Ini tentang metode mengajari anakku Hamas mengaji, yang sebelumnya pernah kusinggung sekilas di Gurindamku plus 11 di Muharam. Dan seingatku ada 2 pertanyaan tentang seperti apakah 'Kaidah Baghdadiyah' tersebut. Pertanyaan itu datang dari Mabruri dan Pak Ies. Maaf ya, baru bisa kujawab sekarang. Sengaja aku buat satu posting khusus agar lebih jelas, semoga bermanfaat untuk yang lainnya.
Satu metode yang sebenarnya mirip IQRO, hanya lebih sederhana, disusun oleh Tim Tahsin Markaz Al qur'an, yang editornya adalah H. A Muzzammil MF, Al Hafizh. Aku mengenalnya saat ikut tahsin di LTTQ Al Mukhlis, pernah kuceritakan di Ahad Pagi di LTTQ Al-Mukhlis.
Adapun latar belakang aku menggunakan metode ini, karena sempat kewalahan juga dengan Hamas yang suka menghindar bahkan cenderung berkelit kalau diajak mengaji, jawabnya selalu 'sudah'. Akhirnya dari curhatnya suatu ketika, Hamas suka males kalau disurung mengulang dari IQRO sebelumnya *di SDIT Bina Ilmi, sekolahnya Hamas memang menggunakan metode IQRO... Jujur awalnya aku sempat tercekat, salahku mungkin yang kurang peka. Selama ini aku menganggapnya biasa saja saat sampai masuk SD, Hamas belum lagi menuntaskan IQROnya, bahkan baru Iqro 3. Mengingat Hamas memang berbeda dengan Yundanya, (Yunda sudah pandai membaca Al Qur'an sejak di TK B) aku ya enjoy saja...
Tapi lama kelamaan aku mulai terusik, mengapa Hamas selalu menghindar kalau kuajak mengaji di rumah? Mengapa Hamas bahkan tampak sangat tidak tertarik bila aku ajak bercerita tentang proses belajar mengajinya di Sekolah? Aku mulai mencari tahu. Dan sampailah pada satu kesimpulan, aku harus temukan cara agar Hamas tertarik belajar mengaji.
Kalau saja ini tentang 'Matematika' aku tak akan sepelik ini, aku akan berfikir sederhana saja dengan membiarkan Hamas berproses sendiri, toch kalau tak pandai matematika banyak pilihan ilmu lain yang bisa ia kuasai, seperti melukis atau menjadi penulis. Tapi ini mengaji Nak, untuk membaca kitab suci kita, Al Qur'an... Akupun berjuang mencari cara, menemukan metode yang disukainya.
Bersyukurnya tak perlu melalui proses yang rumit aku langsung menawarkan 'Kaidah Baghdadiyah' padanya. Alhamdulillah, Hamaspun langsung jatuh hati. Hari pertama tampak sekali ia penasaran sendiri, sampai langsung 6 halaman. Esoknya masih sama. Makin bertambah halaman makin rumit merangkai hurufnya, jadi sampai hari ini sudah hampir 2 pekan berjalan rutin, Hamas sudah sampai halaman 32 dari 45 halaman yang ada. Insya Allah kalau seperti umumnya, selesai halaman ini maka langsung bisa membaca Al Qur'an. Mohon do'anya ya, agar selalu dimudahkan-Nya.
Cover depannya... |
Adapun latar belakang aku menggunakan metode ini, karena sempat kewalahan juga dengan Hamas yang suka menghindar bahkan cenderung berkelit kalau diajak mengaji, jawabnya selalu 'sudah'. Akhirnya dari curhatnya suatu ketika, Hamas suka males kalau disurung mengulang dari IQRO sebelumnya *di SDIT Bina Ilmi, sekolahnya Hamas memang menggunakan metode IQRO... Jujur awalnya aku sempat tercekat, salahku mungkin yang kurang peka. Selama ini aku menganggapnya biasa saja saat sampai masuk SD, Hamas belum lagi menuntaskan IQROnya, bahkan baru Iqro 3. Mengingat Hamas memang berbeda dengan Yundanya, (Yunda sudah pandai membaca Al Qur'an sejak di TK B) aku ya enjoy saja...
Tapi lama kelamaan aku mulai terusik, mengapa Hamas selalu menghindar kalau kuajak mengaji di rumah? Mengapa Hamas bahkan tampak sangat tidak tertarik bila aku ajak bercerita tentang proses belajar mengajinya di Sekolah? Aku mulai mencari tahu. Dan sampailah pada satu kesimpulan, aku harus temukan cara agar Hamas tertarik belajar mengaji.
Kalau saja ini tentang 'Matematika' aku tak akan sepelik ini, aku akan berfikir sederhana saja dengan membiarkan Hamas berproses sendiri, toch kalau tak pandai matematika banyak pilihan ilmu lain yang bisa ia kuasai, seperti melukis atau menjadi penulis. Tapi ini mengaji Nak, untuk membaca kitab suci kita, Al Qur'an... Akupun berjuang mencari cara, menemukan metode yang disukainya.
Semangatnya yang lebih utama... |
25 komentar:
jadi masukan juga nih mbak tentang metodenya,,semoga juga berguna untuk yg lainnya..
h bagus nih ummi... ilmu buat ku spy nanti bisa mengajari kanaya juga... makasih ya ummi sharingnya
aku do'akan mbak mudah2an cepet bisa lancar
Kaidah Baghdadiyah yang seperti apa mbak? Penasaran nih..
Fauzan dulu awal belajar pakai metode Taghona, ngapalin hurufnya ngga berurut kayak iqro, tapi diacak berupa kalimat yang mudah di hapal, ada lagunya juga. Setelah manggil guru ngaji ke rumah, baru deh pakai cara iqro.
Anak memang cara sendiri2 untuk belajar ya mbak .. Ayo akang Hamas, makin semangat ngajinya ya ..
OOT, soal bikin slide show seperti punya saya, pakai windows movie maker, gampang kok mbak, tutorialnya cari lewat google aja.
semoga cepat lancar ya hamas baca Al qur'an nya,
ya setiap anak itu punya ketertarikan yang berbeda dengan anak lain. kalo di sini, metode bagdadidiyah lebih populis ketimbang iqro
Baru sekali ini mendengarnya,
kalau iqra, yang pertama bikin rumahnya sebelah rumah nenekku di Jogja, Kotagede hehe yang fotony ada di belakang iqro itu :D
jadi seperti metode iqra dan qiraah yang sebelumnya terkenal itu yah mbak?
Ini kunjungan pertama, Metode baru yah? thanks for share
kunjungan pertama salam kenal dan nice psting :)
jadi pelajaran buat saya juga nih mbak..bagi ilmu dan pengetahuan emang keuntungan yang positif di dunia blogging..makasih mbak Keke :)
met malam...mbak
Ayo Hamas Smangat..!! Pasti Bisaa..
apalagi di dampingi sama Mama yang sangat perhatian..!!
alhamdulillah dulu Olive waktu d TKIT menggunakan metode Iqro,pas TK B sudah bisa baca al Quran..
Aku jadi inget Olive,dah hampir setahun ga mau ngaji di tpa/mesjid,
Ahh nanti aku bikin postingan deh,terlalu panjang untuk di ceritain hhee,..
Wah...terima kasih sharingnya Ummi, Orin catat ;)
wah mba... aku belum pernah mengenal kaidah ini... taunya cuma metode IQRO dan Intan kan udah lama banget bisa mengaji, sejak TK skrg mah udh SMU. hihi. Nah kalo uminya Intan, malah diajari mengaji oleh ayahanda pake metode Aceh tuh... bahasa Aceh semua istilahnya, jgn tanya lebih lanjut ya mba.. bisa pusing dirimu nanti, aku juga ga ngerti bagaimana menjelaskannya sih, yg penting bisa mengaji dg lancar lengkap dengan irama panjang pendeknya. Dan disertai tafsir untuk melihat maknanya. hehe, kok jadi kepanjangan komenku ya?
wah, aku baru metode tau yg ini lho...
TFS ya
bagus juga tuh bun...
kayaknya perlu kucari juga nih mbak buat modal ngajarin vania nanti... lebih sederhana dari Iqro ya mbak?
Semangat ya AKang! :-D
salam mba, lg nyari metode buat anak2 sekitar rumah ngajarin qur'an. nah ada pertanyaan kalo misalnya udah pake iqro terus pindah ke kaidah baghdadyah ini apakah hrs dimulai drawal lg ato bgm?
ditunggu sangat jwbnnya, jzk ^^
Assalamu'alaikum....
Met pagi menjelang siang, Bunda..
Sy juga suka metode baghdadiyah, soalnya kita bisa mengenal nama2 huruf hijaiyahnya, kita bisa mengejanga, kita mengenal tanda bacanya, fathah, kasroh, dhomah, tanwin, tasydid, dimana itu semua tidak dirinci dalam metode Iqro'
Walah,,, malah nyerocos,,,
Maaf ya Bunda.
Eh,, Bunda jadi modelnya Pakdhe Cholik awal tahun ini, loh...
dimana ya bu saya bisa membeli buku kaidah seperti ini????
Maaf bu, buku nya bisa dibeli di mana ya?
mungkin bisa info ke 085265998665
terima kasih
assalamualaikum wr. wb. maaf bun mau tanya,kalau mau beli bukunya di mana ya bun? terus harganya berapa ya bun ? soalnya saya lagi butuh buat penelitian tugas akhir berkaitan dengan metode ini,.. terima kasih atas jawabannya ya bun,.
klo orang jawa bilangnya turutan
Posting Komentar