Rabu, 11 Juni 2014

POSBINDU SALIMAH PLAJU

Masalah PTM yang kian meningkat dan mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Masyarakat kurang menyadari tentang PTM dan faktor risiko untuk timbulnya PTM di  masyarakat  Fasilitas yankes yang ada belum memadai untuk pencegahan & penanggulangan PTM. Kegiatan Pencegahan & Penanggulangan PTM masih terkotak kotak & belum terkoordinasi secara terpadu. perlu reformasi pelayanan kesehatan & perencanaan yang komprehensif dan berbasis masyarakat. Dengan memperhatikan masalah PTM di masyarakat maka dapat dilihat bahwa morbiditas & mortalitas tinggi dan faktor risiko ptm tidak memberikan gejala. Dengan itu maka dapat menggunakan sumberdaya masyarakat, memberdayakan Potensi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan budaya & kebiasaan masyarakat maka dapat dibentuk Posbindu PTM, dimana posbindu pptm berbasis masyarakat dengan mengutamakan fungsi koordinatif dan konsultatif dimana Pemerintah hanya sebagai motivator,  fasilitator   dan kendali mutu pelayanan kesehatan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu tetap dilaksanakan Posbindu PTM seperti yang telah dirintis pada tahun 2014 lalu. Dan untuk memperlancar pelaksanaannya diharapkan ada kader-kader POSBINDU terlatih. Untuk itu maka dalam pelaksanaan POSBINDU PTM kali ini BTKL PP Kelas I Palembang berkerjasama dengan SALIMAH.


SALIMAH hadir berupaya membawa harapan untuk dapat menjadi salah satu komponen bangsa yang  berkontribusi dalam mencari jalan keluar bagi berbagai problematika bangsa dengan program-program yang mendorong pemberdayaan perempuan, pengokohkan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak. Salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat pada saat ini adalah masih rendahnya kualitas kesehatan perempuan dan ibu Indonesia. SALIMAH sebagai sebuah ormas yang ingin tetap terus beramal ingin terlibat langsung dalam pelaksanaan POSBINDU PTM, karena memang struktur organisasi SALIMAH yang sudah mengakar di level kecamatan diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.



Selasa, 10 Juni 2014

Palaksanaan POSBINDU PTM BTKL PP Kelas I Palembang

Saat ini pola penyakit telah mengalami transisi epidemiologi, yamg ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (non-communicable disease). Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Kecenderungan perubahan ini juga tekah terjadi di Indonesia, sehingga menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan di bidang kesehatan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang utama adalah kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit kronik obstruktif telah mengalami peningkatan jumlah kasus, khususnya di negara berkembang. Kondisi ini berdampak pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. WHO memperkirakan pada tahun 2020, penyakit tidak menular akan menyebabkan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di dunia. 2 dari 3 kematian setiap tahunnya terjadi karena penyakit tidak menular. 9 juta kematian terjadi pada usia kurang dari 60 tahun. 90% kematian akibat penyakit tidak menular terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Lebih dari  70% penderita penyakit tidak menular tidak tahu kalau dirinya sakit dan 30%nya tidak berobat secara teratur di Indonesia. Milyaran Rupiah hilang terbuang  percuma akibat penyakit tidak menular dan memperburuk kemiskinan.
Masalah PTM yang kian meningkat dan mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Masyarakat kurang menyadari tentang PTM dan faktor risiko untuk timbulnya PTM di  masyarakat  Fasilitas yankes yang ada belum memadai untuk pencegahan & penanggulangan PTM. Kegiatan Pencegahan & Penanggulangan PTM masih terkotak kotak & belum terkoordinasi secara terpadu. perlu reformasi pelayanan kesehatan & perencanaan yang komprehensif dan berbasis masyarakat. Dengan memperhatikan masalah PTM di masyarakat maka dapat dilihat bahwa morbiditas & mortalitas tinggi dan faktor risiko ptm tidak memberikan gejala. Dengan itu maka dapat menggunakan sumberdaya masyarakat, memberdayakan Potensi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan budaya & kebiasaan masyarakat maka dapat dibentuk Posbindu PTM, dimana posbindu pptm berbasis masyarakat dengan mengutamakan fungsi koordinatif dan konsultatif dimana Pemerintah hanya sebagai motivator,  fasilitator   dan kendali mutu pelayanan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu tetap dilaksanakan Posbindu PTM seperti yang telah dirintis pada tahun 2014 lalu. Dan untuk memperlancar pelaksanaannya diharapkan ada kader-kader POSBINDU terlatih. Untuk itu maka akan dilaksanakan pelatihan kader-kader POSBINDU sebanyak 1 kali yang berlokasi di kantor BTKLPP Kelas I Palembang.

Secara umum Posbindu PTM BTKL PP Kelas I Palembang sendiri bertujuan untuk :
1.      Membudayakan Gaya Hidup Sehat  (berperilaku CERDIK) dalam lingkungan yg kondusif di rutinitas kehidupannya.
2.      Faktor risiko PTM yg kurang menimbulkan gejala secara bersamaan dapat terdeteksi & terkendali secara dini.
3.      Metodologis dan bermakna secara klinis dimana kegiatan dpt dipertanggung jawabkan secara medis dan dilaksanakan oleh kader khusus dan bertanggung jawab yg telah mengikuti pelatihan metode deteksi dini atau edukator PPTM
Dengan memperhatikan tingkat ekonomi masyarakat Indonesia maka Posbindu PTM ini termasuk fasilitas kesehatan yang murah dimana dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dgn biaya yg disepakati/sesuai kemampuan masyarakat. Selain itu Posbindu PTM mudah dijangkau karena diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal masyarakat/ lingkungan tempat kerja dgn jadual waktu yang disepakati

Distribusi peserta berdasarkan jenis kelamin dari 2 kali pelaksanaan POSBINDU PTM. Adapun peserta yang mengikuti POSBINDU PTM pertama berjumlah 56 orang dan POSBINDU PTM kedua berjumlah 50 orang dan yang menjadi catatan bahwa secara keseluruhan peserta tersebut bukan orang yang sama. Adapun distribusi hubungan umur dengan gula darah pada POSBINDU PTM pertama dapat terlihat bahwa umur 18-44 tahun dan 44-54 tahun tidak ada yang gula darahnya >200 mg/dl dan pada umur 55+ lebih gula darahnya lebih cenderung meningkat, bahkan ada 1 orang yang > 200 mg/dl. Dan dari 56 peserta yang mengikuti POSBINDU PTM pertama hanya 37 orang saja yang diperiksa kadar gula darah sewaktunya bisa terlihat bahwa tidak ada peserta yang gula darahnya > 200 mg/dl. Dan dari 50 orang peserta yang mendikuti POSBINDU PTM kedua hanya 30 orang saja yang diperiksa kadar gula darah sewaktunya.

Foto Kegiatan POSBINDU Ke I di BTKL PP Kelas I Palembang.
  


Laporan eeeuuyyyy...