Aku bukan orang Epid, sejak dulu aku tak suka pelajaran epidemiologi. Tapi mana kala tugas mengharuskan aku berhubungan dengan pelatihan epid, aku mau bilang apa. Ini sebuah resiko pekerjaan bukan?
Maka dari sekian banyak materi PJJ PAEL, aku paling suka "Komunikasi Resiko". Ini aku kutip ya, semoga ada orang yang butuh artikel ini dan nyasar ke rumah mayaku :D
Sejauh ini aku amat rindu ngeBlog, BW ach begitu mengesankan, indahnya, tapi maaf belum bisa sekarang ;( Terima kasih pada sahabat blogger yang tetap merindukanku, hmmm serasa. Dan yang terpenting terima kasih pada paket-paket terbaru yang aku terima sepanjang akhir Oktober - awal November ini.
- Dari Pakde dan para sponsor kontes Indonesia bersatu, baju batiknya sudah kupakai, bukunya belum sempat kubaca.
- Terima kasih juga buat Mbak Ami yang telah sudi mengirimkan paket sabun herbalnya, semoga bisnisnya makin lancar ya Mbak :D
- Dan yang terbaru adalah paket dari Mbak Hany Von Gillern yang telah mengirimkan paket pernak-pernik beserta kartu ucapan Idul Adha dari USA, sungguh membuatku tersanjung lho Mbak dapat kiriman dari LN. Pemilik blog pojok otak-atik, yang karya-karyanya selalu membuatku tergiur :D
Maaf belum sempat pamer fotonya :D
***
Situasi yang berisiko dapat
diketahui dari catatan-catatan pekerjaan rutin dan atau dari hasil penelitian,
kajian dan laporan situasi khusus ( KLB ). Seluruh laporan / kegiatan tersebut
dihimpun selanjutnya dilakukan pengolahan secara epidemiologis.
Data-data epidemiologi yang
dihasilkan kemudian dianalisis untuk dibandingkan dengan manajemen risiko yang
telah tersedia. Berdasarkan hasil kajian tersebut, dibuatlah rencana komunikasi
risiko yang sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Berikut ini dapat dilihat
diagram alur komunikasi risiko.
Pengertian Komunikasi Resiko
Pengertian Komunikasi Resiko
Komunikasi risiko adalah pertukaran
informasi dan pandangan mengenai risiko dan faktor–faktor yang berkaitan dengan
risiko di antara pengkaji risiko, manajer risiko, konsumen dan berbabagai pihak
lain yang berkepentingan. Tujuan pokok komunikasi risiko adalah memberikan
informasi yang relevan dan akurat dalam istilah yang jelas dan mudah dipahami
kepada audiens tertentu. (FAO, Food & Nutrition paper, No.70). Tujuan pokok komunikasi risiko
adalah memberikan informasi yang bermakna, relevan dan akurat dalam istilah
yang jelas dan mudah dipahami kepada audiens tertentu.
Komunikasi risiko pada dasarnya merupakan bagian dari rangkaian proses meminimalkan risiko, yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu analisis risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko itu sendiri, simak spesifikasinya:
Analisis risiko
Komunikasi risiko pada dasarnya merupakan bagian dari rangkaian proses meminimalkan risiko, yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu analisis risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko itu sendiri, simak spesifikasinya:
Analisis risiko
Adalah suatu proses penentuan faktor-faktor dan tingkat risiko berdasarkan
data-data ilmiah.
Manajemen risiko
Manajemen risiko
Adalah proses penyusunan dan penerapan kebijakan dengan mempertimbangkan
masukan dari berbagai pihak untuk melindungi masyarakat dari risiko, dalam hal
ini risiko terhadap kesehatan.
Komunikasi risiko
Komunikasi risiko
Adalah pertukaran informasi dan
opini secara timbal balik dalam pelaksanaan manajemen risiko. Komunikasi risiko merupakan
komunikasi dua arah, interaktif dan proses jangka panjang, secara bersama
masyarakat dan komunikator melalui dialog. Untuk itu komunikator harus
mengembangkan kemampuan mendengar (listening skills), ia harus mampu
memahami minat masyarakat dan merespon opini, emosi dan reaksi mereka.
Komunikator risiko harus ikut serta dalam kegiatan mengarahkan, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi. Mereka harus berperan menjembatani para ahli dan masyarakat. Komunikator ini berperan juga untuk memperkuat (bukan penghambat) antara manajemen dan masyarakat.
Komunikator risiko harus ikut serta dalam kegiatan mengarahkan, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi. Mereka harus berperan menjembatani para ahli dan masyarakat. Komunikator ini berperan juga untuk memperkuat (bukan penghambat) antara manajemen dan masyarakat.
Komunkasi risiko merupakan bagian integral dan
berlanjut dalam praktek analisis risiko dan idealnya semua stakeholders
harus terlibat sejak awal sehingga mereka memahami setiap tahap dari risk
assessment. Ini akan membantu memastikan, bahwa kondisi logis, signifikansi
dan keterbatasan risk assessment secara jelas diketahui oleh seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders), termasuk juga informasi yang
berasal dari stakeholders yang bersifat krusial.
Tujuan komunikasi risiko adalah :
Memberikan informasi yang
bermakna, relevan dan akurat dalam istilah yang jelas dan mudah dipahami kepada
audiens tertentu dalam rangka:
1. Meningkatkan kesadaran dan
pemahaman tentang berbagai persoalan spesifik yang harus dipertimbangkan oleh
semua peserta selama proses analisis risiko.
2. Meningkatkan konsistensi dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan manajemen risiko dan implementasinya.
2. Meningkatkan konsistensi dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan manajemen risiko dan implementasinya.
3. Memberikan landasan yang aman
untuk memahami keputusan manajemen risiko yang diusulkan atau diimplementasikan.
4. Meningkatkan keseluruhan
keefektifan dan efisiensi proses analisis risiko.
5. Turut memberikan kontribusi pada
pengembangan dan penyampaian program informasi dan pendidikan yang efektif jika
kedua hal tersebut terpilih sebagai pilihan manajemen risiko.
Bergantung pada apa dan kepada siapa pesan disampaikan, pesan-pesan komunikasi risiko dapat mengandung informasi sebagai berikut :
a. Sifat risiko
- Karakteristik dan pentingnya ancaman bahaya yang menjadi kekhawatiran.
- Besaran dan intensitas risiko.
- Mendesaknya situasi.
- Apakah risiko itu semakin membesar atau mengecil (trend).
- Probabilitas pajanan terhadap ancaman bahaya.
- Distribusi pajanan.
- Jumlah pajanan yang mengandung risiko yang signifikan.
- Karakteristik dan besarnya populasi yang berisiko.
- Siapa yang berisiko paling besar.
b. Sifat manfaat
- Manfaat yang sebenarnya atau yang diharapkan dalam kaitannya dengan setiap risiko.
- Siapa yang memperoleh manfaatnya dan bagaimana caranya.
- Letak titik keseimbangan antara risiko dan manfaat.
- Besaran dan pentingnya manfaat.
- Manfaat keseluruhan bagi semua populasi yang terkena jika digabungkan.
- Pentingnya masing-masing ketidak pastian.
- Kelemahan atau ketidak-aturan data yang tersedia.
- Asumsi yang menjadi dasar estimasi.
- Sensitivitas estimasi terhadap perubahan asumsi.
- Efek perubahan estimasi terhadap keputusan manajemen risiko.
Terdapat 6 prinsip agar
komunikasi risiko berhasil, yaitu:
1. Mengenali audiens
Dalam
merumuskan pesan-pesan komunikasi risiko, audiens harus dianalisis untuk
mengetahui motivasi dan pandangan mereka. Selain secara umum mengetahui
siapa yang menjadi audiensnya, kita juga perlu mengenalinya sebagai kelompok
dan secara ideal sebagai perorangan untuk memahami kekhawatiran serta perasaan
mereka dan untuk mempertahankan terbukanya saluran komunikasi dengan mereka. Mendengarkan semua pihak yang berkepentingan merupakan bagian penting dalam
komunikasi risiko.
2. Melibatkan pakar ilmiah
Pakar ilmiah dalam kapasitasnya sebagai pengkaji risiko harus mampu
menjelaskan konsep dan proses pengkajian risiko. Mereka harus dapat menerangkan
hasil-hasil pengkajian serta data-data ilmiahnya, asumsi dan pertimbangan
objektif yang menjadi dasar penjelasan itu sehingga manajer risiko serta pihak
berkepentingan lainnya dapat memahami dengan jelas risiko tersebut. Sebaliknya,
manajer risiko harus mampu menjelaskan bagaimana cara keputusan manajemen
risiko itu diambil.
3. Menciptakan keahlian dalam
berkomunikasi
Untuk bisa
berhasil, komunikasi risiko memerlukan keahlian dalam menyampaikan informasi
yang mudah dipahami dan mudah digunakan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Manajer risiko dan pakar teknis mungkin tidak mempunyai waktu atau
keterampilan untuk melaksanakan tugas komunikasi risiko yang kompleks seperti
memberikan respons terhadap kebutuhan berbagai audiens (masyarakat,
industri, media dan lain-lain) dan menyiapkan pesan-pesan yang efektif. Oleh karena itu, orang yang ahli
dalam komunikasi risiko harus dilibatkan sedini mungkin. Keahlian ini
mungkin harus dikembangkan melalui pelatihan dan pengalaman.
4. Menjadi sumber informasi yang
dapat dipercaya
Informasi dari sumber yang dapat dipercaya memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu risiko daripada
informasi yang berasal dari sumber yang kurang dapat dipercaya. Kredibilitas
yang membuat suatu sumber informasi dipercaya oleh audiens sasaran mungkin
bervariasi menurut karakteristik bahayanya, budaya, status sosial dan ekonomi
mereka, serta faktor-faktor lainnya. Jika pesan yang konsisten
diterima dari banyak sumber, kredibilitas pesan tersebut akan diperkuat.
Faktor yang menentukan kredibilitas sumber informasi meliputi:
· Kompetensi atau keahlian yang diakui,
· Kelayakan untuk dipercaya,
· Kejujuran, dan
· Sedikitnya bias.
Contoh, berikut istilah yang
konsumen kaitkan dengan kredibilitas tinggi antara lain “faktual”,
“berpengetahuan”, “pakar”, “kesejahteraan masyarakat”, “tanggung jawab”,
“kejujuran” dan “track record yang baik.” Kepercayaan dan
kredibilitas harus dipupuk dan kedua hal ini
bisa terkikis atau hilang melalui metode komunikasi
yang tidak efektif atau tidak tepat.
Dalam sejumlah penelitian,
respons konsumen menunjukkan bahwa ketidakpercayaan dan kredibilitas yang
rendah terjadi akibat informasi yang dilebih-lebihkan, menyimpang, dan demi
kepentingan sendiri. Komunikasi yang efektif harus dapat mengenali
persoalan dan isu yang mutakhir, bersifat terbuka dalam hal isi serta
pendekatannya dan waktunya tepat. Ketepatan waktu dalam penyampaian suatu
informasi merupakan hal yang paling penting karena banyak kontroversi lebih
terfokus pada pertanyaan “Mengapa anda tidak memberitahukannya lebih awal?”
ketimbang pada risiko itu sendiri. Informasi yang lupa disampaikan, informasi
yang menyimpang, dan informasi demi kepentingan sendiri akan merusak
kredibilitas dalam jangka-panjang.
5. Tanggung jawab bersama
Badan pemerintah yang bertugas
untuk mengatur di tingkat nasional, regional maupun lokal memiliki tanggung
jawab pokok dalam pelaksanaan komunikasi risiko. Masyarakat mengharapkan agar
pemerintah memainkan peranan utama di dalam pelaksanaan manajemen berbagai
risiko kesehatan masyarakat. Hal ini memang benar jika pengambilan
keputusan dalam manajemen risiko melibatkan kontrol secara sukarela atau
melalui peraturan dan juga benar jika keputusan pemerintah adalah untuk tidak
melakukan tindakan. Dalam hal yang disebutkan terakhir ini, komunikasi masih
tetap penting untuk menyampaikan alasan mengapa keputusan untuk tidak melakukan
tindakan merupakan pilihan yang terbaik.
Untuk memahami kekhawatiran
masyarakat dan memastikan bahwa keputusan yang diambil dalam manajemen risiko
merupakan respons yang diimplementasi dengan cara yang tepat terhadap
kekhawatiran tersebut, pemerintah harus menentukan apa yang diketahui
masyarakat tentang risiko dan bagaimana pandangan masyarakat mengenai berbagai
pilihan yang dipertimbangkan untuk mengelola risiko tersebut.
6. Menjamin keterbukaan
Jika masyarakat diharapkan menerima proses analisis risiko dan hasil akhirnya, proses tersebut harus transparan. Meskipun kita menghormati masalah legitimasi untuk menjaga kerahasiaan (misal, informasi atau data yang merupakan milik pribadi), transparansi dalam analisis risiko harus terdiri atas upaya untuk membuat proses tersebut terbuka dan dapat diteliti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Komunikasi dua-arah yang efektif antara manajer risiko, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan merupakan bagian yang esensial dalam manajemen risiko maupun kunci untuk mencapai keterbukaan.
Jika masyarakat diharapkan menerima proses analisis risiko dan hasil akhirnya, proses tersebut harus transparan. Meskipun kita menghormati masalah legitimasi untuk menjaga kerahasiaan (misal, informasi atau data yang merupakan milik pribadi), transparansi dalam analisis risiko harus terdiri atas upaya untuk membuat proses tersebut terbuka dan dapat diteliti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Komunikasi dua-arah yang efektif antara manajer risiko, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan merupakan bagian yang esensial dalam manajemen risiko maupun kunci untuk mencapai keterbukaan.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi
risiko diantaranya :
Latar
belakang budaya.
Interpretasi
suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan
maka komunikasi semakin efektif.
Ikatan
kelompok atau group
Nilai-nilai
yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
Harapan
Harapan
mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
Pendidikan
Semakin
tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.
Situasi
Perilaku
manusia dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi.
Demikianlah, semoga bermanfaat, jangan seperti diriku, saat baru mendengar judul tentang "Komunikasi Resiko" sempat terheran, kok? Memang apa maksudnya, ternyata ya begitulah, seperti uraian diatas.
***
Demikianlah, semoga bermanfaat, jangan seperti diriku, saat baru mendengar judul tentang "Komunikasi Resiko" sempat terheran, kok? Memang apa maksudnya, ternyata ya begitulah, seperti uraian diatas.
13 komentar:
Penjabaran yang komplit, semoga kita para kreatifitas para blogger dapat menggunakan suatu analisis sederhana dengan menggunakan suatu metode management komunikasi resiko yang akan dihdapi dengan buah karyanya di website blognya masing-masing.
Sukses selalu
Salam Wisata
oohh seperti itu toh komunikasi resiko
mau dong belajar komunikasi resiko
wah, bunda yunda orang FKM juga ya, sama dengan pacar saya bunda, kalo pacar saya suka K3 bunda yunda
Ma kasih kembali...
terus terang saya belum paham betul ni mbak sama yang namanya komunikasi resiko tapi setelah baca artikelnya saya tertarik ingin lebih banyak tahu apa itu telekominukasi resiko...saya juga sempet terheran,ko? memang apa maksudnya?
Waah .. terimakasih sharingnya Yunda ... besok2 kalo perlu artikel kayak gini, saya ke sini lagi :)
Btw: risk assessment itu sama dengan analisis resiko? *Maap, emak2 ini sudah lama lulus kuliah, jadi agak lelet:D*
Aduuuuhhh..... berapa lama ya saya tidak baca materi seminar dan semacamnya? Menengok usia anak2 ... wohoi...
Sukses selalu ya mbak.
Mbak Keke...
maaf jika OOT...
Media Robbani Mengucapkan Selamat Tahun Baru 1434 H
semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu bersama Keke dan keluarga
Terima kasih ilmunya, Bu Dokter.
Maaf, saya juga belum bisa intens ngblog ataupun blogwalking. Saling mendoakan ya, Bu. Insya Allah.
Saya pernah mempelajri komunikasi tetapi terus terang belum pernah mendengarnya dan belum pernah terlibat di dalamnya.
Saya juga sudah agak lama tak menengok Palembang he he he. Maaf ya bu dokter.
Terima kasih artikelnya yang informatif dan menambah wawasan.
Salam hangat dari Surabaya
trims atas tulisannya sudah mau menyempatkan menulis panjang lebar.
trims ya sob tulisannya padat merayap hehee
Posting Komentar