Di Kantor kami sedang ada program Survey darah jari untuk pemeriksaan filariasis. Atau yang secara umum dikenal masyarakat dengan sebutan Kaki Gajah, karena mungkin sering ditemukan ada perbesaran pada kaki. Padahal secara umum filariasis bisa menyebabkan pembesaran pada tangan, mamae, dan juga pada scrotum. Penyakit ini pernah menjadi momok di ASEAN. Karena meski penyebabnya adalah cacing filariasis tapi dalam penularannya melibatkan nyamuk. Orang jadi membayangkan DHF yang mematikan itu.
Maka agar tak keliru mari kita sejenak berkenalan dengan filariasis.
Filariasis atau penyakit kaki gajah (elephantiasis) adalah penyakit menular yang mengenai saluran kelenjar limfe (getah bening) disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini menyerang semua golongan umur dan bersifat menahun. Jika seorang terkena penyakit ini dan tidak mendapatkan pengobatan sedini mungkin dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, buah dada dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki
Dsinyalir, penyakit ini ditemukan hampir pada seluruh Propinsi di Indonesia. Bahkan ada kasusnya di Kota Depok, yang dilaporkan pada tahun 2001 di Kelurahan Grogol Kecamatan Limo sebanyak 1 orang. Dan setelah dilakukan survey lanjutan sampai awal tahun 2008 di Kota Depok telah dilaporkan sebanyak 14 kasus kronis filariasis dan 23 orang mengandung mikro filarial positif dengan rata-rata mikro filarial rate ≥ 1%.
Filariasis memang mudah menular, meski tak sama dengan DHF. Adapun kriteria penularan penyakit ini adalah jika ditemukan mikro filarial rate ≥ 1% pada sample darah penduduk di sekitar kasus elephantiasis, atau adanya 2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu wilayah pada jarak terbang nyamuk yang mempunyai riwayat menetap bersama/berdekatan pada suatu wilayah selama lebih dari satu tahun. Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate ≥ 1% pada satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera diberikan pengobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut.
Jadi artinya survey sangat dibutuhkan untuk penanggulangan penyakit ini, sebab dengan demikian bisa ditemukan kasus yang positif filariasis diobati. Insya Allah bisa sembuh. Tapi kalau sudah keburu bengkak ya tak bisa dikempeskan lagi, hanya bisa dirawat.
Sumber gambar dari www.health-healths.com |
Gambar ada disini |
Di Sumatera Selatan sendiri kasus filariasis terbanyak ditemukan di daerah Banyu Asin. Sementara di Kota Palembang sendiri 2 tahun lalu pernah ada 1 orang, itupun warga pindahan dari Banyu Asin. Namun namanya kemungkinan penularan bisa saja terjadi. Sehingga tetap diputuskan untu dilakukan survey di dalam kota. Dan pada survey filariasis kemarin aku masuk Tim yang diturunkan di Palembang. Lumayan, daripada harus ke Bengkulu, #jauuhhhh.... Survey kali ini belum melibatkan Bangka Belitung, kalau kapan-kapan diadakan, aku ya mau ikutan
Syukurnya tim kami di Palembang kemarin sangat solid, pihak DINAS Kesehatan Kota Palembang yang mendampingipun sangat antusias. Puskesmas yang dilibatkanpun sangat mendukung, mereka menurunkan petugas dan kader-kader terbaiknya. Pihak kelurahan juga tak kalah gesit, mereka mengumpulkan warga dengan mengumumkan ke masjid dan rumah-rumah. Sehingga tak heran warga yang datangpun berbondong-bondong. Tak ada kejadian seperti tim lainnya yang harus door to door tengah malam.
Masuk koran Sumatra Ekspres 16 September 2012. |
Uniknya survey filariasis ini memang harus dilakukan malam hari antara jam 20.00-04.00 subuh. Sebab kalau siang hari cacing filariarisnya bersembunyi di kelenjar limpe sehingga sulit untuk diperiksa. Hanya pada malam hari saja cacing tersebut turun ke darah, maka bisa diperiksa di ujung jari. Di tusuk sekali saja, seperti kalau mau memeriksa golongan darah, diteteskan 3 tetes pada deckglass dan dibuat sediaan memanjang. Selanjutnya 1x24 jam dilisiskan, dan langsung difiksasi dengan methanol. Baru siap diperiksa dibawah mikroskop. Begitu panduan terbaru dari WHO. Pada 1 kali survey kami ditargetkan harus mendapat 250-300 sediaan, tak heran kalau harus gedor menggedor warga tengah malamnya, sebab tak semua warga tahu pentingnya pemeriksaan ini, apalagi kalau dari Puskesmas belum pernah melakukan penyuluhan.
Sampai hari ini, sediaan apusan darah yang terkumpul sudah hampir 2 ribuan. Dan belum selesai pemeriksaan mikroskopisnya. Jadi belum ketahuan berapa yang positf. Sedang ngantri minta dikelarkan. Banyak ya, lumayan juga kerjanya. Belum lagi kegiatan belajar mengajar di STIK tempatku mengajar di luar sana sudah mulai aktif, jadi maafkan kalau aku belum bisa aktif berselanjar ke rumah para sahabat. Rindu ngeblog, silaturahim ke rumah maya sahabat juga sedang terkendala oleh modem yang error, tolong do'akan Sapidy kami segera bisa beroprasi yaaa...
18 komentar:
ADuh seram ya Yunda. Ck ck ck ... salah satu bukti kekuasaan Allah ya, cacing saja punya tabiat hingga untuk survey-nya para pelaku survey harus begadang .. ^__^
mba...selamat bertugas ya..semoga mba selalu sehat2 saja dan senantiasa diberi perlindungan terindah dariNya...amin...
kalo mba kangen ngblog, sebut saja namaku 5 kali hehehe...karena kalo disebut 3 kali sama kaya bento... :)
Satu pertanyaan : apakah penyakit ini sudah banyak diketahui oleh penduduk biasa atau sudah dijelaskan kepada mereka ?
Ini penting agar rakyat tahu penyebabnya dan cara pencegahannya.
Terima kasih atas penjelasannya.
Emangnya speedy belum ada di Palembang ??
Salam hangat dari Surabaya
Asstagfirullah serem ya lihat fotonya mbak. disini pernah waktu beberpaa tahu yg lalu dinerikan semacam obat melalui posyandu mbak
selamat bertugas, dok ... jaga kesehatan selalu ya :)
bisa menular lewat nyamuk juga yah... hih serem juga ya penyakit ini...
semangat buat Yunda dengan tugas mulianya.
Semoga saja tidak ada diantara warga yang positif terkena Filariasis ya.. aamiin
sennag banget baca baca postingan disini
selalu ada ilmu yg tak pernah ku ketahui sebelumnya
terima kasih sangat y
salam hangat dari blue
Waktuku kecil, aku sudah dikasih imun Filariasis ...
Mudah-mudahan bisa mengebalkan tubuh dari penyakit itu yah :)
Aku baru tau kalo menular Ummi *syerem* :(
Ummi baik2 saat bertugas yaa...kita2 jg udh kangen sm Ummi :)
seeerrreem juga kalo membengkak udah ga bisa di kempisin lagi...
makasih buat infonya :)
Onlinepreunership Indonesia | Blogtainment Magazine | Social Daily | StartUp Network | Indonesian Blogger Sourche | SEO Talk | Community | Event | & Suka-suka
http://kotakkubus.com
ooo, jadi harus dilakukan pada malam hari ya, Mbak Yunda, hmmm.... semoga kita bersama keluarga dan saudara serta para sahabat sehat selalu ya, Mbak
alhamdulillah di jember tidak banyak kasus tentang filariasis bunda
saya juga pernah sekali survey ke setiap kecamatan di jember untuk penyakit endemik di setiap desa, yang ada banyak kasus itu penyakit gondok
Oh Masya Allah, mbak. Aku tak sanggup melihat gambarnya...
Mbak Keke, di Serpong aku pernah melihat orang dengan kaki besar ini sebanyak dua kali. Yang pertama masih remaja tanggung, laki-laki sedang naik motor melintas di depanku. Duh waktu itu aku gak tahu namanya penyakit apa tapi trenyuh banget kayak diiris pisau ini hati melihatnya Mbak...Yang kedua, ibu-ibu pas aku melintas, terlihat dari tepi jalan. Kayaknya di Serpong cukup banyak kayaknya
bbrp waktu lalu, di tempat sy ada pendataan warga trus di kasih obat yg harus di minum katanya utk mencegah kaki gajah.. Obatnya pait bgt ya mbak.. Anak2 sy gak ada yg kuat minumnya langsung di muntahin lagi
paling bete disuruh nenggak pilnya mba heheheh, pdhl besar manfaatnya, habisgede2 bgd mana banyak lagi :D
mg cpt operasi lg spidinya ya mba,,tampol aja petugasnya hahaha
semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal
NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .
Posting Komentar