Sabtu, 31 Juli 2010

Akad Nikah Mbak Nur

Hari ini tanggal 31 Juli 2010 Mbak Nur, akad nikah di Sulusuban.
Sayangnya kami sekeluarga berhalangan hadir.

Mbak Nur, nama sebenarnya adalah Nur Komariah.
Hampir 2 tahun ini Mbak Nur melewati kebersamaannya dengan kami skeluarga.
Mbak Nur kelas 11 SMA Ethika, ketika Pak Le Suryanya dipindah tugaskan ke Lampung.
Bule'nya mempunyai pertimbangan, bahwa Mbak Nur baiknya tetap melanjutkan sekolah di SMU Ethika sementara mereka sekeluarga pindah duluan ke Lampung. Dengan alasan efektifitas dana dan administrasi tentunya. Dan andai harus meng-kost-kan Mbak Nur, rasanya kurang nyaman. Akhirnya jadilah Mbak Nur dititipkan di rumah kami, Irigasi-Pakjo.

Keluarga Pak Surya adalah kawan seperguruan Abinya Hamas di Pe Ka eS
~ Perguruan Keluarga Sejahtera. Wajar secara nasab kami memang tak ada hubungan,
tapi kami punya ikatan dan kedekatan hati yang kokoh :D

Mbak Nur (kiri) saat resepsi kerabat Abi di Hotel Duta, bareng Mbak Munah.
Rame-rame rihlah di Punti Kayu, Ayuk Auliya(pinggir)+Mbak End(belakang)+Yunda+Mbak Nur(tengah samping Yunda)+Ohthie.


Mbak Nur termasuk pendiam, dewasa dari tutur maupun sikap. Mbak Nur juga pandai memasak.
Berdasarkan cerita yang kudapat, Mbak Nur adalah anak sulung dari 2 bersaudara. Saat Mbak Nur duduk dibangku SD, kedua orangtuanya bercerai, sekarang masing-masing sudah membina keluarga baru. Entah apa alasan perceraiannya, jujur aku tak tahu, dan tak juga ingin mencari tahu. Selanjutnya Mbak Nur dan adik kandungnya ikut Ibu, dan selepas SMP Mbak Nur ikut Pak Le' dan Bule'nya yang merupakan adik Ibu Mbak Nur untuk melanjutkan SMA.

Sebenarnya aku yakin Mbak Nur anak yang cerdas, ada harapan Mbak Nur bisa melanjutkan kuliah.
Tapi entah mengapa belakangan Mbak Nur memang sering pulang kampung, kerumah Ibu Kandungnya.
Bahkan terkadang tanpa sepengetahuan Pakle' dan Bule'nya.
Tapi aku tak berfikir negatif, sampai menjelang ujian UAN ada khabar dari Bule'nya bahwa Mbak Nur ada yang melamar, dan rencananya Mbak Nur akan menikah setamat SMA. Bule'nyapun baru tahu dan sangat menyayangkan keputusan Mbak Nur, sebab sama sepertiku, beliau ingin Mbak Nur lanjut kuliah dulu.
Khabar baik yang membuatku kaget. Semuda ini, belum lagi cukup 20 tahun usianya.
Yach....mungkin Mbak Nur punya segudang pertimbangan.

Alhamdulillah Mbak Nur lulus SMU dengan hasil yang baik, aku senang.
Itu berarti amanah Pakle' dan Bule'nya menitipkan Mbak Nur pada kami sudah tertunai.

Ketika ada khabar atau tepatnya undangan untuk menghadiri pernikahan Mbak Nur sekitar 1 bulan yang lalu, ada niat kami sekeluarga untuk bisa hadir. Tapi apa mau dikata, sejak Rabu, 28 Juli kemarin Abinya Hamas di Jakarta, ada urusan di MK, sidang dll terkait PILKADA Bangka Barat. Jadi kami tak bisa menghadiri acara Akad Nikah Mbak Nur.

Teriring do'a Tabrik untuk Mbak Nur dan Suami:

" Barokallahu laka wa baroka 'alaika wajama'a bainakum fi khoir "

***

Mbak Nur sayang....selamanya dikau adalah bagian dari keluarga kami, semoga menjadi keluarga SAMARA. Aamiin

Jumat, 30 Juli 2010

Baru tahu ada lomba menulis "Ordinary Mom", telat euy...

Lomba sudah usai, naskah lomba paling lambat tanggal 28 Juli 2010 sudah diterima panitia.

Tapi tak mengapa, aku hanya ingin tetap menulis tentangmu, Mamaku.



Aku sulung dari lima bersaudara.
Ya...kami hanya 5 bersaudara yang berasal dari rahimmu, Mama.
Tapi sungguh, aku merasa saudara rahimku lebih dari 5.
Itu semua berkat curahanmu Mama.
Dirimu wanita perkasa, tulus, bertahta kemuliaan.

~

Mama...
Dirimu mengajarkanku arti ketulusan berbagi.
Dalam asuhanmu dirumah cinta kita, kau mengajak tumbuh anak / kemenakan dan bahkan kerabat.
Walau dikau terkesan 'cerewet', tapi semua kami mencintaimu.
Semakin hari, semakin besar sayang kami padamu,
terlebih kami semakin merasakan buah 'cerewet'mu Mama.

~

Sejak tahun 1997, awal masa kuliahku di FK, Mama terdiagnosa DM.
Achh....penyakit kronis itu tak pernah membuatmu menyerah.
Dirimu tetap sosok wanita 'super' dimataku.
Kini sudah 13 tahunan berlalu, alhamdulillah Mama sehat dengan DM nya yang terkontrol.
Hanya akhir-akhir ini dirimu mulai terlihat ringkih, meski berusaha kau lawan dengan semangatmu.
Mama selalu rajin minum obat apasaja untuk menghalau penyakitnya.
Aku suka semua tentang ini, bahwa penyakit memang harus dilawan.
Semua penyakit ada obatnya, jadi berusaha dan berdo'a lah selalu.

~

Mama sayang....
Saat ini, salah satu keinginan terbesar dalam hidupku adalah memberangkatkanmu haji.
Sebenarnya, bila dihitung secara financial plus hitungan manusiawi,
memang sudah sepatutnya Mama layak berhaji.
Tapi ya itu tadi, dirimu selalu banyak menaungi tumbuh dan berkembang
( baca: mengasuh dan menyekolahkan ) banyak pribadi.

Maka sampai usiamu yang menjelang 50 tahun, niat berhajimu belum terwujud.
Semoga dalam waktu dekat ya Ma....
Adik-adikku kini sudah dibangku kuliah, tinggal meneruskan langkah.

Bahkan Hamas ( cucu termirip dengan Mama ~ Jidahnya ), sudah sering berceloteh untuk ini.
Untuk memberangkatkan Mama haji.
Aamiin.
Semoga.....


Labbaika Allahumma labaika, labbaika la syarika laka labbaika
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, laa syarika laka
“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, 

tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. 
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”

Dana untuk Vaksin Meningitis Halal disiapkan Pemerintah ( Info dari Republika OnLine)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dana sebesar Rp 54 miliar siap dikeluarkan pemerintah untuk pengadaan vaksin meningitis halal. Dari hasil survei harga oleh Kementerian Kesehatan, harga vaksin halal jauh lebih mahal dari pada vaksin yang dinyatakaN haram oleh Majelia Ulama Indonesia (MUI).

''Itu (vaksin halal) harganya antara 40 sampai 50 dolar AS,'' ujar Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Binfar dan Alkes Kemenkes), Sri Indrawati, di Jakarta, Jumat (30/7).

Bahkan di Amerika Serikat, harga vaksin halal produksi Novartis mencapai 75 dolar AS. Harga tersebut jauh lebih mahal dibandingkan dengan vaksin meningitis produksi GlaxoSmithKline (GSK) yang diharamkan oleh MUI. Vaksin meningitis tersebut dijual dengan harga Rp 110 ribu. Namun pihaknya beralasan, dosis yang dibutuhkan antara orang Eropa dengan Indonesia berbeda. ''Volumenya beda, jadi harganya juga beda,'' ungkapnya. ''Kami sampai saat ini belum melakukan kontak langsung dengan pihak Novartis.''

Saat ini pihaknya tengah menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengadaan vaksin. Pihaknya menergetkan pengadaan tersebut dilaksanakan dalam 18 hari kerja terhitung dari waktu keluarnya izin edar atau registrasi vaksin meningitis Novartis dari BPOM.

~
Info ini menenangkan CJH dan  Calon Petugas Haji 2010/1431 H 

Labbaika Allahumma labaika, labbaika la syarika laka labbaika
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, laa syarika laka
“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, 

tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. 
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”

Selasa, 27 Juli 2010

Lagi tentang Mandi Hujan

Hujan yang sudah lama tak selebat ini, membangun sukacita,
mengalun segenap kesyukuran untuk siapa saja, juga kami sekeluarga.
Adalah tanaman dihalaman yang mulai kusam tertutup debu, pucuk mudanyapun semi tak sesegar kala musim penghujan.

Ya cerita tentang hujan begitu warna-warni.
Pernah pas kondangan dirumah seorang rekan, hujan teramat lebat sempat membuat panik panitia, tapi banyak diantara yang hadir berujar :

" Wach ini pengantennya bakal kebanjiran rizky "

atau

"Bakal banyak rezky ni penganten"

Hujan lebat dengan rezkynya penganten, entah dimana hubungannya :D

~

Adalah hujan lebat dimata anak-anakku.
Mereka begitu menunggunya.
Karena izin mandi hujan didapat dengan beberapa syarat
salah satunya, bukan hujan kecil ataw hujan gerimis.
Seperti petang ini, sudah sedari tadi Akang celingukan nunggu Yunda yang belum pulang sekolah.
Aku tau maksudnya. Terlebih bolak-balik Akang sudah merayuku,

"Mandi hujan ya Mi..."

Tak tega sebenarnyaku, tapi Akang kemarin rada demam, biasa batuk filek.
Hari ini memang sudah baik.

Tak berselang lama, Yunda datang.
Kata selanjutnya setelah menyapaku adalah:

"Boleh ya Mi...mandi hujan, Yunda pengen naik sepeda hujan-hujanan"

Duch...yang baru 3 hari bisa lancar bersepeda roda dua :D
Inginnya mengiyakan. Tapi bagaimana dengan Akang.

Bismillah....gakpapa dech !!!


Mandi hujan lagi....


 
 Mandi hujan keliling kompleks
Tak mungkin dikejar-kejar hanya untuk difoto :D


"Hooooooooooooreeeee !!!" Koor mereka kompak.

Pssstttz...beda kan ya antara mandi hujan dengan kehujanan :)

~

saat hujan deras menguyur kota kami
bukan dimusim penghujan....
Huuuuuuuuuujan ingat kan aku,pada satu rindu
dimasa yang lalu...
Oooo, Ibuuuuuuuuuuu !!!  

Berada di Pertengahan Sya'ban

Sya'ban sudah sampai dipertengahannya. Hari ini tepat 15 Sya'ban 1431 H.
Ramadhan, bulan mulia semakin dekat, persiapkan segala sesuatunya. Agar mampu kita raih kemuliaannya.

Kata seorang Ust. yang pernah kudengar, Rosulullah melakukan ziarah kubur pas dipertengahan Sya'ban.
Mungkin inilah yang dijadikan cikal bakal 'orang kita' melakukan sedekah ruwah, tradisi berkirim do'a pada para arwah menjelang Ramadhan.

Ada kisah ini yang saya baru dapat dari seorang sahabat....


Ruwah

Pada zaman Rasulullah, ada seseorang yang bermimpi. Dalam mimpinya dia seolah-olah dipertemukan dengan kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Orang tuanya dalam kondisi memprihatinkan, kurus kering,tampak lapar,dan berbaju compang camping. Kedua orang tuanya memandangnya seakan-akan mau mgengatakan sesuatu. Pada saat dia mau bertanya,apa yang terjadi pada orang tuanya. Tiba-tiba dia terbangun,belum sempat bertanya. Dengan gundah dan berurai air mata, orang tersebut mencari Rasulullah ke Masjid untuk menanyakan arti mimpinya.

Dengan tidak sabar, dia menanyakan dimana Rasulullah. Dijawab oleh sahabat bahwa Rasulullah sedang Salat Subuh, dan orang tersebut dipersilahkan ikut salat berjamaah terlebih dahulu. Seusai salat dia bertemu Rasulullah dan menceritakan mimpinya. Lalu dia bertanya:

"Ya,Rasulullah.Apakah yg terjadi pada orang tuaku?".

Lalu Rasulullah tersenyum dan menjawab:

"Pulanglah,kumpulkan sanak saudara dan tetanggamu. Ajaklah mendoakan kedua orang tuamu".

Langsung orang tersebut pulang. Diundangnya adik kakak,sanak keluarga, dan tetangga kerumahnya.
Disajikannya makan minun untuk para tamunya. Diajaknya Membaca Alfatihah, yasin, dan berdoa untuk kedua orang tuanya yang telah meninggal. Malam harinya dia kembali bermimpi. Dia bertemu dengan kedua orang tuanya. Kondisi keduanya telah jauh berubah. Badan mereka sehat segar,pakaian bagus,makanan berlimpah. Merekapun tersenyum Bahagia. Kedua orang tuanya berkata:

"Anakku,terima kasih atas doa yg kau kirimkan. Itulah yg menjadi Makanan, Pakaian,dan Kebahagian bagi kami di tempat ini."

Rupanya selama ini sang anak lupa. Jarang mendoakan orang tuanya yg telah meninggal. Padahal karena orang tuanya mereka bisa berhasil, harta peninggalan mereka yang dia makan, juga rumah mereka yang dia tempati. Tapi,begitu orang tuanya meninggal,dia lupa.

Peristiwa ini terjadi dipertengahan bulan Sya’ban.

Bisa jadi, itulah yang mendasari adanya sedekah ruwah, agar anak ingat mendoakan orang tuanya yang sudah meninggal. Juga rajin menziarahi makam mereka,membersihkan, dan mendoakan mereka.Sebagai tanda,kita ingat akan jasa-jasa mereka. Doa kita itulah yg menjadi makanan, pakaian,kebahagiaan orang tua kita yg ada disana. Demikianlah kisah sedekah ruwah dan ziarah kubur.
Wallahu’alam bishowab...



~

Yang saya dapat dari seorang sahabat, tapi tak ingin disebutkan namanya :D
Tadinya saya mencari-cari jawaban saat ada yang banyak bertanya tentang menghadiri sedekah ruwah, karena belum tahu dasarnya. Tapiapakah ini shoheh atau tidak sayapun masih ingin memastikannya lagi. Namun untuk mengadakansedekah ruwahitu  sendiri belum, karena Insaya Allah kami skeluarga selalu berusaha mendo’akan kedua ortu setiap hari, bukan hanya  Sya’ban atau menjelang Ramadhan saja.


Dan malam nisfu Sya'ban sesungguhnya satu diantara 5 malam yang utama, selain malam Lailatul Qoddar, malam Ied Fitri, Ied Adha.
~

Allahumma barikhlana fi Sya'ban, wa balighna Ramadhan

Senin, 26 Juli 2010

Bunda


Oo bunda....
ada dan tiada dirimu kan selalu ada didalam hatiku....

~

Oo bunda ....semoga barokah dan rahmat selalu tercurah padamu
Oo bunda, meski buatku kini ada seorang laki-laki yang kuluruh mengharap ridhonya, tapi kau wanita mulia yang tak tergantikan dalam hidupku....

~

Bunda...
do'akan kami selalu untuk menjadi anak-anakmu yang sholeh
yang pandai menempatkanmu selayaknya dan menempatkan orang lain dalam hidup kami tampa menggantikan atau menggeser tempatmu dihati kami...

~

 Bunda...
kau lah madrasah pertama kami
kau perpustakaan perdana kami
ditelapak kakimu juga ada Syurga itu
Bunda, kau wanita terhebat dalam hidupku
kau wanita mulia
kau abadi dalam do'a kami

~


Bundaku...
ketulusanmu dirasa nyata oleh anak-anakku
bila lama tak bertemu
mimpi rindu mereka menyatu dengan hadirmu
berbagi cerita tentangmu, tak kan ada habisnya
semua tentang kebaikan

~

Ooh bunda....
Izinkan adik-adikku, brothers rahimakillah, memilih bunda terhebat sehebat engkau, semulia engkau untuk anak-anak mereka kelak...
untuk tempat bersemayam Syurga ditelapaknya saat anak-anak mereka lahir...
...dan bila Bunda punya syarat, semoga hanya karena syarat-Nya semata
Aamiin 3x

***


untuk semua 'bunda' disemesta raya
semoga selau bertasbih
ini dariku untuk seseorang, maaf bila ada kesan tendensius
tapi tentang bunda, bait cinta yang tak 'kan usang 

Minggu, 25 Juli 2010

Saudaraku....


Ingati bila sunyi....
Semoga tak lupa kita bila sedang tak sunyi
Rindui bila jauh....
semoga bukan alasan pembenaran untuk 'enggan' bersilaturahim
Fahami bila Keliru....
...Semoga juga kita bisa saling tafahum dalam kebenaran
Nasehati bila Lalai....
Semoga juga saling menasehatilah kita dalam ketaqwaan
Maafkan bila Terluka
Semogalah kita selalu belapang dada tak sampai terluka
Saudaraku...
Alangkah Indahnya ukhuwah bila segalanya karena Allah SWT
Bukan kah kita bersaudara, bukan karena suku atau apapun :D

*** 
menaggapi 'note' seorang saudara yang berjudul Serpihan Mutiara Kasih

Naskah Antalogi Puisi UNSA 2010




1. 'Sahabat Madinah Umar Bin Khotob'/Rusmin Nuryadin

2.“Acacia...” / MAS ADI TUJUH.

3. KITA DI SEPENGGAL MALAM/Ardy Kresna Crenata.

4. BATAS/Eka Natassa Sumantri

5. Itulah Makna yang Sanggup Kumengerti/Kemas Ferri R

6. Catatan Untukmu/Azkiya Sastra

7. Kawan Perjalanan/Perpustakaan Abatasa

8. Titip Do’a/Asma Linda

9. Delapan tahun denganmu, bersama Meraih Ridho/Artineke A Muhir

10.Rumah Tua di Bulan Senja Kota Kita/Bening Sanubari


DEWAN JURI UNSA AWARD 2010

Riyanto El Haris (Novelis)
Anam Khoirul Anam (Novelis)
Adi Rhallevy (Cerpenis)
Amerul Rizki (Cerpenis - CREW UNSA)
Deny Herdy Anto (Cerpenis - Crew UNSA)
Shri Maharani (Crew UNSA)
Adhitama Ibnu (Crew UNSa)
Dang Aji (Creator UNSA )


CATATAN :
*No. Rekening dan Alamat Rumah hanya berdomisili di Tanah Air. (Harap Ma'lum)
*Hadiah Piala dan Cendramata untuk Juara Best Friend story akan diberikan kepada sahabat yang diceritakan, kecuali Cash, dan buku diberikan kepada Penulis.

--- TERIMA KASIH ----

Dari Blog -nya Dang Aji....
Sengaja kusalin, bentuk mengabadikan bahwa puisiku masuk Naskah Antalogi UNSA 2010
Itu yang no. 9...duch senengnya bisa masuk TOP Sepuluh dari jumlah puisi > 100 Naskah
SEMANGAT !!!!

Sabtu, 24 Juli 2010

Ketika Pagipun Datang.....

“ Jika pagi datang, orang yang lalai 
akan berfikir apa yang harus dikerjakannya.
Sedangkan orang yang berakal
akan berfikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya”
( Ibnu Athaillah )

 
Adalah rencana pagi ini
baiknya sudah kita susun jauh-jauh hari,
dan kita mampu untuk ini semua,
jadi tidak perlu difikir lagi
apa yang akan kita lakukan.
Namun yang hendak dilakukan Sang Maha Kuasa pagi ini pada kita,
sungguh diluar batas alam fikiran kita.
Ruang kita adalah usaha dan do'a,
selebihnya adalah kehendak-Nya yang berlaku.


***

yang kukutip dari "Bumi Cinta"
sudah empat hari belum rampung juga ^^

Minggu, 18 Juli 2010

Anak bukan Miniatur Orang Dewasa

Seorang anak perempuan melintas.
Cantik dan memikat, bolak-balik dengan riang,
menebar senyum manis yang diiringi canda bersama kedua orangtuanya
yang terlihat begitu sangat bersahabat.
Aku yakin mereka keluarga bahagia,
tapi bukan itu yang ingin kubagi.
Ini tentang penampilannya.
Pakaian serba minimalis lengkap dengan polesan lipstik yang tidak tipis.
Rambut hitam diikat dengan pita pink
senada dengan warna sepatu hak tinggi yang juga berwarna pink.
Sexy mungkin sebutan yang tepat untuknya.

Jujur aku punya banyak rasa yang tidak semua bisa sempurna kuartikan.

Usianya sekitar 5 tahunan, sebaya Hamas, anak bujangku, mungkin lebih muda.
Caranya berdandan sangat mengusikku, begitu dewasa.
Ingin kutanya padanya apakah inginnya sendiri atau ada andil lainnya.
Tapi jarak kami yang hampir 6 meter menyurutkanku,
belum lagi aku khawatir ada kesalahfahaman nantinya.
Karena yang pernah kutahu, anak kecil berlipstik ada yang ingin coba-coba sendiri,
penasaran ingin tahu, ingin seperti penyanyi cilik idolanya, atau dengan alasan lainnya.

Akan tetapi ada beberapa kesempatan aku miris menyaksikan si-Ibu
atau orang dewasa lah yang 'memaksa' mereka berdandan menor, berlipstik misalnya.
Ya karena beberapa alasan, kondanganlah, mau pentas kek atau sekedar mau ke pasar.
Mereka belia, tak ada kerutan atau plek hitam yang harus disembunyikan.
Jadi mengapa harus mendandani mereka selayak orang dewasa.
Bila memang mereka ingin mencoba sendiri, biarkan.
Tapi tak baik memaksa atau menyuruh mereka berdandan
hanya karena agar tampak lebih cantik.
Tampak lebih canti menurut siapa?
Entahlah....
Mereka jauh lebih cantik bila tampil sesuai keinginan mereka,
paling tidak ini menurutku :)

Duhai Ibu.... ketahuilah, semua anak perempuan cantik walau tanpa polesan make up.
Semua anak perempuan menggemaskan, mereka mempesona, begitu memukau.

Anak-anak ya bukan hanya kecil secara ukuran fisik yang membuat mereka berbeda dari kita.
Mereka secara utuh memang berbeda dari orang dewasa.
Sosok pribadi yang sangat berbeda dari orang dewasa yang sudah banyak dosa.
Jadi anak-anak bukan lah kita dalam bentuk yang diminikan.
Jangan pernah menganggap anak-anak seperti miniatur kita, si-orang dewasa.
Mereka anak-anak, punya dunianya sendiri.
Dunia yang spesial.

Sendiri kutercenung, ingat Yunda, gadis sulungku.
Kangen padamu Nak....sudah hampir 10 hari tak melihatmu, terpisah karena 'integrasi',
Terngiyang dialog beberapa bulan yang lalu,
saat menjelang akad nikah Ami Kiky, ketika sepupu-sepupu perempuanmu dipakaikan lipstik
oleh salon keluarga. Dikau menghampiriku dan bertanya ;

"Boleh ndak Mi kalau Yunda tidak berlipstik ?"
Aku tak langsung menjawab, tapi balas bertanya;

"Memangnya kenapa Yunda ndak mau pakai lipstik juga Nak?"

Jawaban lugas yang tak perlu dicerna :)

" Karena Yunda pengen kayak Ummi aja, ndak berlipstik"


Yunda ( tengah), bersama sepupu-sepupu sebaya


Padahal....andaipun Yunda memilih berlipstik,
aku tak kan keberatan kok, biar saja bila memang inginnya.
Tapi ya itu dia, anak kan peniru ulung.
Dia akan meniru orang dewasa yang ada disekitarnya,
begitu juga dengan Yunda, ia yang sekarang tak pernah mau lagi keluar rumah
tanpa busana penutup aurat lengkap.
Ia yang akan spontan mencari jilbab bila ada suara tamu laki-laki yang mengucap salam.
Yunda tak pernah kusuruh begitu,
tapi ini semua kusadari sebagai buah dari sebuah proses belajarnya dari lingkungan sekitar.

Melengkapi saja....
Yunda tetaplah anak-anak,
walau ia tak suka didandani layak orang dewasa,
tapi ia juga ya tetap suka " barbie" atau "princes" si-boneka mini yang didandani itu.
Si-boneka mini yang dibuat seperti orang dewasa.
Dan menurutku bukan karena Yunda tidak konsisten, tapi ya itu tadi,
Yunda adalah seorang anak perempuan layaknya kanak-kanak sebayanya yang suka boneka.

Dan diantara sekian rasa yang tak terdifinisi sempurna,
aku berdo'a untuk semua anak,
semoga karunia fitrahmu selalu terjaga,
sesuai dengan ingin Sang Pemilik yang menitipkanmu pada kami.

 
Tulisan ini tak hendak mengkritisi dandanan atau penampilan seseorang,
karena itu satu hak asasi masing-masing yang harus saling kita hormati.
Ini hanya sebuah 'note' untuk mengingatkan diri
bahwa anak berbeda dengan kita orang dewasa
mereka bukanlah dewasa mini, jadi tak perlu repot membuat mereka seperti kita,
termasuk masalah berdandan.


***

Bandara Soekarno Hatta menjelang magrib,
16 Juli 2010
Menunggu delay, dan delay
Pasca Integrasi di Pondok Gede.

Selasa, 13 Juli 2010

Liburan Sekolahpun Berakhir

Senin tanggal 12 Juli 2010 anak-anakku mulai masuk sekolah.
Masa liburan yang diluar perkiraan.

Sebelumnya kami sudah berencana mau liburan di Sukabumi.
Tapi apa dinyana, pengumuman peserta pelatihan TKHI
berikut pelaksanaannya justru bersamaan dengan liburan sekolah anak-anakku.
Maaf ya Nak....
Dan terimakasih banyak buat Abinya sudah mengizinkanku untuk ikut seleksi TKHI,
lengkap dengan dukungan dan do'anya. Dengan ini semua, langkah ini terasa ringan
dan semuanya terasa indah.....

Abi sayang.....
Kau temani anak-anak kita berlibur dengan menyenangkan....
Kau isi hari mereka agar tak sedih tampa ada Ummi
Kau sungguh Abi teladan

Lagi pengen nulis aja, berasa rinduuu nian
Pondok Gede, suatu pagi, menunggu sarapan.

Minggu, 11 Juli 2010

Kangen

Masih 5 hari lagi di Pondok Gede.
Integrasi yang menyenangkan sebenarnya.
Bisa menggali banyak pengalaman dengan semua yang sudah pernah berhaji.
Pengalaman sebagai petugas haji, Kloter maupun non Kloter.
TPIH, TPIHI ataupun sesama TKHI yang sudah pernah bertugas.
Sekamar dengan Bu Sri dari Banten yang sudah berhaji tahun 2006,
Ibu dari 3 orang anak. Bu Titin dari DKI Jakarta yang sudah pernah jadi TKHD tahun 2005,
beliau punya 2 orang putra, juga dr. Dewi DKI Jakarta yang imut dengan 3 orang anak.
Semuanya menyenangkan.
Hanya disayangkan banyak asap rokok dimana-mana, diruang kelas,
dilorong atau ditangga-tangga.
Sungguh polusi yang sangat merugikan, membuat kami menjadi perokok pasif.
Please Pak.....ketahuilah,
bahwa merokok itu sangatlah merugikan diri dan lingkungan sekitar.

Nah kok cerita ini? Mana tentang kangennya nich....
Mudah ditebak sebenarnya...
Karena dah 5 hari meninggalkan rumah, jadi kangen banget sama rumah terutama para penghuninya.
Anak-anakku sayang, suami tercinta dan semua yang lainnya :)

Pondok Gede

Hari ini
Sholat subuh pertama di Masjid Pondok Gede.
Manasik Haji terakhir.
Class terakhir, karena besok sudah pleno.
Pondok Gede lengkap dengan Integrasinya sebenarnya menyenangkan,
tapi jauh lebih efektif bila dipadatkan, jadi bisa lebih singkat, tidak sampai 10 hari.
Apalagi Tim TKHI sudah mendapat pembekalan yang bernama Kompetensi selama 5 hari.
Lebih efisien lagi bila Integrasi ini juga sudah sampai pada pembentukan Kloter.
Jadi kami para calon petugas Kloter bisa saling berkoordinasi sejak awal.

Pondok Gede, jauh lebih "longgar" daripada Cilandak kemarin.

Senin, 05 Juli 2010

Delapan tahun denganmu, bersama Meraih Ridho


Sejak hari itu
Kita berjanji untuk menjadi sahabat
Sejati sahabat
Kau adalah sahabat seperti yang selalu ingin kupunya
Sungguh kau sahabat yang kudamba
Selalu suka, apapun ceritaku
Hingga aku bebas bercerita tentang apa saja
Tak pernah sedetikpun,
……aku merasa harus bersusah payah menjadi orang lain untuk kau cinta
Aku bahkan bebas mencurahkan pikiran dan rasa dengan cara apa saja
Bebas mengeluarkan curhat serta kesah dan kau tetap suka
Karena kausahabat yang menerimaku apa adanya
Sejak hari itu kau bertahta dijiwaku
Mengalahkan semua nama manusia disemesta raya
Tampa mampu kutolak
Karena ini kodratku meraih ridho-Nya




Hari itu hampir 8 tahun berlalu
Banyak kisah disepanjang 8 tahun pernikahan kita
Tak kan habis berlembar kertas bila kutulis semua
Kupilihkan ini saja untuk kubagi
Tentang satu yang pernah kurasa
Kau sempat hadirkan cemburuku
pada seorang wanita
Yang titahnya bisa mengalahkan pintaku
……seorang yang memintamu mengantarkannya
Sementara  aku sedang ingin kau temani
Seorang wanita yang perintahnya
……mampu membuat kantukmu hilang seketika
Tak ada ruang yang kau sediakan untukku bersaing dengannya
Karena dia lebih utama
Seorang wanita yang kau panggil ibu
Dulu, dimasa awal kebersamaan kita
Cemburu ini kerap buta
Tapi kau hanya tertawa
Tak ada dalil atau sabda junjungan yang keluar
Karena menurutmu, aku tau tentang bakti ini
Ach…entah, mengapa egoku justru meraja
Hanya butuh keikhlasan katamu suatu ketika
Tapi mengapa mesti dirimu seringnya
Bukankah ini bisa dilakukan lainnya
Dan kau lagi tertawa
Aku?Ternyata benar saja, aku hanya butuh waktu
Ketika anak-anak kita lahir,
Aku kian menyadari, betapa bahagia menjadi ibu
Seiring masa berlalu
Aku makin bisa memeknai bahwa setelah menikah
Seorang wanita ’milik’ suaminya
Namun untuk seorang laki-laki, ia tetap’ milik’ ibunya
Dan  ini niscaya, tak butuh nego sana dan sini
Ketahuilah saat kulihatlah anak-anak kita
bagaimana mereka menghabiskan waktu bersamamu
Jelas sekali kau adalah sahabat idola bagi mereka
Selalu menebarkan ceria dan teriakan-teriakan suka
Sekusut apapun bebanmu ketika pulang bekerja
Aku yakin anak-anak kita tak pernah merasakannya
Sahabatku, aku ingin anak-anak kita sepertimu pada ibumu
Sampai saat mereka kelak punya sahabat sejati bernama istri


Yang kusuka kau selalu temaniku berproses tentang ini
Dalam sadar kuberujar, didunia ini utama aku harap ridhomu
Utamamu raih ridho ibu
Ridho ini satu yang sama ingin kita dapat
Jujur, meniti jalan keridhoan bersamamu
....adalah suatu kebahagiaan
Dan kau ajariku tentang bahagia yang dengan atau tanpa air mata
Bersamamu....
....kutemukan kehangatan cinta seorang sahabat paling nyata
Suamiku,
Kaulah sahabat sejati didunia....
Semoga kelak di Syurga juga


***

Jelang 8 tahun pernikahan kami,
07072002---07072010
Gubahan cinta untuk suamiku, sahabatku tersayang

Puisi ini akhirnya masuk dalam buku Antalogi UNSA : Selaksa Makna Cinta

Minggu, 04 Juli 2010

Sahabat untuk Selamanya....

Kita dipertemukan dijalan cita-cita
Berjuang bersama di tanah rantau
Mulai dari area tafahum bahkan takaaful kita lewati
Beriringan menapaki jalan keridhoan
Berbingkai ikhlas
Beratmosfer cinta

Dikost-an Palembang

Sahabat....
Kita pernah tertawa dan menangis bersama
sama muda, sama kelana
berbagi cerita, mengurai segala
Entah siapa menguatkan siapa
Siapa yang menghibur siapa
Siapa pula yang memberi siapa
Yang kurasa kita saling melengkapi
Mengurai kesah agar tak sia
Bermuara pada saran dan solusi
Hingga aku mengenalmu lewat jiwa, bukan sebatas pandangan mata

Sahabat, keberadaanmu semua punya arti

Sendiri menempati relung
Kitapun saling menjaga
Saling mengingatkan untuk menjadi laksana air yang mengalir
Agar tak disemayami berbagai bibit penyakit
Penyakit yang melenakan
Untuk menjadi orang yang biasa
Yang nyaman dengan hidupnya saja
Sebatas berkembang biak dan memamah biak
Aku jatuh kau papah,
Aku lelap kau gugah
Begitu seringnya, silih berganti
Kita menoreh hari dengan semangat kompetisi
Atas nama berlomba dalam kebaikan
Walau belum sesempurna Abu Bakar dengan Umar Ibnu Khatab
Tapi kita berjanji saling menularkan energi positif
Berusaha memberi yang terbaik
Meski belum selayak Anshor pada Muhajirin
Tapi sungguh....
Kita pernah begitu erat
Pernah makan sepiring bersama
Pernah tidur sekamar
Kitapun pernah melewati jalan panjang dalan shafar
Semoga ini cukup menjadi saksi
Bahwa kita memang saling mengenal
Harapan kita sama
Semoga persahabatan kita bukan bak awan dengan hujan
seolah saling melengkapi,
merasa bersama ingin hadirkan pelangi
padahal berada untuk saling meniada
kitapun tak ingin bila sanding kita bak dua lilin bercahaya
seperti saling menerangi, padahal kita ’kan habis termakan api
tak kan ada artinya
Ya semoga.....
Persahabatan kita juga lebih dari sekedar cinta lokasi
Saat terpisah jarak dan waktu
Bubar barisan, melanjutkan skenario-Nya
Tak ada kata berganti dari sosok sahabat
Sampai kapanpun aku ingin ini tidak terjadi

Setelah menyebar, bertemu disatu moment, akad nikah Nunk

Sahabatku.....
Masih terbayang wajah tulusmu
Saat kau menyapa dengan atau tanpa kata
Masih terasa jabat dan pelukmu
Walau kita sudah berpisah lebih sepuluh tahun
Kini, aku ingin kau tahu....
Dimanapun kau berada
Seperti apapun rupa dan khabarmu
Selamanya kau sahabatku....
Bertahta dalam jiwa dan munajat
Semoga seperti firasatku
Kau semua selalu ’sehat’
Sehat semua
Ya ruh, akal dan fisik termasuk kantong :)
Mungkin sulit untuk kita saling bertemu raga
Hari ini hanya tarian pena ini untukmu
Namun semoga kita bisa saling sua dalam banyak do’a
Dalam ’ dekat’ walau hanya via sms qalbu yang tanpa pulsa

Waktu di Indralaya

Sahabat....
Aku tak peduli seperti apa adanya aku dihatimu
Satu pintaku ,kumau
Bila sesekali waktu kau ingat aku
Maafkan semua salahku
Ingat lah saja yang baik tentang hubungan kita
Kau sahabat bagiku, selamanya.....

Ya Aziz izinkanlah....

Semoga kami kelak tetap bersahabat di Kampung Akhirat
berkumpul di Taman Arsy
lebih indah dari ketika di Rantau Dunia

***

(untuk semua sahabat yang pernah bersama
bukan tak ingat semua yang lain, tapi ini foto yang kupunya)

Jumat, 02 Juli 2010

Rindu Baitullah

Baru selesai ujian simulasi kasus, ba'da Jum'at ujian teori.
Tapi kok sudah berasa mau berangkat aja ya ^_*
Panggilan-Mu sudah lama ku dengar,
Kapankah mampu kupenuhi ?
Ya Robb, mampukan aku.
Betapa aku rindu.



Labbaika Allahumma labaika
Labbaika la syarika laka labbaika
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka
Laa syarika laka

Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan adalah milik-Mu, 
tiada sekutu bagi-Mu”

***
BBPK Cilandak, Jakarta, Kamar 202
Bersama sahabat di Angkatan IV dan V pelatihan TKHI Embarkasi DKI Jakarta 2010/1431 H
Pulang dari acara ini, persiapkan diri lebih baik, kuasai Manasik.