Mengurai selaksa rasa
mengapa jejasnya terasa ngilu
meski kusadari perpisahan itu selalu ada
terlalu tiba-tiba, membuatku tergugu, haru
Sungguh, aku mengenalmu lewat jiwa
bukan sebatas pandangan
meski dengan segenap kekuranganku
semua kebersamaan indah saat bersamamu
akan menjadi waktu yang berharga dalam hidupku
kenangan manis berbunga, tak layu
*seperti rumpun yang subur di pekarangan rumah kita :)
Aku tak tau seperti apa aku ditempatkan dihatimu
hanya yang kutau, meski terbalut keterbatasanku
aku menulis namamu dihatiku
tak kan pernah terhapus
Ku ingin kau tau...
Dikau sahabat, saudara, juga guru yang mencerahkan
'kan terus begitu
sampai Allah kabulkan do'a, senandung munajat
'tuk temukan kita di Syurga-Nya
Aamiin
*****
ba'da maghrib, 23 april 2010
sesaat mendengar berita kepindahan, sebentuk kenangan
warisan tanaman,
saat aroma perpisahan semakin dekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar