Jumat, 30 Januari 2015

Parenting Menurut Ali bin Abi Thalib

“Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, Karena mereka hidup bukan di zamanmu” Itulah quote tekenal dari Ali Bin Abi Thalib RA, khalifah ke-4 umat islam yang terkenal dengan kepintaran, kejujuran dan juga kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW.
Seperti sudah kita pahami bahwasannya mendidik dan membesarkan anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijalankan dengan sebaik- baiknya. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menentukan pola pendidikan yang terbaik bagi masing-masing anak, apalagi mereka tidak hidup di jaman dahulu.
Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya :
>> Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketka kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.
>>Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pngung kita saat kita kelelahan atau sakit.
>> Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
>> Melakukan sholat wajib 5 waktu
>> Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
>> Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
>> Membiasakan membaca Al-Qur’an
>> Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
>> Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setap anak itu unik)
ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib Ra.
>> Berbicara dari hati ke hati Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
>> Memberi Ruang Lebih Setelah measuki usia akil BAliqh, anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
>> Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.
Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola kuangannya sendiri
>> Membekali anak dengan keahlian hidup.
Rasulullah SAW bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah” (Riwayat sahih Ima Bukhari dan Imam Muslm) Secara harfiah, olah raga berkuda, berenang dan memanah adalah olah raga yang sangat baik untuk kebugaran tubuh. Sebagian menafsirkan bahwa berkuda dapat pula diartikan mampu mengendarai kendaraan (baik kendaraan darat, laut, udara). Berenang dapat disamakan dengan ketahanan dan kemampuan fisik yang diperlukan agar menjadi muslim yang kuat. Sedangkan memanah dapat pula diartikan sebagai melatih konsentrasi dan fokus pada tujuan.
Di zaman modern, sebagian pakar memperluas tafsiran hadist diatas sebagai berikut:
>Berkuda = Skill of Life, memberi keterampilan atau keahlian sebagai bekal hidup agar memiliki rasa percaa diri, jiwa kepemimpinan dan pengendalian diri yang baik.
> Berenang = Survival of Live, mendidik anak agar selalu bersmangat, tidak mudah menyerah dan tegar dalam menghadapi masalah.
> Memanah = Thingking of Life, mengajarkan anak untuk membangun kemandirian berpikir, merencanakan masa depan dan menentukan target hidupnya.
Semoga saja kita para orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya dapat memberikan perlakuan yang tepat pada anak-anak, siapapun mereka, dari manapun mereka berasal, dan dimanapun mereka berada, karena anak-anak adalah tanggung jawab kita yang menyayangi mereka.

Semoga bermanfaat.
Disarikan dari berbagai sumber.

Rabu, 21 Januari 2015

Vaksinasi Sesuai Usia

Vaksinasi sangat dibutuhkan untuk semua golongan umur, jadi tak hanya bayi dan balita yang membutuhkan vaksin atau imunisasi. Para remaja, orang dewasa, ibu muda, bahkan lansia pun memerlukan vaksinasi. Sebelum mencapai usia 12 bulan imunisasi yang diberikan adalah imunisasi primer. Untuk usia 1 – 3 tahun adalah imunisasi ulangan dan melengkapi imunisasi sebelumnya. Sedangkan untuk para remaja, ibu muda dan lansia imunisasi tambahan menjadi tindakan preventif pencegahan penyakit menular. Berikut vaksin-vaksin yang dibutuhkan manusia berdasarkan usia, yaitu :
1. Bayi
Imunisasi yang diperlukan adalah HB, BCG (mencegah tuberkulosis), DPT (mencegah difteri, pertusis dan tetanus), Hib (hemophilus influenza tipe b untuk mencegah pneumonia dan meningitis), PCV (pneumococcal conjugate vaccine untuk mencegah pneumonia), influenza dan campak.

2. Balita
Imunisasi yang diperlukan adalah DPT, Hib , PCV, influenza, MMR (mencegah campak, gondongan dan campak Jerman) dan varisela (mencegah pneumonia dan meningitis).

3. Balita (lanjutan)
Imunisasi yang diperlukan adalah DPT, MMR, varisela, tifoid, influenza dan hepatitis A.

4. Usia sekolah
Imunisasi yang diperlukan adalah Td, MMR, HB, varisela, hepatitis A, HPV.

5. Remaja
Imunisasi yang diperlukan adalah hepatitis B, varisela, hepatitis A dan HPV.

6. Ibu muda
Imunisasi yang diperlukan adalah HB dan HPV.

7. Lansia
Imunisasi yang diperlukan adalah influenza dan Pnc.

#edisimelengkapitulisankemari#menjawabkommentnyaJengLidya#

Sumber : Disarikan dari berbagai sumber

Selasa, 20 Januari 2015

Alasan Lansia Perlu Vaksinasi

1. Bahwa seiring bertambahnya umur sistem imun/kekebalan tubuh kita juga menurun.

2. Penipisan kulit, berkurangnya refleks batuk, dan perubahan lainnya yang terjadi  akibat penuaan menyebabkan lansia semakin rentan terhadap penyakit.

3. Sistem imun tubuh kita menjalani berbagai jenis perubahan konstan selama kita hidup

4. Bayi baru lahir, tidak pny sistem imun yang kuat untuk pertahanan tubuhnya sendiri, fungsi sistem imun tumbuh dengan cepat selama tahun2 pertama dan mjd lengkap ketika usia pubertas

5. Pada wanita subur, sistem imun naik-turun  sesuai dengan siklus menstruasi, juga terjadi perubahan yang dramatis selama kehamilan dan nifas

6. Menurut penelitian, umur akan merubah sistem imun tsb mjd lbh lemah. Hal ini sejalan dengan perubahan pada organ2 tubuh seiring berjalannya usia.

7. Penurunan sistem imun ini bahasa kerennya disebut Immunosenescence. Hal tsb melibatkan respon tubuh terhadap infeksi dan peningkatan memori jangka panjang sistem imun terutama thd vaksinasi.

8. Immunosenescence ini yang menyebabkan tingginya angka kematian orang tua akibat penyakit.

9. Oleh karena ini CDC (center for Diseases Control and Prevention) merekomendasikan beberapa vaksinasi untuk lansia agar melindunginya dari penyakit tertentu yang banyak menyerang kelompok usia tsb.

10. #sayangiorangtua #gerakansayangmertua # berikanvaksinsesuaikebutuhannya#


Sumber: Rumah Vaksinasi

Senin, 19 Januari 2015

Cara Kerjasama Dengan BPJS Kesehatan

14029979391502861092
Info BPJS
Berikut ini informasi mengenai kerja sama fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam melayani pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Apa saja syarat utama menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama? Berikut ketentuannya sesuai Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN.


Untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:
- Surat Ijin Praktik
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya
- Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN

Setelah semua persyaratan telah terpenuhi, berkas penawaran kerja sama tersebut dapat diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk diverifikasi. Jika tidak lengkap, maka berkas akan dikembalikan. Sedangkan jika kelengkapan sesuai dengan yang disyaratkan, berkas tersebut akan diproses ke tahapan selanjutnya, yaitu maping faskes.

Pada tahap ini, BPJS Kesehatan akan mengecek apakah jumlah fasilitas kesehatan di suatu daerah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Jika memang masih diperlukan penambahan fasilitas kesehatan, maka berkas tersebut akan diproses ke tahap kredensialing, yang menggunakan kriteria teknis yang meliputi:
- sumber daya manusia
- kelengkapan sarana dan prasarana
- peralatan medis
- lingkup pelayanan
- komitmen pelayanan

BPJS Kesehatan kemudian akan memberikan skor penilaian kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama tersebut dengan berbagai kategori, mulai dari A (skor 85-100) yang berarti sangat direkomendasikan untuk bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, hingga D (skor kurang dari 60) yang berarti tidak direkomendasikan. Jika skor sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, maka penandatangan kontrak kerja sama antara fasilitas kesehatan primer dan BPJS Kesehatan pun dapat segera dilaksanakan.

Terutama buat teman sejawat, semoga bermanfaat ya...

Rabu, 14 Januari 2015

Kasus PTM di Puskes Kenten tahun 2014

Pendahuluan

Penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-negara maju menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian akibat penyakit tidak menular pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun,penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.
Menurut WHO, kematian akibat penyakit tidak menular diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia, peningkatkan terbesar terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tdak menular seperti penyakit kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain,kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. Pada negara-negara menengah dan miskin penyakit tidak menular akan bertanggung jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (disability adjusted life years) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular,maternal, perinatal dan masalah nutrisi.
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun. Penyakit tidak menular seperti kanker, jantung, diabetes militus dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian penyakit tidak menular berhubungan dengan peningkatan faktor resiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.
Hasil  Riskesdas  tahun  2007  menunjukkan  tingginya prevalensi penyakit  tidak menular di  Indonesia, seperti hipertensi  (31,7  %),  penyakit  jantung  (7,2%),  stroke (8,3‰),  diabetes melitus  (1,1%)  dan  diabetes melitus di  perkotaan  (5,7%),  asma  (3,5%),  penyakit  sendi (30,3%),  kanker/tumor  (4,3‰),  dan  cedera  lalu  lintas darat (25,9%). Adapun stroke  merupakan  penyebab  utama  kematian  pada semua  umur,  jumlahnya  mencapai  15,4%,  hipertensi 6,8%,  cedera  6,5%,  diabetes  melitus  5,7%,  kanker 5,7%,  penyakit  saluran  nafas  bawah  kronik  (5,1%), penyakit  jantung  iskemik  5,1%  dan  penyakit  jantung lainnya 4,6%. 
BTKLPP Kelas I Palembang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang, mengadakan kajian kasus baru penyakit tidak menular yang terjadi setiap bulannya khusus di 8 (delapan) Puskesmas Kota yang sudah ditunjuk, yaitu terdiri dari: Puskesmas Kenten, Puskesmas Merdeka, Puskesmas Pakjo, Puskesmas Dempo, Puskesmas Kertapati, Puskesmas sekip, Puskesmas Padang Selasa dan Puskesmas Makrayu. Adapun data yang sudah berhasil dikumpulkan ini terdiri dari data dari triwulan pertama (Januari-Maret) 2014 hingga triwulan keempat khususnya bulan Oktober hingga November dan kami tampilkan masing-masing per Puskesmas. Namun diblog ini hanya data Puskesmas Kenten saja yang dapat disajikan.

Gambaran Umum Puskesmas Kenten

Puskesmas Kenten terletak di Jalan Mangkunegara No. 1 Kenten Kecamatan Ilir Timur II. Luas wilayah : 377,978 Ha, dengan luas tanah 700 m2 dan luas bangunan pada Puskesmas Kenten 253,875 m2, Puskesmas ini didirikan pada tahun 1972. Wilayah kerja Puskesmas Kenten ini meliputi Kelurahan Kuta Batu dan Kelurahan 8 Ilir, jumlah Pustu Puskesmas Kenten ada 2 yaitu Tunanetra dan 8 Ilir.

               Hasil dan Pembahasan Kasus Baru PTM di Puskesmas Kenten

Pada triwulan I tahun 2014, penyakit tidak menular yang ada di Puskesmas Kenten yaitu hipertensi, DM Tipe II, asma bronkiale, cedera akibat kecelakaan, hipertiroid. Adapun jumlah hasil rekapitulasi kasus penyakit tidak menular sebanyak 45 kasus. Kasus yang dilaporkan merupakan kasus yang terjadi terjadi atau yang pertama kali datang. Sedangkan dari data triwulan II tahun 2014, penyakit tidak menular yang ada di Puskesmas Kenten yaitu hipertensi, DM Tipe II, asma bronkiale, cedera akibat kecelakaan. Adapun jumlah hasil rekapitulasi kasus penyakit tidak menular yang dilaporkan sebanyak 52 kasus. Data triwulan III tahun 2014, jumlah rekapitulasi kasus penyakit tidak menular sebanyak 59 kasus, dengan didominasi oleh penyakit hipertensi sebanyak 39 kasus, DM tipe II sebanyak 10 kasus, dan asma bronkiale sebanyak 10 kasus. 
Sedangkan bulan November penyakit tidak menular yang ada di Puskesmas Kenten adalah hipertensi sebanyak 15 kasus, DM tipe II sebanyak 6 kasus, asma bronkhiale sebanyak 1 kasus, cedera akibat kecelakaan lalu lintas 2 kasus. Adapun jumlah rekapitulasi yang dilaporkan pada Puskesmas Kenten ini sebanyak 24 kasus. Dan dari  data yang didapatkan ternyata bahwa penyakit hipertensi yang paling mendominasi dari penyakit tidak menular lainnya, meskipun penyakit hipertensi ini di bulan November sempat turun. 
Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenten, Hipertensi dan DM termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak. Bila dilihat berdasarkan kelompok umur. Kecendrungan penyakit hipertensi meningkat dialami oleh kelompok umur 45-54 tahun dan 55 tahun ke atas. Ini jelas terlihat pada Triwulan III, dimana terjadi kenaikan jumlah penderita Hipertensi pada kelompok umur 55 tahun ke atas dan 45-55 tahun sedangkan untuk kelompok umur 18-44 tahun tidak terdapat kasus penyakit hipertensi.
Untuk penyakit diabetes militus (DM) cenderung dialami oleh kelompok umur 55 tahun keatas dan kelompok umur 45-54 tahun, akan tetapi ternyata ada juga kasus DM pada kelompok umur 18-44 tahun pada triwulan III. Pada bulan Oktober penyakit tidak menular yang ada di Puskesmas Kenten ini meliputi hipertensi, DM Tipe II, asma bronkhiale, cedera akibat kecelakaan lalu lintas. Adapun  jumlah rekapitulasi yang dilaporkan Puskesmas Kenten ini adalah 25 kasus dan penyakit hipertensi yang paling tinggi sebanyak 16 kasus .

            Penutup

Data distribusi kasus baru PTM di Puskesmas Kenten, tampak bahwa kasus baru Hipertensi tinggi dan hampir selalu masuk dalam 10 penyakit terbanyak. Belum lagi bila digabungkan dengan kasus lama yang sudah menahun maka jumlahnya akan makin banyak lagi. Ini harus menjadi perhatian serius. Hampir 70% orang tidak mengetahui dirinya mengalami hipertensi dan mendapatkan pengobatan. Namun hampir separuh tidak mengontrol dengan baik. Padahal jika tekanan darah terkontrol dengan stabil maka akan memberi hasil terbaik untuk mencegah pasien terkena komplikasi seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Pasien yang hanya sesaat minum obat tidak memberi hasil yang baik. Selain itu pasien juga harus diedukasi dengan baik mengenai pengobatan agar pasien dapat lebih paham. Beberapa masalah lainnya seperti kesalahpahaman pasien bahwa minum obat hipertensi jangka panjang dapat menyebabkan gagal ginjal, padahal hal ini tidak benar. Artinya harus terus ingkatkan usaha edukasi dan promosi kesehatan. Data laporan kejadian PTM yang dilaporkan ke Dinas Kota Palembang ada baiknya disertakan dengan data pasien PTM secara keseluruhan bukan hanya pasien baru saja. Terus dilakukan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kota Palembang kepada petugas PTM yang ada di Puskesmas perlu ditingkatkan terutama terkait promosi dan preventifnya, sebab PTM makin meningkat dari waktu ke waktu jadi harus ada usaha serius dari pihak terkait dan yang berwenang.

Daftar Pustaka

Anggraeni, A. C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu

Boedhi, Darmojo. 2001. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi diIndonesia.Jakarta: Medika

Departemen Kesehatan R.I, 2002.  Panduan Pengembangan Sistem Surveilans Perilaku Berisiko Terpadu. Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Buletin Penyakit Tidak Menular, Tahun 2012,  Semester II. Jakarta