Selasa, 01 Januari 2013

Sebuah Pertemuan

Tahun 2013 sudah membuka gawang, semoga gol-gol kesuksesan mampu kita masukkan kesana sesuai dengan usaha dan do'a-do'a yang optimal tentunya. Semoga tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun yang berlalu telah menoreh banyak catatan dalam hidup kita, dalam banyak hal, ada yang membuat kita nyaris sesak karena gembira, ada juga yang membuat kita tersenyum getir atau bahkan ada yang sampai membuat kita menitikkan air mata haru. Seperti yang aku alami pada tahun 2012 lalu, betapa banyak yang tak terduganya. Alhamdulillah secara keseluruhan semuanya mampu kulewati dengan baik, meski ada sedikit gejolak *gayamu rek...

Khusus dalam aktivitas ngeblog, jumlah postingan di tahun 2012 jelas mengalami penurunan. Yang sebelumnya mencapai 201 postingan, ternyata pada tahun lalu hanya mampu 166 tulisan saja yang berhasil kuposting dalam blog ini. Itupun banyak berupa catatan pekerjaan yang aku pindahkan, tak tega melihat blog ini melompong, jadi sedikit maksa ngisinya, itupun masih banyak yang tak sempat terekam. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2010 saat awal aku ngeblog, yang hanya menghasilkan 61 tulisan saja, maka tahun lalu masih jauh lebih banyak. Capaian yang dari segi kuantitas layak untuk disyukuri.

Pertambahan sahabat blog ditahun 2012 tampaknya kurang mengembirakan, ada staknasi yang nyata dari tahun sebelumnya. Ini berbanding lurus dengan ajang kontes dan event GA para sahabat yang aku ikuti, masih lebih banyak di tahun sebelumnya. Tak hendak mengajukan alasan atau dalih, tapi memang lingkungan kerjaku yang sekarang membuatku terkaget-kaget dalam beradaptasi, semoga tahun ini semuanya lebih terkendali, cieee... Yang juga kusayangkan pada Muharram tahun lalu, aku sempat menggelar GA keroyokan bareng Thia, Bundanya Vania, tapi pada Muharram tahun ini tak ada GA yang sempat aku gulirkan. 

Sebenarnya untuk mengisi 1 Januari 2013 ini aku ingin menulis tentang satu kejadian tak terduga diakhir tahun 2012 yang membuatku terkesan. Ceritanya bermula saat ada seorang rekan kantor, yang mendadak harus di operasi karena ada gumpalan darah beku di rongga kepalanya. Dari awal keluhan aku mengikuti persis, karena Bella (lebih muda dariku) berulangkali menyampaikan keluhannya padaku. Bella mendadak dibawa ke UGD RSI Khodijah karena keluhan sakit kepala hebat, yang tak tertahankan, membuatnya pingsan dan saat sadarpun Bella sampai berteriak-teriak kesakitan. Hasil rontgen dan laboratorium semuanya aman, tak ada penyakit yang ditemukan. Lima hari dirawat Bella pulang ke rumah. 

Berita selanjutnya, setelah sehari di rumah, Bella tak bisa tidur karena keluhan sakit kepala yang ternyata muncul lagi. Aku dihubunginya via telfon untuk minta bekam, dengan mobil kantor dan beberapa orang rekan kami ke rumahnya, dan hari itu sukseslah aku membekamnya. Malamnya beliau bisa tidur. Syukurlah batinku. Keesokan harinya, saat sore menjelang Bella ternyata kena serangan sakit kepala lagi, dan langsung dilarikan ke UGD RSMH. Oleh SpS yang menanganinya di RSMH, Bella langsung di SCAN, hasilnya membuat kami terhenyak. 

Yupss, sore itu juga Bella harus segera di operasi, karena ada gumpalan darah beku yang mulai menekan ke cerebrum atau otak besarnya. Tak boleh menunda sampai besok pagi, CITO istilahnya sebab segala kemungkinan bisa terjadi dalam hitungan menit bahkan detik. Alhamdulillah bisa pakai ASKES, kalau tidak butuh dana belasan juta untuk operasinya ini, yang awalnya dikatakan bakal dicraniotomy ~ tulang tengkoraknya dibelah pakai peralatan perang, bergidik aku membayangkan. Segera berkemas meluncur ke RSMH. Ternyata terlambat, Bella sudah di ruang operasi. Padahal tadinya aku berharap bisa bertemu dengannya sebelum pelaksanaan operasi, atau syukur-syukur bila diizinkan masuk ke ruang operasi mendampingi Bella, biasanya diizinkan kalau kita mengenalkan diri sebagai teman sejawat. Di ruang tunggu BEDAH CENTRAL RSMH, sudah banyak keluarga Bella yang berkumpul dan beberapa orang rekan kantorku juga terlihat hadir dengan wajah sendu. Mamanya Bella adalah orang pertama yang aku temui, mencoba menghiburnya walau dengan kata-kata yang aku sendiri masih harap-harap cemas.

Operasi dimulai jam setengah tujuh malam, dan biasanya untuk craniotomy paling cepat memakan waktu sekitar empat jaman, maka pada jam tujuh malam itu kami mengkondisikan Mama Bella untuk makan malam, namun beliau menolak. Aku mencoba menghubungi seorang adik tingkat yang sedang residen dibagian OBGIN untuk mendapatkan informasi siapa saja residen senior dibagian BEDAH saat ini, karena biasanya merekalah yang menangani operasi CITO bagi pasien ASKES. Akupun mendapat nama seorang adik tingkat lengkap dengan nomor hpnya. Langsung aku kontak, nyambung dan diangkat. Oooch kok suaranya lain, laki-laki, penjelasannya kemudian membuatku sedikit tenang.

"Ini dengan siapa? Silakan tinggalkan pesan, dr. Euisnya sedang memimpin operasi bedah syaraf darurat", begitu kira-kira.

Aku tak gentar, bertanya "Nama pasiennya Bella ya?", suara keheranan disebrang membenarkan. Tepat sasaran.

Akhirnya setelah mendapat informasi berharga tersebut, aku ditemani seorang rekan turun mau beli pulsa, hanya sekitar setengah jam kami sudah kembali ke BEDAH CENTRAL, dilift kami berpapasan dengan sosok yang tak asing buatku, adik tingkatku dr. Euis yang tadi dikhabarkan memimpin operasinya Bella, kami berpelukan hangat. Tak bisa kusembunyikan salutku padanya, sangat tak kusangka, 'sosok lembut'nya berani terjun ke BEDAH yang terkenal ekstrim tantangan.

Percakapan berikutnya tentu tentang Bella. Ahhhaaa, ternyata bukan craniotomy, hanya pemasangan selang saja, makanya operasinya hanya satu jam. Dugaan Euis, bekuan darah di kepalanya Bella adalah akibat benturan keras yang terjadi sekitar sebulan terakhir. Ini mengejutkanku, sebab setahuku dalam sebulan terakhir Bella tak pernah kecelakaan. Pesan Euis, kedepan Bella dilarang banyak begadang, tak boleh beraktivitas berat, dan menghindari stress karena dikhawatirkan ada pembuluh darah yang akan kembali pecah. Tak lama dr. Euis pamit karena ada order lain katanya, aku segera menghampiri Mamanya Bella, beliau juga ternyata sudah mendengar khabar sejuk itu, berkurang jauh dech wajah cemasnya, seperti juga kami.

Segera aku menuju pintu kamar operasi, tampak dibalik pintu kaca, beberapa orang residen Bedah junior yang tak kukenal berseliweran, aku melambai. Dan merekapun membukakan pintu, setelah memperkenalkan diri sebagai Kakak tingkatnya Euis aku diizinkan masuk, tanya ini itu sambil mencari celah bisa masuk ke ruang RR (ruang pulih pasca operasi), yess akhirnya diizinkan, secara aku menjual nama seniornya, dengan syarat: tidak berisik. Suaraku yang volumenya sudah diminimalkan ternyata masuk kategori 'ribut' disekitaran RR yang hening tiada tara tersebut. Saat mau pamit keluar menjemput Mamanya Bella untuk masuk bersamaku, suara seseorang memanggil namaku. Beliau menghambur setengah berlari dari dalam. Aku berbalik, melihat sosok yang meneriakiku itu, walaupun wajahnya tertutup masker aku langsung yakin. Itu Mbak Dy kami. Luar biasa sebuah pertemuan yang tak pernah aku sangka terjadi malam itu, pada Medio November 2012 lalu.

Kami berangkulan lama, sejak tamat kuliah di awal 2004 aku pulang ke Way Kanan, Lampung dan Mbak Dy ke Belinyu Bangka, kami putus kontak. Tak pernah ada khabar berita tentang beliau, era facebook mempertemukanku dengan banyak sahabat dari SD sampai kuliah, tapi Mbak Dy seperti hilang ditelan bumi. Tak ada yang mengetahui beritanya. Padahal kami sekost lama semasa kuliah dulu. Sejak zaman preklinik di Inderalaya, kami satu atap, kami sering masak dan makan bersama. Kami punya kenangan manis saat panen singkong dari kebun belakang rumah kontrakan, kami sering berpacu lari pagi dari Komplek Serumpun Indah ke Wartel Telkom Inderalaya mengejar tenggat waktu diskon untuk interlokal ke kampung halaman. Kebersamaan kami berlanjut sampai masa klinik, saat coass di RSMH sampai aku menikah pertengahan tahun 2002. Awal ngeblog cerita tentang ini termasuk yang paling nyenyes ~ seru aku tulis.

Setelah delapan tahun tak bersua, kami masih saling mengenali :D
Foto jadul, perawan di Kebun Singkong.
Tebak mana diriku dan mana Mbak Dy?
Aku lupa siapa yang menjebret foto ini, asli. Sebuah tanda-tanda penuaankah? :D

Ya pada tulisan Mei 2010 diantara sekian sahabat karib saat kuliah, Mbak Dy adalah yang paling ingin aku ketahui khabarnya. Kami bahkan tak tahu dengan siapa beliau menikah, sementara yang lain aku dan yang lain jelas tahu beritanya, nomor hpnya dan sesekali facebook menjadi ajang kami bersilaturahim. Sementara Mbak Dy, hampir delapan tahun kami tak pernah bertemu walau hanya di maya. Maka malam itu adalah sebuah pertemuan yang manis buat kami. Ternyata menurut penuturan selanjutnya, Mbak Dy yang sekarang residen Anastesi (jadi Mbak Dy yang menganestesi ~ membius Bella), saat mendengar suaraku beliau langsung mengenaliku. Dan aku melihat sosok jangkungnya dengan masker langsung berteriak yakin bahwa itu adalah Mbak Dy. Hebat bukan? Bayangkan setelah hampir delapan tahun lho, bahagianya bertemu dan bisa mengurai rindu, sejenak kembali pada kenangan indah masa muda jaya gadis kami dulu, lebay, glek-glek, biarin, hihiiii...

Obrolan kamipun berlanjut usai menengok Bella. Bertukar kisah dan alamat, ternyata Mbak Dy tinggal disekitaran kostan kami dulu, masih di depan RSMH, berpisah dengan suami dan dua putri cantiknya yang baru masuk SD di Belinyu untuk sementara waktu, demi cita-cita menjadi SpAn, sepenuh do'a kuhaturkan: semoga lancar dan sukses ya Mbak... Dan sejak malam itu kami sudah bertemu sekali lagi. Meski belum banyak yang bisa kami bahas tapi tetap sebuah kemajuan yang aku nikmati.

Dan tentang Bella, selesai operasi sempat di rawat di RSMH sekitar seminggu, bedrest di rumah sekitar dua mingguan dan awal Desember lalu Bella sudah masuk kantor lagi dengan penampilan barunya yang lebih mempesona. Bagaimana tidak, sekarang Bella berjilbab, bukan hendak menutupi kepala plontos bekas bocor operasi katanya. Tapi lebih kepada kesadaran, bahwa kejadian kemarin adalah cara Allah menegurnya, teguran sayang katanya. Jadi Bella ingin lahir sebagai sosok yang lebih baik. Tentu aku ikut bahagia, cius :D Alhamdulillah...

Juga buatku, sakitnya Bella kemarin sudah membukakan aku jalan untuk bertemu dengan seorang sahabat yang (ternyata, baru nyadar) sejak dua tahun lalu pernah kumenuliskan harapan untuk bisa mengetahui khabarnya. Ternyata Allah baru menjawabnya setelah lebih dua tahun berlalu, dengan cara yang tak pernah terbayangkan olehku.

Jadi sahabat... bila ada cita-cita, mimpi atau do'a kita yang belum terlaksana di tahun 2012 lalu jangan pernah berhenti berharap, terus bergerak, tetap berprasangka baik pada-Nya. Lakukan lewat usaha, kerja keras, keikhlasan dan do'a, semoga 2013 ini saatnya terealisasi. Dan saat ini ada satu fokus kerja kedepan yang ingin serius aku garap, sebagai konsultan anti aging, mohon do'a dari semuanya. Ada yang ingin tahu, atau malah berminat? Nantikan kisah selanjutnya yaaaa...
 

15 komentar:

octarezka mengatakan...

semoga mbak bella bisa smebuh ya mbakk...aamiin

ah ya, aktivitas blogku juga menurun kok mbak, tapi kedepannya lagi ngumpulin semangat utk ngeblog lagi :)

Tarry Kitty mengatakan...

2012 postingan saya menurun drastis mbak, maklum sudah di Indonesia jadi waktunya dibagi-bagi *alasan*

Semoga operasinya mbak Bella sukses, dan mbak bellanya cepat sembuh amiin

BlogS of Hariyanto mengatakan...

ternyata admin blog ini juga seorang dokter ya...luarbiasa :)
semoga sukses dengan niat jadi konsultan anti aging-nya ya :)

HP Yitno mengatakan...

meskipun baru aktif setahun belakangan, banyak blogger yang ane kenal pada surut dan stagnansi. Yah semoga hiatusnya nggak terlalu lama. Postingan 166 itu menurutku sudah spektakuler sob. Ane hanya mampu 60 postingan aja selama setahun.

Bunda Kanaya mengatakan...

wah subhanallah ... indah sekali cara Allah mempertemukan sahabat lama... jadi ikutan terharu

borescope mengatakan...

terharu banget baca artikelnya

timbangan mengatakan...

semoga pertemuan ini menjadi awal yang indah hehehe

Niar Ningrum mengatakan...

ketemu temen lama, keren yaa bu, semoga ketemu temen2 lainnya juga, terus semga kesampaian jadi konsultan anti aging :D

Indra Kusuma Sejati mengatakan...

Semoga segala rencana dan cita-citanya dapat tercapai dengan lancar dan mudah ya Mba. Amiiiin....

Sukses selalu
Salam Wisata

umahnya fityanakifah mengatakan...

mba diannnn, wah jadi sekarang mba dian ada di palembang?minta dong no hp nya

konsultan anti aging , yesss

Lidya Fitrian mengatakan...

aku masih ingat tahun kemarin mbak keke ngadain GA sama bunda vania ya. mudah2an tahun ini bisa mengadakan GA lagi ya mbak

Haya Nufus mengatakan...

Takjub baca cerita tentang mbak bella, semoga beliau sembuh total ∂άn istiqamah dg jilbabnya ya mbak. Senang tentu ketemu teman lama ∂άn aku belum tentu bisa ngenalin teman yg udah delapan th gak ketemu cuma dr suara atau postur tubuh kayaknya deh mbak ∂άn aku jg ingin sekali bertemu teman sd dl yg tdk pernah bertemu ĵµƍα bertukar kbr.

Tahun 2013 bikin GA lagi dong mbak.

Akhmad Muhaimin Azzet mengatakan...

Mbak Bella jadi berjilbab; trus ketemu Mbak Dy; alhamdulillah.... Rasanya ikut senang, Mbak Yunda.

catatan kecilku mengatakan...

Membayangkan proses operasi pada mbak Bella kok aku ngeri ya mbak? Pantes aja aku gak bisa jadi dokter hehehe...

BTW, konsultan anti aging? Wah, baru dengar aku mbak. Kayaknya masih 'baru' ya? Semoga terwujud mbak. Aamiin...

Anom mengatakan...

Nice infonya sis membantu banget, meudah mudahan Artikel ini bisa ber manpaat ni untuk semua orang yang membacanya .,sukses sis