Sabtu, 29 Mei 2010

Curhat Sang Penguasa Jalan Raya



Mestinya aku mau melaju sesuai dengan kecepatan standar,
aku tak perlu kebut-kebutan…
Toch aku bukan pembalap, dan aku sadar ini jalan raya…

Aku sebenarnya pun merasa bising dengan bunyi sireneku,
Rambu lalu lintas seyogyanya pun aku patuhi
Seperti layaknya pengguna jalan raya lainnya...

Sungguh aku tak ingin sombong, atau merasa gagah-gagahan...
Pak Polantas, aku sangat menghargai kerja kerasmu
Maaf bila sering seolah aku tak taat aturan main...

Tapi...
Aku harus bagaimana lagi
Tiap detik waktuku sangatlah berharga
Menyelamatkan nyawa seorang anak manusia
Karena seringkali demi mengejar pertolongan pertama ketempat yang tidak dekat....

Ada banyak moment ku lalui bersama orang-orang yang sedang berduka
Mereka begitu harap untuk segera tiba ke RS
Walau Sang Penentu bukanlah lajuku
Namun melaju dengan kecepatan maximum adalah bagian dari usaha....













Adakalanya aku harus mengantarkan jenazah kesebrang pulau
Rute atau petanyapun baru kupelajari
Jangan tanya tentang keluarga yang mendampingi
Karena tak selalu ada....
Kadang kiriman polisi, napi yang tewas di Rutan
Atau Keluarga yang memilih jalur udara, 
agar bisa mempersiapkan pemakaman

Jadi bila suatu saat, bertemu denganku
Jangan pernah anggap aku tak tahu diri
Menyingkirlah dengan suka rela, pliizzzss
Pak Polantas harap aku tetap dibantu
Lampu merah, bukan aku tak mempedulikanmu

Sekali lagi maaf....
Karena memang aku harus ngebut
Ini adalah bagian dari ”Jihad”ku...
Aku si AMBULANCE
Banyak yang menyebutku Sang Penguasa Jalan Raya
Dengan Sirine khas lambang supremasiku
Tak pernah bisa ditilang karena tak taat rambu lalulintas
Bukan karena punya ”setoran” pada Pak Polantas
Adapun untuk semua rekan AMBULANCE yang berada didaerah terpencil,
Jalan rusak atau jalan setapak lah medanmu
Bukan lampu merah atau peruit Pak Polantas yang kalian hadapi
Seringkali lubang , bebatu yang mengalahkan lajumu
Tak ada cerita ngebut dijalan hancur
Apalagi bila bertemu jembatan putus
Oooh...tak jadi penguasa jalan raya tak mengapa
Asal bisa menjalankan tugas dengan amanah
Mengantarkan si-sakit untuk mendapat pertolongan RS
Mengantarkan jenazah segera ke rumah duka yang ditunggu keluarga

Sebagai AMBULANCE
”Jihad”mu adalah memfungsikan diri sesuai tugas profesi
Dirimu harus siap merujuk kapanpun dan dimanapun
Mengantarkan Jenazah walau harus keujung persada
Laksanakan dengan ikhlas....
jangan pedulikan jalan yang rusak atau mesinmu yang tak cukup istirahat,
karena ini memang tugas kita...

Tapi jangan pernah toleran dengan tugas yang tak pada tempatnya
Ketika diajak ke Pasar untuk belanja sayur
Jalan-jalan keluarga ke Pantai
Atau bahkan ketempat maksiat...
Jangan beri kemudahan
Berdo’alah untuk mendadak rusak
Berjanjilah untuk tetap Istiqomah....

Karena sekali Pak Polantas tahu
Kita ke Pasar atau ke Pantai
Terlebih pengguna jalan lain tahu kondisi ini
Walau hanya segelintir saja
Aku khawatir kita tak lagi diberi jalan dengan sukarela
Mungkin memang masih ada yang terkecoh dengan sirene kita
Tapi sadarlah, saat itu kita sudah menjadi Penguasa Jalan Raya yang DZOLIM
Hanya meminta hak, tak tau tugas kewajiban...

Jadi Wahai Saudaraku sesama AMBULANCE
Dengarkanlah curhatku
Yang juga kutujukan untuk kalian
Semoga kita bisa Jadi Sang Penguasa Jalan Raya yang ADIL
Karena menjadi Penguasa Jalan Raya yang Dzolim atau Adil
Adalah sebuah pilihan
Semoga ADIL pilihan kita
Karena ADIL lebih dekat pada Taqwa bukan ?

***
pernah ku ikutkan lomba "curhat jalan raya"
alhamdulillah belum menang
mungkin kalah dengan raja jembatan atau mobil pejabat

Tidak ada komentar: