Senin, 04 Maret 2013

Palembang Banjir

Jakarta kebanjiran, itu berita yang sudah umum kita dengar. Mungkin setiap tahun. Nah kalau Palembang banjir? Mungkin masih banyak yang terheran-heran.

Tapi inilah yang terjadi. Akhir Februari lalu ketinnggian air mencapai puncaknya. Bahkan dibeberapa daerah seperti daerah 7 Ulu, 5 Ulu yang rapat dengan Sungai Musi air sampai pinggang orang dewasa atau setinggi kepala anak balita. Sungguh memprihatinkan.

Daerah Bukit, sekitar 26-02-2013,
saat hampir 1 minggu tak ada hujan. Katanya ini banjir pasang yang datang setiap 5 tahun.

Dan jangan salah, daerah Bukit yang katanya terletak di dataran tinggi itupun tak luput dari kebanjiran. Disekitar SIT Bina Ilmi tempat Yunda dan Hamas bersekolahpun ketinggian air sampai ke lutut dan di halaman sekolah air melewat mata kaki. Sehingga pada Selasa dan Rabu tanggal 26-27 Februari yang lalu secara mendadak sekolah tersebut diliburkan. Kamisnya anak-anak masuk sekolah setengah hari saja untuk pelaksanaan Baksos kepada warga sekitarnya.

Lemabang, sore tanggal 03-03-2013.
Saat hujan mengguyur kota.

Sebenarnya cerita banjir di Palembang sudah bukan barang baru. Sejak Abinya Hamas kecil, saat mereka masih tinggal di 5 Ulu dulu, rutin setiap 5 tahun ada banjir pasang. Biasanya sekitar bulan Januari - Februari, bertepatan dengan tengah bulan hijriah kala purnama bersinar penuh. Dan memang seingatku tahun 2007 lalu juga ada banjir pasang. Artinya banjir tahun 2013 ini memang berjarak 5 tahun sejak banjir terakhir yang aku ingat.

Namun banjir kali ini sungguh berbeda. Daerah yang biasanya tidak tergenang tahun inipun ikut banjir, daerah yang memang sudah biasa banjir walau hujan sesaat airnya tinggi diluar kebiasaan. Cuaca yang gerah makin membuat tidak nyaman. Pokoknya banjir pasang tahun ini adalah yang pertama membuat anak-anakku terkesan dengan fenomena alam Palembang yang ternyata bisa tak bersahabat. Selama ini mereka mengira banjir hanya ada di Jakarta.

Memang sejak Januari ketika curah hujin meningkat ada dibeberapa bagian kota yang terendam banjir walau hanya sekejap. Saat hujan reda air juga ikut reda. Dan seminggu lalu bahkan saat tak ada hujan dan cuaca panas, namun banjir tetap melanda. Rupanya pembangunan ruko-ruko yang meningkat drastis tak juga dibarengi dengan drainase yang adekuat. Rawa ditimbun dimana-mana dengan alasan perluasan kota, akibatnya air tak ada lagi tempat untuk bercengkrama.

Kawasan Jakabaring salah satu contoh korban dari pembangunan yang kurang memperhatikan kenyamanan bagi semua makhluk. Akibatnya, Gelora Sriwijaya yang megah untuk SEA GAMES itu menyumbang banjir besar buat sekitar. Membuat orang-orang di perumahan sekitar menanggung banjir tahunan > saat musim hujan. Semoga ke depan pemerintah kota lebih memperhatikan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Jangan hanya bisa bilang bahwa banjir di Palembang memang sudah rutin dari dulu, musiman tiap 5 tahunan. Mari lebih peka, banjir tahun ini berbeda. Memperbanyak pembangunan kolam retensi bisa jadi salah satu solusinya.
 

14 komentar:

Diah Alsa mengatakan...

MasyaAllah Mbak, itu sisa banjir dan tergenang selama seminggu? akses tertutup dong?

sekarang udah aman dari hujan dan banjir kan Mbak?

monda mengatakan...

aduuh lama betul seminggu masih banjir ...
prihatin ya ...kok makin lama makin luas daerah yang kena banjir

Orin mengatakan...

waduh? parah jg ternyata di sana ya Ummi :(

Elsa mengatakan...

kayaknya banjir kini bukan monopoli jakarta aja ya Mbak...
dimana mana ada banjir
di berita juga selaluuuu saja ada berita soal banjir

Bunda Kanaya mengatakan...

jadi inget dulu waktu nikah di palembang, kebanjiran juga.... untung pengantennya ada di atas pangung....

Lisa Tjut Ali mengatakan...

Masyaallah banjirnya sampai segitu tingginya ya mbak, di indonesia memang penuh dgn banjir ya mbak, dari sabang- merauke semua tergenang banjir, dulu malah aceh hampir setiap tahun daerah peuniti harus mengungsi krn banjir

Lisa Tjut Ali mengatakan...

Masyaallah banjirnya sampai segitu tingginya ya mbak, di indonesia memang penuh dgn banjir ya mbak, dari sabang- merauke semua tergenang banjir, dulu malah aceh hampir setiap tahun daerah peuniti harus mengungsi krn banjir

Lidya Fitrian mengatakan...

Ya Allah Palembang kebanjiran juga mbak

hotel murah di bali mengatakan...

gak dimana-mana setiap musim hujan terjadi banjir.. sudah saatnya kita untuk trus berbenah dan menjaga lingkungan di negeri kita

Al-Hikmah Bokoran mengatakan...

Semoga cepat surut airnya ya, amin.

Pesta ulang tahun mengatakan...

nice post salam kenal yaaa :D

Tatik Uc mengatakan...

smoga para korban di beri ketabahan dn smoga cepat surut banjirnya ya..

papapz mengatakan...

banjir dimana saja bisa mbak.. udah kehendak Allah dan terkadang faktor manusia pun yang menyebabkan banjir itu terjadi.. waspada aja deh alhamdulillah di tempatku gak ada banjir ..

Lyliana Thia mengatakan...

dlu waktu di gorontalo jg pernah kebanjiran mbak... Padahal dibalik gunung yg notabene tanaaah smua...

Walau gak lama, tp aku lg mikir,.. Banjir ini.. Apa mgkn global warming penyebabnya? Es kutub mencair, menyebabkan air semakin banyak...?

Wallahu'alam... O