Masih dalam rangka PJJ PAEL tahap II, kami melakukan Praktek Lapangan ke Puskesmas terdekat. Dan yang terpilih untuk kami datangi adalah Puskesmas Kenten, Palembang.
Berikut cuplikannya...
III.GAMBARAN UMUM PKM KENTEN
•Cakupan imunisasi per
tahun >90%, sedangkan data pada tahun 2009-2010, 80% penderita telah
divaksinasi. Hal ini memungkinkan adanya hubungan antara efikasi vaksin dan
terjadinya campak termasuk di dalamnya proses cold chain, proses penyuntikan
dll.
Berikut cuplikannya...
***
I. PENDAHULUAN
Pelatihan Asisten
Epidemiologi Lapangan (PAEL) bertujuan
untuk memberi bekal kemampuan kepada peserta latih dalam melaksanakan program
surveilans di Unit kerjanya. Kurikulum pelatihan disusun berdasarkan tugas
serta kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang petugas surveilans di Unit
kerjanya . Untuk itu proses pembelajaran dirancang melalui suatu proses dan
penggunaan metode diklat jarak jauh yang melibatkan peran serta aktif dari
peserta latih serta memberi kesempatan kepada peserta untuk melakukan proses
pembelajaran sistem on line dan sambil melakukannya sendiri (learning by doing).
Salah satu proses pembelajaran yang
penting dalam suatu pelatihan jarak jauh adalah kesempatan menerapkan atau
mempraktekkan hasil belajar di kelas melalui suatu praktek lapangan. Karena itu
pada pelatihan surveilans epidemiologi untuk petugas surveilans ini, praktek
kerja lapangan (PKL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum
pelatihan tersebut. PKL harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan
peserta latih untuk mempraktekkan secara utuh pelaksanaan surveilans di
puskesmas dan kabupaten yang meliputi : 1) Dasar-dasar epidemiologi, 2) Dasar-dasar surveilans epidemiologi, 3)
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), 4) Pengelolaan data surveilans Epidemiologi (Aplikasi Epi Info
2000), serta 5) Komunikasi Risiko.
Oleh karena itu
pada pelatihan PAEL untuk petugas surveilans juga perlu dilakukan PKL untuk
mengamati serta mempraktekkan pelaksanaan surveilans di puskesmas dan kabupaten
pada situasi yang sebenarnya. Disamping itu PKL juga dapat memberikan
pengalaman belajar bagi peserta latih agar terwujud kemampuan melaksanakan
surveilans yang sebenarnya nanti di tempat kerjanya masing-masing.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Peserta mampu
mempraktekkan pelaksanaan surveilans epidemiologi, dan penyelidikan
Epidemiologi KLB (PE-KLB).
B. Tujuan Khusus :
Peserta mampu
untuk :
1. Melakukan system
surveilans epidemiologi , yang mencakup
a. Memahami konsep dasar
dan langkah-langkah surveilans epidemiologi.
b.
Mengidentifikasi sumber data dan jenis data
c.
Memperhitungkan
kelengkapan,ketepatan dan kebenaran
laporan.
d.
Mengaplikasikan
penjelasan Sistem Kewaspadaan Dini KLB dan Pemantauan Wilayah Setempat/PWS,
Surveilans penyakit potensial KLB,PD3I dan New merging diseases dengan :
§ Pengumpulan data
§
Pengolahan dan analisis data
§
Intepretasi dan penyusunan laporan
§
Menyajikan hasil
surveilans epidemiologi ( presentasi/expose )
2. Melakukan
penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan KLB , yang mencakup:
a.
Memahami konsep
penyelidikan epidemiologi, system pelaporan KLB/Wabah,langkah-langkah
penyelidikan epidemiologi sesuai standard an penyelidikan KLB keracunan.
b.
Mengaplikasikan
Penyelidikan Epidemiologi Penyakit
Menular dengan :
§ Pengumpulan data
§
Pengolahan dan analisis data
§
Intepretasi dan penyusunan laporan
§
Menyajikan hasil
surveilans Epidemiologi (presentasi/expose)
III.GAMBARAN UMUM PKM KENTEN
Merupakan Puskesmas di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Palembang yang berada di Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir
Timur 2, Kota Madya Palembang.
•Luas Wilayah : 3979 Km2
•Data Penduduk : Laki-Laki : 19181 jiwa , Perempuan : 20277 Jiwa, Total : 39.458 Jiwa
•Data Penduduk : Laki-Laki : 19181 jiwa , Perempuan : 20277 Jiwa, Total : 39.458 Jiwa
•Sarana dan prasarana
- Poskeskel : 8 Ilir, Kuto Batu, Pustu : 2,Posyandu : 24, Pos UKK : 1 dan BPS : 8
IV. Kajian Epidemiologi
Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya
ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara
terus menerus dan
sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi
KLB dengan menggunakan
bahan kajian :
a. data surveilans
epidemiologi penyakit berpotensi KLB,
b. kerentanan
masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi,
c. kerentanan
lingkungan,
d. kerentanan pelayanan
kesehatan,
e. ancaman penyebaran
penyakit berpotensi KLB dari daerah atau
negara lain, serta
f. sumber data lain
dalam jejaring surveilans epidemiologi.
Sumber data surveilans
epidemiologi penyakit berpotensi KLB adalah :
a. laporan KLB/wabah dan
hasil penyelidikan KLB,
b. data epidemiologi KLB
dan upaya penanggulangannya,
c. surveilans terpadu
penyakit berbasis KLB,
d. sistem peringatan
dini-KLB di rumah sakit
Dalam hal ini kami memilih fokus pada CAMPAK.
Cakupan Program Imunisasi
No
|
IMUNISASI
|
TARGET
|
PENCAPAIAN
|
|||
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
|||
1
|
BCG
|
90 %
|
99 %
|
102,9 %
|
96,1 %
|
96,1 %
|
2
|
DPT 1
|
90 %
|
99 %
|
108,8 %
|
97,3 %
|
93,3 %
|
3
|
DPT 3
|
80 %
|
90 %
|
108,6 %
|
96,5 %
|
88,9 %
|
4
|
POLIO 1
|
90 %
|
97 %
|
99,3 %
|
99,9 %
|
96,7 %
|
5
|
POLIO 4
|
90 %
|
97 %
|
90,9 %
|
96,1 %
|
92,2 %
|
6
|
HEPATITIS 1
|
90 %
|
90 %
|
108,8%
|
97,3 %
|
93,3 %
|
7
|
HEPATITIS 3
|
80 %
|
86,7 %
|
108,6 %
|
96,5 %
|
88,9 %
|
8
|
Hepatitis < 7 hari
|
80 %
|
85,4 %
|
63,4 %
|
84,7 %
|
59,6 %
|
9
|
Campak
|
90 %
|
97 %
|
99,9 %
|
96,1 %
|
93 %
|
10
|
TT 1
|
90 %
|
95,1 %
|
94,3 %
|
95,1 %
|
95 %
|
11
|
TT 2
|
90 %
|
90,5 %
|
90 %
|
90,9 %
|
89,8 %
|
•Berdasarkan rekap STP
Pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 80% penderita campak yang berobat ke PKM
Kenten telah mendapatkan vaksin campak.
•Pada tahun 2012,
pengisian data vaksin campak sebelum sakit pada penderita tidak diisi.
V. Kesimpulan dan Saran
•Berdasarkan data bahwa
kasus campak termasuk tinggi di PKM Kenten,
namun tidak pernah dilakukan penyelidikan epidemiologi lapangan. Hal ini
dilihat dari tidak adanya pengambilan dan uji sampel darah.
Diskusi Surveilans Epidemiologi Campak |
•Sedangkan pada tahun
2012 tidak diketahui karena datanya tidak diisi.
•Sebaiknya petugas
kesehatan menindaklanjuti setiap rumor penyakit yang berkembang di masyarakat.
•Melibatkan peran aktif
masyarakat dalam melaporakan setiap kejadian penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB
•Perlu meningkatkan upaya
perbaikan gizi balita BGM.
•Petugas PKM perlu
meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya vaksinasi.
3 komentar:
Mbak Keke sbg yang memberikan pelatihan ya?
Berapa lama pelaksanaanya?
Bukannya sekarang ini balita2 sudah harus disuntik campak di usia 9 bulan? Kok penyakit itu masih jadi wabah mbak?
Ummiii....kangen ih udh lama ga main ke sini..
Posting Komentar