Perhelatan Una, sudah lama digelar, lama sudah tulisan ini terlunta. Akhirnya berhasil juga kutuntaskan malam ini, horeeyy *nggak ada pilihan sobats, deadlinenya malam ini, jatuh tempo ceritanya...
Una kali ini memberi kesempatan untuk menceritakan keinginan pergi suatu tempat dan (atau) satu masa. Tak ada batasan keberapa tempat, bahkan boleh berandai-andai berada disatu masa yang juga tak ada batasan masa lalu atau masa depan. Ach sosok Una memang tak biasa. Maka saatnya aku tulis sebentuk impian, semoga terwujud suatu hari kelak.
Sebenarnya inginnya hati tentu sama ya seperti kebanyakan orang, kalau ditanya ingin kemana? Tentu semuanya ingin keliling dunia, hip-hip hoyeee pasti menyenangkan. Keliling nusantara saja belum Mak, tapi mumpung lagi ada yang kasih kesempatan berimajinasi, samber aja, kapan lagi, gratis juga kok ^^ Tapi kalau diurutkan, kemana aku paling ingin? Bersama orang-orang tercinta jawabku tentu saja ke Tanah Suci, menapaki jejak Ibrahim, AS sekaligus berziarah ke makam Sang Idola, sholat ditempat-tempat yang tiada bandingnya dan minum air zam-zam sepuasnya. Selanjutnya aku ingin bisa ke Palestina. Ingin berkenalan langsung dengan para wanita Palestina yang perkasa sekaligus sholat di tempat yang menjadi kiblat pertama itu. Selesai? Belum dong, mencoba menyibak sebuah cita-cita terpendam saat masih mahasiswa dulu, kemana coba? *jadi malu, nanti dikira gara-gara terimbas Ayat-ayat Cinta yang tersohor itu...
Padahal sungguh tak ada hubungannya lho, sejak mahasiswa dulu rasa ini sudah ada, mungkin tepatnya sejak tahun 2000-an saat aku mulai menikmati tinggal di Palembang, aku begitu kepincut dengan sebuah tempat yang berjuluk Negeri Sejuta Piramid, Mesir. Tepatnya ke Kairo dan Iskandariyah sich sebenarnya. Aku pernah membayangkan menjadi salah seorang mahasiswi Al-Azhar, fasih berbahasa arab, hafal banyak hadist, mengkaji ulumul qur'an dengan riang, berguru pada para syech kenamaan. Dulu bahkan saat sedang suntuk-suntuknya belajar, membayangkan negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut ini sedikit menyegarkanku. Berlebihan mungkin, saat dulu aku membayangkan Sungai Nil itu ibarat Sungai Musi, hiiihiii... Laut Merahnya disamakan dengan apa ya? Ooh, entah ya, mengapa seorang aku sangat terpikat untuk bisa pergi kesana.
Mesir adalah negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesi, bisa jadi ini yang membuatku makin jatuh cinta. Hanya kebetulan mungkin ya lambang negara Mesir mirip Garuda, benderanyapun bernuansa merah putih *maksa mau bilang banyak kesamaan kalee, tapi beneran kok...
Lambang Negara Mesir. Gambar pinjam dari Wikipedia |
Ada satu perpustakaan di Mesir yang membuatku makin ingin kesana. Perpustakaan Alexanderia atau Iskandariyah yang pernah mendapat pengakuan sebagai perpustakaan terbesar dunia dengan koleksi buku lengkap walaupun sempat jatuh bangun, tapi aku sangat ingin bisa berada diruang bacanya. Pasti beda dong sensasinya dengan hanya berada diruang baca perpustakaan kampusku. Mesir yang terkenal dengan peradaban kuno dan monumen kuno termegah di dunia jelas membuat rasa inginku bertambah. Belum lagi dari Mesir, sudah sangat dekat tujuanku untuk bisa ke Palestina, masuk dari jalur Gaza.
Saat demo besar rakyat Mesir pada pertengahan 2011 lalu keinginanku lebih kepada sebuah tanya, kapan ya aku bisa ke Mesir. Kok nggak nyambung, apa mau ikutan demo massa? Huustss bukan, tapi mendadak sosok Zainab Al Ghazali mengelora dalam jiwaku. Seorang tokoh wanita asal Mesir yang berjuang dengan kekuatan penanya, kekagumanku pada beliau pernah kuceritakan disini.
Saat demo besar rakyat Mesir pada pertengahan 2011 lalu keinginanku lebih kepada sebuah tanya, kapan ya aku bisa ke Mesir. Kok nggak nyambung, apa mau ikutan demo massa? Huustss bukan, tapi mendadak sosok Zainab Al Ghazali mengelora dalam jiwaku. Seorang tokoh wanita asal Mesir yang berjuang dengan kekuatan penanya, kekagumanku pada beliau pernah kuceritakan disini.
Selain beragam alasan tersebut, aku juga sangat suka kulinernya, termasuk martabak malabar alias martabak mesir. Martabak Mesir, lezat dan yang utama halal. Nach ini dia, salah satu yang membuatku jadi memilah-milih negara mana yang sangat ingin aku kunjungi, masalah adaptasiku dengan makanan yang terbilang selektif. Bukan bermaksud mempersulit diri sich, tapi lebih kepada cari aman. Menurutku, makanan bergizi itu utama untuk kesehatan, sesekali bolehlah mengesampingkan masalah nilai gizi, karena ini masuk ranah toyyibah. Adapun makanan halal buatku dan keluarga jauh lebih utama demi keselamatan dunia akhirat. Seremkah bahasanya, maaf ya, tapi menurutku inilah bentuk kehati-hatian, tak ada toleransi untuk icip-icip walau sekali saja. Babnya halal sungguh sangat jelas bukan? Berhubungan erat dengan terkabul atau diabaikannya do'a-do'a kita. Pilih mana? Pilih do'a yang dikabulkan dong, artinya pilih yang halal saja. Duch, mungkin banyak yang nyesel baca ini, panjang lebar sok serius ngerumpiin Mesir melambai ujung-ujungnya mentok soal selera makan, huhhuuuuyyy...
Dari dulu sampai sekarang keinginanku untuk bisa ke Mesir masih membumbung, hanya bedanya dulu aku membayangkan diriku sebagai mahasiswa, sendirian gitu... Namun sekarang aku maunya justru bersama keluarga, menyambangi tempat-tempat yang menarik minat dan berwisata kuliner bersama, pasti seru. Mesir masih sering melambai padaku.
Selesai sudah bagian luar negeri, dianggap selesai maksudnya, sebab sejujurnya dari Mesir aku mau ke Turki. Stop, saatnya dalam negeri bicara. Urusan dalam negeri sudah pasti aku berminat keliling nusantara, apalagi kalau dibayarin, hooohooo... Kalau bayar sendiri, daerah mana yang paling ingin aku kunjungi? Pertama, aku ingin ke Jogyakarta. Terakhir kesana tahun 2009. Tempat ini menjadi penting kini, karena 2 adikku tinggal disana, jadi ke Jogya artinya aku menyambung silaturahim dengan mereka. Duch bakal kemana-mana ini tulisan kalau aku bahas disini, tapi intinya keutamaan silaturahim itu begitu menggiurkanku, mengingat 2 adikku jarang sekali bisa mudik ke Lampung. Semoga suatu hari saat kami sekeluarga berkesempatan ke Jogya bisa janjian sama Una yang punya Mbah di Jogya, atau malah sekalian bisa ikutan kopdar di Candi Prambanan seperti gagasannya Teh Hanie *aku tunggu undangannya lho...
Setelah ke Jogya dengan tujuan mulia, aku paling ingin ke Bangka sekalian ke Belitung juga, bareng keluarga tentunya. Menyusuri indahnya pantai, kejar-kejaran bersepeda ria, membuat istana pasir, mengukir cerianya pagi dengan kebersamaan dan menikmati indahnya senja dengan kesyahduan. Mengajarkan bertafakur pada anak-anakku, bisa jadi sembari menyegarkan cerita heroik tentang laskar pelangi yang mereka kagumi. Keinginan yang biasa, tapi sungguh sangat ingin aku wujudkan, secara aku pernah ke Bangka hanya berdua suami saja, tak bersama anak-anak, romantis memang tapi terasa ada yang tak lengkap, terasa kurang hangat, mengingat anak-anakku teramat sangat suka laut berpantai, sementara di Palembang tidak ada, hikksss
Tidak muluk-muluk bukan? Mohon do'anya sobats. Karena aku penganut keyakinan semua indah pada masanya, maka semua yang kutulis adalah sebuah impian yang masuk daftar do'a, semoga suatu hari bisa terwujud nyata. Terima kasih sudah membaca daftar ingin kemananya aku, makasih juga ya Una, ditunggu tiket ke Jogjanya *hayoooh balapan naik sepeda, atau aku minta bonceng Una aja ya...
18 komentar:
Wah perjuangan yang hebat. Sampai detik-detik dealine masih berusaha keras untuk ikutan give away yang di selenggarakan mbak una. Semangat sob.
Impian yang mulia adalah pergi ke tanah suci. Menjejaki jejak para rasul.
Kalau ke Jogja kasi tau ya mbak. Kali aja aku pas di sana hihi ^^
Aku membayangkan Mbak Keke kayak Aisha di AAC ahahahaha~
Sudah kucatet ya mbak ^^
aamiin..aku ke Palestine mba ke Mesir, ntar kulambaikan tangan padamu :)
aku ikut ya mbak kalau kesana :)
smg semua impiannya terwujud ya, mbak.... dan smg juga jadi pemenang GA nya
saya juga suka martabak mesir lho mbak....hehe...sukses GA nya mbak...
saya pengen ke mesir sejak nonton azzam sekolah di kairo di film kcb mbak... hehehe
una harus memilih ini pemenangnya :D
hihihi...samaan ma Ummi, dikejar2 deadline-nya Una :D
Tapi membayangkan sungai nil dan Alexandria itu memang menyenangkan ya Mi, keknya di sana itu seperti dunia yang sama sekali lain dr yg biasa kita temui sehari2 *ya iyalaaah* hahaha...
wahhhh masyaAllah bersama keluarga ^^ suka sekali
menarik sekali baca tulisan Una..
Kunjungan pertamaa & salam ya Una..
Revolusi Galau:Gerakan Hibah Sejuta Buku Blogger
Mudah2an mbak keinginannya bisa terwujud dalam waktu dekat....aamiin.....aku juga pengen jalan2, tp terkendala biaya hehehe....
dulu waktu msh SMA juga pengen lho bu, punya angan2 nglanjutin ke Mesir,, hihihih
Diantara seluruh anggota keluarga saya, cuma ada satu tante (sepupu emak saya) yang kuliah di Al-Azhar. Beliau lumayan melegenda dalam keluarga kami. Namun kini beliau sudah berpulang ke rahmatullah.
Semoga kelak kita bisa jalan2 ke Mesir ya, Mbak...
Dan semoga kelak ada keturunan kita yang bisa menempuh pendidikan di Al-Azhar :)
Salam kenal Mba....
saya ikut doakan semoga cita2 Mba tercapai, amin..
ahai negeri majikan saya nih yang diimpikan oleh mbak Yunda..
Bagaimana nanti kalau ke Mesir-nya bareng majikan saya aja pas pulang kampung. sekalian dia jadikan aja pemandu wisata hehehe
semoga semua keinginan sampean terkabul mbak..
Saya ikut mengamini doa mbak Yundam semoga didengar Allah SWt dan dikabulkan, insyaAllah!!!
Wow bagaimana kalo ke Mesirnya bareng aku aja Mba,
pas syuting ayat-ayat cinta 2 hhe..
sukses ya ngontesnya..
Posting Komentar