Gambar ada disini |
Sudah lama tahu buku Smart Patien ini, dan aku ingin sekali membacanya. Tapi awalnya aku berharap bisa mendapatkan pinjaman, ech... justru banyak sahabat yang ngomporiku untuk membeli agar mereka bisa ikutan baca, alias minjem Alhasil pekan kemarin dengan izin-Nya aku beli buku ini. Seperti dugaanku dalam waktu singkat buku inipun bisa kutamatkan, menarik dan aku suka sekali. Alhamdulillah... Pastinya, banyak manfaat yang kudapatkan dari buku ini. Dan ini sedikit kubagi ke dalam blog ini, semoga sahabat semua tertarik membaca dan memilikinya, hmmm... promosi sekalian.
***
Untuk menjadi dokter memang ada sekolahnya, tapi tidak ada sekolah formal untuk menjadi pasien.
Karena itu pasien harus punya bekal yang memadai.
Adalah buku SMART PATIENT ini bisa dijadikan salah satu bekal tersebut.
Karena itu pasien harus punya bekal yang memadai.
Adalah buku SMART PATIENT ini bisa dijadikan salah satu bekal tersebut.
Tahukah sahabat, tidak semua penyakit membutuhkan obat, antibiotik dapat
membuat bakteri jahat di dalam tubuh menjadi kuat, dan kejang demam
sebenarnya adalah "monster" yang baik hati?
Tahukah juga bahwa sebagai pasien, kita memiliki hak untuk menolak tindakan medis dan mendapatkan penjelasan yang memadai dari dokter?
Beragam fakta mengejutkan seputar kesehatan dan kedokteran, dipaparkan dengan jernih dan tidak berat sebelah di dalam buku ini. Penulis yang juga seorang dokter, mengajak kita mengetahui bagaimana menggunakan obat secara rasional, tidak bersikap panik saat jatuh sakit atau berurusan dengan rumah sakit, bersikap kritis terhadap informasi medis yang banyak beredar, plus aneka tips bermanfaat seputar panduan menjadi pasien cerdas.
Tahukah juga bahwa sebagai pasien, kita memiliki hak untuk menolak tindakan medis dan mendapatkan penjelasan yang memadai dari dokter?
Beragam fakta mengejutkan seputar kesehatan dan kedokteran, dipaparkan dengan jernih dan tidak berat sebelah di dalam buku ini. Penulis yang juga seorang dokter, mengajak kita mengetahui bagaimana menggunakan obat secara rasional, tidak bersikap panik saat jatuh sakit atau berurusan dengan rumah sakit, bersikap kritis terhadap informasi medis yang banyak beredar, plus aneka tips bermanfaat seputar panduan menjadi pasien cerdas.
***
Aku salut cara penulis memaparkan tentang betapa bahayanya bila ANTIBIOTIK dipakai secara tak rasional di bagian; Agar Jaman Pre-antibiotik Tak Bangkit. Secara singkat aku juga pernah cerita masalah ini di Ketika Buah Hati Sakit.
Aku juga sepakat dengan ajakannya untuk peduli dan segera menjadi SMART PATIENT terutama di Situasi Sulit Mari Bangkit, Menjadi Pasien Cerdas, Yuk Mulai dari Sekarang! Belum lagi bahasan menarik di Bingung, Belajar dan Berhasil dan Berinternet Berbekal 'Kompas', pokoknya lengkap.
Tentang Second Opinion, Mengapa Perlu juga OKE, dan Berjabatan' dengan Panik Ketika Anak Sakit inipun pengalaman banyak Ibu termasuk aku, jangan sampai terlewatkan baca yang satu ini.
Bahasan dalam 'Perselingkuhan' Dokter-Detailer yang khabarnya bikin banyak sejawat dokter tersindir *tapi tidak termasuk aku lho ... Ya ternyata tak semua TS dokter SUKA buku ini, dan ada yang sengaja mengirim email pada penulis yang isinya membuatku jengah, terlalu och sungguh terlalu.
“Anda tahu tidak tulisan anda di buku menyinggung perasaan banyak dokter di indonesia dan membuat masyarakat indonesia makin tidak percaya kepada dokter indonesia? Semoga anda sadar.”
Aku sebenarnya tak perlu heran (dari dulupun aku sudah hafal tentang model kongkalikongnya dokter dan detailer) dalam menyampaikan satu kebaikan dan memperjuangkan kebenaran pasti akan banyak orang yang tak suka. Buat Mbak Agnes Tri Harjaningrum *SKSD nich ceritanya Aku dukung gerakan Mbak menulis buku SMART PATIENT ini, sucses ya...
Sesungguhnya aku sekarang berani posting tulisan ini karena sudah membaca keseluruhan isi buku tersebut, sebab aku pernah tahu dari blognya Mbak Agnes, beliau berpesan secara pribadi buat yang ingin berkomentar pada buku ini. Isinya begini...
"...Tapi aku juga minta tolong, bagi yang yang ingin mengajak diskusi, kasih
masukan, kritik ataupun saran tentang buku aku, tolong baca bukunya
dulu secara menyeluruh. Kalau belum benar-benar baca bukunya secara
keseluruhan mohon maaf aku akan menolak untuk berdiskusi atau
berkomentar lebih jauh. Karena buku itu ada konteksnya yang sudah aku
tulis secara spesifik di halaman depan. Yang sering terjadi, orang
sangat gampang menggeneralisir alias menggebyah uyah suatu permasalahan,
ini termasuk mengingatkan diriku sendiri yang juga suka begitu."
Dan aku sudah membaca buku ini, harapanku makin banyak orang yang membaca Buku SMART PATIENT ini, agar dapat merasakan manfaatnya.
Hidup sehat mulai dari rumah, agar sehat dan bangkit Negeriku.
Bangkit Indonesiaku, harapan itu masih ada
Hidup sehat mulai dari rumah, agar sehat dan bangkit Negeriku.
Bangkit Indonesiaku, harapan itu masih ada
12 komentar:
wah emang antibiotik itu jgn kebanyakan dimakan. malah jadi kebal ntar ya.
aku juga sudah baca mbak,pernah tulis juga ttg buku ini :)
temenku dulu waktu kecil kebanyakan minum obat antibiotik, giginya jadi item....bener yach mbak?
aku belum baca mbak..tapi aku juga sangat hati2 jika berobat ke dokter, karena berusaha menghindari pemberian antibiotik :)
menjadi pasien yang bijak dan ketemu dokter serta suster yang bijak pula..maka sehatlah kehidupan ini :) terimakasih sudah berbagi informasi yang menarik ini...salam sehat selalu
aku sih belum punya. karna kata temen-temen, isinya hampir mirip-mirip sama tulisan dr. wati.
intinya smart patient dan RUM ^^
ketergantungan obat emang susah, makanya suka di wanti2 untuk jangan pergi kedokter yang memberikan obat dgn dosis tinggi karna kalau anak deman atau kita tidak kembali ke dokter tersebut maka gak mempan.
Terbukti anak saya kalau berobat cocok-cocokan dokternya.
Saya punya tetangga...keluhan anaknya sakit mata merah, di kasih obat berulang-ulang masih juga merah dan sampai kembali berkali-kali. Akhirnya setelah periksa ke rumah sakit berbeda dan obatnya lain lagi dan penyakitnya juga beda dgn yg di bilang dokter pertama.
sampai skg anak sudah sd dan mau smp tetapi mata juga tidak sembuh dan skg sudah mendingan dengan menggunakan obat-obat tradisional.
Wah... sepertinya buku ini wajib baca juga bagi saya dan teman2 di puskesmas. Supaya bisa jadi petugas yang lebih bijak, hehe...
Kayaknya perlu dibaca nich.
Tapi selama ini emang ga pernah ke dokter, cukup makan panadol beberapa biji doank udah beres.Tapi ga tahu bagaimana dengn tubuh saya. hikz
Smoga tetap sehat dan ga perlu pergi dokter hehe
Wah wajib baca nih bukunya... :-)
Sangat disayangkan ya mbak bnyk pekerja medis yg kurang bijak..
Makasih infonya mbak Keke..
Ntar mau cari aj :-D
ini bacaan wajib ortu keknya ya ummi.. supaya ga gampang kasih sembarangan obat ke anak... di rumah, suami dan ibuku aku agak paksa supaya mau baca buku ini...
Mbak Fanny:
Iya nich Mbak, maka kudu waspada ;)
Mbak Lidya:
Wech ternyata dah lebih dulu ya...tinggal diterapkan, semangat ;)
Mbak Nia:
Kayak gigiku tu Mbak, ancur ;(
Mbak Kenia:
Siip, lanjutkan ya...
Blog's Hariyanto:
Salam sehat selalu ;)
Mbak Ita:
Wach aku malah belum baca yang tulisannya dr. Wati Mbak...tap ya intinya begitu ;)
Ibu Dini:
Semoga kedepan penggunaan obat di Negeri kita lebih rasional ya Bu...
KKakin:
Iya betul, supaya kita lebih bertanggung jawab, selamat membaca ya...
Mbak Tarry:
Perlu lho Mbak, apalagi kalau nanti dah punya anak, biar pada sehat, hehe...
Tia:
Iya Tia, cari dan tamatkan bacanya ya...
Dan yang terpenting diamalkan, sucses ya dengan HerbaLife-nya ;)
Bunda Naya:
Betul itu, agar jadi mitra sehat yang handal ;)
Posting Komentar