Minggu, 20 Januari 2013

Review Blog: Penampilan Mbok Ayu

Sudah sejak awal meniatkan untuk ikut serta di hajatannya Dinda Idah, namun disayangkan baru didetik-detik terakhir ini bisa menuntaskan maksud dihati *semoga masih diterima ya ;)

Jujur sudah beberapa tulisan yang sempat kubaca, ihhh baru nyadar ternyata pemilik Langkah Catatanku ini masih sangat belia, habis fotonya menipu, tampak dewasa, anggun dan berwibawa *tsssaaahhh, asli, pujian yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Dan bermula dari pandangan inilah maka yang aku pilih untuk di review kali ini adalah tulisan yang berjudul .

Aduhai Idah, sama ya kita sering menganggap penampilan mbok-mbok adalah sesuatu yang harus dihindari. Dikonotasikan tak rapi, sehingga bikin kita kurang pede. Dulu waktu zaman SMA (pertama pakai jilbab saat kelas II SMA, sekedar pemberitahuan :lol:) dan kuliah, saat diri masih muda imut, akupun termasuk golongan yang anti ogah pakai jilbab kaos. Kalau istilahnya Idah jilbab oblong. Aku anggap kurang pantaslah ya *secara pakai baju kaospun tak diizinkan juga kan yaaa... 

Etetapi seiring perjalanan waktu saat sudah punya anak, bersamaan juga sudah berada di dunia kerja. Perlakuan terhadap jilbab kaospun berubah, sedikit demi sedikit malah jadi akrab dan bersahabat. Lebih ringkas, mudah memasang dan gampang perawatannya. Manalagi aku berkesempatan tugas di Puskesmas yang ada di Kampung, dinas di UGD, dan jam praktek yang berdurasi 24 jam. Artinya pasien boleh datang kapan saja, tak ada jam praktek seperti dokter di Kota. Hubungannya jelas ada dong, aku seolah semakin ketergantungan dengan yang namanya jilbab kaos. Bahkan tak hanya saat kepepet saja, terkesan menikmati, buktinya jilbab kaos jadi kupakai kemana-nama, dengan tak canggung lagi *hadeeehhh ngaku ;) Bahkan fotoku saat mejeng jadi Model di BlogCamp itu ya pas pake jilbab kaos lho, sepulang dari Posyandu yang becek tak ada ojek, suerrrr...

Beruntungnya kemasan jilbab kaos makin unik dan kreatif, sebut saja beberapa produk Rabbani yang begitu memasyarakat, sampai para selebritipun mau memakainya *ikut bangga dech pokoknya... Namun tetap saja, jauh dilubuk hati yang terdalam, aku tetap sepakat bahwa untuk acara resmi seperti ke sekolah, ke kampus atau ke kantor sebisa mungkin dihindari berjilbab kaos ria, kecuali kepepet seperti yang dialami Idah, hihiiiii... Masa menjadi tim kesehatan haji juga aku cuma bisa memakai jilbab kaos *mana sempat pakai peniti apalagi bross ;) Dan di tempat tugasku yang sekarangpun, aku mulai melazimkan diri lagi untuk tidak memakai jilbab kaos ke kantor. Pernah sengaja kutulis disini.

Tapi satu hal yang tak kalah penting untuk Idah ingat bahwa ala kita jauh lebih ayu ketimbang penampilan gemerlapnya para artis hollywood yang memamerkan keindahan rambut mereka. Idah pasti tahu mengapa? Yups, karena penampilan dengan jilbab kaos yang membuat kita tampak bunder dan kayak bakpao itu jelas-jalas menutup auratkan yaaa...  Jadi tetap semangat, meski kayak mbok-mbok tetap ayu kok :lol:  

Tentang dalil apa saja batasan aurat atau syarat pakaian syar'i yang menutup kayaknya Idah sudah faham dech... Intinya jangan menerawang atau ketat yang menampakkan lekuk tubuh. Ini jelas harus lebih diwaspadai, jangan karena tak ingin bunder eh malah pakai baju yang membungkus, hingga terlihat seksi. Betul? Eitsss bukannya mau sok menggurui lho sayang, tapi lebih kepada mengungkapkan cinta padamu, pada sosok seorang adik yang membanggakan. Dan yang terpenting adalah mengingatkan diri sendiri. 

Kalaulah ada yang sempat membuatku berkernyit, kira-kira apa ya sebabnya tulisan tentang ini diberi label mari belajar ;) Mungkin maksudnya agar kita terus belajar membenahi diri dalam segala hal termasuk dalam masalah penampilan dan memenagement waktu juga. Logikanya, seseorang yang pandai mengelola waktu tak mengenal istilah kepepet, mati lampu seharian tak akan ada masalah kalau jilbab-jilbab sudah kita setrika sejak kemarin. Tapi tetap saja ya yang namanya kepepet terkadang sulit dihindari, seperti yang kualami saat menulis posting ini *ketar-ketir masihkah terkejar deadlinemu, h2c...

Sudah dulua achhh... 
Ada bunga sekuntum dikerubungi semut, 
Ada salam dan senyum dikirim buat Idah imut

“Senyum Bersama Langkah Catatanku”

give-away-langkah-catatanku

27 komentar:

Ririe Khayan mengatakan...

bener banget tuh, Mbok Idah masih unyu imuut buanget. Pas lihat futunya duang kirain sdh dewasa eh...gak taunya masih anak sekolahan...mksd sya masih kuliah

Sukses GAnya ya Mbak:)

Anonim mengatakan...

saya sering sedih melihat saudari-saudari yang niatnya menutup aurat dengan mengenakan jilbab tapi yang terjadi justru aurat lain terbuka ( terlihat jelas dan nyata ) seolah aurat hanyalah sebatas rambut saja.
Semoga dari hari ke hari semakin banyak saudari kita yang mengerti dan memahami bagaimana dan tujuan menutup aurat. Dan jujur saja, saya juga harus terus mengingatkan hal ini pada keluarga saya, pada istri dan juga Sabila.
Salam hangat untuk keluarga.
Semoga sukses di GA ini, Bu Dokter.

borescope mengatakan...

nice article gan

timbangan mengatakan...

suka banget nih baca ceritanya

Lidya Fitrian mengatakan...

jilbab instan saya menyebutnya mbak, andalan kalau lagi buru2

Akhmad Muhaimin Azzet mengatakan...

Hehehe..., sama dengan saya, tertipu dengan Mbak Idah. Belum lama ini waktu Sidara (silaturahmi darat) di Jogja, saya kaget mendapati Mbak Idah masih kuliah. Fotonya tampak dewasa, aslinya masih mahasiswa (waktu masih skripsi).

Benar sekali, mari terus belajar membenahi diri, termasuk dalam penampilan yang lebih syar'i.

Jiah Al Jafara mengatakan...

soal penampilan, bagiku yg penting nyaman dan sopan, meski kaya mbok" :D
g masalah

Yuni mengatakan...

aih, kita sehati nih bu dokter. Review, penampilan mbok2. SMoga berjaya yaa bu :)

HP Yitno mengatakan...

Sebenernya seorang pria kan seneng wanita yang pakai berjilbab kak.

Niken Kusumowardhani mengatakan...

Tampil spt mbok mbok didunia biarlaahh,,,, yg penting jadi bidadari di syurga... Aamiin...

yuniarinukti mengatakan...

Ah rasanya bukan dosa besar klo perempuan dirumah pke baju seadanya, yang penting enak aja dimata suami hihi..

puteriamirillis mengatakan...

simple itu yang pu tangkep dari jilbab kaos...hehhe...
bucek..i love u...

Muji Suwarno mengatakan...

Nggak ngerti soal jilbab, karena nggak pernah pakai. :D

Semoga sukses GAnya mbak. :)

Ave Ry mengatakan...

Saya support Giveawaynya aja, (semoga menaaaaang) ^_^/

BlogS of Hariyanto mengatakan...

saya hanya bisa memberi saran..sempurnakanlah jilbabmu agar indah dalam pandangan ALLAH...btw-selamat berkontes ya semoga sukses selalu :)

Unknown mengatakan...

saya malah baru tau ini hehe sudh pasti ketinggaln jauh

HALAMAN PUTIH mengatakan...

Semoga sukses, meski mbok2 tapi kreatif deh.
Lha mbok sama emak tu saudaranya ya??

Orin mengatakan...

wow...reviewnya lengkap ummi. Gudlak ngontesnya yaa ;)

Cerita Horor mengatakan...

Tidak sangka pandangan pertama tentang jilbab bisa dijadikan ide. Good idea. Bagus.

Cerita Horor mengatakan...

Tidak sangka pandangan pertama tentang jilbab bisa dijadikan ide. Good idea. Bagus.

Mulyani Adini mengatakan...

Jilbab emak-emak kalau kata suami saya, jilbab buat ke warung.

Untuk kontesnya sukses ya bun, saya udah lama ngak ikutan kontes.

Ila Rizky Nidiana mengatakan...

aku kelewat nih baca postingan mbok ayu ini, bun. hehe. moga sukses GA nya yaa :D

kakaakin mengatakan...

Jilbab kaos asik banget. Masa' sih kayak mbok2? *langsung ngaca.
Biasa aja sih... :D
Semoga kita bisa istiqomah di jalan-Nya :)

Nchie Hanie mengatakan...

hihiih..iya bayanganku juga ngeliat idah kaya udah gede, dewasa..
taunya masih abegeh ! :P

Sukses ngontesnya Mba KEke..

Apa kabarnya !!

mahbub ikhsan mengatakan...

kunjungan malam ..mbok..gaull...

News mengatakan...

semoga menang di lomba blognya mbak ida yah jeng

Anonim mengatakan...

Selamat soreeee, Bunda. ;)
Ciluuuukkkkkkkk, baaaaaaaaaaaaa. :D

Setelah Mba Yuni, ternyata masih ada yang ngereview tulisan ini lagi,sumpah inyonge malu, Bunda. hihihihi

Mengapa saya malu? Karena jilbab yang saya pakai saat iut benar2 jilbab kaos yang kecil ukurannya, tidak sampai menutup dada gitu. :(

Mari Belajar, belajar dari apa yang sudah terjadi. Belajar untuk memanfaatkan waktu sebaik2nya. Semgoa kejadian ini tidak terulang kemabali. Jika sedang ada setrikaan, sekarang kalau ada waktu luang, mending saya pakai untuk menyetrika, bunda.

Terimakasih sudah ikut meramaikan syukuran di Langakah Catatanku.
Salam Senyuum. . . ^_*