Selasa, 04 September 2012

Bolehkah Donor ASI?

Pekan ASI sedunia sudah lewat, tapi aku hanya ingin mengenang salah satu moment indah saat penyuluhan di Sukabumi. Menuliskan ulang hal ini setelah membaca tulisannya Mbak Niar seputar ASI di Yakinilah bisa, Maka pasti bisa. Meski tak bisa untuk dilombakan, karena aku tak masuk 3 kategori yang diminta.

Ini salah satu materi penyuluhan andalanku : 

Zat dalam ASI sangat spesifik, disiapkan Allah Yang Maha Tahu untuk memenuhi semua kebutuhan bayi sesuai tahapan usia sejak 0-2 tahun. Jauh sebelum penelitian membuktikan Al-Qur'an 2: 233 t'lah menegaskan.

Para Ahli yang concern terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak bersama WHO dan UNICEF pada tahun 1990, di Innocenti, Italia mendeklarasikan ASI sebagai makanan tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan pertama dalam kehidupannya.

ASI mempunyai nilai gizi yang sempurna, yang tak tergantikan oleh susu formula apapun. Memang zat serupa ASI seperti DHA, AA dst kini dicampur dalam susu formula, tapi belum tidak bisa sepenuhnya diserap, jadi tidak cocok buat bayi.

Adanya enzim lipase untuk penyerapan yang ada dalam ASI, belum bisa ditiru oleh susu formula manapun karena enzim akan rusak dengan pemanasan. ASI juga mengandung berbagai zat kekebalan seperti Imunoglobulin, lisosim, factor bifiduz dan zat lain yang dapat membuat kekebalan pasif terhadap banyak penyakit. Ibu yang sakit tetap dapat memberikan ASI karena ASI punya antibodi untuk melawan penyakit tersebut, hanya Ibu dengan HIV positif yang tidak dianjurkan menyusui.

Tahukah Ibu?
Bahwa ASI dapat meningkatkan IQ anak,ini sudah dibuktikan dalam banyak penelitian. Salahsatunya penelitian di Eropa anak-anak usia 9,5 tahun yang mendapat ASI Ekslusif mempunyai IQ 12,9 point lebih tinggi dari anak seusia yang tidak mendapat ASI. Meningkatkan EQ? Jelas, karena kedekatan Ibu saat memberikan ASI membuat anak nyaman, aman, percaya, berani karena terbiasa menjangkau Ibu dan juga merasa disayang, inilah yang akan melejitkan EQ anak yang mendapatkan ASI.

Lalu mengapa Ibu tega mengganti ASI dengan yang lain. Jawabnya ternyata ada 2 alasan pokok, yaitu:

Pertama
Karena kurangnya informasi yang tepat tentang menyusui yang benar. Tenaga kesehatan sekalipun masih banyak yang minim informasi tentang cara menyusui yang benar. Tentang keutamaan ASI mungkin sudah banyak yang tau, tapi ketika informasi tentang menyusui yang benar tidak difahami, disinilah awal kegagalan pemberian ASI, terlebih ASI Ekslusif.

Bagaimana tidak, Ibu yang sudah semangat menyusui, memberikan ASI, akan menyerah ketika ASI lambat keluar, bayi nangis melulu seolah lapar, bayi seolah menolak disusui, putting susunya lecet parah, bisa juga saat payudaranya bengkak sangat, atau saat Ibu bekerja selesai massa cuti. Di Indonesia umumnya masa cuti Ibu setelah melahirkan hanya 3 bulan, inginnya kedepan massa cutinya jadi 6 bulan ya, agar lewat massa ASI Ekslusif. Semoga ya, nanti suatu saat, kalau Menteri Kesehatan dan Menteri Pemberdayaan Wanitanya berpihak pada kita, Aamiin YRA...

Tapi ibu yang tahu informasi dengan benar akan pantang mundur, karena tahu solusinya. Info ini sebaiknya diketahui para Ibu sejak hamil. Tahu cara memyiapkan ASI perah, tahu ilmu tentang menyimpan ASI, tahu mengatasi payudara bermasalah, tahu bahwa bayi menangis bukan karena lapar dan tidak ada istilah ASI Kurang (sudah direka, dirancang yang terbaik oleh Sang Perancang Terhebat, tidak akan kurang ), pokoknya tahu cara mengatasi problem untuk tidak stop ASI.

Jadi dapatkan Info dengan lengkap dan benar, baca selengkapnya ya….

Kedua
Informasi yang gencar bahkan menarik tentang susu formula. Terlebih oleh para Bidan dan Dokter. Berapa banyak yang promosi bahkan menjual langsung susu formula merk tertentu, berlomba mengejar target penjualan susu formula demi hadiah Umroh. Brainwash mentah-mentah dan sangat kejam.  Duch….celaka, betapa celaka !!! Semoga hanya segelintir dan itupun segera tobat.

Sementara di Scandinavia, tidak ada susu formula. 99% Ibu disana menyusui.
Jadi bagaimana dengan kita, orang Indonesia bisa merasa lebih baik, mereka pakai ASI jelas lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ lebih baik. Oh…oh, kalau begitu mengapa tidak ASI saja, jangan ada alternatif. Memberi bayi susu formula padahal ada ASI dan kita sudah tahu, sama dengan mendzolimi titipan Allah.

Faktor pendukung keberhasilan pemberian ASI juga banyak sekali, diantaranya adalah:

Peran Ayah.
Ada satu penelitian di Barat pada sebuah Clinical Pediatric yang dipublikasikan tahun 1994, didapatkan kenyataan bahwa keberhasilan ASI dari Ayah yang tahu ASI mencapai 98,1 %. Bandingkan dengan Ayah yang tak tahu, hanya 26,9%. Waaw…selisih 50% lebih, sangat bermakna. Maka Ayah, ambil peranmu, dampingi dan support Ibu dalam pemberian ASI. Buat Ibu selalu happy selama massa pemberian ASI, hindari dari hal-hal yang membuatnya stress. Ingat Ayah, yang perlu dibelikan susu adalah Ibunya.

Buka Mata, ini Fakta
Seorang bayi Normal yang sehat selama 48 jam pertama tidak memerlukan makanan karena sudah dibekali Ibu. Ada bayi menangis pada masa ini, sungguh bukan karena lapar, bisa jadi trauma pemisahan, selama 9 bulan lebih menyatu dirahim Ibu dan sekarang berada didunia yang masih asing baginya. Solusinya, dekatkan bayi pada Ibu, bahkan usahakan paling lambat di 0,5 jam pertama kenalkan pada putting susu Ibu (ada di Inisiasi Menyusu Dini), bayi butuh ASI bukan karena lapar tapi bayi perlu Colostrum.

Colostrum mempunyai sifat melebur didinding usus bayi yang masih belum kuat dan bolong-bolong. Bayi dengan colostrum sebagai makanan pertamanya bolong-bolong tersebut akan ditutup dan mempercepat pertumbuhan sel. Bayi jadi tidak gampang terserang penyakit atau bakteri jahat. Karena colostrum pada hari-hari pertama kehidupan adalah sebagai obat bukan makanan.

Mengapa ASI Ekslusif sampai usia 6 bulan?
Faktanya adalah bahwa enzim-enzim pencernaan baru benar-benar siap menerima makanan selain ASI pada usia 6 bulan. Kok dulu katanya hanya sampai 4 bulan? Ternyata sejak dulu dunia sudah tahu ASI Ekslusif hendaknya sampai 6 bulan, tapi belum sepakat. Pada Deklarasi Innocenti 1990 negara-negara dunia terbagi 3 kelompok,yaitu ada yang sampai 6 bulan, ada yang 4-6 bulan dan selebihnya tidak ikut sama sekali. Dan Indonesia mengikuti 4-6 bulan. Hingga sekitar tahun 1999 UNICEF merilis angka 6 bulan untuk ASI Ekslusif, dan dunia menyepakatinya, termasuk Indonesia.

Samakan suara, ASI Ekslusif artinya hanya ASI saja.
Tanpa makanan dan minuman apapun, air putih sekalipun.

***
Penyuluhan selesai. Saat dimana, para Ibu di Kota, sangat mudah mendapatkan informasi tentang apasaja, termasuk serba-serbi ASI. Para Ibu di desa, masih membutuhkan penerangan tentang ASI lewat penyuluhan tenaga kesehatan, atau siapa saja yang peduli. 

***
Yang belum kusepakati adalah pernyataan ini:
ASI mu hanya cocok untuk anakmu. Pernyataan ini sering kubaca. Masih penasaran ketika dulu sekali pernah baca, ada seorang Ibu, Bidan profesinya, ia tidak pernah melahirkan, tapi mempunyai 4 anak adopsi yang disusui langsung sendiri. Wallahu'alam

Argumenku yang lain,Muhammad bin Abdullah, Rosulullah,SAW bahkan punya Ibu Susu. Ingat Sirohnya? Halimatus sa'diyah nama Ibu susu Sang Junjungan. Kalaulah kalimatnya adalah ASImu adalah yang paling cocok untuk anakmu, tentu aku sepakat. Beda 'kan ya kata "hanya cocok" dengan kata "paling cocok". Artinya, boleh saya menyusukan anak kepada orang lain, asal jelas kepada siapa, jadi ada Ibu sesusuannya. Boleh tidak setuju denganku untuk yang satu ini.

Tapi yang jelas, aku tak sangat tak setuju dengan sistem donor ASI yang seperti mendonorkan darah itu. Aku pernah dengar ada seorang ibu yang membagi-bagikan ASI miliknya kepada siapa saja yang membutuhkan. Mungkin tujuannya baik tapi ini terkait masalah masa depan, soal 'status mahram'. Bukankan saudara sepersusuan tak boleh menikah ya? Jadi kalau tak ketahuan saudara sepersusuan, bagaimana melacak siapa saja yang boleh/tak boleh dinikahi. Bagaimana pendapatmu?

Referensi:
  • Buku Mengenal ASI Eksklusif, Dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI. (Trubus Agriwidya, 2000)
  • Bahan Penyuluhan KIA DEPKES RI
  • Tulisan-tulisan di http://mommiesdaily.com  tentang breastfeeding.

24 komentar:

Bunda Kanaya mengatakan...

bahasan ini pernah ramai di milis Asi nih mbak... kalau keluarga aku tidak membolehkan aku untuk donor ASI...

Unknown mengatakan...

saya hanya dapat menyimak..
*karena saya tidak paham* :D

saudara sepersusuan..
benar juga..

kalo begitu perlu dilakukan peraturan ketat soal pendonoran ASI tersebut, mungkin dengan melakukan pelacakan..

atau minimal, dari pihak keluarga si bayi harusnya membuat buku record sendiri soal sejarah pemberian ASI terlebih jika ia mendapatkan donor ASI..

catatan kecilku mengatakan...

Aku pernah lihat di TV.. seorang ibu yg menjadi donor ASI. Dia dengan cermat mencatat nama2 anak yang menerima donor ASI darinya. Dia melakukan hal itu agar tak timbul masalah di kemudian hari.

Rawins mengatakan...

secara teknis
eh kok teknis ya. apa sih istilah yang bener. biologis apa medis gitulah, kayaknya sih ga masalah wong produknya sama dan beda kasus dengan donor darah yang memungkinkan ada penolakan akibat golongan atau rhesus berbeda.
kalo soal keyakinan agama, sih entahlah..

Ririe Khayan mengatakan...

Saya pernah baca tentang kasus donor ASi ini, dan ada yang membolehkan dengan syarat dan ketentuan yg jelas. Tapi ada juga yg langsung melarang dengan alasan mahram dan kejelasan hubungan.

Dan pengalamannya, salah satu kakak saya semasa kecil ngalami jd penerima donor ASI ketika Ibu saya sakit opname selama 40an hari. Yg nagsih ASi ya adik Ipar ibu saya karena kebetulan punya anak yang seumuran dengan kakak saya waktu itu

yadibarus mengatakan...

Banyaknya produk susu yang beredar di pasaran saat ini, membuat, ibu-ibu muda saat ini enggan untuk menyusui anaknya, padahal gizi yang terbaik yang diberikan kepada si bayi adalah dari ASI

Mami Zidane mengatakan...

tentunya yang "made in Allah" pasti lebih unggul daripada buatan manusia ya mbak...

alhamdulillah anak saya dulu juga ASI sampe 1,5 tahun.

mimi RaDiAl mengatakan...

donor ASI sbnrnya sah utk yg benar2 membutuhkan, tp lihat dulu asal donor tsb, klo msh ada hub keluarga itu lbh baik ya mba ??

Trica Jus mengatakan...

Berbagi kata kata motivasi mas broo,
Jangan hiraukan mereka yg berusaha menjatuhkanmu, mereka melakukan itu karena mereka telah berada di bawahmu.
semoga bermanfaat salam kenal dan sukses selalu ya :D

buku dakwah mengatakan...

ASI adalah makanan terbaik buat para bayi, bahkan alquran juga bilangnya kan menyempurnakannya hingga 2 tahun

betul sekali, susu formula itu sepertinya murni bisnis.. sedangkan kesehatan setiap generasi baru semakin menurun saja

Damar mengatakan...

Saya sepakat dan tidak setuju dengan donor ASI. Ini karena hal-hal yang berkaitan dengan masa depan dan ke-mahram-man, maka hal yang demikian nggak bisa ditawar-tawar lagi, karena permasalahan ini telah jelas dasar hukumnya.

Dua anak saya yang nomer 2 dan ketiga sejak lahir sampai usia 3 tahun (melebihi masa nya), hanya diberi ASI nggak yang lain dan alhamdulillah perkembangannya lebih baik

HP Yitno mengatakan...

yang menjadi masalah nantinya emang mahram. Kalau menyusui bukan anaknya sih boleh. Tapi antar anaknya akan menjadi saudara sesusu.

Lidya Fitrian mengatakan...

ASI is the best

MitraBibit.com mengatakan...

Menyimak saja untuk menambah pengetahuan...

BlogS of Hariyanto mengatakan...

itulah akibat dari pengetahuan agama yang masih minim makanya donor ASI seenaknya saja, padahal dalam Islam semua sudah diatur dengan indah,..
ASI itu memang sangat sehat untuk bayi,
karena susu sapi juga sehat tapi ada yang kita lupakan, bahwa susu hewan itu mengandung gen hewani yang bisa mempengaruhi pertumbuhan bayi, sehingga jangan heran kalau sekarang manusia banyak yang berprilaku seperti hewan :)

Keke Naima mengatakan...

jd sebaiknya ketika kita memberikan/menerima donor ASI sebaiknya harus tau dg jelas dulu siapa ibu yg memberi ASI ke anak kita, atau siapa anak yg menerima ASI dar kita ya..

Hany Von Gillern mengatakan...

membaca tulisan mbak dan komen-komen , aku jadi ikutan belajar!

Orin mengatakan...

TFS Ummi...jadi banyak belajar dr postingan ini..

Mabruri mengatakan...

sepakatt dan tak setuju dg adanya donor ASI,,,
takutknya kalau ternyata anak2nya ternyata minum susu yg sama, trs menikah?? bukankah itu ga boleh.. :D

Dan saya termasuk anak yg ga tau kenapa, ko waktu bayi ga suka ASI. Jadi kasihan sama ibu.. :(
Padahal adik saya ASI ekslusif 2 tahun

Anonim mengatakan...

...Maka Ayah, ambil peranmu, dampingi dan support Ibu dalam pemberian ASI. Buat Ibu selalu happy selama massa pemberian ASI, hindari dari hal-hal yang membuatnya streess. Ingat Ayah, yang perlu dibelikan susu adalah Ibunya...

Akan saya ingat baik-baik pesan ini, Mbak. Dan bukan hanya ingat, semoga bisa menjalankannya dengan baik dan benar.

Pengamat Sosial mengatakan...

Artikel ini harus dibaca oleh kaum ibu muda agar tahu manfaat ASI bagi putra-putrinya.

Donor ASI bagi muslimah memang harus hati-hati karena berkaitan dengan syariah (saudara sesusuan). Seperti saya memiliki saudara sesusuan.

Terima kasih pencerahannya

Salam hangat dari Surabaya

Asep Haryono mengatakan...

Saya bingung juga soal DONOR ASI ini. Karna wawasan saya yang kurang. Yang saya tau sih DONOR cuma darah aja. Hmmm. Perlu belajar nih

Unknown mengatakan...

kalo menurut saya..donor asi itu halal spt halnya rasul disusui oleh org selain ibunya...namun demikian pastilah akan terjadi namanya saudara sepersusuan...untuk itu pendonor n penerima donor wajib saling mengenal dengan baik n bener2 menjadi "keluarga"..kenapa harus tidak setuju dengan donor asi?kalau sanggup menyusui sendiri Alhamdulillah..kalau berkelimpahan asi sementara ada bayi yang urgent butuh asi donor kenapa tidak..cmiiw

obat panas lambung mengatakan...

semoga menjadi informasi yang bermanfaat
salam kenal

NANGKRING.
obat tradisional lambung.
OBAT SAKIT GIGI ANAK .