Sejak hari itu
Kita berjanji untuk menjadi sahabat
Sejati sahabat
Kau adalah sahabat seperti yang selalu ingin kupunya
Sungguh kau sahabat yang kudamba
Selalu suka, apapun ceritaku
Hingga aku bebas bercerita tentang apa saja
Tak pernah sedetikpun,
……aku merasa harus bersusah payah menjadi orang lain untuk kau cinta
Aku bahkan bebas mencurahkan pikiran dan rasa dengan cara apa saja
Bebas mengeluarkan curhat serta kesah dan kau tetap suka
Karena kausahabat yang menerimaku apa adanya
Aku bahkan bebas mencurahkan pikiran dan rasa dengan cara apa saja
Bebas mengeluarkan curhat serta kesah dan kau tetap suka
Karena kausahabat yang menerimaku apa adanya
Sejak hari itu kau bertahta dijiwaku
Mengalahkan semua nama manusia disemesta raya
Hari itu hampir 8 tahun berlalu
Banyak kisah disepanjang 8 tahun pernikahan kita
Tak kan habis berlembar kertas bila kutulis semua
Kupilihkan ini saja untuk kubagi
Tentang satu yang pernah kurasa
Kau sempat hadirkan cemburuku
pada seorang wanita
Yang titahnya bisa mengalahkan pintaku
……seorang yang memintamu mengantarkannya
Sementara aku sedang ingin kau temani
Seorang wanita yang perintahnya
……mampu membuat kantukmu hilang seketika
Tak ada ruang yang kau sediakan untukku bersaing dengannya
Karena dia lebih utama
Seorang wanita yang kau panggil ibu
Dulu, dimasa awal kebersamaan kita
Cemburu ini kerap buta
Tapi kau hanya tertawa
Tak ada dalil atau sabda junjungan yang keluar
Karena menurutmu, aku tau tentang bakti ini
Ach…entah, mengapa egoku justru meraja
Hanya butuh keikhlasan katamu suatu ketika
Tapi mengapa mesti dirimu seringnya
Bukankah ini bisa dilakukan lainnya
Dan kau lagi tertawa
Aku?Ternyata benar saja, aku hanya butuh waktu
Ketika anak-anak kita lahir,
Aku kian menyadari, betapa bahagia menjadi ibu
Seiring masa berlalu
Aku makin bisa memeknai bahwa setelah menikah
Seorang wanita ’milik’ suaminya
Namun untuk seorang laki-laki, ia tetap’ milik’ ibunya
Dan ini niscaya, tak butuh nego sana dan sini
Ketahuilah saat kulihatlah anak-anak kita
bagaimana mereka menghabiskan waktu bersamamu
Jelas sekali kau adalah sahabat idola bagi mereka
Selalu menebarkan ceria dan teriakan-teriakan suka
Sekusut apapun bebanmu ketika pulang bekerja
Aku yakin anak-anak kita tak pernah merasakannya
bagaimana mereka menghabiskan waktu bersamamu
Jelas sekali kau adalah sahabat idola bagi mereka
Selalu menebarkan ceria dan teriakan-teriakan suka
Sekusut apapun bebanmu ketika pulang bekerja
Aku yakin anak-anak kita tak pernah merasakannya
Sahabatku, aku ingin anak-anak kita sepertimu pada ibumu
Sampai saat mereka kelak punya sahabat sejati bernama istri
Yang kusuka kau selalu temaniku berproses tentang ini
Dalam sadar kuberujar, didunia ini utama aku harap ridhomu
Utamamu raih ridho ibu
Ridho ini satu yang sama ingin kita dapat
Jujur, meniti jalan keridhoan bersamamu
....adalah suatu kebahagiaan
Dan kau ajariku tentang bahagia yang dengan atau tanpa air mata
Bersamamu....
....kutemukan kehangatan cinta seorang sahabat paling nyata
Suamiku,
Kaulah sahabat sejati didunia....
Kaulah sahabat sejati didunia....
Semoga kelak di Syurga juga
***
Jelang 8 tahun pernikahan kami,
07072002---07072010
Gubahan cinta untuk suamiku, sahabatku tersayang.
Puisi ini akhirnya masuk dalam buku Antalogi UNSA : Selaksa Makna Cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar