Minggu, 19 Februari 2012

Selamat Jalan Oya

Lama tak menyambangi blog ini, apalagi BW. Merasa ada yang kurang dalam rutinitas harianku, tapi mau bagaimana lagi, situasi yang sedang tidak memungkinkan. Terkait dengan sedang sakitnya orang-orang tercinta. Datuknya Hamas yang harus bolak-balik kontrol ke Ahli Jantung belum lagi kondisinya yang jauh dari stabil benar-benar menyita rasaku. Bersamaan juga, Allah ternyata berkehendak melengkapi kisah sakitnya Paman yang biasa kami panggil Oya ke batas akhirnya.

Alm. Oya,  yang nama aslinya Ali Hanafiah.
  03 Mei 1953-16 Februari 2012
Oya adalah adik kandung Yainya Hamas, artinya Paman Abinya Hamas. Nama lengkapnya Ali Hanafiah. Beliau yang lahir tanggal 03 Mei 1953 ini mendadak sakit akhir Juli 2011 lalu, sesaat menjelang Ramandhan 1432 H. Kakinya bengkak dan nafasnya sesak, padahal sebelumnya tak ada keluhan. Keseharian beliau sebelum sakitnya adalah mengurusi kantor hukum milik keluarga yang ada di Ruko Bukit. Ruku dengan 3 lantai, yang juga dihuni oleh Keluarga Kakak ketiga dari Abinya Hamas, dan Oya tidur di Lantai 2, bersebelahan dengan kantor. Lantai 3 hunian Kakak sekeluarga. Lantai 1 dipakai untuk usaha warnetnya Kakak yang berklaborasi dengan pihak mertuanya.  

Tinggal di Lantai 2 awalnya tak ada masalah buat Oya. Tapi belakangan menjadi hal yang sangat sulit dilakoninya karena sakitnya. Akhirnya Oya kami ajak tinggal di rumah kami, dengan menempati kamar tidurnya Hamas. Ramadhan dilaluinya dengan kesulitan yang mulai nyata, Iedul Fitri datang, sakitnya mulai pulih. Sempat kami tinggal mudik ke Lampung beberapa hari. Pulang mudik, Oya sudah tampak segar. Sudah bisa nyetir lagi. Sebelum sakit Oya memang sering diminta menjemput anak-anak kami ke Sekolah kalau pas Abinya Hamas ke luar kota. Keahliannya nyopir mobil sejak muda dulu sangat kami manfaatkan. Hanya lucunya, Oya kami tak bisa mengendarai motor. 

Selanjutnya karena Oya mulai sehat dan bisa beraktivitas lagi, oleh seorang Ayuk kami diminta untuk pindah ke rumahnya, karena mereka sedang butuh sopir. Ingin rasa menahannya, karena setahuku Oya memang belum sehat benar dan beliau nyaman di rumah kami. Tapi ya kami juga tak ingin dianggap tak peka pada kebutuhan saudara. Jadilah pada November 2011 tempat tinggal Oya pindah lagi. Beliau sehat dan menjalani aktivitas sebagai sopir pribadinya Ayuk. Sampai padah awal Desember ternyata Oya sakit lagi. Kondisinya mulai ngedrop. Bolak-balik ke Rumah Sakit, dan akhirnya diputuskan dalam musyawarah keluarga Oya dipindahkan lagi ke rumah Yai di km 5.

Oya pada 25 Oktober 2011, saat milad Yunda yang ke 8.
Dan setelah itu kondisinya memang tak juga kunjung membaik, belakangan ada indikas hatinya juga payah, ginjalnya juga sudah kena. Komplikasi berkelanjutan. Di rumah Yai kami sering berkumpul sekalian menengok Oya, bergantian saja mengantarnya kontrol ke RS. Masih sering terdengar candanya. Awal Februari memang terlihat kondisinya makin menurun, tapi kami masih banyak berharap apalagi Oya masih tampak bersemangat menjalani pengobatannya. Selain ke RS, Oya juga menjalani pengobatan alternatif.

Namun ternyata, Allah yang Maha berkehendak, menutup usianya pada Kamis malam Jum'at, tanggal 16 Februari 2012 pukul 18.00 WIB. Saat aku dan suami sedang berada dalam perjalanan dari Way Kanan, Lampung sepulang mengantarkan Datuknya Hamas. Jadi kami tak menyaksikan saat-saat terakhirnya. Tak ada pesan ataupun isyarat khusus. Hanya memang saat kami bertemu fajar menjelang subuh hari itu, sesaat sebelum berangkat ke Way Kanan, Oya tampak sangat lesu. Tapi tak banyak yang kami bicarakan, karena saat itu kami menjemput Adiknya Abi Hamas yang ke 7 untuk menemani kami mudik, mengingat perjalanan hari ini kami rencanakan PP, jadi butuh sopir cadangan yang menemani kami. Kami berlalu, sedang Oya masih duduk di teras menatap kami setelah sebelumnya minta antar kontrol ke RS, sayang pintanya tak bisa kami penuhi. Tak kusangka itu adalah pertemuan terakhir kami. Bahkan tak ada kata maaf yang kami haturkan padanya. Ach, sesal memang selalu datang belakangan.

1. Yek Oya dan Abang Wahyu, 2010
2. Yek Oya dan Hamas, 2007
Oya disapa Yek Oya oleh para cucu.
Yek = Kakek dalam bahasa Batun, Palembang.
Oya yang semasa hidupnya dekat dengan anak-anak kami. Suka dimintai uang jajan tambahan oleh mereka, sering mengantar jemput Sekolah tampa bayaran. Oya yang hobby makan pindang dan tunjang. Belakangan sedang semangat-semangatnya belajar dzikir, ada niat untuk berhaji dihatinya. Selamat jalan Oya, semoga Allah menerima semua amal ibadahmu, melapangkan alam kuburmu dan menempatkanmu di sisi-Nya pada sebaik-baik tempat keabadian.

Tak ada yang bisa kami lakukan saat ini buat Oya, selain mendo'akan beliau. 

Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)


Tujuh dari sebelas cucu Yai mengantar sampai ke TPU Sungai Goren.
"Selamat jalam Yek Oya"
Pemakaman dilaksanakan pada hari Jum'at 17 Februari 2012 di Pemakaman Umum Sungai Goren 4 Ulu, Kertapati setelah sebelumnya sholat jenazah di rumah juga di Masjid Nurul Islam. Semua terselenggara begitu lancar dan banyak sekali bantuan tak terduga dari berbagai pihak, semoga menjadi pertanda yang baik untuk kehidupan Oya yang sesungguhnya. Selamat jalan Oya...

20 komentar:

Ummi Ita mengatakan...

Turut berduka cita mbak..
Semoga amal ibadah oya di terima Allah SWT. Amin..

HP Yitno mengatakan...

turut berduka cita sobat.
Semoga amal ibadahnya di terima di sisi-NYA. Memang yang hanya bisa kita lakukan sekarang adalah mendo'akannya.

titoHeyzi mengatakan...

Innalilahi wainnailaihi rojiun...
turut berduka cita bun, semoga amal beliau diterima di sisi tuhan YME.

nicamperenique mengatakan...

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun!

Turut berduka cita ya mba Keke atas kepergian almarhum,
semoga diampunkan dosa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran, amin.

Ummi Nabil & Nadia mengatakan...

turut berduka cita ya mbak.

semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran

Mami Zidane mengatakan...

inalilahi wa inailaihi rajiun....semoga beliau mendapat tempat tenang di sisi NYA mbak...

Nchie mengatakan...

Turut berduka cita Mba keke..
semoga amal ibadah Oya di terima di sisinya..
amin

Damar mengatakan...

Innalilahi wa innailaihi rojiun, semoga Oya mendapatkan kemudahan di alam kuburnya dan mendapatkan ridho serta do'a yang mengalir dari putra-putri beliau

mimi RaDiAl mengatakan...

Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun, ikut berduka cita yg sedlmn2nya ya yunda. smg arwah beliau ditempatkan di tmpt yg paling indah disisi NYA amin

Unknown mengatakan...

turut berduka cinta ya, mbak. Semoga arwahnya diterima di sisiNya. Amin.

Unknown mengatakan...

maaf, salah ketik. mestinya berduka cita.

Diah Alsa mengatakan...

Innalillahi wa Innailahi rajiun. Selamat Jalan Oya, semoga mendapat tempat terindah disisiNya, Amin

Lidya Fitrian mengatakan...

Innalillahi,turut berduka ya mbak, kemarin sempat baca kalau sedang sakit.semoga keluarga diberikan kemudahandan sabar ya

monda mengatakan...

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
Ikut berduka cita ya umi, semoga amal ibadah alm diterima dan diampuni dosanya

Una mengatakan...

Turut belasungkawa ya mbak ^^
Pasti bahagia di sana~

Ririe Khayan mengatakan...

Ikut berduka cita, Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, semoga amal ibadah PAk Oya diterima dan diampuni dosa-dosanyanya

Mabruri mengatakan...

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un..
teriring alfatihah untuk almarhum ya bu. Smoga Almarhum diterima di sisi Allah SWT, dan yg ditinggal diberi ketabahan & keihlasan. aamiin

Della mengatakan...

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
Semoga semua amal kebaikan Oya diterima Alloh SWT, amin..

umahnya fityanakifah mengatakan...

inna lillahi wa inna ilaihi roji'n...allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu..

turut kehilangan mba,,,

Nia mengatakan...

Innalillahi wa innailaihi rojiun...
turut berduka cita yach mbak....smoga Oya tenang dialam sana...dilapangkan kuburnya...diterima segala amal ibadahnya...dan smoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan...aamiin