Tampilkan postingan dengan label Ramadhan 1433 H. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan 1433 H. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 September 2012

Menggelorakan Semangat Ramadhan

Sudah September ya? Artinya sudah ganti bulan sejak usai Ramadhan yang bertepatan dengan bulan Agustus. Tapi meski sudah September, ini masih bulan Syawal kok. Jadi masih ada waktu untuk mengejar keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal. Sudah tamat kah puasa Syawal sahabat semua?

Selain puasa enam hari yang pahalanya teramat menggiurkan, Syawal juga menjadi satu waktu yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi kesinambungan amalan Ramadhan. Sudah berhasilkah kita mempertahankan semangat Ramadhan lalu yang menggebu? Semua kembali kepada kita untuk menjawabnya.

Di rumah kami, satu yang bisa dijadikan bahan cerita ketika ada yang menyinggung tentang semangat Ramadhan yang sampai sekarang masih dalam perjuangan untuk melaksanakannya. Apakah itu? Tentang sholat subuhnya Hamas. Dulu sebelum Ramadhan, Hamas terbiasa kubangunkan jam setengah enaman. Sholat Subuh langsung siap-siap Sekolah. 

Saat Ramadhan, Hamas yang memang sudah 7 tahun kami targetkan untuk ikut Abinya sholat subuh ke Masjid. Maka aku siasati dengan mengakhirkan makan sahur, sehingga selesai sahur langsung bisa Sholat Subuh ke Masjid, aman, relatif tak ada kendala. Apalagi ada Omar-MNCTV yang menemani.

Usai Iedul Fitri, bagaimana mengajak Hamas ke Masjid? Inilah inti ceritaku, kami berjibaku membangunkannya saat Adzan Subuh berkumandang. Dan sampai kisah ini kutulis, Hamas masih sulit sekali dibangunkan, merem-melek. Jalan ke kamar mandi dengan mata setengah terpejam. Mestinya setelah wudhu jadi segar, eeh tapi ternyata tak berlaku buat Hamas. Yang sering kali terjadi Hamas nelongsor lagi ingin tidur. Jadinya ya bisa dibayangkan. Semuanya berujung pada digendongnya Hamas ke Masjid oleh Abinya. Syukurnya Masjid dekat dengan rumah kami, syukurnya BB Hamas standart cenderung kurus malah, syukurnya pulangnya Hamas sudah mau jalan sendiri, syukurnya bla, blaaa...

Ya Ramadhan memang telah usai, tapi semoga tidak dengan SEMANGAT-nya, karena masih ada 11 bulan lagi yang menunggu untuk kita isi. Ayooo, mumpung masih Syawal!!!

Senin, 06 Agustus 2012

Sejatinya Ramadhan

Ramadhan 1433 H sudah lewat setengahnya, cepat sekali waktu berlalu. Adakah yang masih bertahan prima? Stok kesabaran kita misalnya, makin tebal seiring gelora Ramadhan atau justru stoknya sudah bersih terkuras? Kesehatan kita? Ada banyak yang suaranya hilang, radang tenggorokan stadium lanjut. Ada yang mulai menyerah karena alasan maag. Ya ya, apapun kondisi kita, semoga kita tetap semangat mengisi Ramadhan. Meski sehat dan sakit, tentu berbeda :) 

Ramadhan bagi seorang Ibu, tentu punya cerita tersendiri. Sebab Ramadhan sejatinya perjuangan optimal untuk mengkondisikan seluruh anggota keluarga yang lain. Khususnya anak-anak, terlebih anak-anak yang sudah saatnya berlatih berpuasa.

Yunda dan Hamas misalnya, mereka sudah mulai ikut berlatih puasa sejak umur 5 tahun. Diawali dengan puasa setengah hari, sesekali puasa sampai Maghrib. Pada usia 5 tahun Yunda bisa dapat 15 hari sedangkan Hamas berhasil puasa penuh selama 3 hari. Di usia 6 tahun Yunda Alhamdulillah puasanya full sebulan, Hamas batal puasa 7 hari, harus minum obat karena radang tenggorokannya lumayan parah. Kasian kalau harus tetap puasa, obat bisa saja diberikan saat buka dan sahur tapi asupan air, mineral dan vitamin yang kukhawatirkan tak terkejar bila Hamas tetap berpuasa.

Mengkondisikan anak-anak pada puasa pertamanya, tentu perlu perjuangan khusus. Dulu saat Yunda mulai umur 5 tahun, menjelang Ramadhan aku buat suasana rumah untuk spesial menyambutnya. Dari cerita seputar Ramadhan, beli balon warna-warni untuk menambah semarak suka cita Ramadhan. Yunda dan Hamas sampai hafal, aku membelikan mereka balon yang banyak bukan saat hari lahir mereka, tapi justru saat menyambut Ramadhan. Bahkan saat Hamas mulai ikut berpuasa, meniupkan semangat menyambut Ramadhan lebih serius lagi. Aku sampai mengundang anak-anak tetangga untuk lomba mewarnai. Semuanya adalah serangkaian usaha agar ananda bersemangat ikut puasa Ramadhan meski belum wajib hukumnya untuk mereka.

Adapun Ramadhan kali ini, karena SDIT Bina Ilmi sudah mengkondisikan dengan baik, maka akupun tak begitu berjibaku. Namun aku tetap belajar dari pengalaman Ramadhan lalu, selang seminggu menjelang Ramadhan aku ajak anak-anak mengatur menu selama Ramadhan, untuk berbuka dan sahur. Merekapun antusias. Walau jujur ternyata jadi agak repot saat Yunda dan Hamas tak bersepakat dengan satu menu. Tapi biarlah, sesekali merepotkan diri demi menyenangkan anak-anak :D 

Memang, salah satu yang aku catat bahwa melatih anak-anak ikut berpuasa bukan hanya sebatas menanamkan arti puasa, pahala yang berlimpah dan juga manfaat berpuasa. Yang tak kalah penting, mengingat usia mereka yang baru 5-7 tahun, tugas orangtua agar mengupayakan kebutuhan ananda akan asupan gizi selama Ramadhan. Puasa selama sebulan banyak mengubah pola makan juga pola tidur kita. Tubuh kita yang belum terbiasa tentu saja kaget. Dini hari bangun untuk makan dan minum, tak berselera, tapi karena kita sudah tahu ini sangat dibutuhkan untuk bekal puasa besok, ya dinikmati saja. Sementara anak-anak?

Dalam lakon perjuangan anak-anak berpuasa, Ibunyalah yang memegang peranan penting. Bagaimana menjaga stamina ananda agar tak kekurangan nutrisi, yang paling mudah dilihat adalah bagaimana agar ananda tak kekurangan cairan. Sebab minum direntang buka-sahur bila tak disiasati dengan baik bisa menyebabkan anak-anak kurang cairan, salah satu cirinya mereka jadi jarang BAK dan urinenya berwarna kuning, pada derajat lebih lanjut, sakit saat BAK. Ramadhan tahun lalu, sepupu Yunda bahkan ada yang harus rawat di RS karena kekurangan cairan akut, kalau tak salah pada saat seminggu menjelang Ied Fitri.

Kurang asupan cairan juga bisa menyebabkan ananda jadi sulit BAB, maka waspadalah, waspadalah. Belum lagi sariawan dan radang tenggorokan yang bisa jadi ancaman paling sering selama Ramadhan, mengingat cuaca yang panas nan kering juga bujuk rayu Es dkk.

Sebagai Ibu kita tentu tak ingin ini terjadi. Perlu usaha untuk membuat anak-anak tetap ceria bebas sariawan dan sehat sepanjang Ramadhan. Masing-masing Ibu tentu punya cara dan tips tersendiri. Dan kali ini aku hanya ingin berbagi caraku menyiasati asupan gizi dan cairan pada Yunda dan Hamas selama Ramadhan.

Saat Berbuka:

* Minum air putih. Seteguk-setengah gelas. (Sunnahnya kurma ya, sayang sampai saat ini Yunda dan Hamas belum suka, semoga Ramadhan mendatang)
* Minum sop buah (paling sering sop buah yang banyak semangka dan nata de coco) /kolak pisang/serbat kolang-kaling dkk tanpa es yang terlalu banyak, bahkan kadang-kadang tak pakai es sama sekali.
*Makan buah-buahan (paling sering Mangga) + kue/pempek dengan jumlah ala kadarnya, biasanya karena ingin saja. Tak sampai kenyang.

*Sholat Maghrib
*Makan nasi dengan sayur mayur + lauk pauk sesuai yang mereka inginkan.

*Sholat Isya dan taraweh.
(Yunda biasanya bawa persiapan air putih ke Masjid)

*Makan cemilan yang mereka inginkan. Biasanya makan pisang dilanjutkan juga saat ini. Sesekali aku sediakan juga Yakult. Khusus Hamas, Ramadhan ini dia suka sekali Astor.

*Selesai dengan cemilan, minum madu 2-3 sendok + air putih. Lanjut sikat gigi. Baru tidur.

Tiba saat Sahur:

*Makan nasi dan lauk pauk. Sayur jarang bahkan kerap ditolaknya.

Nasi juga biasanya dikit, Hamas bahkan pernah hanya makan 3 suap nasi.
Bikin Umminya bingung dong? Tapi tenang, aku sudah siapkan pengganjal perut yang lain. Hamas suka makan roti tawar yang diisi. Bisa sampai 3 potong dilahapnya tandas. Yunda relatif stabil, makan sahur lumayan banyak, adalah kalau setengah piring ;)

* Minum Susu Kambing. Yunda bahkan sesekali mau minta Kopi Radix.
* Makan cemilan yang disuka. Hamas masih setia dengan Astornya.
* Air putih, usahakan lebih banyak.
*Siap-siap sholat subuh.

Susu Kambing andalan, buat Yunda dan Hamas.

Kopi Radix = Kopi + 7 Herbal, andalanku dan suami.

Alhamdulillah, sejauh ini kondisi kesehatan Yunda dan Hamas baik. Kemarin Yunda sempat sedikit sulit menelan, tapi tak sampai demam, mungkin baru dalam tahap gejala radang tenggorokan. Syukurnya diminumkan madu dan Kopi Radix tuntas, atas izin-Nya saja. Hamas sempat sulit BAB, keras katanya, wajar kalau kufikir, biasanya Hamas suka sayur mayur tapi kok saat Ramadhan hanya mau bila berbuka saja. Sahur yang itu lagi, itu lagi. Boleh dibilang menu yang disusun gagal total. Apa lauk andalan Hamas saat sahur? Udang asem manis, Cumi asem manis dan dadar telur yang dicampung daging cincang. Sesekali Ayam kecap. Mengapa sesekali? Karena buat anak-anak aku lebih memilih Ayam Kampung, agak sulit mendapatkannya, biasanya aku pesan sama Paman minta dipotongkan.

Bagaimanapun, Ramadhan kali ini sudah banyak kemajuan. Hamas tak lagi banyak mengeluh haus. Sehari-hari saat Umminya kerja Hamas dan Yunda sekolah, pulangnya biasanya mereka tidur. Sore saat aku pulang kantor mereka bisanya main. Ritual mandi sore jadi agak panjang, karena bisanya mereka sambil becanda.

Mengaji yang biasanya usai maghrib dimajukan sebelum maghrib, walaupun kadang tak sampai berlembar-lembar karena banyak selingan nimbrung Umminya mengolah bukaan. Ya Nak, apapun, sejatinya Ramadhan bersamamu saat ini akan menjadi kenangan buat kita kelak dan punya warna tersendiri buat kita saat ini :P

"Yang penting Ummi sudah maksimal mempersiapkanmu berjuang di Ramadhan Nak, soal sakit sehat, kehendak-Nya semata. Karena bukan sakitmu yang akan membuat Ummi sedih, tapi Ummi akan sedih bila tak bisa mengoptimalkan diri menyiapkan sehatmu untuk berpuasa di Ramadhan."

Awal Ramadhan lalu, ada buka bersama dengan para sahabat Abinya Hamas turut hadir juga Ust. Mustafa Kamal dari DPP, banyak anak-anak yang hadir. Ada seorang sahabatku yang sepanjang acara asyik menenangkan putri kecilnya yang baru kelas 1 SD (umur 5,5 tahun) yang mulai uring-uringan kehausan, sesekali digendongnya, jam sudah menunjukkan pukul 17.33 WIB, tak tampak raut kesal diwajahnya.

Saat ada yang menyapa, dijawabnya renyah dan spontan.

"Beginilah cara Allah menambah pahala Ramadhan kita sebagai Ibu, lewat anak-anak kita." 

Duchhh, resap dihati, berbahagialah para Ibu. Langsung ingat Mamaku.

"Sepenuh do'a untukmu Ma, semoga barokah umurmu, bisa isi Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan bahagia selalu.

Senin, 23 Juli 2012

Hari Anak di Ramadhan

Hari ini tepat 23 Juli rupanya? Seingatku ini hari anak nasional :D Betul dong...

Tak ada acara spesial di rumah kami. Hanya mau menuangkan cerita tentang anak-anakku.

Ramadhan kali ini Yunda dan Hamas lebih semangat disemua kegiatan. Puasa tak banyak mengeluh, tarawih berlomba-lomba, bangun sahur juga tak bermasalah.

Mulai tanggal 16 Juli 2012 lalu, Yunda dan Hamas sudah di kelas barunya. Yunda di kelas IV Ar Royyan (kok pas ya ini sama dengan nama syurganya orang-orang yang berpuasa) dan Hamas di kelas II Khaibar.

Hari Pertama, Yunda diantara siswi kelas IV.

Hamas di antara siswa II Khaibar.

Wali kelas Yunda tahun ini Bunda Tri, tanpa guru pendamping sebab mulai kelas IV sudah dianggap bisa mengatur diri sendiri. Jumlah siswa di kelas masih sama dengan tahun-tahun lalu, 20 orang hanya memang diubah-ubah mengingat kelas IV ada 3 kelas. Agar tak bosan dan menambah sahabat. Seragam Yunda tahun ini sudah masuk 'wajib' ganti, karena selain kekecilan, sudah bolak-balik sobek, jahit trus sobek lagi. Maklum sudah 3 tahun setia dipakainya.

Hamas di II Khaibar walikelasnya Bunda Ima, guru pendamping Pak Rifa'i. Aku lihat kemarin tipikalnya sedikit berbeda dengan guru kelas I dulu. Hikmahnya saat kelas II ini Hamas terkondisi untuk lebih dewasa. Beda dong waktu kelas I kan masih peralihan dari Te Ka. Oya kawan sekelas Hamas juga banyak yang berubah, dirotasi juga dari 4 lokal kelas II.

Demikianlah sekilas info yang tak seberapa ini.

Happy Ramadhan Mubarak untuk semua anak Indonesiaaaa...