Jumat, 15 Juni 2012

Jangan Tertipu DBD

Hari ini 15 Juni diperingati sebagai hari DBD, ASEAN.

Sedih melihat Yunda sakit, wajahnya pucat, lesu dan tak bergairah. Demamnya tinggi sempai 40 derajat. Paling turun sedikit sekitar 39,7 derajat. Ibu mana yang tak cemas. Makan masih mau sedikit, minum juga mau tapi harus dengan penawaran. Sesekali terdengar erangannya minta dipijit, linu dan pusing katanya. 

Yunda termasuk tak rewel bila sedang sakit, biasanya bila hanya batuk filek saja tak mempan menghalanginya Sekolah. Batuk filek adalah sakit yang tersering pada Yunda. Diare pernah tapi tak sampai parah. Demam? Sesekali, tapi biasanya masih energik dan mau bermain. Tapi kali ini sedikit berbeda. Demamnya disertai dengan rengekan, Yundapun tampak sangat lemah. Masuk hari ke 3 aku terus waspada, saat sore menjelang belum ada tanda-tanda demamnya turun maka aku langsung mengajak suamiku ke UGD RSI Khodijah, memang yang paling dekat dengan rumah kami.

Yunda saat di UGD.
Maunya ditemani Ummi.

Syukurnya dokter jaga sore itu aku kenal, dr. Feli adik tingkatku. Diperiksa sebentar sesuai standar operasional pelayanan, langsung ke laboratorium. Cek darah untuk curiga DBD. Saat pengambilan darah inilah naluri seorang ibu sering terkalahkan, tak tega melihat anaknya ditusuki jarum suntik. Tapi buatku, saat memang tindakan itu adalah upaya menegakkan diagnosa atau dalam rangka pengobatan, aku harus kuat. Walau seperti biasa, disertai air mata *ya andai saja rasa sakit itu bisa kuwakili, kupastikan justru tampa air mata.

Singkat cerita, selesailah prosesi yang menegangkan itu. Aku langsung pamit pulang dan hasilnya minta ditelfon saja. Sebuah kemudahan karena mengenal dokter jaganya. Selang 1 jam, aku dikhabari bahwa trombosit Yunda masih >200 ribu. Lega. Bayangan mencekam itupun sirna. Malamnya jadi bisa tidur dengan tenang, walaupun masih demam Yunda juga sudah tak merengek lagi.

Besoknya Yunda sudah mau main lagi bareng Hamas dan sepupunya yang datang menjenguk. Kontan saja banyak suara yang menyudutkanku sebagai 'Ibu yang mudah panik', aku ya senyum saja. Biarlah yang penting aman, aku tak mau terpedaya dengan DBD yang suka menipu. Tugas kita sebagai makhluk termulia adalah berusaha sebaik mungkin, soal hasil serahkan pada Sang Pemilik Hidup dan Mati. Selengkapnya silakan menikmati sajian di Warung Blogger, tempat mangkalnya orang pintar.

Sekedar catatan dari seorang Ibu.
*sebuah kenangan buatku bersama Yunda, semoga kelak tulisan ini dibacanya.

25 komentar:

Pengisah mengatakan...

DBD cepat bikin pucat ya lw kambuh , liat teman gtu dulu

nicamperenique mengatakan...

semoga besok Yunda benar2 sudah pulih.
kirain mbak keke udah dokter gak bakal panik lagi klo anak sakit hehehe

dey mengatakan...

semua ibu pastinya sama kok Mbak, pasti panih kalo liat anaknya sakit.

Lidya Fitrian mengatakan...

ALlhamdulillah Yunda tidak apa-apa ya mbak

Una mengatakan...

Waduh semoga gak apa apa Yunda.
Lho mbak keke kan dokter masa' anaknya disuntik nangis hihihi, begitu ya naluri ibu :D

Risablogedia mengatakan...

jadi inget waktu tinggal di jayapura dulu. tiap kali anak demam pasti cek darah, takut kena malaria :)

semoga anak2 kita semua sehat selalu. aamiin yra...

Bintang mengatakan...

Mudah-mudahan Yunda terus sehat ya, saya juga bisa ngebayangin gimana paniknya kalo anak sakit, apalagi kalo udah demam dan pusing...duuuh, rasanya kita jadi ikutan sakit saking paniknya...

prih mengatakan...

Syukurlah Yunda tidak terkena DBD, semoga cepat pulih jelang kenaikan kelas. Naluri seorang ibu ya mbak, bergerak cepat dengan perhitungan cermat. Salam

srulz mengatakan...

Hmm... semoga bunda kelak tulisan bunda dibaca sama yunda dan hamas,.,,, :D

An mengatakan...

DBD oh DBD...
jaga-jaga kesehatan fisik dan kebersihan lingkungan, Bunda ;)
Indonesia lagi endemis DBD soalnyaa..
praktik 3M plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur) plus pemberantasan sarang nyamuk sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit mematikan ini..

Ada juga gejala demam seperti DBD, tetapi nyeri otot di tangan dan kaki dan dinamakan demam chikungunya.'Oleh karena itu, nyamuk sebagai vektor (pembawa) penularan penyakit menular perlu diwaspadai kehadirannya ^______^

semoga sehat selalu untuk Bunda dan sekeluarga, yaa :*

dunia kecil indi mengatakan...

tapi sekarang yunda udah baik2 aja, kan :)
aku juga pernah DBD, gawatnya pas lg sendirian di rumah. untuk cepet pada pulang pas sore. di rawat di RS 5 hari baru ketauan DBD, sebelum itu terus aja diambil darah sampai lemes T_T untunglah hari ke 8 boleh pulang :)

Hany Von Gillern mengatakan...

Sudah sehat sekarang Yunda mbak? InsyaAllah, ceat sembuh ya mbak ... amiin ...

hilsya mengatakan...

waduh.. baru aja kemaren ikut presentasi dengue.. ada dengue fever sama dengue hemorraghic fever..

yang penting yundanya cepet pulih :)

Mugniar mengatakan...

Namanya anak sakit ya mbak, perasaan mau tak mau galau juga ...
Mudah2an Yunda sudah bugar ya. Oya, usianya berapa?

Mugniar mengatakan...

Namanya anak sakit ya mbak, perasaan mau tak mau galau juga ...
Mudah2an Yunda sudah bugar ya. Oya, usianya berapa?

Unknown mengatakan...

lha wong yang dokter aja panik ya.. lah apalagi aku .. nggak kebayang nemani istri melahirkan, hihi

ESSIP mengatakan...

Yunda? kok saya malah bingung? Yunda apa benar artinya mbak. Jadi saya panggil Yunda dengan sebutan itu. lah sekarang Yunda ternyata nama anak Yunda.

yo wis ketimbang mumet saya panggil big Yunda wae wis.. terangin dong mbak di inbox FB hahaha

ESSIP mengatakan...

oh ya semoga lekas sembuh little Yunda ya :)

Evi mengatakan...

Kenapa ya Mbak, kalau anak sakit pikiran2 buruk gampang saja melintas dalam kepala kita. Bikin kita takut gak karuan..Orang dekat berkali-kali mengingatkan untuk janga terlalu kuatir. Eh tetap saja kita kuatir. Inikah sebuah bentuk proteksi alam guna menjaga kelangsungan umat manusia?

Nurmayanti Zain mengatakan...

MasyaAllah, panik x panik!
eh tapi memang, mencegah lebih baik dari mengobati~ makanya suka kuatir hihihi

Damar mengatakan...

Siapapun orang tua, kalo anaknya sakit pasti perasaan nggak karu-karuan, termasuk saya.
Bahkan dulu dua anak saya bareng opname di rumah sakit karena DB, dan alhamdulillah dengan perawatan RS dan saya tambahkan konsumsi kurma cair, pemulihannya sangat cepat
Semoga Adik Yunda semakin sehat dan terjaga kesehatannya dengan baik

Ririe Khayan mengatakan...

Saya malah gak berani lht kalau jarum suntik sudah siap ditusukkan...sampai sekarang jika general check up, saya pasti mengalihakan pandangan begitu sang perawat sdh mengeluarkan jarum suntik tuh MBak..

Saya setuju dengan pilihan Mbak Keke, lebih baik di check darah jika anak demam, pengalaman kakak saya pernah di'marahi' dokter karena ngeyel minta check darah waktu anaknya demam berulang beberapa beberapa hari. Akhirnya tak tertolong..

Semoga Yunda sudah sehat dan kembali dengan aktifitasnya ya Mbak..

Hariyanti Sukma mengatakan...

smg Yunda cepat sehat kembali ya, mbak, syukurlah Yunda tak terjangkit DBD

Della mengatakan...

Masa masih dibilang panik, Mbak? Aku juga pernah diomelin dokter karena Nadya baru sehari demam udah aku bawa. Katanya tunggu 3 hari dulu. Jadi Mbak Keke udah benerlah, apalagi emang background Mbak kan, dokter :)
Aku juga sedih kalau ngliat Nadya diambil darah, Mbak. Kalau bisa digantiin, pasti aku gantiin. Ah, berarti perasaan semua ibu sama, ya :)
Moga Yunda cepet pulih, cepet sehat lagi :)

Pakde Cholik mengatakan...

Syokur Yunda sudah sehat lagi.
Semua orangtua akan bersikap sama jika anaknya sakit atau kenapa2.

Yang dokter saja panik, apalagi yang orangtuanya kayak saya,bukan dokter, pasti akan lebih cemas dan panik jeng.

Saya kadang panik plus ngedumel jika Bella sakit. Ngedumel kepada Sandy emaknya Bella : Makanya kalau sehat jangan jalan-jalan melulu dan anak diumbar saja makan ini-itu.."

Salam hangat dari Surabaya