Senin, 26 November 2012

Riwayat Alamiah Suatu Penyakit

Masih di Zona PJJ PAEL, menghilangkan kejenuhan dan melengkapi segenap rasa syikur dengan sejenak merekam jejak, melongok rumah maya ini. Ngeblog dulu :D
Judul lengkap bahasan ini adalah Riwayat Alamiah Suatu penyakit pada Manusia. Intinya ya untuk mengetahui riwayat alamiah suatu penyakit pada manusia dengan baik. Secara khusus mempelajari:
  1. Periode prepatogenesa.
  2. Periode patogenesa.
Apakah yang dimaksud dengan periode prepatogenesa?
 
Setiap keadaan sehat manusia adalah berasal dari proses lain sebelum manusia itu sendiri terlibat. Sebab-sebab yang dapat mempercepat atau mempermudah terjadinya sakit secara tidak disadari berlangsung terus menerus dalam kehidupan manusia. Faktor-faktor hereditas, sosial-ekonomi, dan lain-lain dapat menimbulkan suatu rangsangan untuk menjadi sakit sebelum menusianya terjangkit penyakit.
 
Apabila terjadi interaksi antara faktor-faktor agent, host, dan environment sebelum proses terjadinya penyakit, maka periode ini disebut sebagai periode prepatogenesa.

Apa pula yang dimaksud dengan periode patogenesa?
 
Perjalanan suatu penyakit pada manusia dari interaksi pertama dengan stimulus yang merangsang terjadinya penyakit tersebut sampai dengan perubahan-perubahan bentuk dan fungsi dari jaringan, dan selanjutnya sampai keseimbangan tercapai, yaitu: penyembuhan, menjadi “carrier”, cacat, atau meninggal, periode ini disebut sebagai periode patogenesa.

Terdapat tiga tahap pencegahan penyakit, yaitu: 
  1. Pencegahan primer, bertujuan untuk mencegah berkembangnya suatu penyakit (sebelum penyakit itu terjadi). Hal ini dapat dilakukan pada masa prepatogenesa, dimana pencegahan ini terdiri dari upaya untuk mendapatkan tingkat kesehatan (secara umum) yang optimum, serta memberikan perlindungan spesifik. Upaya-upaya tersebut meliputi: imunisasi, sanitasi lingkungan, proteksi terhadap kecelakaan, dan lain-lain.
  2. Pencegahan sekunder, bertujuan untuk mendeteksi dini dan mengobati suatu penyakit. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan skrining dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
  3. Pencegahan tersier, meliputi rehabilitasi dari akibat suatu penyakit. Upaya ini ditujukan untuk suatu penyakit yang menyebabkan cacat atau gejala sisa, supaya individu yang terkena dapat hidup dengan ketergantungan fisik maupun emosi yang minimal.
Perkembangan Proses Penyakit Menular
Penyakit menular yang merupakan hasil dari interaksi antara agent, host, dan environment, dalam prosesnya, melibatkan enam faktor yang penting (sering disebut sebagai rantai penularan), yaitu:
  1. Agent ( penyebab)
  2. Reservoir dari agent (penyebab)
  3. Portal dari agent untuk meninggalkan host
  4. Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru
  5. Portal dari agent masuk ke host yang baru
  6. Kerentanan host.
Rantai penularan dari tiap-tiap penyakit perlu diketahui untuk mengidentifikasi upaya-upaya pemberantasan yang tepat.
1. Agent ( penyebab)
Terdapat enam kategori dari penyebab biologi, yaitu:
  1. Protozoa
  2. Metazoa
  3. Bakteri
  4. Virus
  5. Jamur
  6. Riketsia
Keenam faktor diatas ini telah dibahas diatas (dalam bab mengenai penyebab ( agent) biologi).
Dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas tersebut tergantung pada: kemampuan agent (penyebab) tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya diluar tubuh manusia, selain itu tergantung juga pada virulensinya.
Patogenitas dari Penyebab (agent) tersebut diatas sangat bervariasi terlihat dari kemampuannya untuk menimbulkan tanda dan gejala klinis. Ada yang tidak menimbulkan gejala, disebut” “inapparent infection”, yang menimbulkan gejala adalah “apparent infection”.
 
Faktor atau organisme tersebut diatas dapat menyerang host dengan cara:
  • Proses invasi langsung, misalnya oleh stafilokokus
  • Pembuatan toksin yang dapat meracuni manusia, misalnya oleh Cl. Tetani.
  • Menimbulkan hipersentivitas, misalnya oleh jamur-jamur tertentu.
2.   Reservoir dari penyebab ( agent)
Adalah habitat normal dimana agent penyakit menular hidup, tumbuh, dan berkembang-biak. Habitat ini dapat berupa manusia, hewan, dan juga lingkungan.
a.   Reservoir Manusia
    Terdapat dua kategori reservoir manusia, yaitu:
1)   Kasus akut dengan gejala klinis. Kategori ini lebih jarang menyebabkan penularan karena biasanya cepat terdeteksi dan selanjutnya mendapat pengobatan, dan juga orang-orang di sekitar kasus tersebut biasanya waspada akan bahaya.
2) “Carrier cases”, adalah orang-orang yang menderita infeksi tertentu, tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Kategori ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a)    “Carrier” dengan “inapparent infections”.
Kasus-kasus ini tidak menunjukkan tanda maupun gejala klinis. Hal ini terjadi pada banyak kasus dan pada banyak penyakit menular. Suatu penelitian epidemiologi menemukan bahwa dari 100 kasus dengan infeksi poliomyelitis, satu orang akan berkembang menjadi kasus polio dengan kelumpuhan, empat orang akan menjadi nonparalitik polio, dan 95 kasus lainnya tetap tanpa diserta gejala klinis.
b)    “Incubatory carrier”.
Adalah kasus-kasus yang mampu menularkan penyakit sebelum munculnya tanda dan gejala klinis dari penyakit tersebut. Darah dari orang yang terinfeksi hepatitis B sudah infeksius selama 3 bulan sebelum timbulnya gejala ikterik (kuning).
c)     “Convalescent carrier”
Adalah kasus-kasus yang setelah mengalami infeksi akut, tetap dapat menularkan penyakit selama dan setelah mereka menjadi sehat. Penggunaan obat yang tidak adekuat pada penderita salmonelosis dapat menyebabkan penderita tersebut menjadi “carrier”.
d)    “Chronic carrier”.
Adalah kasus-kasus yang berlanjut infeksius selama 1 tahun atau lebih. Keadaan ini terdapat pada penyakit-penyakit tifus, hepatitis virus, shigollosis, dll. Persentasi dari kasus yang menjadi karier kronik hanya sedikit.
b.     Reservoir binatang
Yang penting atau perlu diperhatikan adalah binatang peliharaan atau yang berada di sekitar manusia.
c.     Reservoir lingkungan
    Terdiri dari tanaman, tanah, dan air. Kebanyakan dari jamur mempunyai reservoir tanah.
3.    Portal dari agent untuk meninggalkan host
a.     Saluran pernafasan, misalnya mycobacteri tuberculosis
b.     Saluran makanan, misalnya salmonella typhus
c.     Sistem genito-urinarius, misalnya M. gonococcus
d.     Kulit:
  • Melalui lesi pada kulit, misalnya pada cacar air.
  • Percutaneous, melalui gigitan serangan
e.     Transplasental, misalnya hepatitis B, rubella, dll.
4.    Cara penularan dari agent ke host baru
Dibedakan secara langsung dan tak langsung.
a.     Secara langsung
Merupakan penularan yang langsung, yaitu secara kontak atau secara “droplet spred”. Peran dari kontak pada penularan secara langsung ini dapat dilihat pada penyebaran penyakit kelamin dan penyakit enteric (“person to person”). Pada penyakit saluran pernafasan, penyebaran secara langsung biasanya melalui bersin, batuk, berbicara dengan penderita. 
b.     Secara tidak langsung
           Dapat terjadi melalui mekanisme yang melibatkan benda hidup maupun benda tak hidup.
Dikategorikan sebagai berikut:
1)    Vehicle-borne
Meliputi air, makanan, susu, serum, plasma, dll yang berfungsi sebagai perantara transmisi dan masuknya agent ke dalam host.
2)    Vector-borne
  • Bersifat mekanik, yang tidak memerlukan pengembang-biakan dan perkembangan dari agent dalam mata rantai penularan, misalnya E. histolytica.
  • Bersifat biologik, yang memerlukan proses berkembang-biak dan tumbuh dalam proses penularan misalnya F. vivax. 
3)    Air-borne
Biasanya melalui partikel debu, terdapat pada kebanyakan penularan penyakit saluran pernafasan.
5.    Portal dari agent masuk ke host yang baru
Mekanisme yang terjadi adalah seperti pada mekanisme agent meninggalkan host.
 
 6.    Kerentanan host
Kerentanan host tergantung pada faktor genetika. Faktor ketahanan tubuh secara umum, dan imunitas spesifik yang didapat. Faktor ketahanan tubuh yang penting adalah yang berhubungan dengan kulit, selaput lendir, keasaman lambung, silia pada saluran pernafasan, dan refleksi batuk.Faktor-faktor yang meningkatkan kerentanan adalah malnutrisi, bila menderita penyakit lain, depresi system imunologi yang dapat terjadi pada pengobatan penyakit lain (misalnya pada kanker, AIDS, dll).

***
Sudah sangat jelas ya materinya :D
Dituntaskan dengan sebuah discusi, yang temanya tentang penyakit DBD, lumayan menjebak. Mari disimak...

Setiap orang yang sehat apabila digigit nyamuk Aedes Aegypti dipastikan yang bersangkutan akan mengalami sakit Demam berdarah. Bagaimana tanggapan saudara (berdasarkan teori perkembangan penyakit menular?)

Dan ini tanggapanku:
Jelas aku sangat tidak setuju dengan pendapat diatas yang menyebutkan bahwa setiap orang yang sehat apabila digigit nyamuk aedes aegypti dipastikan yang bersangkutan akan mengalami sakit demam berdarah.

Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit menular merupakan hasil dari interaksi antara agent, host, dan environment yang dalam prosesnya melibatkan enam faktor penting yaitu: Agent (penyebab), Reservoir dari agent (penyebab), Portal dari agent untuk meninggalkan host, Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru, Portal dari agent masuk ke host yang baru dan Kerentanan host.
Dan penyakit DBD merupakan salah satu penyakit menular, yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). 

Ae Aegypti merupakan vektor yang paling utama. Sehingga terjadinya penyakit DBD melibatkan tiga organisme yaitu Nyamuk Aedes sebagai Reservoir, Manusia sebagai host, dan Virus Dengue sebagai agent. Nyamuk Aedes akan menjadi vektor apabila didalam tubuhnya mengandung virus dengue. Seseorang yang sehat apabila digigit nyamuk aedes aegypti yang tidak mengandung virus dengue tidak akan mengalami sakit DBD. Jika di dalam tubuh nyamuk ae aegypti yg menggigit tersebut mengandung virus dengue maka ada kemungkinan terjadinya penyakit.

Selain itu faktor penting lainnya yang mempengaruhi terjadinya penyakit adalah kerentanan terhadap penyakit pada individu, kekuatan dalam tubuh seseorang tidak sama dalam menghadapi suatu penyakit, ada yang mudah atau tahan terhadap penyakit. Semakin rendah tingkat imunitas seseorang maka akan semakin rentan seseorang tersebut untuk terkena penyakit, termasuk penyakit DBD.

Okey, sampai sini faham ya? Kalau bingung, boleh pegangan, hehe...
 

8 komentar:

dey mengatakan...

saya terpaksa pegangan nih mbak, bingung soalnya .. hehehe

Tarry Kitty mengatakan...

Saya juga ikut pegangan aja mbak Hikz

Lidya Fitrian mengatakan...

dibaca mondar-mandir masih bingung mbak :)

Sarah mengatakan...

iya deh, aku ikut pegangan juga, tp sambil makan pisang goreng krn laperrrr.....
:D

Anonim mengatakan...

Kalo bingung boleh pegangan, hehehe.... Tapi, sungguh, ilmu semacam ini penting untuk kita ketahui bersama. Makasih banyak ya Bu Yunda.

kakaakin mengatakan...

Cukup bisa dipahami, meski bahasanya teoretis. :)
Tolong setelah ini saya jangan dikasih kuis ya, pasti udah lupa tuh jawabannya :D

Asep Haryono mengatakan...

Saya pegangan juga sambil makan bubur ayam

obat panas lambung mengatakan...

semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal

NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .