Senin, 19 Maret 2012

Ibu Ainun dan SINGER

Sudah lama buku Habibie&Ainun aku terima sebagai tali asih atas permintaanku saat jadi model BlogCamp edisi Awal Januari 2012 lalu. Keren ya, dah jadi model numpang tenar malah dikasih hadiah pula. Mengenal Pakde Cholik memang berwarna pelangi ya... Saat datang sebenarnya buku ini mau langsung kubaca, tapi apa daya ternyata aku kepincut pada hadiah buku satunya lagi. Karya Jondru tentang "Menerbitkan BUKU itu GAMPANG". Beneran, asli gampang sampai banyak yang terlena, aku maksudnya, hikss...

Akhirnya awal Maret lalu buku Habibie & Ainun sukses juga aku tamatkan. Tapi maaf ya kali ini aku sedang tak bisa meriviewnya secara keseluruhan. Silakan baca sendiri dech, kisah cinta sejatinya seorang Prof. Habibie-Almh. Ibu dr. Ainun, belahan jiwanya. Sepeninggal Ibu Ainun, betapa beliau merasa kehilangan itu begitu mengguncang, meluluh lantakkan pertahanan jiwanya, bagaimana beliau ternyata sempat limbung sampai harus dikonsulkan pada psiater. Syukurnya setelah mengikuti saran untuk menuliskan kisah cinta, kebersamaannya dengan mendiang istrinya tersebut, jiwa Bapak Prof. Habibie yang pernah dinyatakan sebagai Sang Jenius dari Indonesia itu akhirnya berangsur pulih. Ya ternyata menulis adalah therapy yang mujarab buat kestabilan  psikis Bapak Habibie yang remuk nyaris porak-poranda.

Buku Habibie & Ainun dari Pakde Gemuk Cholik

Dan selanjutnya terbitlah buku Habibie & Ainun yang menginspirasi banyak orang itu, termasuk aku. Terbukti sudah bahwa suksesnya seorang Habibie adalah andil pendamping beliau, Ibu Ainun, tampa melupakan peran besar keduaorangtuanya. Prof Habibie menulis buku ini dengan 'gaya' seorang ilmuawan tulen, ya paling tidak ini menurutku. Datanya lengkap, bahkan yang berbau ilmiah kentalpun masih diingatnya. Runut terinci dan tersusun rapi. Secara keseluruhan buku ini sangat bisa ditebak, berisi kebersamaan manis beliau dengan Ibu Ainun sejak dari awal jatuh cinta, masa indah sekaligus sulit diawal menikah, saat mendapat kepercayaan berkarya di IPTN, kala menjadi orang nomor 1 di RI dan hari-hari sakitnya almarhumah sampai menghembuskan nafas terakhir.

Buatku buku ini tetap bisa dinikmati meski bahasanya jauh dari bahasa para seniman, aku serasa baca sebuah karya ilmiah. Tapi ada satu hal yang sempat membuatku tertegun. Persis kalimatnya aku lupa, secara bukunya sedang dipinjam seorang sahabat. Ternyata saat awal menikah dulu pasangan ini pernah melewati masa-masa penuh perjuangan di sebuah kota kecil, Jerman sampai Pak Habibie harus berjalan kaki sejauh belasan kilometer untuk menghemat pengeluaran, saat dikantongnya uang yang tersisa bahkan tak cukup untuk ongkos kereta.

Bu Ainun yang terbisa hidup serba berkecukupanpun pandai mengimbangi dengan mengerjakan pekerjaan RT sendiri tampa bantuan asisten RT. Walau begitu mereka hidup bahagia jauh di Negeri Orang. Pada ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, Bu Ainun mendapat hadiah mesin jahit dari Pak Habibie, SINGER merknya, saat itu harganya sedang diskon kalau tak salah, bahkan Bapak Habibie membelinya dengan mencicil. Luar biasa, Bu Ainun sangat memanfaatkan hadiah tersebut.

Hasil motret sendiri^^

Hari-hari selanjutnya dibeberapa bagian dalam buku tersebut banyak menceritakan kegiatan Bu Ainun saat menunggu kepulangan suaminya adalah menjahit. Achhh sungguh bersahaja dan rajinnya beliau. Ya aku selalu kagum pada perempuan yang bisa menjahit, apalagi bila sampai menghasilkan banyak kreasi dengan mesin jahit, tak peduli merk apapun. Aku sendiri sejauh ini belum pernah belajar menjahit, pernah dulu dibelikan suami mesin jahit kecil yang mirip streples, seperti yang dikisahkan Bun Monda pada Mesin Jahit dalam Genggaman. Karenanya hanya bisa menjahit untuk perbaikan saja, bila ada robek-robek kecil. Kalau besar apalagi membuat kreasi tak bisa diandalkan. Maka saat melihat pameran mesin jahit SINGER suatu hari lalu, aku tertarik dong... bertanya pada penjaul tentang spesifikasinya, sampai benar-benar dikira mau membeli. Iya sich mau, tapi belum sekarang dech... Mau belajar jahitnya dulu, dari pada buru-buru beli terus karatan karena jarang dipakai *alasanajakaleee...

26 komentar:

Pakde Cholik mengatakan...

Saya malah belum punya buku itu jeng.
Mesin singer juga nggak punya.
Kalau nonton penampilan band cewek "the Singer" di TV jadul sih pernah, penabuh drumnya si cantik berponi, Henny POurwonegoro.

Salam hangat dari Surabaya

mimi RaDiAl mengatakan...

sama mba...mimi ngebet bgd pengen belajar jahit, pdhl dpn rumah pas tempat kursusnya, tp krn jadwalnya hanya pagi, ya ga bisa ngikutin...liat teman2 yg udah pd bisa jahit ya koq ngiri bgd hehehe

nyesal dulu ga belajar sm Ibu yg gape bgd jahitnya :(

Obat herbal Sakit Maag mengatakan...

kisah cinta abadi.
ibu saya dulunya tukang jahit bun, ibu saya bisa bikin celana, baju, nyampe dress,,

Elsa mengatakan...

beli aja mesinnya dulu Mbak...
belajarnya nanti pasti lebih termotivasi dengan adanya mesin jahit itu di rumah, hehehehe

HP Yitno mengatakan...

Bu ainun udah almarhum ya sob. Ane malah baru tahu. Haduh jarang nonton tv sob. Tapi kisahnya sangat inspiratif. Hidup di negeri orang bisa sederhana. Yang mengharukan jalan belasan kilometer untuk menghemat pengeluaran. Super sekali emang pak habibie.

Kalau menjahit, ikutan kursus di Balai latihan kerja aja sob. Pelatihan gratis, dapat biaya transport pula. Itu di daerah ane di Pati sih sob.

Monda mengatakan...

Kursus jahit aja dulu..., mana tau beneran berbakat

wah, dulu pernah kepikiran juga pengen kursus, apalagi pernah di sekolah diajarin bikin pola celana pendek dari koran

tapi cuma jadi kemauan doang, nggak pernah terwujud

Lidya Fitrian mengatakan...

ortu saya punya mesin jahit jadul mbak merknya singer, pingin punya juga yg seperti gambar diatasdeh

Anak Rantau mengatakan...

Mesin jahitnya kok lucu ya mbak, bisa yang saya lihat yang digerakkan pake kaki hehe...

ESSIP mengatakan...

Mbak bisa minta tolong jahitin kancing kemeja saya yang copot gak ya #pasang muka melas hehe

Unknown mengatakan...

menjahit itu khas ibu-ibu banget ya? hihi... kecil tapi besar manfaatnya.

Mami Zidane mengatakan...

saya juga kepengen banget belajar menjahit mbak, tapi sampe detik ini brlum kesampean juga, hiks

Ririe Khayan mengatakan...

beberapa wktu lalu ada teman yg rasan-rasan ttg bukunya pak habibie..ternyata ini judulnya. kata teman mmg isinya bagus banget...salut dgn true love mereka..oia, saya juga gk bisa jahit lho? bisanya jahit pake jarum biasa itu jika ada baju yg robek..

dhenok habibie mengatakan...

kok sama sih yundo, dhe juga dapet buku ini dari pakde.. hahahhaha :D

buku ini bagus, keren, inspiratif, dan kita bisa mengenal sosok pak Habibie dan ibu Ainun secara lebih dalam.. tentang cinta, hidup dan perjuangan serta pengorbanan mereka.. pak Habibie juga ternyata romantis yaa yundo, apalagi dibagian akhirnya beliau menulis beberapa puisi untuk almarhumah istrinya..

Diandra-Rafi mengatakan...

ooh...mesin jahit singer tampilannya skrg jadi keren
jauh beda dgn yg punya ibuku jaman duku
hehehe...

salam kenal mbak
alangkah senangnya jika berkenan berkunjung di http://diandrarafi.blogdetik.com/
terimakasih sebelumnya

yadibaroos mengatakan...

pak Habibie adalah salah satu sosok yang pantas untuk diteladani, pintar, sayang keluarga, sukses, banyaklah yang ditiru darinya.

maminx mengatakan...

wah wajib baca ya ini buku. pak habibie adalah tokoh yang pantas dijadikan teladan buat bangsa ini.

Ibu saya bisa menjahit tuh, tapi mesin jahitnya bukan merek SINGER, hehe
menulis berarti bagus ya untuk menghilangkan rasa sedih, bagus untuk psikis ya insyaAllah

makasih mbak :)

nicamperenique mengatakan...

aih saya ada temennya
pengen bisa njait tapi baru mau beli mesin klo udah bisa
setidaknya mo kursus dulu hehehe

aku juga punya buku ini dari pakde gemuk
blom dibaca juga
udah kebanyak buku nih hihihihi

bunda Lily mengatakan...

hayu atuh buruan les jahit dan beli mesin jahitnya Yunda
nanti buka butik .....
dan, kalau bikin GA para peserta nya bisa dapet hadiah hasil jahitan Yunda sendiri ...
keren khaaannn...........


aku kok pake terharu biru plus nangis ya baca buku Ainun Habibie ini
(dasar cengeng aja kali yaaaa........ ) :(

salam

Anonim mengatakan...

Tapi dari semua tukang jahit yang pernah saya datangi malah laki-laki, Mas. Jadi sebenarnya tidak khas ibu-ibu juga.

Kalau Bu Dokter sudah mahir menjahit, kabarin saya ya. nanti saya kirim ukuran baju saya. hehehehe

Salam hangat untuk keluarga tercinta.

Bunda Kanaya mengatakan...

aku dapet buku habibi dan ainun dari mba orin, malah belum selesai dibaca ummmi...

Hany Von Gillern mengatakan...

Kisah cinta sejati :) Banyak buku bagus, tapi susah belinya

Elfrida Chania mengatakan...

Beum pernah baca bukunya.. hehe :D

kak Rose mengatakan...

hehe...maaf ya bu dokter, bukunya saya pinjem kmrn (wkt kt kopda), tapi belum smpt dibaca, jadi pengen malu (soale bayiku diare..)
tp sdh baca resume di bgn blkg buku, bgs kog...

BlogS of Hariyanto mengatakan...

ini salah satu bukti ketika pasangan suami istri saling mendukung dalam cinta kasih..maka kebahagiaan kan hadir menepis kabut duka kehidupan :)

Rahma mengatakan...

cinta ,,,yang bisa di rasakan saat kata tak terucap sekalipun...saya suka sekali bukunya...

DewiFatma mengatakan...

Nggak papa bu dokter nggak bisa njahit baju. Biasa itu. Daku aja anak tukang jahit nggak bisa njahit baju.

Tapi kalau bu dokter nggak bisa njahit luka, nah tu baru bahaya. Ruaaaarrr binasa..hahaha... :D