Kamis, 06 Oktober 2011

Menjemput Impian Berhaji

Bukan semata memanfaatkan moment menjelang bulan haji aku menulis ini, tapi juga ada satu acara GIVEAWAY-nya Mbak Tarry "CINTA ANTARA 2 NEGARA”  seorang sahabat blogger yang sekarang sedang mengisi hari-hari terakhirnya di Hongkong sebagai pahlawan devisa. Dan pada 11-11-11 mendatang berencana mengakhiri karirnya karena memilih pulang bersama sang suami ke kampung halaman. Sepertinya sebuah rencana yang sudah lama disusun ya Mbak, semoga dimudahkan Allah dalam semua urusan  dan kembali berkumpul bersama suami serta keluarga di Tanah Air membina keluarga sakinah mawadah wa rahmah. Aamiin YRA…  

Membaca kisah-kisah juang Mbak Tarry selama di Hong Kong, curahan isi hatinya entah sebagai anak, sebagai istri, sebagai kakak atau seputar tugas dan saat bercerita tentang impian dan harapannya sering membuatku terenyuh haru. Betapa semuanya mampu dijalani dengan penuh syukur bahkan bisa membagi setiap hikmah yang didapatkannya pada orang lain. Sosok tegar yang amat mandiri ;) Aku salut padamu Mbak… Tapi sejak awal perkenalan maya kita, jujur ada terselip rasa penasaran dalam hatiku, siapa sosok orang tua terutama Ibu yang ada dibelakangmu. Dan akhirnya aku dapat berkenalan dengan sosok penting dalam hidupmu ini lewat posting yang berjudul: BISA NAIK HAJI KETIKA JADI TKW.

Mungkin sebagian orang akan beranggapan, lha sudah kerja di Arab ya pastilah bisa berangkat haji. Siapa bilang? Ada lho orang yang tinggal lama di Arab Saudi dan sekitarnya tapi belum juga berangkat haji. Alasannya macam-macam, tak dapat izin majikan. Tak ada jadwal cuti. Bahkan ada para mahasiswa yang kuliah di Mekkah belum juga berangkat haji karena jadwal kuliah yang belum bisa kompromi. Jadi ya pada hakikatnya belum ada panggilan untuk berhaji. 

Ibunda Mbak Tarry lain lagi, dengan tekad yang bulat beliau berhasil mewujudkan impiannya untuk berhaji. Tak mundur selangkahpun saat si majikan tiba-tiba (seolah) mau  mengingkari janji awal menyuruhnya berangkat  dengan biaya sendiri, coba kalau belum panggilan-Nya, aku yakin bisa batal berangkat lho, eyel-eyelan soal ongkos haji sama si majikan misalnya, tapi Ibu Maryam tidak, beliau dengan ikhlas tetap berangkat haji walau dengan biaya sendiri. Dan pada akhirnya ongkos tersebut diganti utuh oleh si majikan yang baik hati tersebut. Sungguh aku kagum pada sosok beliau, titip salam ya Mbak…


Aku jadi ingat sosok-sosok seperti Bu Maryam juga kutemui saat di Mina, aku yang tak ada tempat tidur kala itu(karena kapasitas tenda di Mina yang tak sesuai dengan jumlah jama’ah) ternyata ditawari ‘numpang’ ke tenda tetangga. Letaknya diujung gang selang 4 tenda dari tenda kloterku dengan ukuran tenda yang jauh lebih kecil. Ternyata itu tenda khusus para TKW kita yang mendapatkan izin berhaji oleh para majikannya. Hanya berjumlah 13 orang, gabungan ada yang asal Malaysia juga. Tak terkata bahagianya aku berjumpa mereka, bisa numpang selonjor pula *tapi aku tak mencatat nama-nama mereka, sebab aku cuma sebentar berkesempatan ngobrol bersama mereka. Selebihnya aku pulang ketendaku untuk bertugas. Aku hanya ingat mereka menyebut dirinya Makcik. Melihat foto Bu Maryam, aku jadi ingat lagi dengan mereka. Bagiku, mereka adalah orang-orang pilihan, menjadi tamu Allah saat diri berstatus TKW.

Dan untuk melengkapi, aku sertakan kejadian beberapa hari yang lalu, saat aku mengucapkan permohonan maaf dan selamat bertugas pada seorang rekan *sebut saja namanya Pak Surya, yang sebelumnya aku tahu beliau sudah lulus seleksi sebagai tim kesehatan haji Indonesia(TKHI). Aku heran tanggapannya datar dan tidak tampak antusias. Selang beberapa menit kemudian aku dapat khabar dari Pak Rofi rekanku yang lain bahwa Pak Surya tak dapat SK Menteri sebagai TKHI, padahal semua jenis seleksi sudah lulus dan semua pelatihan termasuk manasik petugas sudah diikutinya. Ketika Pak Surya mengurus semuanya ke Dinas Kesehatan Kabupaten lanjut ke Propinsi dan akhirnya ke Dirjen Haji Kementerian Kesehatan, jawabannya sangat mencengangkan. Sebab mereka sendiri heran mengapa bisa nama Pak Surya tak ada didalam SK Menteri. Nach lho… singkat cerita sekarang sedang dalam proses penyelesaian perkara, cie istilahnya pakai bahasa hukum euy... Sampai berita ini diturunkan, belum ada kejelasan apakah Pak Surya bisa berangkat sebagai TKHI tahun ini atau diundur tahun depan. Semoga yang terbaik untuk Pak Surya ya... 

Hapus sudah anggapan beberapa orang sejawatku kalau mau berangkat haji tahun ini, tampa antri, daftarlah saja sebagai petugas haji. Och ternyata, berangkat haji hakikatnya balik ke panggilan-Nya. So, bukan soal jauh dekatnya jarak tempat tinggal kita ke Tanah Suci, tidak bisa juga karena satu kesempatan tugas atau dapat undian kita bisa berangkat haji. Tapi sahabat, berhaji itu selamanya adalah karena panggilan-Nya semata yang harus kita perjuangkan. 

Demikianlah hikmah yang bisa kugaris bawahi merangkai kisah hajinya Bu Maryam (Ibundanya Mbak Tarry). Dan betapa kisah berangkat hajinya Bu Maryam ini membuatku kembali menata niat dan do’a lagi, memaksimalkan semua bentuk upaya dan juang untuk layak dipanggil Allah menjadi tamu-Nya di Baitullah. 

Sepakat juga dengan kata Mbak Tarry diakhir tulisannya tersebut: JANGAN TAKUT UNTUK MEMILIKI IMPIAN. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kalau ALLAH menghendaki. Allahu Akbar!!!

*** 


16 komentar:

hilsya mengatakan...

setujuu.. udah banyak yg ngereview postingan ini ya..

Artineke A. Muhir mengatakan...

Mbak Hilsya:
Oya? Ndak heran sich Mbak, apik dan inspiratif, jadi keder, hehe... yang penting niatnya ikut berpartisipasi berbagi kebahagian dengan Mbak Tarry:)

al kahfi mengatakan...

kata 2 terakhirnya itu bener banget mbak tdk ada yg tidak mungkin,, selama kita nya sbg manusia berupaya da terus berupaya,,ceritanya jd menginsfirasi juga nih..selamat sore mbak,,

Pakde Cholik mengatakan...

Huaaaaaaa...ini artikelnya malah panjang lebar deh. Bukan hanya Bu Maryam, tapi ada balada Pak Surya segala dan selonjor di Malaysia juga.
Begitulah..bu dokter..saya dulu begitu daftar langsung bisa berangkat bersama isteri dan Alhamdulillah lancar walau ada sedikit gangguan yang kata orang-orang "haji kelaparan" kala itu. Padahal ada juga kok buah,roti, susu dsb. Namun orang Indonesia kan belum sreg kalau belum ketemu nasi.

Semoga berjaya bu dokter.

Salam hangat dari Surabaya

Tarry Kitty mengatakan...

Sekali berlayar seribu pulau terlewati. Komplit hikz. Padahal ini diundi lho mbak, kalo yg review love story dipilih artikel terbaik.

Trimakasih partisipasinya mbak :)

ketty husnia mengatakan...

subhanallah...tulisan kali ini menjadi sebuah pelajaran berharga juga buat saya bahwa sesuatu itu memang harus diniatkan lillahi ta'ala,..jadi tak semudah mengurus prosedur menurut pandangan mata manusia..Allahu'alam

semoga menang kontes ya Mbak..:)

Unknown mengatakan...

Sebuah pembelajaran dari sebuah cita-cita yang mulia dan pembuktian bahwa Allah itu selalu mendengarkan doa hamba Nya yang benar-benar tukus dengan mencari keridhoan Nya.

Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

puteriamirillis mengatakan...

semoga kita menjadi orang2 yg terpanggil ya mbak. untuk umroh saja prosesnya cukup lama, jika tak sabar bisa mundur. belum dimekah madinahnya, ujian lbh lagi, apalgi haji yaaa...salam saya bu yunda

Nia mengatakan...

Ternyata utk jd petugas haji aja masih ada data yg dimanipulasi yachh....apa krna terlalu panjang birokrasinya jd data2nya banyak yg kececer.....

smoga sukses utk kontesnya...

dey mengatakan...

kisah yang inspiratif ya mbak ..
sy malah belum ikutan nih kontesnya mbak Tarry..

bundadontworry mengatakan...

salam kenal , Yunda
ini kunjungan balik bunda.


membaca kisah Ibu Maryam berhaji ini, jadi ingat diri bunda sendiri , Yunda.
dulu, bunda pun berhaji sekalian bertugas.....


sepakat utk paragraf terakhir, milikilah impian, dan gapai impian itu krn tak ada yang tak mungkin, selama Allah swt mengizinkan, impian tsb pasti bisa kita raih ya Yunda .

semoga beruntung dikontes ini .
salam

Unknown mengatakan...

wah moga menang ya. bacanya nyicil deh, panjang sih

Kakaakin mengatakan...

Oo... kirain yang sudah ada di Arab sana pasti bisa naik haji :D
Ternyata belum semuanya dapat 'panggilan' ya.. :D

Semoga dapat souvenir dari Mbak Tarry :)

anazkia mengatakan...

Mbak Yunda :(
Saya terusik membaca tulisan ini, membangkitkan kembali semangat dan cita-cita untuk menuju ke tanah suci

tiffa mengatakan...

sukses buat kontenya ya...

Lyliana Thia mengatakan...

aku dulu pernah punya temen chatting mbak, orang ARab, mahasiswa, keren, ganteng, pinter, Islam.
Ohya, dia bilang ke aku dia gak ada niat pergi haji, padahal tinggal selangkah...

memang orang2 yg mendapat "panggilan" Allah utk berhaji dan mempunyai kemudahan mencapainya ini, adalah orang2 yang istimewa...

Semoga sukses kontesnya mbak... ^_^