Konsep hidup sehat atau konsep kesehatan mungkin sudah sering kita dengar. Sehat yang tak hanya sebatas terbebas dari penyakit saja, tapi lebih kepada kondisi sehat yang sesungguhnya. Sedangkan menurut WHO 1974, kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Artinya sehat fisik saja tak akan cukup, tapi harus kita ingat walaupun kesehatan fisik bukanlah segala-galanya tapi tanpa itu maka kesehatan yang lain menjadi sulit untuk diwujudkan. Orang yang sakit apalagi sampai dirawat di Rumah Sakit mana mungkin bisa bekerja, maka secara sosialpun akan ikut sakit. Belum lagi beragam ibadah yang membuat sehat mentalnya tak juga bisa sempurna bila fisiknya tak sehat. Mau sholat saja susah apalagi yang lain. Jadi jelaslah bahwa kesehatan fisik itu teramat penting. Selanjutnya menjaga kesehatan tentu akan lebih baik daripada mengobati. Dan salah satu cara menjaga kesehatan fisik adalah dengan selalu mengkonsumsi
makanan sehat.
Ada satu penegasan lagi mengapa faktor
makanan sehat adalah kunci mewujudkan hidup sehat, yaitu bahwa sebab utama masuknya penyakit ke dalam tubuh kita adalah ketika terkumpulnya jutaan racun dalam perut kita yang sumber utamanya adalah makanan tidak sehat. Dan lewat sabdanya Rasulullah telah menegaskan,
"Tidak ada bejana(kantong) yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengkonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga sisanya untuk nafasnya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Najah dan Al-Hakim)
Atau dalam riwayat yang lain,
”Sumber segala penyakit adalah al-baradah.”
Al-baradah: at-Tukhmah artinya jeleknya pencernaan makanan.
(Diriwayatkan oleh Imam al-Hafizh As-Suyuthi rahimahullah dalam al-Jaami’ Ash-Shaghiir)
Betapa sudah diperingatkan bahwa perut adalah sumber penyakit. Tentu perut yang diisi dengan cara yang tak seimbang dan oleh makanan yang tak sehatlah yang dimaksudkan disini. Jadi tunggu apalagi, isi perut kita dengan
makanan sehat saja agar tak jadi bejana sumber penyakit. Mudah tampaknya, tapi prakteknya tak sesederhana itu.
Ragam
makanan sehat mengepung kita, tapi belum tentu kita menyukainya. Banyak orang kadang tak peduli dengan apa yang dikonsumsinya. Yang penting lezat, enak dan bikin kenyang. Padahal
makanan sehat sebenarnya tak harus mahal dan banyak juga
makanan sehat yang lezat dilidah dan enak dikantong. Meski kita tahu bahwa makanan sehat adalah pangkal hidup sehat tapi kita sering terjebak pada kebiasaan mengkonsumsi makanan sesuai selara saja, tampa memperhatikan apakah termasuk
makanan sehat atau bukan. Lagi-lagi menurut WHO setidaknya ada beberapa makanan yang tergolong makanan tidak sehat, maka sebisa mungkin kita hindari, yaitu gorengan, makanan kalengan, asinanan, manisan, mie instans, jeroan, rupa-rupa makanan yang dibakar, sajian manis beku seperti
ice cream, makanan olahan termasuk didalamnya keju dan sosis yang digemari anak-anakku.Sedikit kan ya? Tapi justru itulah yang sering kita konsumsi.
Lihatlah sekeliling ternyata masih banyak
makanan sehat yang sudah selayaknya kita buru untuk menjadi konsumsi keluarga kita, ada banyak jenis sayuran, buah-buahan segar, ikan laut dan ikan sungai, cumi-cumi, udang, kerang, telur dan masih banyak lagi yang lainnya. Semampu kita untuk selalu menghadirkannya di rumah dan menjadi sahabat keluarga. Aku juga bukan termasuk yang anti makan diluar, karena aku sadar kemampuanku mengolah menu tak sehebat para ahli, maka kami sekeluargapun akan bersuka-cita bila diajak untuk berwisata kuliner. Asalkan menunya
makanan sehat dan terjamin kehalalannya maka kami akan sangat menikmatinya. Dan satu catatan lagi tak harus di restoran mahal.
Bicara tentang menu
makanan sehat ala keluargaku maka aku akan antusias sekali. Karena bagiku,
makanan sehat tentu harus mengandung semua unsur 4 sehat 5 sempurna, kaya serat dan yang terpenting adalah halalan toyyibah. Dan konsep ini sudah kutanamkan sedini mungkin pada anak-anakku. Tak heran kalau sampai hari ini aku bisa pastikan bahwa anak-anakku kalau jajan makanan termasuk yang sangat selektif. Ini ada pewarna apa tidak, ini apakah pakai pengawet? Dan yang selalu kusyukuri mereka dengan bersemangat memilih
makanan sehat yang berlebel halal saja. Dan menjadikan madu sebagai suplemen rutin keluarga.
 |
Salah satu tempat favorit keluarga kami berwisata kuliner.
Menu yang khas, menghadirkan makanan sehat. |
 |
Aspek halal yang menjadi standart pilihan kami. |
Sebagai Ibu aku sadar masih banyak kekurangan dalam menghadirkan menu
makanan sehat yang disuka semua keluarga, tapi aku akan terus berusaha. Sulungku mulai tak suka sayuran sejak masuk SD, tapi untuk saat ini buah-buahan yang aku perbanyak untuk dikonsumsinya. Anak laki-lakiku suka sayur dan buah tapi juga sangat suka
ice cream, maka akupun berusaha untuk bisa buat
ice cream sendiri. Suamiku dulu saat belum menikah adalah orang yang sering bermasalah dengan pencernaannya terkena wasir yang cukup parah, bolak-balik di rawat karena radang usus. Salah satu penyebabnya suka telat makan dan kurang makan serat, sekarang dengan bangga kukatakan masalah gangguan pencernaannya sudah pulih dan cerita tentang si-wasirpun tinggal kenangan.
Semua tentu butuh proses, aku dan keluargakupun demikian, tapi satu hal yang sudah bisa kami sepakati adalah bahwa mengkonsumsi
makanan sehat adalah keniscayaan. Dan kami selalu ingin membuat
makanan sehat menjadi makanan yang lezat dilidah dan sehat diperut. Makanan yang bisa menguatkan dan menyehatkan, bukan yang menjadi sampah apalagi sumber berbagai macam penyakit. Jadi mari kita konsumsi
makanan sehat saja mulai dari sekarang agar terwujud kesehatan keluarga yang lebih baik.
Tulisan ini diikutkan untuk memeriahkan acara
ADUK yang diselenggarakan oleh
PakDe Cholik di Surabaya.