Ini salah satu agenda liburan yang terlaksana. Pulang kampung (mulang tiyuh), ya mengajak anak-anak berlibur ke rumah Datuk Jidahnya. Senengnya berlipat karena bersamaan dengan musim buah. Seru abizz, serasa kembali kemasa kecilku, saat panen buah bareng para sepupu, bergelayutan di pohon, bisa makan buah sepuasnya, dan yang penting tak perlu bayar
;)
Manggis si Hitam Manis
Pohonnya yang tak terlalu tinggi makin membuat Akang dan Yunda penasaran memburunya. Tapi tak sampai main tebak-tebakan, karena manggisnya tinggal buah sisa. Hampir habis.
|
Dulu waktu kecil,
aku suka main tebak-tebakan dengan buah manggis. |
|
Amboi manisnya, daging buah yang berwarna putih. | |
Durian alias Duren
Di Kampungku, durian dikenal juga dengan sebutan duren. Jadi inget plesetannya, duren singkatan dari duda keren. Pohonnya menjulang ada banyak di kebun Kakekku, tapi menunggunya jatuh sungguh butuh kesabaran, waktu kecil aku pernah ikut ritual berburu buah duren sampai ke kebun Kakek. Tapi liburan kali ini hanya sebatas menunggu di rumah saja, diantar oleh saudara yang jaga kebun. Lumayan, asli masaknya dan yang ternikmat adalah gratis tis-nya itu lho...
|
Aksi pesta duren ala Akang. |
|
Alangkah ranumnya, daging buah yang tebal dan lezat. |
|
Pohon durian raksasa. |
|
Generasi penerus, pohon durian yang belum berbuah. |
Duku oh duku.
Musim buah kali ini, duku tak terlalu banyak berbuah, tapi seperti tak mau ketinggalan, si duku dikebun Datukpun ikut memeriahkan liburan kami.
|
Duku cilik-cilik, walau kecil manis rasanya. |
|
Kebun duku. |
|
Ini daun duku yang sudah menguning,
dulu waktu kecil suka kupakai mandi,
karena katanya bisa untuk membuat putih kulit. |
Jeruk dan Belimbing
Seperti ingin melengkapi pohon jeruk yang ada dipekarangan Datuk sedang lebat berbuah, walau tak manis rasanya, tapi lumayan juga bisa dibuat jus yang maknyus.
|
Akang bisa petik jeruknya ;) |
Dan sampai di Palembang, sepulang liburan, kami disambut dengan tanaman belimbingku yang sudah hampir menguning, ada 11 buah. Rasanya ingin segera panen belimbing. Kapan ya? Tapi yang jelas, besok sudah masuk sekolah lagi. Dan ada satu agenda liburan yang tak bisa terlaksana, karena banyak sebab. Kami sekeluarga batal liburan ke Bangka, artinya tak bisa menikmati suasana pantai diliburan kali ini. Tak apa ya Nak, semoga musim buah yang mewarnai liburan kita kemarin sudah cukup menghibur dan membuat segar.
Spesial untuk Akang, besok adalah hari pertamanya di SD, semoga menyenangkan ya Nak...
Dan Yunda semoga besok juga menyenangkan untukmu, selalu lebih baik dari hari kemarin adalah do'a kita bersama. Aamiin YRA.
7 komentar:
Wah,, jadi ingat masa kecil. di deket ada pohon duren, jadi bisa makan duren sepuasnya. Sekarang sudah banyak pohon2 yang tumbang karena tersambar petir. sedihnya :(
wah, manggisnya keliatan mantap sekali..jadi ngences nih..enak ya kalo ada kebun buah2an.
Pasti anak2 sangat senang sekali dg liburan kali ini..krn dpt buah2an...
Kalau duku palembang, buah yg sangat aku sukainya, krn makannya gak ngebosanin..dan lebih asyik sehabis mkn duku...aku akan lebih gampang BAB dan BAK...(he bisa buat lega perutku)...dan kalau lg musim besar aku selalu dapat kiriman 1 peti duku dr saudara di Palembang...
Liburan sambil pesta buah yang sangat menyenangkan Mba. Apalagi melihat duriannya. Mantabzz... !
Sukses selalu dan salam untuk keluarga.
Salam
Ejawantah's Blog
Ummi Nabil, Mbak Fanny, Bunda Luv dan Pak Indra Terima Kasih ya sudah berkunjung ;)
Pesta buah manggis dan buah duren,
semoga persahabatan ini makin manis dan keren
(Pantun yang agak maksa, hehe...)
Seneng banget deh klo panen buah2an seperti ituuu... manggisnya menggiurkan sekali itu... Akang, Yunda, minta dong.. hihihi...
Pohon durian segede itu apa nggak bahaya itu Mbak? buahnya ntar klo jatuh gmana? hii serem...
btw, Mbak, itu beneran daun duku bisa bikin kulit putih nggak/? heheh..
Tia:
Mau, ayo ke Palembang, hiiiiiiiiii....
Pohon durian memang kalu dah gede serem Tia, kayak pohon beringin, akarnya menjuntai, hehe...
Ya jangan diem dibawah pohon dong, kalu jatuhkan kebawah, hihi...
Katanya sich, mitos yang belum pernah kucari kebenaran ilmiahnya, namanya anak2 Tia, ikutan aja apa kata orang, mumpung gratis, anggep aja luluran, hayya...
Posting Komentar