Judul awalnya, seperti ditimpa
kotak-kotak, tapi khawatir memancing kerusuhan, maka kusingkat saja. Bukan
sekedar curhatan galau, tapi lebih kepada sebentuk pengharapan... Mestinya aku tak harus merasa terpuruk, huaaaa *tapi mengapa aku malah ingin nangis sejadi-jadinya...
Pertamanya aku memang bingung mau menerima
pinangan yang mana. Sebab sebenarnya pujaan hatiku sudah mundur. Mau nguling-nguling
juga tak mungkin bisa lagi. Maka kini aku mencoba untuk bersikap realistis.
Diantara 2 yang tersisa, siapa yang lebih layak menemaniku mendulang
keridhoan-Nya. Apakah si Kumis yang ganteng? Dan jelas didukung oleh kedua
orangtua, sesepuh adat dan agama. Ataukah si Kotak-kotak yang sudah banyak mempesona banyak pihak, terutama mereka yang ada di pasar-pasar.
Kalau mau jujur aku sebenarnya sudah punya
kecendrungan, tapi aku juga butuh penguatan jiwa. Istikharoh sudah lama kulakukan, aku sudah mantap. Tapi tetap ada rasa khawatir
dalam diriku, apakah sanggup kulawan arus dukungan yang sedemikian deras
pada si Kotak-kotak. Semua seolah kompak menutup mata pada latar belakang si
Kotak-kotak dan orang terdekatnya. Mereka bahkan menggunakan berbagai cara merayu
sekitarku. Apa dayaku sebagai manusia? Walau sejumlah fakta kupaparkan, apakah masih ada
gunanya buat mereka yang seolah sudah terhipnotis. Ooohhhh....
Sakit rasanya, seperti ditimpa
kotak besar. Menghimpit dada, raga dan jiwaku. Namun aku harus kuat. Betapapun berat resiko
yang kutanggung nantinya atas pilihanku. Besok aku akan menyatakan suaraku dan tetap berharap ada keajaiban. Semoga Allah menjatuhkan pilihan pada dia yang akan memimpinku.
Bukan soal kelak aku dibilang begini dan begitu, bagiku masalah aqidah adalah hal yang prinsip. Duhai sahabat, bukan sebatas isu SARA atau etnis disini, tapi masalah kepedulian. Masih adakah iman didadaku? Dan apakah masih pantas aku disebut beriman?
Bukan soal kelak aku dibilang begini dan begitu, bagiku masalah aqidah adalah hal yang prinsip. Duhai sahabat, bukan sebatas isu SARA atau etnis disini, tapi masalah kepedulian. Masih adakah iman didadaku? Dan apakah masih pantas aku disebut beriman?
Saat khouf dan roja’ membumbung,
aku tahu hanya Allah tempatku bersandar.
Aku disini tokoh fiktif, sebab aku yang nyata tak bisa ikut bersuara besok. Semoga masih ada waktu untukmu merenung Sahabat,
Ini berita baru, tahukah para Pengagum Kotak-kotak?
Solopos.com/2012/09/09/LAPSUS Kemacetan belum Teratasi 5 Tahun lagi Solo Lumpuh.
Solopos.com/2012/07/04/ Sampah Meluber PEMKOT Solo pusing atasi TPS Sampah Pasar Kliwon.
Berita8.com/read/2012/04/07/3/Saban Tahun Penduduk Miskin di Solo Meningkat
***
Aku disini tokoh fiktif, sebab aku yang nyata tak bisa ikut bersuara besok. Semoga masih ada waktu untukmu merenung Sahabat,
Ini berita baru, tahukah para Pengagum Kotak-kotak?
Solopos.com/2012/09/09/LAPSUS Kemacetan belum Teratasi 5 Tahun lagi Solo Lumpuh.
Solopos.com/2012/07/04/ Sampah Meluber PEMKOT Solo pusing atasi TPS Sampah Pasar Kliwon.
Berita8.com/read/2012/04/07/3/Saban Tahun Penduduk Miskin di Solo Meningkat
News.detik.com/read/2012/01/02/Banjir di Solo masih Tinggi.
Belum lagi tentang kesaksian seorang sahabatku yang baru-baru ini berkunjung ke Solo, tentang Masjid Agungnya yang ada di Pusat Kota, sangat tak membuat betah. Kotor katanya, kalah jauh dengan Masjid Agung Palembang. Ini baru satu masjidnya, bagaimana pula nasib masjid-masjid yang lain?
Sedangkan Jakarta bukanlah Solo. Bahkan luas Solo hanya menyamai Kodya Jakarta Pusat.
Mari dipikirkan lagi, apakah JOKOHOK cukup pantas memimpin DKI Jakarta, tanah tumpah darahnya si Doel yang berbudaya, yang kerjaannya sembahyang mengaji. Jangan cuma bisa bilang "sakit hati" dan menyesal nantinya ya...
Belum lagi tentang kesaksian seorang sahabatku yang baru-baru ini berkunjung ke Solo, tentang Masjid Agungnya yang ada di Pusat Kota, sangat tak membuat betah. Kotor katanya, kalah jauh dengan Masjid Agung Palembang. Ini baru satu masjidnya, bagaimana pula nasib masjid-masjid yang lain?
Sedangkan Jakarta bukanlah Solo. Bahkan luas Solo hanya menyamai Kodya Jakarta Pusat.
Mari dipikirkan lagi, apakah JOKOHOK cukup pantas memimpin DKI Jakarta, tanah tumpah darahnya si Doel yang berbudaya, yang kerjaannya sembahyang mengaji. Jangan cuma bisa bilang "sakit hati" dan menyesal nantinya ya...
18 komentar:
mbak keke memang ikutan juga?
waaah kirain mba keke yang mau nyoblos.....
kirain besok mau nyoblos bu... :D
Aku udah punya pilihan donk.....mudah mudahan besok ngga salah pilih.....aku pilih sesuai hati nurani dan melihat fakta dilapangan heehehe...
mudah2an para pencoblos mendapat petunjuk yang benar dalam mengikuti kata hatinya ya mba.... :)
Saya lahir dan besar di Jakarta. Walau akhirnya saya merantau bekerja, dan menetap permanen di Kalimantan Barat, hati saya tetap di Jakarta. Bagi saya tidak pro siapa siapa yang kelak akan memimpin Jakarta.
Hanya satu saja agar Jakarta bisa beres urusannya yang belum kelar kelar dipecahkan yakni masalah BANJIR dan MACET.
Tempat tinggalku nun jauh dr jakarta, tp kemenangan jakarta bagaikn futuh mekah di jamn Rosululloh
jd, tak ada salahnya ikt b'doa smga jkt jatuh ke tangan org yg bnar...
daku cukup capek sendiri mb liat debatnya di tv..hehe..
selamat memilih buat tmn2 yg dijkrt..jgn salah pilih yaa ^_^
saya besok milih,punya KTP jakarta sudah sejak 8 thn yll. so sudah hidup di jakarta selama itu, Jakarta kini masih macet tapi tak ingin tambah semrawut dg adanya orang yang tidak mengerti Jakarta,ujug-ujug dateng mau perbaikin Jakarta cuma karena pencitraan media...plih no 1.maaf numpang ya mba ke :)
Yah, setiap orang punya pertimbangan dalam memilih pemimpin yg akan memimpin mereka Mbak Keke..Kita punya kekuatiran dan mereka juga. Tapi apakah kekuatiran kita yang betul atau mereka salah, hanya Allah yang tahu. Jadi siapapun yang jadi pemenang besok, itu lah yang dikehendaki oleh Allah...Tapi aku mendoakan yg kotak lah yang menang..Itu bukan berarti kita berselisih sebagai sahabat blogger kan? Kita hanya berbeda pendapat :)
Istikhoroh adalah jalan yang terbaik he..he..
MARI BERWISATA KE GOA PINDUL
GUNUNGKIDUL DIY
ga pengen komen postingan ah..
cuma pengen nyapa Keke aja... :)
Sbg warga non Jakarta, saya turut mendoakan siapa pun yg terpilih nanti smeoga bisa jadi pemimpin yang adil dan amanah utk membawa Jakarta lbh baik dan nyaman.
Saya pribadi, masih saja terkaget-kaget tiap kali ada putaran pilkada dan mendaptkan cerita bagaimana sepak terjang tim suksesnya yg seakan 'menghalalkan' segala cara.
Kemarin pas saya di jkt, ada seorang teman yg jk ARTnya mendapatkan uang 500 rb perbulan sejak pilkada putaran pertama sampai bulan ini dan mgk sampai pilkada usai.
#kenapa politik masih saja lekat dengan hal2 demikian? ...my big question
Yang kumis itu nggak ganteng ah, Mbak :D
sbg warga bekasi sy gak ikutan milih, tp tetep berharap Jakarta dpt pemimpin yg baik.. karena kebanyakan kan mondar-mandirnya ke Jkt ^^
siapapu pilihannya, ingat nyoblos jgn pakai hati tp pakai tangan :D
semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal
NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .
Posting Komentar