Kamis, 10 Januari 2013

Filosofi Rumah Sehat

Saat ditanya tentang filosofi sebuah rumah sehat, aku ya agak bingung juga. Secara kata 'rumah sehat' yang sering kudengar adalah sebuah bangunan yang umumnya dijadikan klinik pengobatan, yang secara maknawi dapatlah dikatakan, orang sakit yang datang ke 'rumah sehat' tersebut mengharapkan sembuh dari sakitnya. Tapi ternyata bukan itu yang dimaksudkan. Aku ya terpaksa, eh ikhlas ding, nanya sama si mbah gugel berharap bisa memuaskan hati sang penanya. Tapi ternyata saat kata kunci 'filosofi rumah sehat' yang kumasukkan, maka akan disajikan banyak bahasan tentang klinik pengobatan. Sama dong dengan yang ada dikepalaku, hmm...

Ada yang tentang filosofi beberapa rumah adat. Filosofi rumah adat banjar, rumah adat toraja, rumah adat sasak. Akhirnya cari-cari lagi dan dapatlah sedikit tentang itu, aku kembangkan sendiri. Dan kurekam dech diblog ini, itung-itung nambah postingan yang jelas keteteran akhir-akhir ini. Yach mana tahu ada seseorang yang butuh bahan tulisan tentang ini dan nyasar dengan manis disini. Ya gitu dech, singkat cerita semoga ada manfaatnya :D

Yang tak bisa disangkal bahwa setiap diri pasti berkeinginan untuk mempunyai rumah. Keinginan itu diwujudkan dengan beragam cara bisa dengan menabung, kredit pemilikan rumah dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, ada beberapa yang mendapat warisan, atau bahkan hadiah. Yang terbaru mungkin masih ingat sebuah acara di A*NTV memberikan hadiah rumah senilai 1,5 M untuk yang berhasil mendapatkan predikat sebagai penghuni terakhir. Mungkin ada yang ingat acaranya? Karena jujur aku tak mengikuti, tak begitu faham bahkan ketika pernah mencoba ikut nonton hatiku kok kurang sreng karena persaingan yang ditampakkan menurutku terkesan kurang sopan. Duch, tak sukalah daku. Eitsss napa jadi melantur yaak...

Kembali ke topik :D Menurut sebagian orang, rumah yang paling membanggakan adalah rumah yang diperoleh dari hasil kerja sendiri. Betul? Langkah untuk memiliki rumah dapat juga diawali dengan membeli tanah, sesuai kemampuan kita. Lalu, kitapun berencana untuk membangun rumah idaman. Selanjutnya bisa dengan mempersiapkan gambar, estimasi biaya pembangunan, dan lengkap dengan bahasan seni interior serta eksterior rumah yang memenuhi standar sehat seseuai yang kita inginkan, disesuaikan dengan dana. 

Rumah yang kita bangun akan menjadi lebih baik jika terlebih dahulu dikonsep. Setidaknya, hal ini akan mengilustrasikan bentuk dan suasananya. Ketika konsep sudah dianggap baik, bisa kita lanjutkan dengan menabung bahan bangunan. Ada beberapa cara yang dipakai sebagian orang yang ingin memiliki rumah, yaitu dengan menitip tabungan ke toko bangunan. Berdasarkan pengalaman cara seperti ini sangatlah menguntungkan.

Membangun rumah dimulai dari pondasi itu adalah dasar sebuah rumah, begitu juga untuk meraih sehat, dasarnya yang harus kita utamakan, bukan tampilan luarnya.Kita bangun pondasi yang kokoh. Terlebih, jika rumah itu dibuat bertingkat. Semua titik harus menggunakan cakar ayam. Dari pondasi itu, kita akan memperoleh gambaran awal bagaimana rumah kita nantinya. Dengan susunan pondasi yang kuat dan ideal, bangunan itu akan terlihat indah dan kokoh. Akhirnya, semua dinding terselesaikan. Program rumah itu dilanjutkan dengan memberikan genteng yang bagus. Kita harus memilih genteng yang antipecah, ringan, dan tidak mudah bocor. Dan yang terpenting terbuat dari bahan yang aman untuk kesehatan. Bukan asbes yang sudah diteliti berbahaya bagi kesehatan kita. 

Rumah sehat haruslah memiliki jendela dan pintu yang cukup. Untuk pertukaran udara dipagi hingga sore hari. Jendela yang ideal adalah yang sering dibuka tutup. Saat malam, jendela dan pintu harus ditutup sempurna. Angin malam dan ragam kejahatan yang akan diundang datang bila jendela dan pintu kita biarkan terbuka saat malam hari. Jangan tanya menurut teori siapa ya, kalau tak percaya coba saja nanti malam biarkan pintu atau jendela rumah menganga, hehe... Maka bila dikaitkan dengan filosofinya, demikianlah kita dalam kehidupan ini, ada bagian yang bisa dibuka untuk umum, namun ada kalanya harus menjadi rahasia diri, agar tak ada fitnah atau su'udzon dari sekitar.

Saat sudah selesai dibangun, rumah ternyata belum disebut layak huni. Jauh dari kata rumah sehat juga pastinya. Sebab disebut rumah sehat jika ada isinya yang mendukung fungsi. Kita tentu tidak nyaman bila menempati rumah kosong. Rumah yang baik adalah rumah yang fungsional karena perabot yang mengisinya. Untuk itu kitapun berbelanja peralatan rumah. Kita pilih dan susun sofa, buffet, meja makan, dan beragam asesoris rumah. Tak perlu mahal, asal fungsinya benar-benar sesuai. 

Yang juga perlu diperhatikan adalah rumah sehat tak hanya untuk sekedar berteduh ketika hujan atau panas matahari. Tapi lebih dari itu, rumah sehat membawa kenyamanan dan ketenangan jiwa bagi semua penghuninya. Diantara filosofi rumah sehat serta syarat rumah yang diidamkan keluarga sakinah meliputi: rumah sebagai tempat melepaskan segala kepenatan dunia, rumah adalah surga di dunia yang sangat sementara ini, rumah adalah tempat segala kenangan, rumah asri akan menyegarkan penghuninya. Dimana filosofi sebuah rumah yang sehat bila ada seseorang yang sakit masuk ke rumah tersebut akan terasa 'sehat' walau sebenarnya sakitnya belum tuntas.

Kenangan saat Survey Rumah Sehat di Belitong.



Secara umum juga filosofi rumah sehat adalah rumah yang mampu menjadi istana bagi semua penghuni keluarga. Artinya rumah akan terasa nyaman dengan adanya kasih sayang dalam keluarga, rumah terasa tenteram dengan ucapan baik dalam keluarga, rumah terasa aman dengan kerukunan antar penghuni dan tetangga. Rumah juga merupakan saksi bagi kehidupan kita selama di dunia maka didalamnya lakukanlah kebaikan. Dan dalam rumah yang sehat sebaiknya semua urusan kerumahtanggaan adalah tanggung jawab istri atas penjagaannya bukan pihak lain yang mendominasi, mertua atau ibu misalnya. 

Rumah yang luas adalah salah satu bentuk kenikmatan di dunia, namun yang tak terpungkiri rumah akan terasa luas serta tenteram dengan rahmat Allah. Artinya luas bukan hanya masalah luasnya fisik dalam ukuran. Rumah sehat adalah yang penuh barokah karena semarak dengan bacaan Al-Quran. Jadi rumah sehat saat baru ditempati tidaklah perlu diberi sesaji (kesyirikan).

Rumah yang bersih dan sehat adalah dambaan keluarga karena kebersihan memang sebagian dari iman, dan rumah yang tertata rapi sangat sedap di pandang mata. Rumah sehat adalah salah satu tempat belajar, jadi memang rumah adalah tempat belajar ilmu dunia dan ilmu akhirat.  Rumah sehat adalah tempat kita menjalani semua aktifitas hidup dunia dan mempersiapkan bekal akhirat. Artinya rumah sehat adalah dimana kita dapat melakukan segala kreatifitas bermanfaat yang bisa menghantarkan kita meraih kesuksesan dunia dan akhirat.

 Dan yang sejatinya, hidup itu juga seperti rumah. Kita hidup tidak boleh sekadar hidup. Kita harus mempunyai gambar yang jelas tentang hidup kita. Ketika gambaran hidup yang baik diperoleh, kita akan lebih cerdas dalam mengisi hidup itu dengan membangun prinsip dan keyakinan yang matang. Kita tidak boleh setengah hati untuk melakukan segalanya. Jika bersikap setengah hati, hasilnya pun pasti juga hanya setengah, tidak akan maksimal.

Keyakinan yang kuat tentang masa depan akan menjadi pegangan hidup. Kita melangkah untuk meraih cita didasarkan pada pondasi keyakinan itu. Sebab Allah menentukan hasilnya sesuai dengan isi batin kita. Artinya isi hati (niat) atau batin kita harus berkualitas. Niat saja belum cukup. Kita bangun niat itu dengan kinerja yang baik. Kita harus berniat segalanya untuk mencari keridhoan dan keberkahan Allah. Bekerjalah semata untuk beribadah. Hendaknya kita dijauhkan dari niat bahwa bekerja itu untuk mencari uang semata. Yakinlah bahwa uang itu bukan tujuan, melainkan salah satu akibat sebuah usaha atau kinerja. 

Maka ketika kinerja sudah dinilai baik, kita hiasi diri kita dengan pesona. Tunjukkanlah kelebihan positif kita bukan sekadar meraih predikat dimata manusia. Hendaknya kita dijauhkan dari perasaan sombong. Ketika kita sudah mampu menunjukkan pesona diri, orang lain yang akan menilai diri kita sebagai pribadi berkharisma nan bersahaja. Untuk menjaga kharisma itu, kita perlu menanamkan kebaikan tanpa mengharapkan balasan.  
 
Selanjutnya mari kita ringankan kaki untuk membangun semangat berbagi. Jika itu sudah dilakukan, tampaklah kini rumah kita yang sebenarnya: kokoh, indah, berpenghuni yang saling menyayangi, saling mengingatkan dan terjaga. Itulah konsep rumah sehat yang sesungguhnya, rumah yang akan membuat kita selalu berlomba-lomba dalam kebaikan, rumah tempat merancang segala hal untuk meraih sukses dunia dan akhirat, yang dikenal dengan istilah rumahku syurgaku, baiti jannati.
 

18 komentar:

kakaakin mengatakan...

Pandangan saya langsung menyapu ke seisi rumah saya. Ugh... berantakan sangad, karena banyak barang2 warung emak :D
Alhamdulillah... kami tetap berusaha untuk membangun baiti jannati :)

Lidya Fitrian mengatakan...

rumah kecil tapi bersih lebih enak dipandang ya mbak daripada rumaj besar tapi kotor

BlogS of Hariyanto mengatakan...

bagiku...meskipun rumah itu sangat sederhana..berbahan apa adanya, namun mampu memberikan kedamaian bagi penghuninya..maka itu adalah rumah sehat-ku, rumahku istanaku :)

Yuni mengatakan...

jadi ga cuma bersih luarnya aja yaa mba tapi dalamnya juga bersih ;)

Asep Haryono mengatakan...

Saya masih ngontrak sejak tahun 2005 sampai sekarang, Memiliki hunian rumah yang damai dan tentram buat anak anak masih menjadi dambaan , cita cita, impian dan harapan kami sekeluarga

Risablogedia mengatakan...

jadi inget jaman dulu waktu kecil, rumahku pake asbes .. :)

Tarry Kitty mengatakan...

Kalao liat kondisi rumah emak kayaknya masih jauh dari rumah sehat. Soalnya masih berantakan tapi mampu memberi kenyamanan pada penghuninya yang saling menyayangi :)

Irly mengatakan...

Rumah impian..rumah yang sehat lahir batin, yang selalu bikin rindu pulang ^^

borescope mengatakan...

hmmm baru tahu saya filosofinya bagus banget

timbangan mengatakan...

keren deh filosofinya, makasih untuk artikelnya

Della mengatakan...

Aku juga sering bilang sama suamiku, rumah di mana aja boleh, yang penting itu rumah sendiri, bukan ngontrak, bukan dari hasil haram, kecil juga gpp asal tinggalnya barengan. Gombal banget ya aku, Mbak :D

Anonim mengatakan...

Bersih itu indah. ;)
Gang dan depan rumahnya hampir sama dengan penginapan di Dieng. :)

Mulyani Adini mengatakan...

Toleh kiri dan kanan, kemudian mengingat depan dan belakang. Apakah rumahku sudah termasuk rumah sehat atau tidak.

Tapi apapun itu, kecil meskipun yang penting nyaman , rumah sendiri dan bisa buat berleha-leha bersama keluarga tercinta.

Nurmayanti Zain mengatakan...

rumah sehat ^^ hati sehat

mbaaak, bolehkah aku minta tolong?
pengen dibikinin endorsment untuk buku terbaruku, itu loh buku penulis tamu kemilau cahaya emas. bolehkah?

rina mengatakan...

setuju mbak, rumahku sempit alhamdulillah aku dan keluarga selalu mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan dari sana

Bintang mengatakan...

Rumah sehat adalah idaman setiap manusia yang beriman, Yunda. Seseorang yang memiliki iman baik tentu akan memberikan segala sesuatu secara maksimal...
Mudah-mudahan rumah sehat lahir dan batin bisa menjadi milik kita semua.
Amiiin.

D I J A mengatakan...

kalo rumah sehat, penghuninya juga ikutan "sehat" yaa....

Elsa mengatakan...

seneng banget sama simpulan akhirnya....

rumah yang membuat kita berlomba lomba dalam kebaikan...

rumahku syurgaku