Senin, 18 Juni 2012

Mencintai Tanpa Tapi

Entah sejak kapan kalau kuminta melakukan sesuatu yang tak biasa, Hamas selalu merangkainya dengan kata 'tapi'. Misalnya, "Akang besok kan libur jadi ngajinya kita buat 2 kali ya, sebelum magrib dan sesudah magrib"

Tak ada penolakan, atau alasan, jawaban Hamas, " Boleh juga Mi, biar cepat hatam Al Qur'an, tapi nontonnya nambah juga ya Mi, lebih dari 2 jam. Mumpung libur"

Oo aku wapada. Menggeleng kok rasanya kurang pas. Dan ini bukan kali pertama Hamas melengkapi kesediaannya dengan kata 'tapi'.

Selidik punya selidik, Hamas mulai mengadopsinya dari Abi, artinya juga dari Yai - Nyai (Kakek - Nenek) yang kerap mengajukan syarat tertentu saat memberi hadiah.

Misal saja, saat Yunda pertama kali lulus Iqro' di TK dulu, Nyai langsung memberi hadiah berupa baju baru. Hamas memperhatikan dan langsung bertanya, "Hadiah baju punyaku mana?"

Nyaipun menjawab sumbringah, "Hamas juga akan Nyai belikan baju, tapi tamatkan dulu Iqronya" Coba bayangkan perasaan Hamas yang kala itu baru Iqro' I, ia langsung tak bersemangat.

Dulu bahkan saat Hamas masih kecil, kalau ada yang membuatnya menangis, didorong oleh sayangnya Nyai akan menghibur Hamas dengan kata 'tapi' yang melenakan. "Hamas kita beli donat yuk, tapi Hamas harus berenti menangis dulu" Dan mujarab, tangis Hamaspun langsung reda seketika. 

Dikesempatan lain, saat Hamas mengajukan satu permintaan pada Abinya. 
"Abi, kapan kita mancing lagi?" 

"Akang senang mancing ya, nanti kita mancing lagi, tapi nunggu Hamas liburan ya" Karena senangnya, Hamaspun mengangguk dan merekam. Oochh kalu mengabulkan permintaan harus pakai syarat. Padahal andaipun tak kata 'tapi' tentu memancing bersama tak mungkin dilakukan bersamaan dengan waktu sekolah bukan?  

Aku bukan tak berkomentar, sudah seringkali kami bahas bersama, namun yang namanya kebiasaan turunan sulit juga diubah. Tak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Teringat juga aku pada kejadian Yunda yang pernah tak tertarik pada kegiatan mewarnai karena terbelenggu kata "jangan keluar garis" seperti yang sudah pernah kuceritakan disini. Kata 'jangan' cenderung turunan dari Jidah - Datuk, selaku orangtua yang cenderung overprotektif, dan jujur banyak mewarnai polaku dalam mengasuh ananda.

Dan saat inipun baik Abinya maupun aku berusaha terus menerus belajar menjadi orangtua bijak yang tak hanya mendidik anak-anak dengan cara seperti kami dididik dahulu. Mendidik anak-anak dengan penuh cinta yang tampa syarat, dan juga disertai dengan ilmu tak sebatas rajin berkata 'jangan'.  

Tak bisa kubayangkan sedihnya aku, bila kelak saat aku meminta Hamas mengantarkanku ke Masjid untuk menghadiri pengajian, dengan ringannya Hamasku menjawab, "Baiklah Ummi, aku antarkan Ummi tapi aku selesaikan dulu semua urusanku" Aacchh, aku pastikan akan ada linangan duka andai benar itu terjadi, lalu mengapa aku wariskan kata 'tapi' untuk sebentuk cinta yang seharusnya utuh. Sungguh aku tak mau mengalami sesal itu. 

Lebih dari semua itu aku yakinkan diriku untuk mencintainya tanpa kata 'tapi', sekarang dan selamanya. Bahwa sebagai orangtua sudah saatnya aku harus “belajar cepat”, tak boleh menyalahkan siapapun atau mengandalkan waktu dengan berujar 'lihat saja nanti'. Kedepan kitapun harus BISA segera tanpa 'tapi', untuk membangun generasi berkarakter. Dan kesadaran ini, kini ingin kutularkan. Mengajak orang-orang terdekat.


“Dan hendaklah takut orang-orang yang meninggalkan teturunan di belakang mereka dalam keadaan lemah yang senantiasa mereka khawatiri . Maka dari itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang lurus benar.” (An Nisaa’ 9)


Ya. Salah satu pinta yang sering diulang Ibrahim dalam doa-doanya adalah mohon agar diberi lisan yang shidiq. Dan lisan shidiq itulah yang agaknya beliau pergunakan juga untuk membesarkan puteranya sehingga mereka menjadi anak-anak yang tangguh, kokoh jiwanya, mulia wataknya, dan mampu melakukan hal-hal besar bagi ummat dan agama.  

Kita? Mari sejenak kita renungkan tiap kata yang keluar dari lisan dan didengar oleh anak-anak kita. Sudahkah ia memenuhi syarat sebagai Qaulan Sadiidaa, kata-kata yang lurus, benar, sebagaimana diamanatkan oleh ayat di Surat An Nisaa’ tersebut? Ataukah selama ini dalam membesarkan ananda kita sering mengeluarkan kata 'tapi' yang melemahkan semangat mereka atau hanya berprinsip “asal tidak menangis” atau ”asal anak bahagia”. Padahal baik agama, ilmu jiwa, ilmu psikologi juga ilmu perilaku menegaskan bahwa menangis itu penting dan bahagiapun bisa dengan air mata.




Artikel ini untuk menanggapi artikel BlogCamp Yang berjudul Ucapan Orangtua Yang Melemahkan Semangat Anak tanggal 18 juni 2012

***

Batal ikutan 'JOB 2012' episode ke 6 maka tulisan ini aku persembahkan buat putraku, Hamas, yang hari ini (18/06/2012) tepat berumur 7 tahun. Mohon do'a tulus dari sahabat semua, semoga Hamas menjadi anak yang sholeh muslih dan dikabulkan semua  cita-citanya.

19 komentar:

Rohis Facebook mengatakan...

smg anakx jadi anak yg sholeh.., berguna bg agama dan org banyak Aamiin.... *smile

An mengatakan...

salut, Bunda ^___^

Lidya Fitrian mengatakan...

hari ini penuh dengan pelajarabn berharga tentang anak. Pascal biasanya mengaji ba'da magrib tapi sekarang dia minta habis subuh mbak, yo wis aku turuti:)

muarra mengatakan...

semoga hamas menjadi anak yang sholeh dan cerdas tanpa tapi,, semangat bunda,, salam ya bwt hamas dr mas muarra,,, hehheee

Ririe Khayan mengatakan...

Whaaa Mbak, kenapa gak jd diikutkan JOBnya? Padahal menaingfull lho, bahwa memang seringkali ortu 'khilaf'mengenai prinsip “asal tidak menangis” atau ”asal anak bahagia” yg di generalisir pd semua kasus..

Oh iya, semoga Hamas makin pandai, rajin, selalu sehat dan tumbuh menjadi jundi yang istiqomah..demikian juga kakaknya Pascal

Eyank Cholik mengatakan...

Eyank ikut mendoakan semoga Nak Hamas selalu diberikan kesehatan dan memiliki HAMAS (HAti eMAS) sehingga menjadi anak yang pintar,sholeh, berbakti kepada orangtua, negara dan bangsa. Amin

Salam hangat dari eyank di Surabaya

Hariyanti Sukma mengatakan...

slamat buat Hamas , semoga Hamas menjadi anak yang sholeh dan cerdas, Aamiin
mbak makasih ya, tulisannya menginspirasikan saya dlm membesarkan buah hati yg di amanahkan Allah pada kami

Semoga mbak jadi Pemenangnya ya, tulisan bagus banget...^_^

Mami Zidane mengatakan...

lho, batal ikutan to mbak...nggak papa mbak, masih ada kesempatan lain sampe akhir juni kan..?

hamas ulang tahun hari ini ya mbak, selamat ya...semoga selalu sehat dan rajin belajar ya...

Akhmad Muhaimin Azzet mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Akhmad Muhaimin Azzet mengatakan...

Benar sekali, di sinilah sesungguhnya orangtua harus selalu belajar agar dapat berkata yang bisa menimbulkan semangat bagi anak-anaknya, bukan malah sebaliknya.

~~met milad untuk Hamas ya, semoga menjadi anak yang shalih dan membanggakan keluarga~~

Orin mengatakan...

Pembelajaran yg sangat bermanfaat buat Orin Ummi... terima kasih banyak.

Peluk cium buat Hamas yg sedang bergembira. Aamiin...insyaALLAH Hamas menjadi anak yg sholeh muslih kebanggaan Umi dan abinya^^

Mabrur mengatakan...

selamat milad akang Hamas, doa terbaik yg terpanjat semoga segera dikabulkan oleh Allah SWT...

memberi tanpa syarat ya bu.. :D

sukses deh ngontesnya..

Bintang mengatakan...

Mencintai dengan tapi, sebetulnya sama juga mencintai dengan pamrih...mungkin sebetulnya mereka igin memberikan reward biar seorang anak tambah semangat, ujung-ujungnya malah membuat anak merasa bersalah bila tak memenuhi syarat buat mendapat hadiah...
Hehe, saya berusaha nulis komen ini tanpa kalimat 'tapi' lo Yundaaaaa!
;)

prih mengatakan...

Halo Hamas, selamat Ulang Tahun, bertumbuh dalam kasih Abi Ummi dan Berkat Tuhan. Salam

Bunda Kanaya mengatakan...

iya ummi kalao diasuhnya bersamaan dengan kakek neneknya biasanya seperti itu, saya pun susah menerapkan disiplin karena ada sang nenek yg datang sebagai pembela.... makasih ilmunya ya ummi....

Pakde Cholik mengatakan...

Ini berkisah sendiri kan ya soalnya artikelku gak disinggung blas

kazvampires mengatakan...

kata tapi itu yang kurang baik pasti diiringi dengan sebuah syarat ya mbak :D

Assalamu'alaikum mbak. baru mampr lagi sekarang udah bsa OL lagi :))

Una mengatakan...

Wah iya juga ya... keren keren.
Hihi dulu kakekku suka bilang ke aku waqolu qaulan sadidaa hehehe

obat panas lambung mengatakan...

semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal

NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .