Kemarin diperingati sebagai hari batik nasional ya, pada tahu kan? Aku pakai daster batik sich kemarin, meski aku tahu bahwa itu bukan satu-satunya cara untuk menunjukkan kecintaan kita pada batik nusantara. Rutinitas tak ada yang istimewa, hanya memang aku sedang berduka. Sebab sejak jum'at lalu anak bujangku, Akang Hamas kami sakit.
Iya Hamasku sakit. Demamnya tak begitu tinggi, turun naik. Sore hari menjelang malam suhu tubuhnya meninggi berkisar diangka tiga delapan derajat celcius. Obat belum kuberikan, hanya madu yang tersedia di rumah, itupun bukan stok yang biasanya kupakai. Siangnya Hamas masih bermain, makan biasa, malah lebih banyak dari Yundanya. Awalnya tak ada yang perlu kucemaskan. Hanya butuh diperhatikan lebih, bahasaku menghibur diri. Seorang temanku malah bilang, "itu tanda demam nak besak". Artinya: demam karena mau bertambah besar. Ya, akupun berharap semua baik-baik saja.
Aku mulai was-was saat malam senin Hamas menggigil. Ini tanda demam tinggi, ternyata tiga sembilan koma delapanan. Hamas kubangunkan minum obat penurun panas dan diapun ke kamar mandi. Kukira hanya BAK ternyata Hamas BAB lunak. Aku langsung waspada. Maka pagi selepas mengantar Yunda sekolah, Hamas kami bawa ke SpA. Seniorku yang aku merasa dekat dengannya, maksud hati agar nyaman berdiskusi. Seperti dugaanku Ayuk Oka, sang SpA mengarahkan diagnosa Hamas pada thypoid. Demamnya yang khas disertai dengan gangguan pencernaan.
Berbekal selembar resep dan pengantar untuk cek darah pagi itu kami ke Apotik, menebus obat yang manis rasanya, kata Hamas. Selanjutnya Hamas masih dengan keriangannya, seperti tak sakit. Aku jadi mengurungkan niat untuk langsung ke laboratorium. Bukannya mau berlagak sok tahu, tapi boleh kan ya berharap selesai dengan obat yang sudah diminumnya. Mampir sebentar ke kantor, pamit kiri kanan, akupun izin untuk segera pulang.
Senin selama di rumah, nyatanya aku malah menikmati 'bobo siang' yang teramat langka itu. Hamas malah asyik bermain. Sore saat Yunda pulang sekolah Hamas makin seru lagi mainnya. Tak ada tanda-tanda sakit. Maghrib mulai hangat, aku minumkan obat. Hamas makan dan tidur seperti biasa. Beberapa kali kuraba dahinya saat terbangun, aman. Sempat ngompol di jam sebelasan. Pertanda demannya akan turun, harapku. Maka saat menjelang jam 3 pagi Hamas terbangun dan minta ke kamar mandi, aku mulai curiga dan benar saja. Hamas BAB lunak lagi, malah sekarang berair.
Sekuat tenaga kutahan air mataku saat malam itu kami putuskan membawanya ke UGD RSI Khodijah. Kurelakan darah 3 cc diambil untuk diperiksa. Aku khawatir trombositnya juga rendah, karena demamnya yang meninggi di dua malam terakhir ini. Tapi ketika ditanya apakah mau di rawat, aku masih tertegun, berharap bisa merawatnya di rumah saja, dan itu aku utarakan. Kami akhirnya bersepakat menunggu hasilnya dari rumah saja. Menjelang subuh kami sudah di rumah lagi.
![]() |
Hamas sesaat setelah diambil darah 3 cc. RSI Khodijah, 02/10 jam 03.00 wib. |
Akan menjadi kenangan, pada Selasa (02/10) bersamaan dengan hari batik kemarin Hamas resmi dinyatakan thypoid, saat hasil pemeriksaan widalnya ternyata 1/160. Trombositnya dalam batas normal. Penanganan pasien thypoid agak sulit kuterapkan pada Hamas. Bedrest total? Hamas maunya bergerak aktif. Makanan lunak? Hamas mau muntah bila kusodorkan makanan yang sudah sedikit kupenyet, boro-boro bubur. Jadi ya paling disortir buah kegemarannya saja. Meminimalisir serat. Kemarin aku lagi-lagi izin tak masuk kantor. Seharian bersama Hamas. Tetap kantukku yang menang, Hamas masih heboh bermainnya. Obat masih diminum rutin, tanpa keluhan, rasa yang digemarinya. Kebetulan yang tak terelakkan, sepanjang sakitnya Hamas kemarin stok madu gurun (yang biasa kupakai) di rumah kami kosong.
Menjelang malam, aku harap-harap cemas. Alhamdulillah... Hamas tak demam lagi. Makan minum seperti biasa, tidurpun nyenyak. Tengah malam, aku kembali dibuat sedih karena suhu tubuhnya tinggi lagi. Tapi pagi sudah terkendali, aku jadi bisa tenang ke kantor. Yunda bahkan protes, "mestinya Akang sekolah saja, karena sudah sembuh", katanya. Tapi barusan Mbak Endangnya mengabariku, Hamas demam lagi. Dag dig dug lah diriku, mau siap-siap pulang cepat nich....
Dan mohon do'anya ya dari semua, semoga apapun sakitnya Hamas, Allah berkenan memberi kesehatan yang tiada sakit lagi setelahnya. Aamiin YRA.
Terima kasih yaaa...
Dan mohon do'anya ya dari semua, semoga apapun sakitnya Hamas, Allah berkenan memberi kesehatan yang tiada sakit lagi setelahnya. Aamiin YRA.
Terima kasih yaaa...