Selasa, 19 Juni 2012

Anugerah Belajar

Awalnya aku ingin 'ngambek' saja, gara-gara tulisanku kemarin dinyatakan tak memenuhi syarat oleh Komandan BlogCamp, tapi setelah dipikirkan ruginya diriku bila tak ikut JOB 2012, acaranya kan bertabur bintang dan berkilau hadiah. Dan akhirnya akupun menorehkan kisah ini, sebagai bukti bahwa aku seorang yang bijak dalam menentukan pilihan. Karena menurutku keputusan untuk meramaikan pagelaran Jambore On the Blog 2012 adalah salah satu bentuk pilihan yang bijak.

***

Napoleon mematung, sudah 1 jam ia memilih baju mana yang pantas dipakai dalam jamuan makan malam nanti. Berulang kali Umak ditelfonnya tapi selalu gagal. Akhirnya ia kebingungan sendiri, tak bisa menentukan pilihan. Dan memang sejak kecil semua keperluannya selalu disiapkan Umaknya. Mana yang kata Umak bagus maka bagus juga menurutnya, mana hal yang baik menurut Umak pasti baik juga menurutnya. Selalu begitu.

Jangankan dalam hal memilih kostum, atau selera makan. Menentukan jurusan yang diambil setamat SMA juga Umaknya. Umak adalah segalanya buat Napoleon. Saat masih sekolah ia nyaman-nyaman saja, menikmati semuanya tampa protes. Tapi setelah memasuki dunia kerja, Napoleon malah sering jadi stress sendiri. Boro-boro bisa bijak dalam memilih, sekedar menentukan pilihanpun ia sering gagal. Tak banyak kawan kantor yang mau dekat dengannya yang terlanjur menyandang predikat 'Anak Umak' itu, Napoleon terlalu identik dengan orang yang tak punya pendirian. Memprihatinkan.

Napoleon tidaklah sendiri. Banyak Napoleon lain yang mengalami kesulitan menentukan pilihan sebagai buah dari pengkondisian sejak kecil dulu oleh orangtuanya. Bahkan aku pernah mendengar  sebuah cerita, ada seorang istri yang kesal, karena sang suami selalu melibatkan Ibunya dalam mengambil semua keputusan. Sampai menentukan merk semen apa yang terbaik untuk membangun rumahpun perlu petunjuk Ibunya dulu. Olala, apa yang diketahui oleh Ibunya yang seorang pensiunan Guru tentang kualitas semen yang baik? Akankah lebih baik dari pengetahuan dirinya yang seorang arsitek?  

Menurutku ini semua tak lain adalah sebuah hasil belajar yang bukan dari bangku sekolah. Betapa pentingnya anak-anak disertakan dalam proses menentukan pilihan dan membuat keputusan.  Membiasakan mengajak anak-anak dalam bermusyawarah. Contoh kecil saja, misalnya saat membeli baju atau tas sekolah, coba ajak anak-anak ke pasar, biarkan mereka yang menentukan  pilihan sesuai dengan seleranya. Libatkan ananda dalam membuat keputusan untuk dirinya maka merekapun akan belajar memilih dengan bijak. Memilih dengan bijak adalah sesuai kebutuhan bukan memilih sesuai keinginan.

Memilih dengan bijak adalah sebuah anugerah dalam belajar.

Tentang arti penting sebuah proses yang ikut melibatkan anak secara aktif, Nabi Allah, Ibrahim, AS sudah mengukir keteladanannya. Simak dalam Firman Allah,

"........Ibrahim berkata: Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi aku menyembelihmu. Maka pikirkan bagaimana pendapatmu?............" (Q.S Ash-Shaffat : 102)

Bagaimana Ibrahim berdialog dengan putranya Ismail, meminta pendapatnya. Padahal bisa saja bentuk intruksi atau perintah yang dilakukannya. Karena seperti kita tahu Ismailkan anak yang sholeh jadi bisa dipastikan ia akan menuruti semua perintah sang Ayah. Sama hasilnya, tapi berbeda prosesnya.

Ya, ya...selalu ada kata belajar disetiap kesempatan bersama ananda. Belajar dari Ibrahim, belajar taqwa kepada Allah.

Jambore 2012

Artikel  ini untuk menanggapi artikel Jambore On the Blog 2012 episode ke-7 
yang berjudul Bijak dalam Menentukan Pilihan tanggal 19 Juni 2012.

24 komentar:

Mami Zidane mengatakan...

akhirnya bisa ikutan juga ya mbak...sukses jamborenya ya mbak...

Shohibul Kontes Jambore On the Blog 2012 mengatakan...

Sahabat tercinta,
Saya telah membaca artikel anda dengan cermat.
Artikel anda segera didaftar.
Terima kasih atas partisipasi sahabat.
Salam hangat dari Surabaya.

Bintang mengatakan...

Yundaaaa...
Memberi kesempatan pada anak untuk memilih itu memang pilihan bijak yang harus diberikan setiap orang tua.

Tanpa itu, anak akan selalu gamang menentukan arah yang ingin ditempuhnya dn malah membingungkan orang tua karena dia tak kunjung dewasa.

Selamat ikutan lomba ya!
:D

prih mengatakan...

Memberikan kesempatan memilih bermakna melepas sebagian kendali dalam proses pemandirian. Trimakasih sharingnya, selamat berpartisipasi dalam Jambore. Salam

Jurnal mengatakan...

Iba sangat pada Napoleon Mbak Keke..Mudah2an ini cuma ilustrasi tulisan, gak benar2 kejadian..Umaknya gila aja kali ya, gak memberi kepercayaan pada anaknya membuat keputusan sendiri..Haduh..

Obatherbals mengatakan...

Selamat ya mbak ??

Keke Naima mengatakan...

berarti udah gak ngambek lagi yaaa.. Hehehe... Sy juga setuju utk selalu melibatkan anak dlm membuat keputusan2 tertentu.. Anak2 kita juga lebih seneng loh karena merasa dianggap.. :)

BlogS of Hariyanto mengatakan...

anak-anak dari kecil memang diharuskan belajar menentukan pilihan, pengalaman adalah salah satu guru yang terbaik :)

obat asam urat alami mengatakan...

sukses ya buat kontesnya,,,

Orin mengatakan...

Untunglah ummi ga jadi ngambek, postingan penuh pembelajaran ini harus dipublish untuk dibaca beramai-ramai ummi :)

Gudlak ngontesnya yaa^^

HP Yitno mengatakan...

Jangan kesel dong sob. Mungkinada beberapa yang kurang memenuhi kriteria. Bikin lagi aja sob. Belajar dari pengalaman gituu he..he..

Pakde Cholik mengatakan...

Tulisan kemarin bukan tidak memenuhi syarat tetapi format pendaftarannya yang tak sesuai syarat.
Makanya kalau daftar jangan pada menit terakhir..wheak...wheak..wheak

Lidya Fitrian mengatakan...

kali ini gak ngambek lagi dong mbak :)

Mugniar mengatakan...

Iya ya mbak. Nabi Ibrahim saja bertanya pada anaknya padahal ia Nabi, dapat petunjuk Allah pula. Tapi anaknya masya Allah, bijak sekali ya. Mungkin karena memang ia dibiasakan mengambil keputusan sejak dini ya ..

SUkses ya mbak Jamborenya :)

Si Belo mengatakan...

insyALLAH diterapin akh.. ke anak, kalo nanti Nay udeh punye anak :)

gud luk kontesnya bunda ^^

ESSIP mengatakan...

Ikutan Naya ah..

insyALLAH diterapin akh.. ke anak, kalo nanti saya udeh punye anak :)

semoga berjaya di ajang jambore blogcamp Yunda

mimi RaDiAl mengatakan...

bs jg ngambek ya mba xiiiiiiii
msh srg aja kdg lupa minta pendapat anak ketika mrmilih sesuatu yg emg kebutuhan mereka. contohnya milih baju...nunggu mereka milih yo koq lamaaaaa jd ya udah emaknya ini lgsg ambil keputusan hehehe salah ya mba.
smg bs berubah prilaku ini #maluuuu

eo kids party mengatakan...

berawal dari ngambek bisa jadi cerita mba sippp

Anonim mengatakan...

betul mbak...berilah kebebasan pada untuk untuk memilih tp tentunya tak lepas dari bimbingan qta juga sbg orangtua

mbaaaa......sukses kontesnya yaaa....

obat sakit asam urat mengatakan...

sukses ya buat kontesnya,,,aamiin

sisiungu mengatakan...

goodluck ya mbak :)


setuju mbak, mengajari anak2 juga dalam hal mengajari mengambil keputusan yg terbaik untuk dirinya :)

wawasan mengatakan...

postingan yg bagus banyak memberi manfaat, saya harus banyak belajar dari blog ini kawan....
jangan lupa singgah ya kawan, ditunggu

Sopandi Al Kautsar mengatakan...

kisahnya unik,setelah aku baca, pesannya aku dapat di bagian akhir tulisan bahwa ajarkan kepada anak untuk bisa mengemukakan pendapatnya dengan menanyakan pendapatnya, kebalikan dari kisah di awal yang ibunya menjadi penentu segala keputusan si anak meski sudah berumah tangga, karena terbiasa di dikte waktu kecilnya.

salam kenal..

Black Cobra 313 mengatakan...

belajar untuk mengerti itu beda dengan belajar untuk pintar...
semoga faham maksud saya gan..
Blgwalkng......