Minggu, 06 Februari 2011

Atelektasis Paru

Tulisan ini special untuk mengenang seorang H. Imron, Jama'ah Haji Kloter 31 JKG yang sangat dekat dengan kami, para petugas kesehatan haji kloter. Karena memang beliau perlu penanganan ekstra selama Safar Haji.

Pak Im, begitu kami biasa menyapanya, mendatangiku dan sengaja memperkenalkan diri saat masih di Asrama Haji Rajabasa, selama di Embarkasi pun beliau sudah tampak sakit. BKJH didapat: DM, hipertensi Ashma dan ada riwayat OAT ( Obat Anti Tuberculosis), hmmm.........berarti beliau pernah terdiagnosa TB Paru. Tapi cerita ini langsung diklarifikasi Pak Im, bahwa riwayat minum OAT beliau karena salah diagnosis. Jadi minum OAT-nya hanya 2 bulan.

Kronologis Sakitnya Pak Im selama 42 hari bersama di Kloter 31 JKG.
  • Selama Perjalanan Indonesia Makkah. Sering mengeluh sesak dan nyeri ulu hati. Therapy yang diberikan, melanjutkan obat-obatan yang  dibawa Pak Im. Antaranya obat gastritis dan obat-obatan Ashtma termasuk Ventolin Inheler.
  • MAKKAH. Sesak masih mendominasi, nyeri perut sering. Nebulizer yang kami bawapun sudah sering dipakai untuk mengatasi sesaknya. Tapi tetap tak terkendali. Jum'at pertama di Makkah nyaris mengalami stroke. Kami semua dibuat cemas, namun semua teratasi dengan baik, menyisakan panik berkepanjangan didiri Pak Im. Gula darah sewaktu (GDS) dalam batas normal, sedikit tinggi sesekali mencapai 187, tapi pak Im termasuk yang sangat panik dengan ini, GDS sering diceknya sendiri dengan alat GlucoDR yang dibawanya sendiri. Bolak-balik konsul ke Sektor 9. Tetap dengan diagnosa lama. obat simptomatis. Kondisi ini yang lantas membuat kami sepakat bahwa Pak Im juga mengalami Psikosomatis. Artinya selain semua penyakit yang dideritanya, Pak Im juga psikologisnya kurang baik. Menjelang wukuf kami usahakan untuk SAFARI WUKUF, tapi jelas ditolak karena kondisi Pak Im yang STABIL.                                                                                                                                    
  • ARMINA. Sehat selama di Arafah, membuat kami takjub, bahkan menyandainya, bahwa salah satu therapy mujarab untuk penyakitnya adalah berkemah. Selama di Mina tak banyak masalah, walau semua prosesi lempar jumrohnya diwakilkan oleh istri tercintanya.
  • Makkah pasca ARMINA. Masih bolak balik ke Sektor, sempat diobservasi lalu kembali ke pondokan. Dan selama perjalanan ke Madinah tak terlalu banyak keluhan.
  • Madinah. Cuaca dingin mencapai 6 derajat celcius dan ini memperberat kondisi sakitnya Pak Im. Rujuk ke Sektor 1 Madinah yang hanya berjarak 100 m dari hotel kami. Diobservasi, karena belum ada berbaikan maka dirujuk lagi ke BPHI yang berjarak 2 KM dari hotel kami. Disenilah Pak Im mendapat pemeriksaan intensive, termasuk di rontgen, dan ditemukanlah satu kata untuknya. ATELEKTASIS, parunya tak ada lagi sebelah. Dokter SpPD dan SpP benar-benar terhenyak, termasuk kami seluruh TKHI Kloter 31 JKG. Akhirnya selama di Madinah Pak Im tak diperkenankan pulang dari BPHI karena beliau sangat tergantung dengan tabung O2.
  • Pulang ke Tanah Air dan DEBARKASI. Pak Im mendapat perlakuan semakin ekstra, beliau harus pindah duduk ke depan, menggeser posisi Pak Imam Kwuadrat di posisi 1 dan 2. Di Asrama Haji Rajabasa menjelang kami berpencar ke Kabupaten masing-masih, aku dipanggil Pak Im dan Istri. Saling bermaafan secara khusus dan ucapan terima kasih yang kutahu teramat tulus.  Ternyata ini dialog terakhirku dengan seorang Pak Im.
***
Tentang ATELEKTASIS
Atelektasis paru menurut definisinya adalah kolapsnya jaringan alveolus paru akibat obstruksi parsial atau total airway.

Etiologi terbanyak obstruksi airway adalah terbagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Instrinsik berupa peradangan intra luminar airway. Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan sekret yang berupa mukus. Selain itu juga terjadi edema di lumen airway sehingga akibatkan obstruksi pada airway.

Etiologi ekstrinsik atelektasis pada airway adalah pneumothoraks, tumor dan paling sering adalah pembesaran kelenjar getah bening.

Gambaran radiologis atelektasis berupa penarikan diafragma mendekati lobus yang kolaps, penarikan mediastinum mendekati lobus paru yang kolaps dan ICS (intercostal space yang mengecil) akibat tarikan kolaps paru. Paru menjadi kolaps akibat tekanan negatif yang seharusnya ada pada alveolus berkurang akibat sumbatan sehingga saat inspirasi udara susah masuk ke alveolus sehingga parunya menjadi kolaps dan sesuai dengan hukum keseimbangan maka semakin negatif tekanan di dalam suatu ruangan maka dengan kuat ruangan yang bertekanan sangat negatif itu akan berusaha menyeimbangkan tekanannya dengan menarik udara maupun zat lain di sekitar sehingga pada gambaran radiologis terdapat gambaran radioopak pada lobus kolaps dan ada tarikan organ menuju lobus paru yang kolaps tersebut.

Pada anak-anak, atelektasis bisa terjadi. Terutama pada anak dengan infeksi primer Tuberkulosis. Pada infeksi primer tuberkulosis terdapat pembesaran kelenjar getah bening. Pembesaran kelenjar getah bening yang semakin banyak akhirnya menekan airway sehingga dapat dengan cepat timbul atelektasis pada anak-anak maupun bayi.

Tingkat keparahan atelektasi tergantung banyaknya airway yang terkena serta kualitas sumbatan pada airway  yang mengalami obstruksi. Terapi atelektasis harus  berdasarkan etiologi yang mendasari supaya mendapatkan hasil yang optimal untuk mengatasi atelektasis ini.

***
Bu Im, Sosok Istri Shaliha. Aamiin
Pak Im di Arafah, Cek n' Ricek
Dari banyak sumber, untuk mengenang Pak Im yang telah berpulang kepada Sang Pemilik Hidup dan Mati 30 Januari 2011, sekitar 2 bulan sejak kepulangan kami dari Madinah Al Munawaroh. Semoga diterima amal ibadahnya, mabrur hajinya, lapang dan terang alam kuburnya. Aamiin

Tidak ada komentar: