Jumat, 07 Desember 2012

PAEL Kajian KLB di Puskesmas Kenten

Masih dalam rangka PJJ PAEL tahap II, kami melakukan Praktek Lapangan ke Puskesmas terdekat. Dan yang terpilih untuk kami datangi adalah Puskesmas Kenten, Palembang.

Berikut cuplikannya...

***



I.  PENDAHULUAN

Pelatihan Asisten Epidemiologi Lapangan (PAEL)  bertujuan untuk memberi bekal kemampuan kepada peserta latih dalam melaksanakan program surveilans di Unit kerjanya. Kurikulum pelatihan disusun berdasarkan tugas serta kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang petugas surveilans di Unit kerjanya . Untuk itu proses pembelajaran dirancang melalui suatu proses dan penggunaan metode diklat jarak jauh yang melibatkan peran serta aktif dari peserta latih serta memberi kesempatan kepada peserta untuk melakukan proses pembelajaran sistem on line dan sambil melakukannya sendiri (learning by doing).

        Salah satu proses pembelajaran yang penting dalam suatu pelatihan jarak jauh adalah kesempatan menerapkan atau mempraktekkan hasil belajar di kelas melalui suatu praktek lapangan. Karena itu pada pelatihan surveilans epidemiologi untuk petugas surveilans ini, praktek kerja lapangan (PKL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum pelatihan tersebut. PKL harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta latih untuk mempraktekkan secara utuh pelaksanaan surveilans di puskesmas dan kabupaten yang meliputi : 1) Dasar-dasar epidemiologi, 2) Dasar-dasar surveilans epidemiologi, 3) Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), 4) Pengelolaan data surveilans Epidemiologi (Aplikasi Epi Info 2000), serta 5) Komunikasi Risiko.

Oleh karena itu pada pelatihan PAEL untuk petugas surveilans juga perlu dilakukan PKL untuk mengamati serta mempraktekkan pelaksanaan surveilans di puskesmas dan kabupaten pada situasi yang sebenarnya. Disamping itu PKL juga dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta latih agar terwujud kemampuan melaksanakan surveilans yang sebenarnya nanti di tempat kerjanya masing-masing.

II.  TUJUAN

A.      Tujuan Umum :

Peserta mampu mempraktekkan pelaksanaan surveilans epidemiologi, dan penyelidikan Epidemiologi KLB  (PE-KLB).



B.      Tujuan Khusus :

Peserta mampu untuk :

1.       Melakukan system surveilans epidemiologi , yang mencakup

a.       Memahami konsep dasar dan langkah-langkah surveilans epidemiologi.

b.      Mengidentifikasi sumber data dan jenis data

c.       Memperhitungkan kelengkapan,ketepatan dan  kebenaran laporan.

d.      Mengaplikasikan penjelasan Sistem Kewaspadaan Dini KLB dan Pemantauan Wilayah Setempat/PWS, Surveilans penyakit potensial KLB,PD3I dan New merging diseases dengan :

§  Pengumpulan data

§  Pengolahan dan analisis data

§  Intepretasi dan penyusunan laporan

§  Menyajikan hasil surveilans epidemiologi ( presentasi/expose )

2.       Melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB , yang mencakup:

a.       Memahami konsep penyelidikan epidemiologi, system pelaporan KLB/Wabah,langkah-langkah penyelidikan epidemiologi sesuai standard an penyelidikan KLB keracunan.

b.      Mengaplikasikan Penyelidikan Epidemiologi Penyakit  Menular dengan :

§  Pengumpulan data

§  Pengolahan dan analisis data

§  Intepretasi dan penyusunan laporan

§  Menyajikan hasil surveilans Epidemiologi (presentasi/expose)


III.GAMBARAN UMUM PKM KENTEN

           Merupakan Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palembang yang berada di Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 2, Kota Madya Palembang.

Luas Wilayah   : 3979 Km2 
Data Penduduk  :  Laki-Laki      : 19181 jiwa , Perempuan  : 20277 Jiwa,  Total : 39.458 Jiwa

Sarana dan prasarana

  - Poskeskel  : 8 Ilir, Kuto Batu, Pustu  : 2,Posyandu  : 24, Pos UKK  : 1 dan BPS  : 8

IV. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB

Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara

terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi

KLB dengan menggunakan bahan kajian :

a. data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB,

b. kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi,

c. kerentanan lingkungan,

d. kerentanan pelayanan kesehatan,

e. ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau

negara lain, serta

f. sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.


Sumber data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB adalah :

a. laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB,

b. data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya,

c. surveilans terpadu penyakit berbasis KLB,

d. sistem peringatan dini-KLB di rumah sakit


Dalam hal ini kami memilih fokus pada CAMPAK.

Cakupan Program Imunisasi
No
IMUNISASI
TARGET
PENCAPAIAN
2008
2009
2010
2011
1
BCG
90 %
99 %
102,9 %
96,1 %
96,1 %
2
DPT 1
90 %
99 %
108,8 %
97,3 %
93,3 %
3
DPT 3
80 %
90 %
108,6 %
96,5 %
88,9 %
4
POLIO 1
90 %
97 %
99,3 %
99,9 %
96,7 %
5
POLIO 4
90 %
97 %
90,9 %
96,1 %
92,2 %
6
HEPATITIS 1
90 %
90 %
108,8%
97,3 %
93,3 %
7
HEPATITIS 3
80 %
86,7 %
108,6 %
96,5 %
88,9 %
8
Hepatitis < 7 hari
80 %
85,4 %
63,4 %
84,7 %
59,6 %
9
Campak
90 %
97 %
99,9 %
96,1 %
93 %
10
TT 1
90 %
95,1 %
94,3 %
95,1 %
95 %
11
TT 2
90 %
90,5 %
90 %
90,9 %
89,8 %

 
Berdasarkan rekap STP Pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 80% penderita campak yang berobat ke PKM Kenten telah mendapatkan vaksin campak.



Pada tahun 2012, pengisian data vaksin campak sebelum sakit pada penderita tidak diisi.
V. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan data bahwa kasus campak termasuk tinggi di PKM Kenten, namun tidak pernah dilakukan penyelidikan epidemiologi lapangan. Hal ini dilihat dari tidak adanya pengambilan dan uji sampel darah.
Diskusi Surveilans Epidemiologi Campak
Cakupan imunisasi per tahun >90%, sedangkan data pada tahun 2009-2010, 80% penderita telah divaksinasi. Hal ini memungkinkan adanya hubungan antara efikasi vaksin dan terjadinya campak termasuk di dalamnya proses cold chain, proses penyuntikan dll.
Sedangkan pada tahun 2012 tidak diketahui karena datanya tidak diisi.

Sebaiknya petugas kesehatan menindaklanjuti setiap rumor penyakit yang berkembang di masyarakat.
Melibatkan peran aktif masyarakat dalam melaporakan setiap kejadian penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB
Perlu meningkatkan upaya perbaikan gizi balita BGM.
Petugas PKM perlu meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya vaksinasi.


3 komentar:

catatan kecilku mengatakan...

Mbak Keke sbg yang memberikan pelatihan ya?
Berapa lama pelaksanaanya?

the others mengatakan...

Bukannya sekarang ini balita2 sudah harus disuntik campak di usia 9 bulan? Kok penyakit itu masih jadi wabah mbak?

Orin mengatakan...

Ummiii....kangen ih udh lama ga main ke sini..