Jumat, 24 Agustus 2012

Cerita Lebaranku (1)

Rencana awal kami sekeluarga akan berhari raya di Palembang, setelah bertahun-tahun selalu melewati Iedul Fitri di Way Kanan, Lampung sementara Iedul Adha di Palembang. Maka pada 1433 H kali ini rencananya akan dibalik, sholat Iedul Fitri di Palembang, sore dilanjutkan silaturahim ke tetangga dan keluarga Abinya Hamas. Setelah paginya ke rumah Yai-Nyai sembari menunggu kunjungan keluarga disana, karena Yai sekarang yang paling sepuh. Esoknya baru keliling ke rumah Wak Bibik. H+2 sore baru mudik ke Way Kanan.

Tapi semua berubah, saat menerima khabar adik ketigaku sekeluarga lebaran ke Metro (rumah mertua) sementara adik keduaku sekeluarga yang mukim di Jogya tak jadi mudik. Itu artinya di Way Kanan hanya ada Datuk-Jidah, Ami Aang (adik keempat) dan Amahtie (adik bungsuku). Tak tega membayangkan sepinya lebaran kali ini di rumah Datuk tanpa kehadiran cucu-cucunya. Maka akhirnya H-1 pagi kami mudik ke Way Kanan.

H-1, 18 Agustus 2012
Kami mudik, seperti biasanya, lewat lintas tengah Sumatera, Palembang-Prabumulih-Baturaja-Martapura, baru sampai Way Kanan. Situasi arus mudik, meski padat tapi tak ada kemacetan. Alhamdulillah lancar... Tiba di Way Kanan menjelang Ashar. Hamas dan Yunda langsung heboh minta hadiah (sesuai yang diiming-imingkan) Datuk, karena puasanya full sebulan penuh. Senangnya mereka saat menerima uang merah, masing-masing 100 ribu. Menerbangkanku pada kenangan masa kecil, saat menerima hadiah serupa dari Kakek karena sucses berpuasa sebulan penuh. Satu kenangan yang begitu membekas, aku yakin itu juga yang nanti akan diingat oleh Yunda dan Hamas pada Datuk mereka. 

Letih tubuh selama perjalanan terasa menguap saat merasakan suasana riang yang seketika hadir di rumah Datuk. Selepas sholat Ashar, aku dan adik-adik berjibaku menyiapkan hidangan berbuka untuk terakhir kalinya di Ramadhan 1433 H ini. Dan kami sekeluargapun berbuka bersama ditemani celoteh Hamas dan Yunda yang riuh bercerita tentang apa saja. 

Malamnya, Ami Aang menyempatkan diri mengajak Yunda Hamas menonton pawai takbiran, yang tak semeriah biasanya. Kembang api dan merconpun tak seheboh tahun-tahun lalu, semoga bukan dampak krisis melainkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghindari kemubadziran semakin tinggi. Sementara Jidah. seperti biasanya, masih sibuk menyelesaikan masakan untuk keesokan harinya, kami hanya membantu ala kadarnya. Tata menata kue dan beberesan. Malamnya kutawari Jidah bekam, tapi katanya besok saja. Ya pada setiap kali ada kesempatan bertemu Jidah, aku selalu menyediakan diri untuk membekamnya. Sementara Datuk kurang suka dibekam, baru mau kalau sudah dipaksa-paksa dulu.

Hari Raya, 19 Agustus 2012
Kami sekeluarga sholat Iedul Fitri di Lapangan Masjid Agung Way Kanan yang juga dihadiri oleh Bapak Bupati. Di Ibukota Kabupaten Way Kanan, ada 3 tempat lagi yang menyelenggarakan sholat Ied, masing-masing di halaman Masjid Taqwa, Islamic Centre dan Masjid Lembasung. Tapi sejak kecil aku bersama seluruh keluarga selalu sholat Ied di Lapangan Masjid Agung, masjid tertua di Way Kanan, meski bukan yang terbesar.

Jidah, Menunggu Sholat Ied
di Lapangan Masjid Agung Way Kanan.

Pulang sholat Ied, kami menunggu keluarga di rumah Datuk, karena memang saat ini Datuk yang paling dituakan dalam keluarga besarnya. Sampai sore tamu tak ada putusnya, keluarga dekat, sanak-kerabat, jiran-tetangga semuanya ingin meraup berkah silaturahim. Biasanya malam kami keluar ke rumah Paman dan Bibi, tapi tidak untuk kali ini, tamu masih silih berganti, kalau kami tetap keluar justru bisa selisih jalan.

Ramai rombongan anak-anak kecil juga yang datang bertamu. Persis seperti zaman aku kecil dulu, kami berkeliling kampung datang ke rumah-rumah, terutama ke rumah para guru. Makan kue dan minum apa saja yang dihidangkan, kadang sampai kekenyangan. Sekarang bedanya, anak-anak kecil yang datang bertamu biasanya tak lagi makan kue-kue, sebagai gantinya mereka mendapatkan selembar uang baru, entah itu dua ribuan atau seribuan, semoga saja itu bukan tujuan utama mereka datang ke rumah-rumah.

Malamnya setelah usai serbuan tetamu, serasa open house, jadi juga aku membekam Jidah. Entah ya, kali ini ada bilur air mata yang jatuh tak tertahankan, saat menyadari tubuhnya yang makin ringkih dimakan usia. Menyusupkan segenap pinta pada-Nya, izinkan aku lewatkan lebaran demi lebaran lagi bersamanya. Huhuuu... belum sanggup kulanjutkan hari ini.

Judul tulisan ini sengaja kubuat sama dengan Mbak TARRY, nggak papa kan Mbak :)

13 komentar:

monda mengatakan...

alhamdulillah, senangnya bisa berkumpul ya ...
Palembang - Way Kanan bebas mcet kan ya...?

bunda kanaya mengatakan...

taqobalallahu minna wa minkum ... saya malahbelom kesampaian nulis cerita ttg lebaran nih mi...

evi mengatakan...

Berkumpul kembali di rumah dimana kita dibesarkan dengan orang-orang yg sama tapi secara fisik telah berubah, kayaknya gimana gitu ya Mbak..Sendu-sendu bahagia gitu..:)

Mami Zidane mengatakan...

bahagianya ya mbak bisa berlebaran bersama orang2 yang kita sayangi.

Andy mengatakan...

jadi inget masa kecil dulu mba,kalau puasa full alias tanpa bolong akan dikasih hadiah yaitu THR lebaran :D
Ouw iya,walaupun agak terlambat aku mau ngucapin mohon maaf lahir batin ya mba,kalau selama ngeblog + comment banyak salah2 kata

Tarry Kitty mengatakan...

Ehehe, iya judulnya sama mbak :). Tapi bedanya keluarga saya ngumpul semua, keluarga mbak Yunda ada yg ga bisa mudik ya :).

Mugniar mengatakan...

Asyiknya lebarannya Yunda ...
Judulnya milik banyak orang, gak papa koq mirip/sama :D
*sapayangnanyayak*

Mugniar mengatakan...

Asyiknya lebarannya Yunda ...
Judulnya milik banyak orang, gak papa koq mirip/sama :D
*sapayangnanyayak*

BlogS of Hariyanto mengatakan...

mirip suasana lebaran di kota Makassar, anak-anak keliling dari rumah-rumah, bukan lagi menyantap hidangan tuan rumah...tapi meminta selembar dua lebar uang seribuan...anak-anak sekarang sudah berubah orientasi-nya...lebih ke fulus fulus fulus... :)
agak telat..tapi tak apa ya..selamat merayakan idul fitri...mohon maaf lahir batin :)

obat seks tahan lama mengatakan...

berbagi kata kata motivasi gan :D
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan
Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.
salam kenal, semoga bermanfaat dan dapat di terima ya :D li timggi kunjungan baliknya :)

Della mengatakan...

Aku dari dulu tiap lebaran dan main ke rumah tante, yang dituju pun makanannya Mbak, bukan angpaonya, hihihi..

Hany Von Gillern mengatakan...

Meriah banget lebarannya mbak, seneng baca ceritanya :)

Lidya Fitrian mengatakan...

walaupun sholat Ied dilapangan tapi teratur ya mbak, tetap dipisah wanita dan laki-laki. ada loh disuatu tempatyang tidak dipisah dholat iednya