Kamis, 15 September 2011

Sarung Tajung yang Khas dan Spesial

Berbagi cerita tentang sarung? Wach ini ide langka yang hangat, mau ikutan ach... Hari ini limit-nya, senangnya masih sempat ikutan ;) Infonya kudapat saat membaca  Sepasang Sarung dari blog The Green Pensieve, thanks ya Tia...

Tentang Sarung Khas Palembang
Pernah dengar sarung khas Palembang? Rasanya tak pernah dengar ya... Bingung tampaknya ;) Sama akupun dulu begitu. Kalau maksudnya Songket, aku pasti tahulah, maklum Songket kan terkenal, tapi Songket tak lazim disebut sarung tapi kain, beda ya? Dan ini sekilas tentang Songket.
Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai bagian bawah pakaian wanita. Biasanya songket ini berteman dengan selendang. Bahan songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang khas songket Palembang yang kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain Songket daerah lain.
Maka oleh karena Songket dibuat dengan bahan halus dan seni yang tinggi maka harganya cukup mahal. Biasanya dipakai pada waktu tertentu, misalnya pada saat perayaan perkawinan keluarga dan pakaian Songket lengkap juga dikenakan oleh pengatin Palembang

Salah satu motif  SONGKET. 
Biasanya untuk PENGANTIN PRIA. Ini dipakai Ami Rizky.

Motif lainnya untuk PENGANTIN PEREMPUAN, 
dipakai Ammah Ratih.
Dan aku rasa banyak orang yang sudah mengenal Kain Songket khas Palembang ini. Umumnya kami orang Palembang mempunya Kain Songket, setidaknya 1 buah karena didapat saat antar-antaran dari keluarga suami saat seorang perempuan menikah. 

Dalam antar-antaran seperti ini, bisa dipastikan ada Songketnya.
Ini saat Ami Rizky menikah Maret 2010.
Dan akupun demikian hanya ada Songket semata wayang, yang didapat saat menikah dulu, sudah lebih 9 tahun. Tapi karena jarang dipakai hanya saat acara pernikahan keluarga dekat saja,  jadi ya masih bagus dan tampak kinclong, hehe...

Ini Songket milikku,
dipakai saat pernikahan adiknya Abi Hamas, Ami Rizka Juli 2010.

Lain halnya dengan Songket yang terkenal, adalah Sarung Tajung atau kain khas Palembang untuk Pria yang nyaris tak terdengar kisahnya. Bahkan saat aku berniat posting tulisan ini maka aku coba mencari foto atau m0tif Sarung Tajung, ternyata sangatlah sulit, hampir tak ada. Maka justru inilah yang membuatku makin semangat ikut menulis dikesempatan giveaway ini, hitung-hitung sekaligus mempromosikan Sarung Tajung khas Palembang, semoga dimasa mendatang tak kalah terkenal dengan Sarung Samarinda yang melegenda itu. Dan inilah tentang Sarung Tajung.  
Sarung Tajung adalah sarung khas Palembang yang khusus di pakai untuk laki-laki. Sarung Tajung disebut juga dengan Gebeng dan ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung Bumpak. Sarung Tajung dalam pembuatannya memakai benang serupa songket walau tak penuh.
Macam-macam Sarung Tajung : 

  • Limar
  • Limar Patut
  • Petak-petak berwarna (Merah, Kuning, Biru, abu-abu dan lain sebagainya
  • Gerbik
  • Blongsong (Tajung khusus wanita)
Gambar Sarung Tajung yang kudapat dari Google, satu-satunya.
Sepertinya saat upacara adat Palembang, menyambut arakan pengantin datang.

Cerita Sarung Tajung di Rumahku
Dan keberadaan Sarung Tajung di Keluarga suamiku yang asli Palembang tentu tak asing lagi dan Ibu mertuaku punya beberapa motif. Bahkan ada cerita lucu dari Ibu mertua, ada seorang Abang suamiku yang dulu sebelum menikah kalau mau sholat Jum'at hanya mau bila memakai Sarung Tajung, biar keren dan gaya katanya. Sarung Tajung memang bermotif unik dan harganyapun agak mahal, mungkin karena dibuat dengan cara menenun ya... 

Dirumah aku punya satu, dulu memang diberi Ibu mertua dalam keadaan tak cerah lagi, untuk alas tidur saja kata beliau. Aku ingat saat sulungku masih bayi dan sesekali menginap dirumah Yai dan Nyainya, maka Ibu mertuaku memberi Sarung Tajung tersebut karena memang beliau kurang setuju anak kecil dipakaikan pampers saat tidur. Dan sarung tersebut masih kusimpan sampai sekarang, sudah semakin pudar warnanya.  

Sarung Tajung yang aku punya,
sudah pudar tapi tetap cantik dan unik.
Dulu sarung ini lumayan sering terkena ompol, Sarung Tajung ini juga yang menemani Akang Hamas saat proses penyembuhan dari khitannya, psssttt...ini fotonya baru ketemu.

Akang Hamas bergaya dengan Sarung Tajung,
tampak senyum meringis ;)
Tapi sayang suamiku kurang ngefans dengan Sarung Tajung, entah kenapa. Agak feminim katanya suatu kali, mungkin ini yang menyebabkan sampai saat ini aku belum lagi membeli Sarung Tajung yang baru. 

Tapi menurutku Sarung Tajung ini elok parasnya, lembut dan halus perawakannya. Cocok dipakai untuk sholat Jum'at, sholat dihari raya juga untuk cindramata. Namanya Sarung khas ya pasti sedikit berbeda dengan sarung kebanyakan, paling tidak ini menurutku, makanya jujur sebenarnya aku ada niat memiliki Sarung Tajung yang baru. Memiliki artinya tak harus dengan membeli ya, hehe...mana tahu ada yang mau kasih hadiah, pasti akan kuterima dengan senang hati. Dan yang namanya hadiah tentu bermakna spesial bukan? Sarung khas yang spesial, sejalan dengan judul tulisan ini, yach namanya juga sekalian promosi, semoga ada yang berminat, hehe...

***


Tulisan ini diikutsertakan di acara giveaway Berbagi Cerita Tentang Sarung yang diselenggarakan oleh Kaka Akin 


8 komentar:

Unknown mengatakan...

Semoga sukses dalam kontesnya Mba.

Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

ketty husnia mengatakan...

wah ikutan kontes ini ya mbak..?
selamat deh semoga menang :)
oia, maaf lahir batin dulu ya mbk..aku blm silahturahmi sejak awal syawal hehehe maaf ya Bu dokter. soal sarung, kebetulan punya dikasih adik wkt kerja di palembang, emang mahal harganya..dan ga tau kapan mau pakenya :D

Tarry Kitty mengatakan...

Wah motifnya bnyk ya mbak. Kalo di tempat saya nikah pake jarik hehe

Ummi Ita mengatakan...

kayanya lumayan familiar liat motif sarung tanjung itu.
salur2 nya kelihatan kalem ya :)

sukses buat kontesnyaa ^^

Lidya mengatakan...

makin pudar dan makin lama aku malah suka mbak :) leboh dingin dan halus

Kakaakin mengatakan...

Wah... iya ya... motif sarung tajung lebih lembut. Gak kayak sarung Samarinda yang keseringan kotak2 :D

Terima kasih sudah ikutan "Berbagi Cerita Tentang Sarung"
Sudah dicatat sebagai peserta :)

Lyliana Thia mengatakan...

And Mbak Keke is back di dunia blogging.. Hihi...
Oot, msh pegel2 gak nih mbak?

Sarung Tajung ya, tanpa N, aku kirain salah ketik, tapi ternyata emang "sarung tajung" istilahnya...
Wah jd penasaran sama sarung tajung nih mbak...
Ntar minta cariin suami di palembang ah.. Hihihi...
Kalo songket suami pernah liat2 tuh mbak, blm bisa kebeli.. Uangnya blm smpe... Hehehe....

Artineke A. Muhir mengatakan...

Pak Indra:
Terima Kasih sudah berkunjung, juga untuk dukungannya ;)

Mbak Husnia:
Iya Mbak, ikut memeriahkan ;) Thanks ya...
Aku juga dah lama tak bersilaturahim ke blog sahabat semua, ini baru mau mulai ...Pakai aja Mbak, sayang kalau cuma disimpan, adem kok sarungnya ;)

Mbak Tarry:
Iya khas daerah Mbak, jarik juga banyak yang apik tho ;)

Mbak Ita:
Iya kalem banget ;) Thanks ya...maaf belum sempat silaturrahim ;)

Lidya:
Iya makin lembut, hanya warnanya saja yang tampak kusam. Trims ya...wach kemarin milad ya, met hari lahir ya, moga sisa umur makain barokah, maaf kemarin2 belum bisa meninggalkan komen ;)

KakaAkin:
Terima Kasih sudah terdaftar, semoga lancar semuanya ya...

Tia:
Ayo berminat ya? Belinya di dekat Ramayana Tia, banyak motif dan warna lain, wach bisa-bisa punya sepasang sarung baru tuch...Songket itu emang agak mahal Tia dan berat bingung juga mau dipake kemana, aku kalau tak diberi Ibe Mertua dulu mungkin sampai sekarang tak akan punya lho, maklumlah, hehe...