Masih di Zona PJJ PAEL, menghilangkan kejenuhan dan melengkapi segenap rasa syikur dengan sejenak merekam jejak, melongok rumah maya ini. Ngeblog dulu :D
Judul lengkap bahasan ini adalah Riwayat Alamiah Suatu penyakit pada Manusia. Intinya ya untuk mengetahui riwayat alamiah suatu
penyakit pada manusia dengan baik. Secara khusus mempelajari:
- Periode prepatogenesa.
- Periode patogenesa.
Apakah yang dimaksud dengan periode
prepatogenesa?
Setiap keadaan sehat manusia adalah berasal dari proses lain sebelum manusia
itu sendiri terlibat. Sebab-sebab yang dapat mempercepat atau mempermudah
terjadinya sakit secara tidak disadari berlangsung terus menerus dalam
kehidupan manusia. Faktor-faktor hereditas, sosial-ekonomi, dan lain-lain dapat
menimbulkan suatu rangsangan untuk menjadi sakit sebelum menusianya terjangkit
penyakit.
Apabila terjadi interaksi antara faktor-faktor agent, host, dan environment sebelum proses terjadinya penyakit, maka periode ini
disebut sebagai periode prepatogenesa.
Apa pula yang dimaksud dengan periode
patogenesa?
Perjalanan suatu penyakit pada manusia dari interaksi pertama dengan
stimulus yang merangsang terjadinya penyakit tersebut sampai dengan
perubahan-perubahan bentuk dan fungsi dari jaringan, dan selanjutnya sampai
keseimbangan tercapai, yaitu: penyembuhan, menjadi “carrier”, cacat, atau meninggal, periode ini disebut sebagai
periode patogenesa.
Terdapat tiga tahap pencegahan penyakit, yaitu:
- Pencegahan primer, bertujuan untuk mencegah berkembangnya suatu penyakit (sebelum penyakit itu terjadi). Hal ini dapat dilakukan pada masa prepatogenesa, dimana pencegahan ini terdiri dari upaya untuk mendapatkan tingkat kesehatan (secara umum) yang optimum, serta memberikan perlindungan spesifik. Upaya-upaya tersebut meliputi: imunisasi, sanitasi lingkungan, proteksi terhadap kecelakaan, dan lain-lain.
- Pencegahan sekunder, bertujuan untuk mendeteksi dini dan mengobati suatu penyakit. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan skrining dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
- Pencegahan tersier, meliputi rehabilitasi dari akibat suatu penyakit. Upaya ini ditujukan untuk suatu penyakit yang menyebabkan cacat atau gejala sisa, supaya individu yang terkena dapat hidup dengan ketergantungan fisik maupun emosi yang minimal.
Perkembangan Proses Penyakit Menular
Penyakit menular
yang merupakan hasil dari interaksi antara agent,
host, dan environment, dalam
prosesnya, melibatkan enam faktor yang penting (sering disebut sebagai rantai
penularan), yaitu:
- Agent ( penyebab)
- Reservoir dari agent (penyebab)
- Portal dari agent untuk meninggalkan host
- Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru
- Portal dari agent masuk ke host yang baru
- Kerentanan host.
Rantai
penularan dari tiap-tiap penyakit perlu diketahui untuk mengidentifikasi
upaya-upaya pemberantasan yang tepat.
1. Agent ( penyebab)
Terdapat enam
kategori dari penyebab biologi, yaitu:
- Protozoa
- Metazoa
- Bakteri
- Virus
- Jamur
- Riketsia
Keenam
faktor diatas ini telah dibahas diatas (dalam bab mengenai penyebab ( agent)
biologi).
Dalam menimbulkan
penyakit, faktor-faktor diatas tersebut tergantung pada: kemampuan agent (penyebab) tersebut untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya diluar tubuh manusia, selain itu
tergantung juga pada virulensinya.
Patogenitas
dari Penyebab (agent) tersebut diatas sangat bervariasi terlihat dari
kemampuannya untuk menimbulkan tanda dan gejala klinis. Ada yang tidak
menimbulkan gejala, disebut” “inapparent infection”, yang menimbulkan gejala
adalah “apparent infection”.
Faktor
atau organisme tersebut diatas dapat menyerang host dengan cara:
- Proses invasi langsung, misalnya oleh stafilokokus
- Pembuatan toksin yang dapat meracuni manusia, misalnya oleh Cl. Tetani.
- Menimbulkan hipersentivitas, misalnya oleh jamur-jamur tertentu.
2.
Reservoir
dari penyebab ( agent)
Adalah habitat
normal dimana agent penyakit menular hidup, tumbuh, dan berkembang-biak.
Habitat ini dapat berupa manusia, hewan, dan juga lingkungan.
a.
Reservoir Manusia
Terdapat
dua kategori reservoir manusia, yaitu:
1) Kasus akut dengan gejala klinis. Kategori ini lebih
jarang menyebabkan penularan karena biasanya cepat terdeteksi dan selanjutnya
mendapat pengobatan, dan juga orang-orang di sekitar kasus tersebut biasanya waspada akan bahaya.
2) “Carrier cases”, adalah orang-orang yang menderita infeksi tertentu, tetapi
tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Kategori ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a)
“Carrier” dengan
“inapparent infections”.
Kasus-kasus ini
tidak menunjukkan tanda maupun gejala klinis. Hal ini terjadi pada banyak kasus
dan pada banyak penyakit menular. Suatu penelitian epidemiologi menemukan bahwa
dari 100 kasus dengan infeksi poliomyelitis, satu orang akan berkembang menjadi
kasus polio dengan kelumpuhan, empat orang akan menjadi nonparalitik polio, dan
95 kasus lainnya tetap tanpa diserta gejala klinis.
b)
“Incubatory
carrier”.
Adalah kasus-kasus
yang mampu menularkan penyakit sebelum munculnya tanda dan gejala klinis dari
penyakit tersebut. Darah dari orang yang terinfeksi hepatitis B sudah infeksius
selama 3 bulan sebelum timbulnya gejala ikterik (kuning).
c)
“Convalescent
carrier”
Adalah
kasus-kasus yang setelah mengalami infeksi akut, tetap dapat menularkan
penyakit selama dan setelah mereka menjadi sehat. Penggunaan obat yang tidak
adekuat pada penderita salmonelosis dapat menyebabkan penderita tersebut
menjadi “carrier”.
d)
“Chronic carrier”.
Adalah kasus-kasus
yang berlanjut infeksius selama 1 tahun atau lebih. Keadaan ini terdapat pada
penyakit-penyakit tifus, hepatitis virus, shigollosis, dll. Persentasi dari kasus
yang menjadi karier kronik hanya sedikit.
b.
Reservoir binatang
Yang
penting atau perlu diperhatikan adalah binatang peliharaan atau yang berada di
sekitar manusia.
c.
Reservoir lingkungan
Terdiri
dari tanaman, tanah, dan air. Kebanyakan dari jamur mempunyai reservoir tanah.
3. Portal dari agent untuk meninggalkan host
a.
Saluran pernafasan,
misalnya mycobacteri tuberculosis
b.
Saluran makanan,
misalnya salmonella typhus
c. Sistem genito-urinarius, misalnya M. gonococcus
d.
Kulit:
- Melalui lesi pada kulit, misalnya pada cacar air.
- Percutaneous, melalui gigitan serangan
e. Transplasental, misalnya hepatitis B, rubella, dll.
4. Cara penularan dari agent ke host baru
Dibedakan secara langsung dan
tak langsung.
a.
Secara langsung
Merupakan penularan yang langsung, yaitu secara kontak
atau secara “droplet spred”. Peran dari kontak pada penularan secara langsung
ini dapat dilihat pada penyebaran penyakit kelamin dan penyakit enteric
(“person to person”). Pada penyakit saluran pernafasan, penyebaran secara
langsung biasanya melalui bersin, batuk, berbicara dengan penderita.
b.
Secara tidak
langsung
Dapat
terjadi melalui mekanisme yang melibatkan benda hidup maupun benda tak hidup.
Dikategorikan sebagai berikut:
Dikategorikan sebagai berikut:
1)
Vehicle-borne
Meliputi
air, makanan, susu, serum, plasma, dll yang berfungsi sebagai perantara
transmisi dan masuknya agent ke dalam host.
2)
Vector-borne
- Bersifat mekanik, yang tidak memerlukan pengembang-biakan dan perkembangan dari agent dalam mata rantai penularan, misalnya E. histolytica.
- Bersifat biologik, yang memerlukan proses berkembang-biak dan tumbuh dalam proses penularan misalnya F. vivax.
3)
Air-borne
Biasanya melalui partikel debu, terdapat pada kebanyakan penularan penyakit
saluran pernafasan.
5.
Portal dari agent
masuk ke host yang baru
Mekanisme yang terjadi adalah seperti pada
mekanisme agent meninggalkan host.
6.
Kerentanan host
Kerentanan host tergantung pada faktor genetika.
Faktor ketahanan tubuh secara umum, dan imunitas spesifik yang didapat. Faktor
ketahanan tubuh yang penting adalah yang berhubungan dengan kulit, selaput
lendir, keasaman lambung, silia pada saluran pernafasan, dan refleksi batuk.Faktor-faktor yang meningkatkan kerentanan adalah
malnutrisi, bila menderita penyakit lain, depresi system imunologi yang dapat
terjadi pada pengobatan penyakit lain (misalnya pada kanker, AIDS, dll).
***
Sudah sangat jelas ya materinya :D
Dituntaskan dengan sebuah discusi, yang temanya tentang penyakit DBD, lumayan menjebak. Mari disimak...
Setiap orang yang sehat apabila digigit nyamuk Aedes Aegypti dipastikan yang bersangkutan akan mengalami sakit Demam berdarah. Bagaimana tanggapan saudara (berdasarkan teori perkembangan penyakit menular?)
Setiap orang yang sehat apabila digigit nyamuk Aedes Aegypti dipastikan yang bersangkutan akan mengalami sakit Demam berdarah. Bagaimana tanggapan saudara (berdasarkan teori perkembangan penyakit menular?)
Dan ini tanggapanku:
Jelas aku sangat tidak setuju dengan pendapat diatas yang
menyebutkan bahwa setiap orang yang sehat apabila digigit nyamuk aedes
aegypti dipastikan yang bersangkutan akan mengalami sakit demam
berdarah.
Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit menular
merupakan hasil dari interaksi antara agent, host, dan environment yang
dalam prosesnya melibatkan enam faktor penting yaitu: Agent (penyebab),
Reservoir dari agent (penyebab), Portal dari agent untuk meninggalkan
host, Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru, Portal dari
agent masuk ke host yang baru dan Kerentanan host.
Dan penyakit DBD merupakan salah satu penyakit menular, yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes (Ae).
Ae Aegypti merupakan vektor yang paling
utama. Sehingga terjadinya penyakit DBD melibatkan tiga organisme yaitu
Nyamuk Aedes sebagai Reservoir, Manusia sebagai host, dan Virus Dengue
sebagai agent. Nyamuk Aedes akan menjadi vektor apabila didalam tubuhnya
mengandung virus dengue. Seseorang yang sehat apabila digigit nyamuk
aedes aegypti yang tidak mengandung virus dengue tidak akan mengalami
sakit DBD. Jika di dalam tubuh nyamuk ae aegypti yg menggigit tersebut
mengandung virus dengue maka ada kemungkinan terjadinya penyakit.
Selain itu faktor penting lainnya yang mempengaruhi terjadinya
penyakit adalah kerentanan terhadap penyakit pada individu, kekuatan
dalam tubuh seseorang tidak sama dalam menghadapi suatu penyakit, ada
yang mudah atau tahan terhadap penyakit. Semakin rendah tingkat imunitas
seseorang maka akan semakin rentan seseorang tersebut untuk terkena
penyakit, termasuk penyakit DBD.
Okey, sampai sini faham ya? Kalau bingung, boleh pegangan, hehe...
Okey, sampai sini faham ya? Kalau bingung, boleh pegangan, hehe...
8 komentar:
saya terpaksa pegangan nih mbak, bingung soalnya .. hehehe
Saya juga ikut pegangan aja mbak Hikz
dibaca mondar-mandir masih bingung mbak :)
iya deh, aku ikut pegangan juga, tp sambil makan pisang goreng krn laperrrr.....
:D
Kalo bingung boleh pegangan, hehehe.... Tapi, sungguh, ilmu semacam ini penting untuk kita ketahui bersama. Makasih banyak ya Bu Yunda.
Cukup bisa dipahami, meski bahasanya teoretis. :)
Tolong setelah ini saya jangan dikasih kuis ya, pasti udah lupa tuh jawabannya :D
Saya pegangan juga sambil makan bubur ayam
semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal
NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .
Posting Komentar