akan kita buktikan setelah mencobanya.

Sebuah ilustrasi dengan dana sekitar Rp 400.000 pada tahun 2010, kita sudah bisa memiliki 1 gram emas, tinggal mendatangi toko-toko emas atau agen dan distributor Emas batangan. Bagaimana jika uang Rp 400.000 juga tidak ada? Ini saatnya kita kembali kepoint harus mendisiplinkan diri untuk menyisihkan penghasilan. Misalnya menyisihkan Rp 50.000 setiap ada uang lebih, lalu ingatkan diri *wanti-wanti jeng… jika sudah terkumpul Rp 400.000 segera beli Emas. Sebab percayalah jika tidak segera dibelikan emas, uang kita akan cepat habis. Ada saja godaan untuk memakai uang kontan yang ada di tangan atau uang yang mudah ditarik di ATM (Buku Think Dinar halaman 73). Apalagi perempuan, mudah sekali tergoda dengan banyak tipuan yang berlabel diskon, paket hemat dan sejenisnya *merasa sendiri, hikss :cry:

Islam pernah menjadi pemimpin peradaban dengan Dinar. Karenanya tidak ada cara lain untuk  mengembalikan peradaban umat, kecuali mengembalikan investasi kita pada Dinar.
Berpikir kaya hari ini dan super kaya di masa depan?
Berpikir untuk menjadi tangan yang memberi dan bukan meminta?
Jawabannya sederhana saja: Think Dinar!
Satu endorsement buku Think Dinar! yang sangat menggugahku:
Terus terang saya bangga dan sangat senang dengan terbitnya buku Think Dinar ini, melalui buku ini telah bertambah lagi akses masyarakat luas terhadap seluk beluk per-Dinar-an. Melalui penulisan dan pendekatan kreatif penulis, InsyaAllah Dinar akan lebih mudah dipahami dan diaplikasikan di masyarakat.
Muhaimin Iqbal (Penulis Empat Buku Dinar dan Pengelola www.geraiDinar.com)
Ya, aku sepakat bahwa Endy J. Kurniawan penulis buku ini mengajak kita untuk segera meninggalkan menabung dengan cara biasa, biasa yang kita lakukan yaitu di Bank, dan segera beralihlah menabung Dinar yang tahan inflasi.

Sejak zaman para sahabat Rasulullah SAW sampai dengan sekarang, satu Dinar selalu cukup untuk membeli satu ekor kambing. Ini membuktikan hanya Dinar, satu-satunya investasi (mata uang) yang terbukti anti inflasi! Dinar Emas ini sudah digunakan oleh Rasulullah Muhammad saw dan oleh Umar bin Khotob r.a ketika menjabat khalifah beliau menetapkan bahwa 1 Dinar adalah 4,25 gr dan 22 karat setara dengan harga 1 ekor kambing pada masa itu. Dan ternyata harga 1 Dinar tahun 2011 (selang 14 Abad berikutnya) adalah juga sama dengan harga 1 ekor kambing. Coba kalau diuangkan dengan rupiah, harga 1 ekor kambing tahun ini tentu berbeda dengan 1 ekor kambing 1 tahun lalu. Bicara kambing jadi ingat qurban ya, bentar lagi kan Iedul Adha. Ayooo berqurban ;)  *ada iklan yang lewat... 

Dan akupun teringat saat tahun 2005 ketika anakku, Hamas, lahir maka 1 ekor kambing untuk aqiqahnya 800 ribu rupiah, sekarang sudah 1.500.000 rupiah harga 1 ekor kambing, bahkan lebih, padahal kalau dengan Dinar tetap sama, hanya 1 Dinar.

Ilustrasi yang sangat mudah kucerna juga kudapatkan dalam buku ini:
Percayakah? Biaya haji turun setiap tahun?
biaya sekolah semakin murah?
biaya hidup semakin rendah?
Jika anda berpikir DINAR!
Mengapa harus DINAR?
Dari Google.
Dinar Emas lho ya, bukan Dinar mata uang Irak atau bangsa lainnya, yang hanya menggunakan kata dinar saja tapi fisiknya masih kertas. Dinar disini adalah Dinar Emas.

Dinar emas lebih perkasa dari rencana finansial atau investasi lainnya (hal 137). 

Renungkanlah, ONH terus naik? dengan Dinar terus turun!
tahun 1970 ONH hanya Rp.182.000
tahun 1988 (hampir 20 th setelahnya) ONH Rp.4.780.000
pada 1998, ONH senilai Rp.8.805.000
tahun berikutnya, 1999-2000 (setelah krismon) ONH menjadi Rp.21,5 jt
pada 2008,ONH menjadi Rp.32.400.000
2010 ONH menjadi 34 jt, tahun ini ONH turun menjadi sekitar 30 jt

Coba kita bandingkan dengan DINAR:

ONH tahun 2000 : 70 Dinar, ONH tahun 2003: 50 Dinar,  ONH tahun 2007 : 30 Dinar,        ONH tahun 2010 : 22 Dinar (harga Dinar 1,5 jt), dan tahun 2011 ini mungkin berkisar13 Dinar saja. (30 jt dibagi 1 Dinar (2.259.867)
Wowww... sungguh mencengangkanku, seandainya pengetahuan tentang Think Dinar ini kufahami sejak dulu, tentu aku lebih memilih beli Dinar dari pada menabung ala Bank Bing Bung  :lol: atau ikut gaya asuransi kebanyakan. Tahu begini, coba dulu maharku minta Dinar saja ya, huuuu… Tapi tak ada kata terlambat bukan? Ya, ya… ternyata ilmu itu penting sekali, dulu aku suka mengolok Mamaku yang kukira kuno suka nabung dalam bentuk Emas. Padahal beliau sudah bilang lho kalau niatnya bukan untuk gaya, tapi beliau merasakan manfaat menabung dalam bentuk Emas jadi terhindar dari prilaku konsumtif, ini mengikuti saran Ibunya alias Nenekku. Huaaaa :cry: ternyata pemahaman mereka tentang investasi Emas sudah lebih baik dari aku ya, hanya saja mungkin belum bisa menularkannya padaku *atau akunya saja yang gimana githu, hikss...
Belajar dari pengalamanku sebagai manusia terlanjur ini*istilah opo iki...maka aku ingin mengajak sebanyak mungkin sahabat untuk memahami konsep think dinar, salah satunya dengan membaca buku ini, bagusnya lagi kalau bisa memilikinya, hehe... Karena menurutku buku ini sangat bagus dibaca untuk orang yang baru mau memulai usaha, orang yang ingin berumah tangga, yang ingin memiliki investasi, yang baru punya anak atau siapa saja yang ingin sukses dech, semua orang cocok baca buku ini. Entah itu blogger atau bukan*maaf agak tak nyambung, hehe... Insya Allah akan merasakan semangat sepertiku, apalagi bila langsung diamalkan. Tak ada kata terlambat. Kalau ada yang kurang jelas bisa konsultasi langsung dengan penulisnya disini atau boleh juga tanya Pakde Cholik, please... jangan tanya padaku, karena aku juga baru mau memulai :lol: :) 

*** 

Artikel ini diikutsertakan pada Book Review Contest di BlogCamp

15 komentar:

Pakde Cholik mengatakan...

Saya telah membaca dengan cermat artikel sahabat.
Saya catat sebagai peserta
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Salam hangat dari Surabaya

bundadontworry mengatakan...

wah, emak emak kayak bunda gini kudu disiplin keras kalau mau punya/beli dinar emas :(
sebagai pensiunan, yg ada aja udah disyukuri, jadi gak mungkin deh kayaknya mau beli dinar ....

Semoga sukses di acara book review nya PakDhe ya Yunda :)
salam

Yayack Faqih mengatakan...

tak kirain dinar sebagai mata uang hehe... kalo masalah kaya gini sya belum sempet kepikiran karena buat memenuhi kebutuhan sehari hari saja kadang masih suka kurang apalagi. emmang tujuanya baik sih cuma akan lebih baik lagi buat sya sedikit dinar untuk investasi akhirat hehe...

umahnya fityanakifah mengatakan...

Waaa udah jadi

eh mba nyindir neh, ntar insyaAllah beli deh :)
pengalaman temanku nabung sendiri untuk beli Dinar katanya ga bisa tp kalo ikutan arisan Dinar jd 'terpaksa' disiplin.

eh kemarin kubawa buku ini ke pekanan, waa byk yg 'krg setuju' terutama mrk yg udah ikut asuransi apalagi yg jd agen, ya mrk emang belum baca bukunya juga mungkin jd demikian tanggapannya...perlu perjuangan

Lyliana Thia mengatakan...

aku udah baca smpe habis tapi blm mudeng bener mbak, hehe... sebenernya jg masih bingung bentuk investasi yg paling bagus... kayaknya msh tetep emas ya yg no satu... tapi mbak, aku pernah baca di majalah National Geographic kisah menyedihkan dibalik tambang emas, jd kalau mau invest emas rasanya gimanaaa gitu... tapi Dinar Emas apa yah maksudnya... apa hrs cari bukunya dulu... hmmm *maap lemot lagi kumat, hihihi*

Unknown mengatakan...

Bila bicara investasi kita selalu dibingungkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih aman dan nyaman, namun banyak hal investasi diri kita yang sebenarnya selalu kita abaikan. He....x9

Sore Mba
Sukses selalu dan salam untuk keluarga.
Salam
Ejawantah's Blog

Susindra mengatakan...

Wah, menarik sekali uraiannya, mbak. Jadi pengen menabung pake dinar emas. Hitung2annya mudah dicerna saya yang bodoh ini, sih.

Sukses ya ngontesnya.

Nia mengatakan...

wahh ternyata begitu yachh...tp emang bener juga sech.....ada tetangga saya yang kalo lebaran kayak toko emas berjalan....tp udah 2 tahun ini ngga pernah kelihatan dipake lagi. Ternyata emasnya udah dijual untuk bayar ONH. Subhanallah...ternyata emas yang tetangga saya pake jumlahnya udah segitu yachh...coba ditabung di bank....bakalan abis soale diambilin terus heheh....

jadi terpacu utk menabung emas aja

hilsya mengatakan...

setujuuu...klo ngeliat bnyk yg belum ngeh.. berarti emang belum terlalu dikenal masyarakat luas ya..
jadi yunda udah punya koleksi berapa dinar? ..*ih, mau tau aja yaa*

Abi Sabila mengatakan...

Selamat, review ini telah terpilih sebagai pemenang di book review contest BlogCamp. Sekali lagi, selamat!

Bachrum Syah mengatakan...

Cara yang paling mudah untuk menabung dinar adalah diawali dengan menabung uang logam dulu (kalo ada uang logam ditangan, masukkan ke celengan), lalu setelah celengannya penuh, buka dan beli dinar. Ulangi tehnik tersebut sebanyak-banyaknya...

Unknown mengatakan...

judulnya aja udah menarik ya.

RIo Saputra mengatakan...

Assalammu'alikum Wr. WB... Gimana Kbrnya Mb Yunda... Jazakaulloh atas Postingan yang Dahsyat ini... Jadi Tertarik untuk Berinfestasi ke dinar. InsyaAllah Bulan depan di Universitas Bengkulu, Mahasiswanya sudah membuka Pasar Dinar... Mohon Doanya semoga Lancar..

sepatu safety mengatakan...

setelah membaca tulisan anda saya jadi ingin segra membeli buku Think dinar ini,makasih yah atasa pencerahnnya

Unknown mengatakan...

review yg bagus, saya akan beli buku ini.. gak ada kata terlambat, apalagi mengingat sejarah dinnar, wow.. Subhanallah..