Episode STOP ROKOK
Pernah dengar istilah quitter ?
Quitter adalah perokok yang ingin berhenti merokok.
INGIN berhenti merokok, bagus, baik, tapi tak hanya cukup dengan INGIN saja.
Beberapa alasan seorang perokok ingin berhenti merokok:
• Alasan ekonomi: ingin berhemat, pilih berhenti merokok.Atau karena tak punya uang untuk beli rokok jadi STOP merokok.
• Alasan kesehatan: ingin sehat maka STOP rokok, atau karena sakit jadi dilarang dokter merokok.
• Alasan kasih sayang: dilarang istri merokok, karena sayang jadi nurut atau karena mau menciptakan lingkungan dan generasi sehat dirumah, tak ingin orang-orang terkasih jadi perokok pasif jadi pilih STOP merokok.
• Alasan kesadaran untuk lebih baik tanpa factor apapun: yang satu ini bisa jadi dorongan dari hati nurani atau mendapat ‘lailatul qodar’
STOP ROKOK sekarang juga !!! Gagah, hebat tapi tak mudah.
Mereka perlu dukungan KITA.
Cara kita mendukung quitter, antaranya: dengan mengintervensi melalui terapi maupun konseling.
Ada 2 macam terapi yang bisa dipakai yaitu terapi perilaku dan kelompok.
~ Terapi perilaku bertujuan melatih dan mencegah para quitter kembali merokok, menghilangkan stimulasi lingkungan, serta memberikan rasa tidak menyenangkan saat merokok.
~ Terapi kelompok bertujuan memberikan dukungan sosial.
Selanjutnya untuk lebih jelas bisa buka situs www. stopmerokok.com, disini bisa berbagi dengan para ahli, mantan perokok ataupun sesama para quitters. Intinya meyakinkan para quitters bahwa mereka tak berjuang sendiri.
Pendekatan lain adalah dengan obat.
Varenicline tartrate, salah satu temukan para ahli untuk terapi STOP merokok. Menurus seorang dokter ahli, dr. Aulia Sani, SpJP(K), obat dengan resep dokter ini mampu mengurangi rasa ketagihan, seperti perasaan tidak nyaman, pusing, sulit konsentrasi dan mengurangi rasa nikmat saat merokok. Ini terjadi karena obat ini mampu memblok reseptor 42 sehingga menekan rasa nikmat (endorfin) yang ditimbulkan dari 4 dan ketagihan dari 2, sehingga endorfin yang biasanya dipicu oleh terserapnya nikotin dalam darah lalu diteruskan ke otak dan diubah menjadi endorfin alami yang dihasilkan tubuh.Tidak percaya? Boleh langsung dibuktikan , terutama oleh para quitters.
***
Yang bisa dijadikan pengetahuan dan pertimbangan untuk semua terutama bagi perokok, bahwa kebiasaan mereka para perokok adalah membuat orang sekitar menghirup asap racun dari rokok yang mereka hirup, menjadikan orang lain perokok pasif, artinya juga membuat orang lain menderita, hiks...hiks
Derita Perokok Pasif :
1. 70 % asap rokok diisap oleh perokok pasif, 10 % tertahan difilter dan hanya 20 % yang dihisap oleh perokok aktif. Ini artnya perokok pasif lebih banyak merasakan dampak negative kepulan asap rokok dibanding perokok aktif itu sendiri. Ibarat kata pepatah “perokok yang makan nangkanya, ech….orang sekitar yang kena getahnya”.2. Asap yang keluar dari pembakaran ujung rokok (asap samping) berbahaya bagi perokok pasif karena mengandung gas beracun seperti CO, dan berdampak menurunkan kemampuan tubuh membawa O2 dan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
3. Bagi perokok pasif resiko terkena kanker paru dan penyakit jantung lebih tinggi 20-30 % daripada perokok aktif. Wech…ruginya rek, rek !!!
4. Ibu hamil yang terpapar asap rokok atau yang sering menjadi perokok pasif akan mengalami masalah dan gangguan pada kehamilannya.
5. Pada anak yang perokok pasif, akan lebih mudah terkena bronchitis dan infeksi saluran pernafasan lainnya.
Membaca dan mencermati dampak negatif yang dialami para perokok pasif, jujur aku begitu salut pada mereka yang mau berhenti merokok dengan alasan karena tak mau membuat orang-orang terdekatnya menjadi perokok pasif. Alasan kasih sayang, betapa alasan itu mampu melahirkan keputusan yang sangat berharga.
Adalah Nyai Saiman dan Datuk Muhir, mereka sekian dari banyak Kakek yang akhirnya memutuskan berhenti merokok dengan alasan kasih sayang serupa itu. Mereka berhenti merokok lebih dari 6 tahun yang lalu, karena mereka ingin dekat dengan cucu tanpa nuansa asap rokok, ya….salah satu alasannya mereka ingin cucu-cucunya tidak menjadi perokok pasif. Terharu sangat :D
Jadi ingat juga cerita dr. Rani yg lagi PPDS di RS Persahabatan, saat ber-Integrasi awal Juli lalu, kasus C@ Paru meningkat, terbaru yang ada adalah seorang laki-laki usia 22 tahun dan wanita 25 tahun yang bukan perokok tapi mereka adalah para perokok pasif.
Duhai perokok, please.....
Duhai quitters, kami mendukungmu, semangat, lanjutkan perjuangan *~
STOP ROKOK….STOP ROKOK go !!!!
Tak mudah memang, tapi bukan tak mungkin :DJadikan Ramadhan sebagai moment berharga untuk berhenti merokok. Berhenti merokok dengan alasan apapun, adalah keputusan yang TEPAT dan BAIK. Untuk pribadi, apalagi untuk orang sekitar.
Disarikan dari berbagai sumber, terbanyak dari Majalah Ummi Edisi Juli 2010
***
10 August 2010, Penghujung Sya'ban, sepenuh harap menanti Ramadhan, semoga berjumpa :)
Teriring salam cinta untuk Datuk Muhir yang Harlanya bertepatan dengan hari ini, semoga sisa umur semakin barokah.
Teriring salam cinta untuk Datuk Muhir yang Harlanya bertepatan dengan hari ini, semoga sisa umur semakin barokah.
Andal dan keluarga.