Kamis, 28 Februari 2013

Indahnya Kebersamaan

Menemukan satu GA lagi yang bisa dijadikan ajang kembali semangat ngeblog. Sebenarnya ada banyak aktivitas kebersamaan yang terekam indah antara anak-anakku dengan Abinya. Baik yang langsung bertiga seperti yang penah ada di Edisi Mancing atau saat fose berdua saja. Ada kalanya Abi dan Yunda, atau saat Hamas dengan Abinya saja. Namun kali ini kupilihkan yang ini, semoga mampu 'bercerita' tentang indahnya kebersamaan antara anak-anakku dengan Abinya.


Masjid Aqobah, PUSRI. Ramadhan 1430 H pada 10 malam terakhir.

Ini tahun kedua kami berkomitmen memboyong anak-anak beritikaf di masjid pada 10 malam terakhir dibulan Ramadhan. Alhamdulillah sejak tahun 2008 atau Ramadhan 1429 H, saat usia Hamas sudah 4 tahun lebih kami mulai merutinkan untuk mengisi itikaf dengan kebersamaan. Dan syukurnya masjid Aqobah yang ada di Komplek PUSRI mampu memfasilitasi. Suasana yang nyaman, tempat wudhu dan pemandangan sekitar yang asri membuat anak-anak betah. Yunda yang hampir 6 tahun sudah full puasanya, jadi saat tengah hari (pukul 13.02 WIB) ketika rasa gerah dan haus menggoda, maka Abinyapun mengajak mereka main air di belakang masjid. Anak-anak pasti suka dong :) Foto diatas aku ambil dengan kamera Hp Nokia (lupa) jadul, asli tanpa pengeditan.

Postingan ini khusus : “untuk Ibu Fauzan, Mama Olive, Papanya Cintya – Agas”

Senin, 25 Februari 2013

Barokallah 4 Jabar

Badai boleh menerjang
Bahkan berulang dan meluluhlantakkan
Tapi bukan berarti kalah

Saat dihujat tak mesti sekarat
Dihantam tak boleh karam
Dianiaya jangan terpedaya

Karena perjuangan belum usai
Langkah masih harus berderap
Bergerak, sampai rasa lelah itupun lelah menyertai

Dari Jabar tanda kemenangan itu t'lah tampak
Gemuruhkan syukur saudaraku
Do'akan kamipun menyusul

Jumat, 15 Februari 2013

Narsis Artistik Tralala

Mencoba mendongkrak semangat ngeblog dengan ikutan acaranya Una, meski tak yakin masuk kategori. Tapi ya paling tidak sudah berusaha tak mengecewakan sang pembuat hajat, huuueeekkk... Meski belum bisa mengikuti irama, namun paling tidak bisa ber-tralala.

Dan langsung saja...

Narsis seperti yang dimakudkan Una, menurutku kalau diibaratkan sebagai makanan, ya narsis itu bisa dibilang tidak bisa atau lebih tepatnya tak cocok dijadikan sebagai menu utama. Terlebih makanan pokok. Tapi narsis ibarat makanan asing disebuah daerah yang sesekali bolehlah kita cicipi. Aplikasinya buatku, narsis jelas bukan nasi.

Narsis bisa jadi pizza, bubur manado, rujak cingur, tiwul atau spagetti. Artinya silakan sesekali mencicipi sensasi rasanya.Tapi ya nggak bisa dimakan tiap hari dung, apa kata dunia coba? Ibarat pizza kalau dimakan tiap hari ya nggak sehat juga kalee, kolesterol tinggi dan yang pasti kesehatan kantong bakal terancam.

Itu narsisnya. Nah kalau artistik? Asli ya, jangan libatkan aku, hehee...

So mari silakan bernarsis ria, memenuhi undangan Una, seperti diriku :D

Pantai Lalang, Manggar (dekat rumahnya Pak Yusril Iza).
Nekad ke pantai pakai baju dinas.

Antara Johor-Singapore. Bergaya sok ABeGe.

1. Pantai Tanjong Tinggi, Belitong. Lepas menyambut senja yang luruh (lebay).
2. Pantai Bukit Berahu, Belitong. Menikamati senja dalam keheningan (sok imoet).



"Postingan ini diikutsertakan di Narsisis-Artistik Giveaway."


*berusaha menampilkan foto-foto yang perdana ditayangkan.