Selasa, 15 Februari 2011

Ya Rasulullah, Merindu Semua Tentangmu

Dalam sebuah hadits, seorang sahabat berkata bahwa pada suatu ketika di malam purnama yang terang benderang, ia berkali-kali memandang antara wajah rasulullah SAW dan rembulan. Maka, didapatinya, bahwa wajah Rasul terkasih adalah lebih indah dari rembulan, Subhanallah. 
Mahasuci Allah yang telah menempatkan kita di bumi-Nya yang terhampar luas. Mahaagung Ia yang memikulkan di atas pundak kita, amanah untuk menjadi pemakmur bumi, Maha Terpuji Keadilannya, yang telah memberi kita dua bekal utama, kitab yang berisi wahyu-wahyu-Nya, dan manusia yang menjadi rasul-rasul-Nya. Rasul adalah utusan Allah.

Selain menatap langsung wajah Rasulullah, adalah bertemu dengan Rasullulah lewat mimpi pastilah satu kebahagiaan, karena sesungguhnya berjumpa dengan Nabi, SAW. dalam mimpi pun sama dengan melihat beliau dalam keadaan terjaga, sebagaimana disebutkan dalam sabda beliau:
"Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku dalam keadaan terjaga." Juga, jika seseorang bermimpi berjumpa dengan Nabi Saw., maka dapat dipastikan bahwa yang dilihatnya adalah benar-benar Nabi Saw. sebab, seperti disabdakan beliau, setan dan jin tidak dapat menyerupai beliau saw".
Menatap wajahmu wahai Baginda Rasul, bermimpi bertemu denganmu tentu adalah satu keistimewaan yang kami rindukan. Tapi selain itu berziarah ke makammu merupakan hal yang bisa kami lakukan. Bertahun-tahun aku memendam harap untuk bisa berziarah ke makam Rasulullah, SAW. 
Dan kesempatan itupun akhirnya datang. 
Musim haji 1431 H, bertepatan dengan tanggal 04-12 Desember 2010 saat menjalankan tugas sebagai dokter kloter aku berkesempatan 9 kali ke Raudhah sekaligus berziarah ke makam Baginda Nabi. 
Dari delapan hari di Madinah artinya setiap hari aku berjuang untuk bisa sampai ke Raudhah bahkan ada yang sehari 2 kali, ba'da sholat subuh (berangkat sekitar jam 03. 00 WAS dan mencari tempat sholat didepan pintu Raudah) dan menjelang pintu masuk Raudhah ditutup jam 23.00 WAS.
Perjuangan yang tidak begitu mudah mengingat aku adalah seorang petugas, tapi management penanganan jama'ah haji yang sakit di Madinah sangatlah efektif hingga kami para dokter kloterpun bisa menikmati beribadah di Kota ini. Bahkan sholat 40 waktu di masjid Nabawipun terasa begitu mungkin untuk kami.
Bersama jama'ah Kloter 31 JKG

Bahagianya bisa berziarah ke makam Rasulullah karena ada satu hadist menyebutkan, berziarah kepada nabi saat beliau masih hidup ataupun setelah beliau sudah meninggal mendapatkan ganjaran pahala dari Allah, SWT.
Setiap muslim pasti ingin berziarah ke makam Rasulullah ini, tinggal jalan atau kesempatannya saja yang berbeda.
Masjid Nabawi 1431 H
Ibadah di Madinah bukan hanya sekedar shalat di Masjid Nabawi yang nilainya 1000 kali lebih baik dibandingkan sholat di masjid biasa, tetapi juga berziarah ke makam Rasulullah SAW. 

Terasa begitu Damai 
Dari dalam masjid terlihat, makam Rasulullah SAW berwarna hijau keemasan. Melihat dari kejauhan saja, air mataku sudah bercucuran. Yang sering dilupakan adalah membaca doa dan salam saat ziarah ke makam Rasulullah, karena jama'ah terlalu berkonsentrasi mencari tempat untuk sholat sunnah. 
Di dekat makam Rasul ada sebuah tempat yang paling cantik dibanding seluruh bagian masjid Nabawi. Tempat tersebut berwarna putih keemasan dan tak pernah kosong dari jama'ah. Itulah Taman Surga, Raudhah.

Rasulullah SAW bersabda:
"Tempat yang terletak di antara rumahku dan mimbarku, merupakan suatu taman di antara taman-taman surga" (HR Bukhari, dari Abu Hurairah)
Raudhah itu tidak seberapa luas, tak lebih 144 m2.  Lokasinya ditandai dengan lima pilar besar berwarna putih dengan kaligrafi yang sangat indah.  Lantainya diberi permadani berwarna hijau putih, berbeda dengan permadani di areal Masjid Nabawi lainnya yang berwarna merah.
Hadist tersebut ditafsirkan oleh para ahli.  Antara lain di tempat itulah Allah SWT menurunkan rahmat dan kebahagiaanNya karena dilakukan dzikir yang tentu saja surga balasannya.  Tempat itu pula akan dipindahkan oleh Allah SWT ke surga setelah kiamat kelak, sehingga menjadi bagian taman surga yang hakiki.
Subhanallah, penuh haru dada ini ketika aku berkesempatan menginjakkan kaki lagi di Raudhah dan sholat dua rakaat di sana.  Permadani elok yang hijau berbunga putih juga harum mewangi yang membentang di dalamnya, pilar-pilar kokoh berhiaskan bilur ukiran emas.

Assalamu'alaika ya Rasullulah.. 
Assalamu'alaika ya Habiballah... 
Assalamu'alaika ya Nabiyullah... 
Tak putus salam untuk Rasullulah kuhaturkan

Lantunan sholawat membahana, menggema diseantero penjuru.
Lamat-lamat ada suara Nasyid mengalun: 
Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat menatap wajahmu
Alangkah indahnya hidup ini, andai dapat kulihat senyummu
Moga mengalir keberkahan dalam hatiku
Sungguh air matakupun menderas, sulit untuk kutahan, tangisan rindu.

Dan rindu inipun makin membuncah. 
Merindui syafa'atmu. Rindu senyummu, rindu ada dimajelismu.
Merindu semuanya tentangmu. 
Berabad jarak darimu ya Rasul terasa engkau disini.
Cinta ikhlasmu pada ummatmu, bagai cahaya syurgawi.
Tak kan terbalas semua, hanya kami 'kan selalu berusaha menggenapkan sebentuk cinta, melerai semakna rindu.
Rindu bisa hadir di kota ini lagi, Madinah Al Munawaroh, kota yang bercahaya, tempat dimakamkannya Nabi Besar Muhammad SAW.

***

Moment Maulid Nabi, semoga kami mendapat syafa'atmu, kelak di yaumil akhir. Aamiin

Tidak ada komentar: