Jumat, 08 November 2013

Kesatuan HATI

“Hati adalah tentara di antara tentara-tentara Allah lainnya. Ia akan bersatu dan akrab bila saling mengenal, akan berjauhan kalau tidak saling mengenal.” (HR Muslim)                                                                                     
Jalinan hati dapat mempertemukan kaum muslimin secara fisik. Sebaliknya persatuan secara fisik yang tidak disertai dengan jalinan hati akan berakhir dengan perpisahan. Karena itu, disamping mengharap rahmat Allah, harus ada upaya-upaya manusiawi untuk mempertemukannya.

Ta’liif berasal dari kata allafa-yuallifu-ta’liifan yang maknanya menjinakkan. Sesungguhnya hati itu kadang-kadang keras, terutama bila ia masih asing. Agar dapat menyatu dengan yang lain, maka hati itu harus dijinakkan. Hanya Allah yang dapat menjinakkannya. Segala upaya untuk menjinakkannya tidak akan berhasil kalau tidak mengikuti petunjuk dan manhaj Allah, SWT HATI yang BERSATU dalam konteks Islam, dakwah, dan harakah adalah:

a. HATI yang berpadu dalam cinta karena Allah.          
Orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Allah mencintai mereka, mereka mencintai Allah, selanjutnya Allah menanamkan cinta itu di hati hamba-hamba-Nya, hingga keberadaan mereka diakui langit dan bumi. Sebagaimana dinyatakan dalam surah al-Baqarah ayat 165.

b. HATI yang bertemu dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya atas kesadaran dan cinta, bukan karena tekanan maupun terpaksa. Sebagaimana dinyatakan dalam surah Ali ‘Imraan ayat 32.

c. HATI yang bersatu dalam dakwah kepada Allah.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki silidaritas tinggi karena kesamaan tugas dan profesi. Mereka adalah hamba Allah yang melakukan tugas dakwah, menebar rahmat, kebaikan, dan petunjuk bagi umat manusia.

d. HATI yang telah berbaiat untuk jihad di jalan Allah. 
Hati yang demikian keadaannya adalah hati yang bersatu dalam kebaikan dan keutamaan. Kelestariannya harus dijaga dengan mengikuti manhaj Allah dan berdoa kepada-Nya.

Yang kita mohonkan adalah agar Allah:
1.Mengabadikan cintanya.
2.Selalu memberikan petunjuk kepadanya.
3.Memenuhi dg cahaya-Nya yg tak pernah pudar.
4.Melapangkan dada.
5.Menghidupkan dengan makrifat.
6.Mematikannya sebagai syuhada.
Harus selalu disadari bahwa semua itu adalah karunia Allah, diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan mencabut karunia-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.

Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati-hati mereka (kaum mukminin), seandainya kamu membelanjakan dunia dan seisinya, niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah lah yang mempersatukan hati-hati mereka.” (Al Anfal: 63)

Tidak ada komentar: